Selasa, 12 Februari 2013

Satu Perempuan yang Mencintai, Sendiri....


[Ini adalah  "Dua Perempuan di Sebuah Bar yang Remang", Sidestory] 




Rheana menoleh ke arah sahabatnya dan menghela napas panjang.

"Apakah menurutmu dia mencintaiku?"

Nadia yang sedang asyik mengaduk-aduk supnya mengangkat kepalanya dan menatap Rheana hati-hati, "Aku tidak tahu. Cintakah itu kalau dia tidak mau memberimu apa yang kamu mau?"

"Dia bukannya tidak mau...dia tidak bisa." Rheana menghela napas, memandang jauh ke jendela. "Kamu tahu dia tidak bisa."

"Dia tidak bisa tapi kau tetap memberinya."

"Memberinya apa?"

"Cintamu." Nadia melanjutkan kata-katanya dengan tajam, tepat menohok jantung Rheana, "Kamu memberinya cintamu tanpa batas, tanpa tendensi, tanpa meminta apapun. Dan yang dia berikan kepadamu hanyalah keegoisan tanpa janji apapun."

"Apakah itu berarti aku orang bodoh?" Rheana meringis.

"Sangat," Nadia menghela napas, "Tetapi beberapa orang memang menikmati menjadi orang bodoh. Aku tidak bisa menyalahkanmu."

Termasuk aku, aku tahu aku bodoh. Tetapi aku bertahan. Demi dia. Dia yang kucintai sepenuh hati. Rheana bergumam dalam hati. Mengusir sesak yang menghancurkan hati.

*** 
"Apakah kau menunggu lama?" Alex meletakkan sekotak pizza yang masih hangat di meja dan duduk di sofa di sebelah Rheana, "Maaf, kau jadi menunggu lama."

Rheana tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Tidak pernah dikatakannya kepada Alex, bahwa dia sudah siap sejak jam enam sore tadi, berdandan, dan menunggu. Hanya untuk kemudian menerima telepon dari Alex bahwa lelaki itu akan datang terlambat karena ada urusan penting.

Rheana tahu urusan penting itu apa. Tetapi dia tidak bertanya. Pertanyaan hanya akan menyakiti hatinya, melukainya terlalu dalam. Dia mencoba tersenyum dan berpura-pura ceria, seolah keterlambatan Alex tidak mengoyak hatinya.

"Wow, ini toping kesukaanku." Rheana mengambil sepotong pizza yang masih hangat itu dan melahapnya, "Terimakasih Alex."

Alex menatap Rheana dengan sayang, lalu mengacak rambur Rheana dengan lembut, "Kau lapar ya, aku menahan makan malammu karena kau menungguku, Maafkan aku ya."

"Kau tidak perlu minta maaf, aku mengerti,"

Ya. Rhena mengerti. Dia selalu mengerti. Meskipun berkali-kali Alex selalu menjadikannya nomor dua, Rheana tidak pernah protes. Karena pada kenyataannya, dia adalah nomor dua, 

Setelah perempuan itu....

*** 

"Kamu tidak bisa terus-terusan begini." Nadia menatap sahabatnya dengan sedih, "Kamu terlalu berharga untuk menjadi wanita kedua."

Tapi Rheana rela. Demi cintanya pada Alex. Sejak awal mereka berhubungan, Alex sudah menjelaskan kepadanya bahwa dia sudah terikat dengan perempuan lain. Sudah bertunangan dengan perempuan lain dan akan menikah. Alex bilang dia mencintai perempuan itu, Tetapi dia juga mencintai Rhenana.

Dan Rheana percaya itu. Percaya dan terus berharap, bahwa dia masih punya kesempatan bersama Alex, meskipun sekejap, sebelum lelaki itu terikat secara resmi dengan tunangannya.

"Tunangan Alex tidak pernah tahu kau ada bukan?"

Rheana tersenyum pahit, "Tidak. Alex selalu menjaga perasaan Katrin, dia tidak akan tega menyakiti Katrin."

"Tetapi dia tega menyakitimu, sangat dalam."

