Rabu, 31 Oktober 2012

Kepada Yang Tercinta


Nak, bunda bersyukur bisa memelukmu, merasakan kau hadir di tubuh bunda, biarpun hanya sebentar.
Nak, seandainya bunda diminta mendeskripsikan perasaan bunda saat itu, mungkin bunda hanya bisa mengulang kata-kata yang sama : bahagia, bahagia, bahagia
Terasa sekejap di saat itu, bunda bangun dengan bahagia dan beranjak tidur dalam senyuman

Tetapi engkau kemudian memutuskan untuk tak tinggal lama.
dan yang bisa bunda lakukan hanyalah menjeritkan pertanyaan, kenapa??
Malam itu bunda menangis nak, batin bunda dipenuhi kesedihan, rasanya seperti jantung bunda diambil dan diremas hingga denyutnyapun terasa menyakitkan di dada.
Bunda sudah terlanjur bahagia, bunda sudah bermimpi menggendongmu nak
dan bunda terpuruk dalam perasaan tidak rela yang menyayat hati

Untunglah ayahmu adalah orang yang mendamaikan, nak
Beliau selalu bisa mendamaikan hati bunda dengan usapan tangan dan bisikan lembutnya
Ayahmu bilang, kau mungkin memikirkan kondisi bunda yang kelelahan dan kau tidak mau memberatkan bunda, jadi kau memilih untuk pergi

Mungkin ayahmu benar nak, kau mungkin sangat menyayangi bunda sampai kau memutuskan pergi.
Allah mungkin begitu menyayangi kita bertiga sehingga membuat jalannya seperti ini
Bunda mengerti nak
Bunda Ikhlas

Dan semoga suatu saat nanti, kau memutuskan untuk pulang kembali ke buaian bunda.
Ketika itu terjadi, yang bisa bunda janjikan hanya satu : Kau akan dicintai
Karena itu, datanglah kapanpun, Kami, ayah dan bundamu akan mengusahakan segala upaya agar kau berbahagia dalam kehidupanmu dalam pelukan kami

Terimakasih sudah mau mampir biarpun cuma sebentar ya nak
Terimakasih sudah memberikan sepercik kebahagiaan dalam kesempatan untuk mengandungmu
Lekaslah pulang kembali nak

Salam sayang
Bundamu

PS : Ayah juga menitip doa dan peluk buatmu



Verna Dan Hujan Part 1

 
 
 
Created on 23rd October 2010

 Disclaimer : Bandung dengan hujannya yang ( hampir ) setiap hari melahirkan cerita ini. Mau tak mau membuat saya merenungkan hujan dari dua sisi, Hujan yang mendatangkan kebahagiaan bagi manusia yang mencintainya sepenuh hati, dan hujan yang mendatangkan kesedihan bagi manusia yang belum bisa melepaskan masa lalunya.


 







“Gue bingung menghadapi Dania “, Tanza menekuk lututnya dan memeluknya. Disebelahnya, Verna yang sedang mengetik baris-demi baris kalimat dikomputernya mengernyit,

“Kenapa bingung ?, bukannya selama ini kalian baik-baik saja ?”

“Yah, kita baik-baik saja…. Terlalu baik-baik malahan, segalanya terasa terlalu sempurna hingga Gue ngerasa aneh.

Verna mengangkat kacamatanya dan menaikkannnya di kepala, lalu menatap Tanza lekat-lekat,

“Yah… dasar aneh…. Dikasih ga sempurna manyun, giliran dikasih sempurna ngeluh juga”, mata Verna menatap Tanza lekat-lekat, “ Denger ya Za, Dania itu gadis baek, pasangan yang sempurna buat lo….. kalian memang diciptakan buat bersama”, dengan santai Verna memutar kursinya dan menatap layar monitor, berkonsentrasi sebentar, mencari baris-baris yang ditinggalkannya, lalu mulai asyik mengetik lagi.

“Lo ngetik apaan sih ? asyik banget dari tadi sampe gue dicuekin”,

“Gue ngetik tentang hujan”

Tanza mengernyit,

“Hujan ? itu tulisan terbaru lo ? memang apa yang bisa ditulis tentang hujan ?”

“Banyak”, Verna mulai berkonsentrasi menulis dan tidak memperhatikan perkataan sahabatnya.

