Jumat, 30 September 2011

Baju Pengantin itu....

Saya habiskan sore ini dalam kesendirian.
Dan membeli baju itu...
Sepasang pakaian warna kuning gading yang begitu memukau.
Memukau, mengingat maknanya yang begitu dalam nantinya.
Lalu saya tersenyum miris dalam hati,
"Ah... seharusnya kau ada di sini, memilihnya bersamaku, sayang"
Tapi saya sadar itu tidak mungkin terjadi,
Kepahitan kecil yang harus saya telan, latihan untuk kepahitan saya di masa berikutnya.
Yang mungkin akan terlalu getir untuk saya tanggung.
Saya harus kuat,
Demi saya.
Demi dirinya



Semoga....

Tanggal Operasi sudah ditetapkan.
Dan terus terang saya ketakutan setengah mati.
Berbagai bayangan, terutama perihal mati di atas meja operasi begitu menghantui saya.
Tapi saya menghibur diri, meskipun saya harus melalui semuanya dalam kesendirian.
Demi semua yang sudah saya rencanakan bersamanya.
Saya memutuskan untuk tidak melibatkannya dalam upacara kehidupan dan kematian saya nanti.
Dia mungkin sudah letih menanggung semuanya.
Dan saya tidak ingin membebaninya lagi


semoga keputusan saya adalah yang terbaik

Kamis, 29 September 2011

Bad Surprise

Sungguh mengejutkan ketika kau mengira semuanya baik-baik saja,
Lalu kau menyadari ada penyakit parah yang mengendap di tubuhmu sekian lama dan kau tidak tahu.
"OPERASI"
Mungkin sebuah kata paling menakutkan yang saya sendiri tidak pernah membayangkan akan menjalaninya.
Tetapi ternyata memang harus saya jalani,




Dan ternyata cinta saya kepadanyalah yang begitu menguatkan.
Satu-satunya yang mendorong saya untuk melakukan operasi ini, bulkanlah demi diri saya. tetapi demi dia.
Agar saya bisa menjadi wanita sempurna untuknya pada waktunya nanti.


Saya akan menghadapi ketakutan saya atas semua prosesi di meja operasi yang menyiksa itu demi dia.
Saya akan kembali sehat, saya akan menjadi wanita sempurna lagi.
Saya akan baik-baik saja.


......semoga semua akan baik-baik saja......

Rabu, 28 September 2011

Aku memutuskan untuk bersamamu

Sebuah keputusan yang cukup berani.
Yah bahkan saya sendiri cukup terkejut dengan keberanian saya atas keputusan ini.
Sebuah keputusan yang dibuat atas nama cinta.
Dan orang-orang mungkin akan menambahkan kata "gila" atau "buta" dibawah kata cinta itu.
Tapi saya memang tidak pernah tanggung-tanggung dalam mencinta
Ketika saya putuskan akan mencintai seseorang sepenuh hati, ketika itulah saya siap menyerahkan segalanya demi cinta.
Ya, saya akan kehilangan segalanya.
Saya akan kehilangan semuanya.
Saya akan kehilangan semua dukungan yang saya punya, demi mempertahankan cinta saya kepadanya.
Tapi sudahlah, tak apa-apa.


Dia berharga.
Dia cukup berharga untuk membuat saya mempertaruhkan segalanya.
Saya siap kehilangan segalanya demi bisa bersamanya sedikit lagi
semua orang bilang saya bodoh, gila, dan tak waras.
Semua teman berusaha menasehati saya bahwa dalam posisi saya,
saya bisa mendapatkan yang berpuluh-puluh kali lebih baik dari pilihan gila saya ini.
Tetapi hati saya sudah memilih, dan saya tidak akan mundur.
Saya mencintainya dengan teramat sangat dalam.
Cinta yang ini terlalu dalam sehingga bahkan kesakitan yang harus saya tanggung terasa begitu nikmat.
Dialah yang saya pilih, dan apapun perih di depan yang menanti.
Saya sudah siap.
Siap sepenuh hati



Selasa, 27 September 2011

Kau ingin aku bagaimana?