Rheana menghela napas panjang, "Aku yang merelakan diriku berada di posisi ini, dengan segala konsekuensinya."

"Lalu akan kamu bawa kemana perasaanmu itu? Tidakkah kamu sadar kalian tidak akan berujung bersama?" Nadia menggumam, tahu bahwa dia menyakiti perasaan sahabatnya, tetapi tetap melakukannya, agar Rheana sadar.

"Aku tahu. Aku tahu cepat atau lambat ini akan berakhir, aku hanya menipu diriku sendiri dan terus berharap bahwa aku punya sedikit waktu."

"Kalau begitu, ambilah keputusan. Sebelum rasa sakitnya terlalu merusak untuk disembuhkan." Nadia menggumam, merasakan kepedihan Rheana.

*** 

"Aku mencintaimu." Alex memeluk Rheana, dalam gelap yang sendu, di atas sofa hijau tua itu, "Maafkan aku membuatmu jadi seperti ini."

Rheana mengenggelamkan wajahnya di dada Alex. Merasa lelah. Lelah menahan tangis dan pilu. Lelah berusaha tegar di depan Alex. Tetapi dia harus, demi Alex.

"Aku tidak apa-apa Alex, bukankah dari awal aku sudah tahu konsekuensinya?"

Alex menangkup wajah Rheana dalam kedua tangannya, "Kau tidak tahu bertapa berterimakasihnya aku karena kau sudah mengambil resiko itu. Resiko untuk bersamaku. Saat-saat bersamamu tidak akan kulupakan. Aku sangat bahagia."

"Aku juga Alex. Aku juga."

Pernahkah kau menangis di saat bahagia? Rheana mendesah dalam hati. Di satu sisi hatinya dipenuhi cinta, terpuaskan dengan kehadiran Alex, tetapi di sisi lain luka itu terus membesar, mengucurkan darah dan luka yang makin mengancam.

Tidak pernah terpikirkan bagi Rheana sebelumnya bahwa dia akan menjadi perempuan kedua, dan menjalaninya dengan sukarela. Alex selalu menyembunyikannya dari kehidupannya, Rheana tidak pernah berjumpa dengan teman-teman Alex, dengan keluarganya dan dengan semua hal yang berhubungan dengan hidup Alex. Dia seakan diletakkan di satu sisi, dalam gelembung tak terlihat, mati suri dan hanya hidup ketika Alex bergabung bersamanya dalam gelembung itu.

Ini harus diakhiri. Rheana mendesah, ketika kesadaran itu, kesadaran yang sudah lama berbisik di benaknya namun selalu dia hempaskan, mulai berbisik lagi... makin lama makin keras.

Ini harus diakhiri....

*** 

"Tidak berhasil." Rheana menatap pilu ke arah Nadia dan mengernyit, "Aku sudah mencoba berbagai cara dan tidak berhasil."

"Berbagai cara?" Nadia menatap ingin tahu.

"Ya. Berbagai cara. Aku pernah bertingkah buruk, berkata kasar, bersikap tidak menyenangkan, bahkan mengusirnya pergi." Rheana menarik napas panjang, "Pada akhirnya kami terus bertemu dan tak bisa berhenti berhubungan."

"Kamu belum mencoba cara yang itu." Nadia mengingatkan dengan hati-hati

"Aku takut." Rheana menahan pahit di dadanya.

Nadia menghela napas, lalu menepuk pundak Rheana lembut, "Ketakutanmu tidak akan terjadi. Lakukanlah. Aku yakin cara yang satu itu pasti berhasil."

*** 

Mereka bertemu seperti biasa, di sofa warna hijau tua. Tempat mereka berpelukan dan mencurahkan rasa. Alex selalu mencuri waktu sepulang kerja, untuk bersama Rheana. Waktu rahasia untuk mereka berdua. Lelaki itu tersenyum sambil menatap Rheana yang datang membawa nampan, dua gelas kopi hangat untuk mereka berdua.

"Kenapa sayang? kau tampak pucat."