“Verna !! gue jauh-jauh kesini bukan Cuma buat dicuekin ama lo “

Verna menarik napas, seolah harus menahan kesabaran menghadapi Tanza, lalu meninggalkan tulisannya lagi , memutar kursinya lagi dan menatap Tanza dalam-dalam,

“Gue tau lo kesini buat curhat, tentang Dania. Gue udah kasih solusi, tapi lo masih aja bingung, ga salah kan kalo gue balik nulis lagi, lebih asyik tau !”

“Lo belum ngasih solusi”, Tanza memberengut.

Verna mengangkat bahunya,

“Gue nasehatin lo buat bersyukur dan menjalani apa adanya, lo harusnya sadar betapa beruntungnya lo “




Selasa, 30 Oktober 2012

Perempuan yang aku benci



Aku benci sekali perempuan itu. Perempuan tidak tahu sopan santun yang seenaknya saja menyentuhkan jemarinya di tubuh kekasihku. Suara perempuan yang aku benci itu begitu memekakkan telingaku, tidak ada merdu-merdunya sama sekali.

Seandainya saja aku punya kekuatan menyingkirkan perempuan itu, pasti akan aku lakukan tanpa pikir panjang. Tapi kekasihku sepertinya membutuhkan kehadiran perempuan yang aku benci itu, mungkin karena dia adalah rekan kerjanya, yang begitu genit menempel-nempel  tanpa tahu malu.

Padahal aku sudah berusaha memberikan isyarat kepada kekasihku bahwa aku tidak menyukai keberadaan perempuan itu di rumah ini, tanpa hasil, karena kekasihku tampaknya tidak memahami isyaratku.

Perempuan yang aku benci itu mulai sering datang ke rumah ini sejak seminggu yang lalu. Meninggalkan jejaknya dimana-mana. Aku sampai harus menghindari sofa tempat dia duduk selama sehari penuh karena aroma parfumnya yang menempel di sana tak mau hilang.

Aku harus memaksakan diri mendengar suaranya yang dibuat-buat sok manja, penuh muslihat kepada kekasihku. Belum lagi aku harus menahankan pemandangan yang menarik kecemburuanku sampai ke ubun-ubun, ketika melihat kekasihku mulai menanggapi rayuan perempuan yang aku benci  itu tanpa malu-malu di depanku. Tanpa mempedulikan perasaanku. 

Hari ini aku sudah siap sedia, biasanya jam-jam segini, ketika petang mulai menggayuti matahari, kekasihku pasti mengajak perempuan yang aku benci itu pulang untuk makan malam bersama.

Hari ini aku sudah siap sedia. Akan aku balaskan sakit hatiku selama ini kepada perempuan itu. Jadi ketika suara mobil memasuki garasi, aku sudah menunggu di dekat pintu dengan segenap kekuatan yang aku kumpulkan seharian ini,

Kurasuki pikiranku dengan berbagai kebencian yang kuharap bisa semakin mendorong kekuatanku. Kubayangkan betapa aku yang harus menunggu di rumah sampai kekasihku pulang, tanpa teman, kesepian, dan sendirian. Sedangkan perempuan itu asyik masyuk seharian menghabiskan waktunya bersama kekasihku.

Kubayangkan betapa sakitnya hatiku ketika kekasihku tiap malam selalu mengajak perempuan itu makan malam di meja makan kesayangan kami, lalu perempuan yang aku benci itu dengan seenaknya duduk di kursi yang biasanya kududuki saat menemani kekasihku menikmati hidangannya, menguasai kekasihku, membuatku diabaikan.

Suara tak tok tak tok sepatu high heels perempuan yang kubenci itu terdengar semakin mendekat, aku bersiap. Sebentar lagi dia pasti akan melalui pintu ini, lalu berceracau dengan suara falsnya yang menyedihkan.

Tunggu saja, setelah ini dia pasti tak akan berani datang ke rumah ini lagi, ke rumahku yang dulunya sebelum dia mengacau adalah istanaku bersama kekasihku. Sedetik kemudian pintu dibuka, secepat aku menyerang perempuan itu, kucakar wajah mulus palsunya hasil perawatan salon. Perempuan yang aku benci itu menjerit-jerit kesakitan, dan aku tersenyum puas melihat darah membasahi kukuku. Biar rusak wajah cantik yang palsu itu ! biar kekasihku sadar betapa buruknya wajah asli perempuan yang kubenci itu tanpa embel-embel krim mahal dan make up tebal.

Tetapi kepuasanku tak berlangsung lama, kekasihku malahan membela perempuan itu, tubuhku didorongnya dengan kasar, terbanting hampir menabrak tembok, membuatku mengaduh kesakitan.

