Rabu, 31 Agustus 2011

Masih Tegakah?

Masih tegakah kau mempertanyakan cintaku kepadamu?
Setelah kutanggung sembilu karena lukamu, demi bisa merasakan engkau lelap di pelukku?
Setelah kubuang jauh-jauh air mataku tanpa syarat, demi bisa ikut tertawa bersamamu?
Setelah kulupakan sakit yang berdenyut tanpa henti ini demi bisa mencuri waktu dalam dekapmu?
Lalu....
Masih tegakah engkau mempertanyakan cintaku kepadamu?

Sad Birthday



Kutiup lilin itu sendirian...
tanpamu.

Karena kau hanyalah sebuah mimpi.
mimpi indah yang pasti akan berahkir.
Pasti akan berahkir dan ku ditinggalkan sendiri.

Kutiup llin itu sendirian.
Tanpamu.
Sendirian....



Jumat, 19 Agustus 2011

if only.... if only.....


"Percayalah nak, hal yang paling tidak kau inginkan adalah duduk di masa-masa ahkir hidupmu, mengenang masa lalumu.... lalu berpikir berkali-kali.... "jika saja...", "jika saja....". Lakukan apa yang menurutmu benar sekarang, jangan menunggu untuk menyesalinya nanti, karena masa yang sudah terlewati tidak akan bisa dirubah lagi"
( a part of letter from Royce to letnan Beckett, Casttle session 3 )


saat nanti

dan aku tahu saatnya akan segera tiba
dimana aku harus melihat punggung itu semakin menjauh

..............

lalu

sendirian

menahan

rasa

dalam

duka

yang

senyap



Kamis, 18 Agustus 2011

hidup adalah

hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya "tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar - terimalah dan hadapilah"
(GIE - Mandalawangi-Pangrango)

Rabu, 17 Agustus 2011

Tak ada lagi



ketika jemari lentik itu membakar nadiku
darahku perih membara
terkapar aku akan pengetahuan
bahwa aku sudah tak punya lagi untukmu
hilang sudah


Senin, 15 Agustus 2011

Menyumbang


"Tidak semua orang mempunyai uang untuk disumbangkan. Tetapi, setiap orang bisa menyumbangkan waktu dan kasih sayang kepada yang lain. Seandainya saja semua manusia mau melakukan itu, niscaya dunia ini akan menjadi tempat yang lebih baik"
(John, Secret Millionare)


beli....beli...beli...!


eksploitasi bulan suci. sudah menjadi siklus dimana semuanya mendadak religius. 
tuhan didandani agar masuk chart teratas tangga lagu, rating televisi tertinggi, atau belum lagi guyonan badut-badut berbekal ayat suci hanya untuk menutupi kata beli..! beli..! dan beli..! 
gerilya serta hingar-bingar pasar tanpa sadar meratakan pahala jadi sebatas lapar. 
ruang spiritualitas masuk dalam jerat konsumerisme, ia digiring ke arah panggung spektakuler, lengkap dengan berjuta tatapan palsu bernama trend. 
seperti seorang anak kecil menyaksikan kembang api dilangit tahun baru, warna-warna yang tidak lama kembali berganti hitam malam.
mungkin sekarang bulan suci sendiri malah sudah malas untuk membahas esensi dirinya. 
siapa yang telah menyebabkannya jadi seperti itu? kalau bukan kita, siapa lagi?

happy fasting.. selamat menahan lapar..

dalam hidup ini, hal-hal yang sederhanalah yang paling luar biasa. hanya orang-orang bijak yang dapat memahaminya. karena saya kurang bijak, maka beginilah saya.. :p




by jae aditia

untuk laki-laki itu



aku mencintai laki-laki itu.
dengan bentuk cinta yang tak pernah kuberikan kepada siapapun sebelumnya
aku memeluk laki-laki itu
dengan intensitas pelukan yang tidak pernah kudekapkan kepada siapapun sebelumnya
aku merasakan hasrat pada laki-laki itu
dengan tingkat gairah yang tak pernah kurasakan pada siapapun sebelumnya
dia luar biasa
dia yang paling istimewa
dia tiada duanya
dia sempurna
tak ada laki-laki yang seperti itu di hatiku selain dia

*My favorite place to be is inside of your hugs where it's warm and loving* 


Cerpen: Emak, Aku pulang








“Dapat banyak hari ini?”, Bandi duduk disebelahku sambil mengusap keringat di lehernya.

Aku mendengus sengit,

“Boro-boro, penumpang bis sekarang pelit-pelit”

Bandi tertawa dan menepuk punggungku, menawarkan sebatang rokok. Tanpa kata aku menerimanya, lalu menyulutnya, tanganku memegang plastik berisi gorengan yang dibungkus kertas putih,

“Lo mau?”, Aku menyorongkan gorengan itu kepada Bandi, dan lelaki bertampang sangar itu menggeleng,

“Gua mau beli nasi padang di sana, lumayan, masih ada sisa narik kemarin”, gumam Bandi sambil berdiri, melangkah menuju warung nasi padang kumuh di samping terminal.

Aku menatap ke arah Bandi yang menghilang di balik pintu warung. Lalu mendesah, menatap ke gumpalan plastik berisi gorenganku. Dua potong tempe dan dua tahu isi dengan cabai rawit. Tadi uang hasil ngamenku nggak dapat banyak, jadi aku harus puas makan siang hanya dengan gorengan.

Setengah hati kubuka bungkusan gorengan itu dan mengambil sepotong tempe, lalu mengunyahnya. Sial benar nasibku ini, terpuruk di sini, jadi pengamen terminal kampung rambutan yang kumuh dan tak bersahabat. Dulu aku berangkat ke jakarta dengan segudang impian, menumpang kapal pengangkut barang yang membawa muatan dari Tarakan ke Jakarta, sembari menghidupi diri sebagai kuli angkut barang. Setibanya di Jakarta, aku masih membawa mimpi-mimpi itu. Dengan berbekal tiga potong baju yang sudah di seterika emak licin-licin, dan selembar ijazah SMA, aku mimpi menjadi pegawai kantoran seperti di film-film.

Tetapi nasibku memang berahkir seperti di film-film pula, hanya film tentangku adalah film mengenaskan. Ketika tidur di halte bis Grogol setelah berputar seharian mencari pekerjaan, kelelahan menerima penolakan, aku di rampok dua preman bersenjatakan pisau, yang mengambil tas ransel berisi ijazah dan 3 helai pakaiannya, pun uang senilai limapuluh ribu, sisa uang hasil dari dua minggu jadi kuli dan anakbuah kapal. Tak puas merampokku, dua preman itu juga menghajarku sampai babak belur.


Jumat, 12 Agustus 2011

................


Siang ini panas dan aku mengantuk, bosan dan segala macam rasa negatif hinggap di benak.
Mataku menatap lalu lalang orang yang sibuk dengan pemikirannya masing-masing.
Ketika tiba-tiba aku sadari, mereka memiliki ekspresi yang berbeda satu sama lain, ekspresi yang mencerminkan pemikiran mereka yang beragam.
Sempat berpikir, seandainya saja aku bisa menebak apa yang ada didalam pikiran mereka, pasti itu akan menjadi harta karun script untuk sebuah cerita yang tak ternilai harganya.
Mungkin berjuta-juta cerita bisa dihasilkan dari hasil 'mengintip' pikiran orang lain....

Hah! jangan berkhayal terlalu muluk san! bikin crita dari mengintip pikiran sendiri aja masih tertatih-tatih!......