Kau adalah satu-satunya lelaki yang pernah menangis bersamaku
Kau adalah satu-satunya lelaki yang kutangisi ketika aku menyadari bahwa mungkin aku tak akan bisa merengkuhmu dalam pelukanku lagi.
Sadarkah kau? aku tidak pernah mencintai siapapun sedalam ini.
Tidak pernah sebelumnya, dan mungkin tidak akan pernah lagi selain kamu.
Karena cinta sedalam ini, kuyakini, hanya ditakdirkan satu kali.
Kau pikir aku harus berbuat apa? kau pikir aku harus bagaimana?
Tanpamu dunia ini hanyalah serangkaian kejadian yang harus dijalani.
Tanpa cahaya, tanpa percikan bahagia, tanpa nafasnya yang berarti.
Tak tahukah kamu aku lebih memilih berdarah-darah di sampingmu,
daripada harus kehilanganmu sama sekali?
Lalu kau ingin aku bagaimana?
Katakan padaku.
Karena aku sudah tak tahu lagi.



Senin, 26 September 2011

Tak pantas kau pilih

Kesadaran yang menghantamku begitu keras.
Bahwa ketika kau dipaksa memilih,
Bagaimanapun juga kau tidak akan memilihku.
Aku bukan pilihan untukmu
Mungkin aku tidak pantas.
Kutahu aku tidak pantas.
Tidak sebanding dengannya dan segala kelebihan yang dimilikinya.
Harusnya aku sadar diri dari semula
dan tidak pernah bermimpi
Bisa memilikimu


"Kekayaan itu bukan dinilai dari berapa banyak yang kita PUNYA. Justru dinilai dari berapa banyak yang berani kita BERIKAN kepada orang lain"
( Kick Andi, Episode "Reallity Show, Tolong)


Minggu, 25 September 2011

Sebuah Pesan untuk wanita itu - Yang memiliki hati lelaki itu

Sejak pertama mengenal lelaki itu, saya memang sudah tahu saya tidak akan pernah bisa memilikinya.
Lelaki itu sudah ada yang memiliki - wanita beruntung itu -
Semoga dia - wanita itu - menyadari betapa beruntungnya dia memiliki sesuatu yang begitu berharga di dalam genggaman tangannya.
Semoga wanita itu bisa menjaganya, dan mencintainya, dan membuatnya bahagia.


Hati saya tergelitik untuk berbisik - kepada wanita si pemilik hati lelaki itu  - :
"Hei, dia lelaki yang tampak begitu kuat, begitu sabar, begitu dewasa. Tapi kau jangan lupa, dia memiliki kerapuhan tersembunyi di dalam jiwanya. Kadang dia butuh dipeluk, diusap, didengarkan, diberikan tempat bersandar dan bermanja.  Dan yang paling penting, dia harus selalu diingatkan,  Betapa berharganya dirinya"


Lalu saya akan menggingit lidah saya dan mengutuk diri saya sendiri,
"Bicara apa kamu ? Wanita itu yang paling tahu bagaimana memperlakukan dan menghargai si lelaki, bukankah mereka saling memiliki ? Siapalah kamu mencoba menasehati seolah-olah kamu yang paling mengenal hati si lelaki?"

Senin, 12 September 2011

Lelah

Kenapa tidak kau tikamkan sembilu itu saja?
Langsung menusuk di tengah jantungku yang hampir mati rasa
Lalu
habis sudah.
Selesaikan saja, ahkiri saja
Karena aku sudah terlalu lelah.
Menanggung rasa.....

Minggu, 11 September 2011

Tidak kuat lagi


Tuhan saya mohon.
Saya tidak kuat lagi
Dada saya terasa seperti mau pecah
Air mata saya terasa seperti mau tumpah
Saya tidak kuat lagi Tuhan
Kenapa kau bebankan kepedihan ini?
begitu berat menusuk kalbu....
Saya sungguh tidak kuat.
Tidak kuat lagi lebih dari ini.
Ampun ya Allah... Ampun....

Baru saya sadari ternyata cinta bisa sesakit ini