"Dasar kucing kampung gila !!! kenapa sih kau pelihara kucing kampung murahan ini terus-terusan???harusnya kau singkirkan dia sejak dulu  !! ", jerit perempuan itu histeris sambil memegangi pipinya yang berdarah. Tak henti-hentinya berteriak dan mengaduh-aduh, sambil berusaha menendangku dengan sepatu high heelsnya yang jelek itu 

Aku menghindar, dengan lincah naik ke atas ujung tangga, terdiam puas di pojok, menatap darah yang menetes-netes dari luka bekas cakaranku di pipi perempuan itu. Pasti rasanya sakit, tapi aku yakin tidak sesakit hatiku yang menahankan cemburu terus- menerus sejak kedatangan perempuan itu di rumah ini. 

*terinspirasi lagu dari Tulus yang berjudul Sewindu yang secara random sering kudengarkan bersama suamiku dari radio ketika kami dalam perjalanan*


Selasa, 23 Oktober 2012

Cerpen : Bad Surprise






Aku merapatkan jaketku  sambil berjalan menembus area parkiran di lapangan terbuka yang padat ini, mataku mengeryit terkena terpaan air bercampur angin yang makin lama makin kencang , setengah menunduk, setengah berlari, aku menembus derasnya hujan  melangkah ke teras cafe beratapkan hijau dengan uliran daun-daun merah itu. Aku berdiri ragu di sana, sementara air masih menetes-netes dari jaketku, membasahi lantai. 

Dia ada di dalam sana. Isteriku menunggu di dalam sana

Aku menghela nafas, sementara jantung yang tak tahu aturan itu berdegup makin lama makin kencang.

Sekaranglah saatnya bukan? Kau harus yakin Damar.

Kuhela nafas panjang sekali lagi untuk menguatkan diri,  sepagian ini aku berkutat dengan pikiranku sendiri seperti orang gila, menimbang-nimbang apakah kejujuran ini harus diungkapkan atau disimpan, yang pastinya tetap saja seperti menyimpan bom, suatu saat nanti akan meledak dan melukai banyak orang.

Cerpen : Pillow Talk


Bandung, 28 Februari 2011 ( Pada Suatu Malam )
Perempuan itu memasuki kamar yang temaram, ranjang berseprei putih terhampar rapi. Seorang laki-laki berbaring disana dalam diam, matanya menatap kedatangan perempuan itu.

Perempuan itu menatap ke arah ranjang dan menghela nafas, lalu melangkah melewati ranjang, duduk di depan cermin meja riasnya. Dengan hati-hati dioleskannya krim malam ke seluruh wajahnya, matanya menatap pantulan dirinya di kaca, tampak sedih.

Si Lelaki bangkit dari ranjang, dan berdiri di belakang perempuan itu, mengawasi wajah perempuan itu di kaca,

Senin, 22 Oktober 2012

Cerpen : Lelaki Tua dan Makam Sederhana




Lelaki itu renta, tubuhnya sudah rapuh dimakan usia, keriput di kulitnya begitu nyata dan kasar, mencerminkan perjuangan hidupnya yang penuh kesakitan. Tubuhnya sudah tidak tegak lagi, sedikit bungkuk seolah tulangnya tidak mampu lagi menopang dagingnya. Langkahnya pelan dan terseret-seret, penyakit stroke yang menyerangnya lima tahun lalu telah mengubah cara berjalannya.

Tetapi lelaki itu tetap tangguh, dia selalu datang di makam itu setiap sore. Menabur bunga di makam sederhana itu, lalu duduk lama disana sambil termenung, tidak pernah ada yang tahu apa yang ada di dalam pikiran lelaki tua itu. Penjaga makam sudah mengenalnya, pun anak-anak kecil dan wanita-wanita lusuh yang selalu berkeliaran di areal makam, membersihkan makam jika ada peziarah sambil mengharapkan sekeping dua keping uang untuk sekedar menyambung hidup.

Dan Lelaki tua itu seperti sudah menjadi bagian dari kehidupan areal pemakaman yang konstan dari hari ke hari, seperti memang sudah seharusnya lelaki itu ada di sana setiap sore, duduk termenung seperti larut dalam pemikiran sendiri selama hampir dua jam. Sampai matahari tenggelam dan meninggalkan semburat kemerahan di langit, barulah lelaki itu melangkah pergi, dengan langkah yang sama, bungkuk dan terseret-seret.