Rheana meletakkan nampan itu, tersenyum lalu menggelengkan kepalanya, dia lalu duduk di sebelah Alex dan menanti.

Lelaki itu mengambil cangkir kopi dan menyesapnya, lalu tersenyum setelah meletakkan cangkirnya di meja, ditatapnya Rheana dengan sayang, "Kopi buatanmu adalah yang paling enak. Mungkin karena dibuat dengan cinta." Ekspresinya berubah, mengernyit karena menatap Rheana yang begitu serius memandangnya. "Kenapa sayang?"

"Tinggalkan dia." Rheana berucap tegas. Walau dalam hatinya dia hanya ingin bersama Alex, tanpa tendensi apapun, tanpa menuntut apapun. Tetapi cintanya kepada Alex membuatnya mampu mengatakan itu, "Tinggalkan dia, dan pilihlah aku."

Alex membeku. Matanya menatap Rheana terkejut, "Apa?"

Kumohon. Jangan mewujudkan ketakutanku Alex.... Rheana berdoa dalam hati, berharap Alex tidak melakukan sesuatu yang ditakutkannya.

"Tinggalkan dia. Atau tinggalkan aku." Sekuat tenaga Rheana berjuang agar ekspresinya mantap. Menyembunyikan rasa sakit itu, yang mulai menggores-gores dadanya dengan keperihan tiada tara.

"Kau tidak serius kan sayang?" Alex mengubah posisi duduknya, bingung. "Bukankah kita sudah sepakat akan menikmati waktu kita sebisa mungkin? Hanya menghargai waktu kita bersama? Bahwa kau tidak akan memaksaku memilih karena aku tidak bisa?'

Rheana menggeleng, "Aku berubah pikiran. Aku ingin kau memilih. Tinggalkan dia atau tinggalkan aku Alex." diambilnya ponselnya dan digenggamnya. "Aku mau kau menentukan sekarang. Kalau kau mengizinkan aku menelepon Katrin dan menjelaskan tentang hubungan kita, berarti kau memilihku. Tetapi kalau kau melarangku meneleponnya, berarti kau harus pergi dari hidupku selamanya."

Alex membeku. Lama

Rheana menunggu. Jantungnya seakan ingin meledak, penuh darah dan kesakitan.

Lalu lelaki itu meraih ponsel yang dipegang Rheana, dan meletakkannya di meja. Ekspresinya begitu kesakitan hingga Rheana merasakan dorongan untuk memeluknya. Tetapi dia bertahan.

"Maafkan aku Rheana." Alex berucap serak, matanya berkaca-kaca. 

*** 

Rheana duduk di lantai, dalam kegelapan kamarnya, menangis keras-keras sebisanya, menumpahkan perasaannya yang begitu sakit, begitu luka.

Lalu dia meraih ponselnya dan menghubungi Nadia.

"Bagaimana?" suara Nadia langsung bertanya di seberang sana.

"Dia pergi." Rheana menelan ludah, berusaha supaya tangisnya tak menghambur keluar.

"Bagus, sesuai rencana." Nadia menghela napas lega, "Benar bukan? cara ini berhasil. Ketakutanmu tidak beralasan, kau takut kalau dia akan memilihmu dan meninggalkan tunangannya. Tapi aku tahu, Alex tidak akan melakukannya, dia terlalu berperasaan halus untuk tega meninggalkan tunangannya."

"Andai saja dia tidak berperasaan....." Rheana menangis, tidak bisa menahan perasaannya. Dia butuh menumpahkan air matanya, meski dia tahu semua ini akan terjadi. Alex pasti akan meninggalkannya kalau dia dipaksa memilih. Dan Nadia tahu satu-satunya cara Rheana bisa membuat Alex meninggalkannya adalah dengan memaksanya memilih. Rheana sadar, Alex harus meninggalkannya, demi kebaikan mereka semua. Demi kelegaan hati Rheana, kebebasan Alex, dan kebahagiaan perempuan bernama Katrin itu.

Rheana sudah tahu hasil akhirnya akan seperti ini. Tetapi tetap saja dia merasa sakit.

*** 

Rheana terlambat mengetahuinya. 