 Tidak ada yang mengganggu keheningan lelaki itu di depan makam tua yang selalu dikunjunginya, meskipun ada beberapa yang menebak-nebak apa yang ada dalam di pikiran sang lelaki tua. Sebagian mengira sang lelaki tua sedang mendaraskan doa yang panjang, dan sebagian lagi mengira lelaki tua itu melamun dan bercakap-cakap dalam hati dengan makam tua itu, sebuah monolog yang menyedihkan.





Cerpen : Setelah sepuluh tahun







Mencintai cinta, dan airmata itu sendiri di sisi lain.
Mencintai Lintang bagaikan menelan pil bersalut gula yang mengandung 90 persen kebahagiaan, tetapi terselip 10 persen racun kepedihan di dalamnya. Dan Dina meskipun tahu bahwa dibalik kebahagiaan itu ada racun yang terserap tubuhnya perlahan-lahan dan menggerogoti jiwanya dengan kepedihan, tetap saja dengan sukarela menelan pil itu setiap ada kesempatan. Tidak peduli bahwa mungkin saja racun dalam pil itu mungkin akan mengendap dan mengendap dalam aliran jiwanya dan membunuhnya dari dalam, tanpa terasa.


Tuhanku....
Dina menatap kekosongan di depannya dan menarik napas panjang, rasa nyeri itu menyeruak makin dalam, menghimpit dadanya, membuatnya sesak nafas,
Tuhanku... Betapa aku mencintainya...

Nah, dia sudah berhasil mengakuinya, tapi pengakuan itu tidak membuatnya lega sama sekali, malahan semakin menghimpit perasaannya,

Kenapa cinta yang Kau berikan padaku ini terasa begitu pedih? Mencintainya, mencintai cinta yang bagai dua sisi mata uang yang bertolak belakang : cinta itu sendiri di sisi depan, dan airmata di sisi belakang yang tersembunyi.

Mencintai cinta, dan disisi lain, mencintai air mata pula.




Jumat, 19 Oktober 2012

Cara Pemesanan Novel A Romantic Story About Serena

From Link : http://portalnovel.blogspot.com/2012/10/tentang-arsas-versi-hard-copy.html?showComment=1350626503876#c7005527988198052140

Dear All Readers yang kusayangi,

Hari ini aku sudah terima hardcopy sample-nya, ternyata memuaskan :)
Jadi sepakat dengan penerbit untuk bisa segera di order
Untuk pemesanan all Readers bisa langsung klik di link:
http://nulisbuku.com/books/view/a-romantic-story-about-serena

Spesifikasi novelnya : Cover Dove, tebal 328 lembar, Kertas novel terbaik
Harga buku : Rp 75.000 ( belum termasuk ongkos kirim)
dengan perincian/buku :
Biaya Produksi : Rp. 67.000
Komisi Penerbit : Rp. 3.500
Keuntungan Penjualan : Rp. 4.500 (yang semuanya akan disumbangkan ke Rumah Yatim  atas nama Yay, Rumah Yatim Arrohman Ind).

Untuk yang minta tandatangan, mohon maaf aku udah konfirm ke penerbit
katanya kalau untuk tandatangan pihak penerbit tidak bisa mengcover
Mungkin nanti ada kesempatan kita bisa kopdar yah heeee
lagian aku malu kalo dimintain tandatangan *tersipu*

Terimakasih ya untuk all readers yang sudah mengapresiasi novel ini :)
Dan terimakasih untuk Mas Yudi - admin portalnovel yang telah memberi kesempatan bagi ARSAS untuk muncul di blog sekaliber portalnovel :)

Semoga novel ini bisa menjadi koleksi yang berharga sekaligus menambah pahala,
karna kita beli sekaligus menyumbang. Jadi semoga semakin banyak yang beli semakin banyak yang kita sumbangkan ya :)

oh ya berikut langkah2 pemesanannya ;)


Dear Readers ,

karena banyak yang bertanya apakah transfer uangnya langsung ke rekening rumah Yatim BCA di atas, maka aku konfirmasikan ulang yah
Transfer uangnya jangan langsung ke rekening rumah Yatim

kalau begitu nanti penerbit nggak akan tahu dan buku nggak akan dibuat hiks kasihan para readers kalau begitu

ini aku postingkan langkah2 pemesanan bukunya yah :

sistem pemesanannya

1. Readers buka link http://www.nulisbuku.com/books/view/a-romantic-story-about-serena

kemudian Readers order buku serena di sana

2. setelah order, kita ngasih tahu penerbit alamat lengkap rumah kita

3. reader akan dapat konfirmasi dari penerbit mengatakan bahwa buku pesanan sudah masuk list terdaftar
dan kemudian diinformasikan total harga plus ongkos kirim, dan kemana uang harus readers transfer ( ke nomor rekening penerbit )

4. reader transfer uang ke penerbit dan konfirmasi ke penerbit kalo udah transfer by email saja ( sambil insert foto bukti transfernya di email)

5. Oleh penerbit uang tsb akan dipakai untuk biaya produksi cetak buku, dan keuntungan dr penjualan buku itulah yang akan ditransfer penerbit ke rumah Yatim
penerbit yang akan transfer ke nomor rekening rumah yatim hasil keuntungan penjualan buku secara berkala ( 1 bulan sekali )--- jadi bukan kita yah yg transfer ke rumah yatim
nanti kita dikasih laporan pertanggungjawaban bulanan dari penerbit

Jad Readers jangan langsung kirim transfer uang ke rumah yatim-nya yah, karena dengan begitu pihak penerbit nggak akan tahu kalo reader pesen buku ARSAS, nantinya bisa berakibat readers nggak bisa mendapatkan buku arsas hiks hiks
Untuk cover tanggung jawab transfer ke rumah yatim semua dilakukan oleh penerbit ;)

6. Setealh proses transfer dan konfirmasi dengan penerbit beres, Readers akan dikonfirmasi bahwa buku sudah dalam proses cetak ( maksimal cetak 10 hari)

7. Setelah buku sudah dicetak oleh penerbit dan dikirim ke alamat readers, maka readers akan dapat email konfirmasi penerbit bahwa buku sudah di kirimkan, plus informasi nomor resi dan informasi link untuk track pengiriman buku tersebut via JNE online

8. Buku pun tiba di tangan readers ;)


Salam Sayang

Santhy Agatha

semoga bisa membantu yah all readers ;)

Sabtu, 13 Oktober 2012

Catatan Terahkir Untuk Mas Irwan



Irwan memasukkan pakaian terahkirnya ke dalam tas, lalu menutup resleting tas itu sambil menarik napas panjang. Dia berdiri, membawa tas itu dan hendak melangkah pergi ketika langkahnya terhenti, tangannya terpaku berat di pegangan pintu.

Sekali lagi mendesah, Irwan memutar tubuhnya dan menatap ke sekeliling ruangan mungil berukuran tiga kali empat itu. Setiap detail ditatapnya dan disimpannya dalam-dalam ke dalam ingatannya.

Tidak akan pernah dia lupakan. Tidak akan pernah dia lupakan masa-masa dimana dia mendapatkan pelajaran baru, bahwa kebahagiaan bisa ditemukan dengan sederhana, dalam ruangan mungil yang penuh berisi cinta..... dan juga perempuan yang dicintainya.

Amara, perempuan itu sekarang tidak ada di sini, tidak kuat menahankan perpisahan, katanya. Jadi pemilik hatinya itu memilih pergi menjauh, supaya yang terkenang di saat terahkirnya hanyalah momen mereka berpelukan bersama, bukan momen ketika irwan melangkah pergi dengan tas pakaian di tangannya, lalu menghilang di balik pintu.

Tiba-tiba mata irwan tertumbuk pada sebuah buku catatan di atas bantal. Dia tidak pernah melihat buku itu sebelumnya, dan itu menarik perhatiannya.Dengan hati-hati diletakkannya tas itu, lalu melangkah menuju tempat tidur, duduk di tepi ranjang dan meraih catatan itu.

Lembar pertama disingkapnya sedikit, ada tulisan Amara di situ, tulisannya yang khas dengan huruf-huruf rapi yang terjalin lurus. Sejenak Irwan merasa bersalah, seperti mengintip rahasia kekasih yang seharusnya tidak boleh dibaca, tetapi sebaris kata menarik perhatiannya. "Untuk Mas Irwan".
 
Dengan ragu dan gelisah Irwan membuka halaman pertama itu, demi menemukan tulisan panjang yang sepertinya khusus dibuat Amara untuk dibacanya, senyum Irwan tanpa sadar muncul di sudut bibirnya, Kekasihnya itu memang selalu lebih mudah mengungkapkan perasaannya dengan tulisan daripada dengan kata-kata. Segera Irwan terseret dalam nuansa halus jalinan kata yang disusun Amara.

Rabu, 10 Oktober 2012

Aku Menikahi Penggemar Pertamaku


Hari ini tanggal 10 Oktober 2012, kubuka catatan pribadiku, catatan-catatan lamaku, dan pikiranku berkelana, melayang jauh ke masa lalu, kembali ke masa itu

4 Agustus 2010
Dear Diary
Aku tidak pernah benar-benar mengenal laki-laki itu. Dia hanyalah sebuah nama yang terlintas sambil lalu di benakku. Sampai kemudian, tiba-tiba saja dia menyapa, lewat sebuah pesan pribadi, dia sudah membaca Serenaku dan dia memuji, tanpa tendensi, tanpa perasaan apa-apa, hanya ingin memuji sepenuh hati, mengatakan bahwa cerita Serenaku bagus dan dia menyukainya. Perasaanku seperti dikejutkan sekaligus dilambungkan tinggi, dia adalah satu satunya, tak ada yang lain. Satu-satunya laki-laki yang mau membaca kisah romanku, kata demi kata, meresapinya dalam hati, menikmatinya dan menghayatinya. Bukan sekedar ungkapan manis untuk mengambil hatiku. Aku sungguh tahu, dia jatuh cinta pada karyaku. bukan padaku


Sabtu, 06 Oktober 2012

Puisi Kejutan Dari Suami

Pagi ini saya membuka email, dan mulai bekerja, kemudian saya menemukan ada email suami saya yang terselip di antara email- email lainnya, dengan dahi berkerut saya membuka email itu, dan dihadapkan pada barisan kata yang luar biasa indahnya,


Dear Cinta,

Detik demi detik yg terhampar luas di hadapanku
dan yg tak terhitung kita lewati
Setiapnya sungguh suatu anugrah tak ternilai
apa yg telah dan akan kita lalui
semoga Tuhan memandang kita dengan penuh kasih
membentangkan jalan kemudahan
Cinta...
Kubersyukur tak henti
karna kau lah yg menemani langkahku
doakan kita sll istiqomah merajut cinta ini
hingga Tuhan berbaik hati
menempatkan kita di sisiNya yg paling dibahagiakan
Amin.

yg sll mencintaimu

Ir
Suamimu


Ah, jantung saya langsung berdenyut lembut. Rasa haru memenuhi hatiku, kadangkala sebntuk puisi kecil yang sederhana bisa membuat seseorang merasa begitu bersyukur Terimakasih ya Allah atas cinta yang kau anugerahkan kepada kami
*peluk erat suami tersayang*

"u know it's love
when all u want is that person to be happy;
even if u're not part of their happiness"
-anonim-
 

Mencari Soulmate Sidestory : Hari Dimana Aku Jatuh Cinta Padamu


PLAK !!!!
 
Tamparan itu begitu kerasnya sampai kepala Louis terlempar ke belakang, Lelaki itu berdiri di depan mobil merahnya dan menatap dingin pada wanita cantik yang baru saja menamparnya,

"Kalau itu bisa membuatmu puas..... "

"Puas katamu ?? Aku mempercayaimu !! semua teman-temanku mengatakan bahwa kau playboy yang hanya memacari wanita selama tiga bulan !! tapi aku tidak percaya kepada mereka !! aku mempercayaimu, bahwa kau akan mencintaiku sepenuh hati, persis sama seperti apa yang aku rasakan ", air mata mulai mengalir di wajah wanita itu, dan Louis memalingkan mukanya, tidak ingin melihat kepedihan yang diakibatkan olehnya.

"Kau kan cantik, kau bisa mencari penggantiku dengan segera", gumamnya tenang, menjaga agar suaranya tetap dingin dan berharap semua ini cepat berlalu.

Bagian yang paling tidak disukainya, ketika melakukan kebiasaannya --- Louis tersenyum mengingat Elsa selalu mengatakan kebiasaannya untuk berganti-ganti pacar, tidak pernah dengan wanita yang sama lebih dari tiga bulan sebagai 'Hobby mengkoleksi karma buruk' --- adalah ketika dia harus memutuskan hubungannya dengan wanita-wanita itu. Mereka biasanya histeris, marah besar, menjerit-jerit dan melampiaskannya dengan menyumpahinya, yang paling tidak Louis sukai adalah jika wanita-wanita itu menggunakan senjata terahkirnya : menangis.




Senin, 01 Oktober 2012


 
Ketika kau jatuh cinta pada dua orang secara bersamaan, Maka pilihlah yang kedua.
Sebab jika kau benar-benar jatuh cinta kepada orang yang pertama, maka kau tidak mungkin bisa jatuh cinta pada orang yang ke dua.
If you love two people at the same time choose the second one because if you really loved the first one you wouldnt have fallen for the second.
--Johnny Depp, Actor--

 

Thanks for admin www.portalnovel.blogspot.com



Thanks for admin portalnovel ( http://portalnovel.blogspot.com/ )
sudah memuat cerita saya at http://portalnovel.blogspot.com/2012/09/sinopsis-a-romantic-story-about-serena.html

Thanks for the readers untuk apresiasinya

keep reading!, and i promise, i will keep writing!

-Santhy Agatha-
 

Mencari Soulmate Part 2 - End

 
Pesan Penulis :
"Apa yang saya bisa ungkapkan tentang cerita ini? Tidak ada! Hanya saja saya menangis pilu ketika membuatnya, dan semoga anda juga bisa meresapi kisah ini, hingga ikut menangis pilu bersama saya"




Mencari Soulmate part 2
By Santhy
2nd Touch in Oct 1st 2010


Bahwa sesuatu yang biasanya ada bisa menjadi berarti karena ketiadaannya.
Seperti kenanganku tentangmu yang kusyukuri ditengah-tengah mereka yang tak sempat mengenangmu waktu malam kelam membungkusku dalam pilu.


Dan kehadiranmu yang kuimpikan karena ketidakhadiranmu sampai matahari hampir terbit

Belum cukupkah sepi dimataku membuatmu jatuh kasihan lalu muncul untuk memelukku, wahai kau yang seharusnya membuat jiwaku terlengkapi?

Belum cukupkah keputusasaanku mencarimu membuat hilangmu berhenti, lalu kau datang dan tak lagi pergi...?
Membuatku tak terbunuh lelah mencari pasangan jiwaku.

...................................

Dalam malam yang kelabu, Elsa dan Louis sama-sama menunggu di sudut yang saling membelakangi. Mereka terpisah, meski tak sadar, dihujam perasaan yang menggilakan.
"Els...berhentilah mencari-mulailah menunggu, biar aku yang akan menemukan kamu.", demikian sebuah pesan sederhana, tersampaikan lewat jalinan sendu.
Lou ,cepatlah berkata...jangan terlalu lama…..


**********

Els !! Kau harus mendengar penjelasan kami !! , Penjelasan dari Lou !!”, Bayu mencekal tangan Elsa, menghentikan langkahnya.

Elsa mencoba meronta, tetapi cengkeraman tangan Bayu di lengannya terlalu kuat, terlalu kencang hingga ahkirnya dia menyerah dan menatap tajam ke arah Bayu, penuh air mata,

“Penjelasan apa lagi yang harus aku dengar ?!”, Teriaknya marah, “Aku sudah mendengar semuanya dari awal sampai ahkir, Bahwa kalian berkonspirasi agar aku berhenti mencari soulmateku, bahwa kalian bersandiwara dengan lelucon Soulmate palsu ini ??!!”

“Tidak palsu, kau tahu aku sungguh-sungguh mencintaimu………”

“Dan yang paling menyakitkan, Lou yang melakukannyapadaku ! Lou yang kupercayai ! Satu-satunya orang yang kubagikan cerita mengenai impianku tentang sosok soulmate yang kuimpikan……..kalian pasti menertawakan impianku itu bersama di belakangku bukan ??!!!”, Elsa melanjutkan kemarahannya, seolah-olah tidak mendengar kalimat Bayu sebelumnya.

Bayu terpekur,

“Kau tahu Louis tidak begitu, kau yang paling tahu”, gumamnya pilu,menyadari kenyataan bahwa Elsa sama sekali tidak membutuhkan penjelasan tentang cinta Bayu padanya, yang menyakiti Elsa adalah sesuatu yang dikiranya sebagai pengkhianatan Lou.

Bayu mengeluh dalam hati, kenapa dulu dia dengan bodohnya menerjunkan diri ke tengah-tengah kerumitan hubungan dua insan ini ?

“Lepaskan tanganku, aku sudah tidak ingin mendengar apa-apa lagi ! kalian berdua sama-sama kejam ! aku tidak mau bertemu dengan kalian lagi “, dengan marah Elsa berusaha melepaskan diri dari cengkeraman tangan Bayu.

“Els, Lou sakit !!! “,

Bayu mendesah, dia sudah melanggar sumpahnya pada Louis, sumpah untuk tidak pernah melontarkan kebenaran itu ke depan Elsa

Rontaan Elsa terhenti, terpana.

“Sakit ? “, ketika kesadaran itu merasuk ke dalam pikirannya, dadanya langsung terasa nyeri, “ Sakit apa ? “

Bayu terdiam,




Mencari Soulmate Part 1

Pesan Penulis :
"Apa yang saya bisa ungkapkan tentang cerita ini? Tidak ada! Hanya saja saya menangis pilu ketika membuatnya, dan semoga anda juga bisa meresapi kisah ini, hingga ikut menangis pilu bersama saya"



Mencari Soulmate part 1
By Santhy
1st Touch in Sept 29th 2010


Bahwa sesuatu yang biasanya ada bisa menjadi berarti karena ketiadaannya.
Seperti kenanganku tentangmu yang kusyukuri ditengah-tengah mereka yang tak sempat  mengenangmu waktu malam kelam membungkusku dalam pilu.


Dan kehadiranmu yang kuimpikan karena ketidakhadiranmu sampai matahari hampir terbit

Belum cukupkah sepi dimataku membuatmu jatuh kasihan lalu muncul untuk memelukku, wahai kau yang seharusnya membuat jiwaku terlengkapi?

Belum cukupkah keputusasaanku mencarimu membuat hilangmu berhenti, lalu kau datang dan tak lagi pergi...?
Membuatku tak terbunuh lelah mencari pasangan jiwaku.

...................................

Dalam malam yang kelabu, Elsa dan Louis sama-sama menunggu di sudut yang saling membelakangi. Mereka terpisah, meski tak sadar, dihujam perasaan yang menggilakan.
"Els...berhentilah mencari-mulailah menunggu, biar aku yang akan menemukan kamu.", demikian sebuah pesan sederhana, tersampaikan lewat jalinan sendu.
Lou ,cepatlah berkata...jangan terlalu lama…..


**********

Elsa melangkah terburu-buru di tengah derasnya hujan, rambutnya mulai basah kuyup, buku di tangannya mulai terasa berat karena ikut basah.

Langkahnya terhenti di sebuah emperan pertokoan, tempat beberapa orang yang senasib dengannya berteduh disana.

Dengan murung Elsa menatap ke langit, tempat tumpahan hujan menghujam bumi, seperti garis-garis tipis putus-putus tiada henti.

Hujan selalu membuatnya murung, tanpa tahu sebabnya.

Ponsel di sakunya bergetar-getar keras, dengan canggung, karena memegang 3 buah buku tebal yang berat, Elsa mengeluarkan ponsel itu dari sakunya

Louis calling.

"Halo ?"

"Berisik sekali disana, kau sedang dimana?", suara di seberang terdengar sedikit berteriak, mengalahkan keheningan.

"Di Luar"

"Hujan-hujan begini ??, di sebelah mana ?"

"Di dekat toko buku"

"Tunggu di situ sebentar, aku kesana"

Telephone ditutup tanpa menunggu jawaban Elsa.

Elsa mendesah, menatap ke langit, ke hujan yang tak mau mereda dan menghembuskan napas resah, merasa semakin murung.


Bahagia dengan sederhana

Saya bahagia sekali pagi ini, Oh memang saya ini mudah bahagia.
Saya akan langsung bahagia ketika menemukan secangkir kopi panas beraroma nikmat di meja kerja saya.
Saya akan langsung bahagia ketika ternyata jalanan yang saya tempuh untuk ke kantor sangat lancar
Saya akan bahagia ketika meja berantakan yg saya tinggalkan kemarin sudah dirapikan oleh OB saya pagi hatinya

Saya ini mudah bahagia, dengan sederhana

Tapi bahagia saya pagi ini begitu rumit
Saya bahagia karena ada yang menganggap kisah saya layak dibaca
Saya bahagia membayangkan tokoh-tokoh ciptaan saya bisa hidup di dalam benak pembacanya

Dulu mereka hanya hidup di benak saya, saya simpan sendiri
Dan sekarang saya harap mereka bisa hidup dan terkenang dalam benak setiap orang
Saya bahagia dengan pengharapan saya itu

Terimakasih Semuanya :)

salam
-Santhy Agatha-