Dia berlari ke Rumah Sakit itu. Menahan degup yang menyesakkan dada. Itu Alex! Alexnya yang sedang meregang nyawa di sana!

Mereka hampir sebulan tidak pernah bertemu, meski cinta itu masih ada. Rasanya sakit pada mulanya, dan tetap sakit sampai sekarang. Tetapi Rheana bertahan, Berpegang teguh bahwa ini semua adalah yang terbaik untuk mereka semua.

Dan sekarang Alexnya sedang meregang nyawa. Kecelakaan itu. Kenapa Alex begitu teledor dalam menyetir? Rheana mulai menahan tangis.

Langkahnya tertahan di ujung lorong. 

Dia melihat perempuan itu. Perempuan bernama Katrin. Tunangan Alex. Perempuan itu baru saja keluar dari ruangan tempat Alex berada. Dan perempuan itu menangis. Terisak-isak oleh kesedihan yang dalam.

Dan Rheana langsung tahu. Dia tahu begitu saja.

Alexnya telah tiada. Meninggalkan mereka semua.... Alexnya telah pergi untuk selamanya.

Kakinya gemetar ketika tanpa sadar air mata mengalir di pipinya. Katrin begitu beruntung, bisa memegang jemari Alex di saat terakhirnya, melewatkan waktu bersamanya sampai detik terakhir. Sedangkan dia hanya bisa berdiri disini, terlambat datang dan hanya bisa mengintip dari kejauhan. Bahkan Rheana tidak sempat mengucapkan selamat tinggal kepada Alex.... perpisahan yang menyakitkan itu, ternyata benar-benar menjadi pertemuan terakhir mereka.

Hatinya hancur lebur, seakan air mata tidak bisa menyelamatkannya lagi. Kepedihannya luar biasa dan air mata tidak akan bisa menyembuhkannya. 

Rheana berlari keluar dari rumah sakit itu, menghambur begitu saja, menabrak orang-orang. Sampai kemudian dia jatuh terduduk, dan menangis keras-keras. Tidak peduli akan tatapan orang-orang disekitarnya.

*** 

Ponsel itu berkedip. Rheana melirik. Matanya masih buram oleh air mata. Dia tak henti-hentinya menangis sejak tadi, mengurung diri di kamar gelap, meratapi Alexnya yang telah tiada.

Jantung Rheana berdegup kencang. Itu.... nomor yang digunakan Alex untuk berhubungan dengannya. Ada satu pesan masuk.

Saya ingin bertemu dengan anda Rheana. Katrin.

Rheana membeku. Untuk waktu yang lama waktu serasa berhenti di sekelilingnya.

Lalu dia mengetik sebuah pesan balasan di ponsel. Membalas pesan dari Katrin.


*** 


Bar kecil itu sepi dengan nuansa pencahayaan remang-remang. alunan musik jazz mengalun lembut dari sudut ruangan. Katrin berdiri di pintu bar dan menatap ragu ke sekeliling, matanya mengernyit ketika menemukan apa yang dicarinya sedang duduk sambil termenung di sudut lain bar yang gelap. Dengan gugup Katrin membetulkan letak kacamatanya dan melangkah mendekat.

“Hai”

Rheana mendongakkan kepalanya, menatap sosok di depannya dengan teliti. Jadi inilah dia, gumamnya dalam hati. Inilah dia wanita yang juga dicintai oleh Alex.

“Hai juga”, tangannya terulur dan dengan sedikit canggung Katrin membalas jabatannya.

END

28 komentar:

  1. T____T huaaaaa.. Hiksss.. *lap ingus*

    kakak tega banget bikin cerita kayak gini.. T,T
    aku tau kak rasa'y mencintai orang yg udh punya seaeorang dismping'y.. Sakit.. Saat dia cinta aku tp cinta'y lebih besar sm dia.. T,T *curcol*

    huuuuuuaaa.. Beneran buka kisah aku lagi ini.. Hikss..

    Ending'y sad.. Sebener'y aku benci sad story tp ini bagus kak.. Akhir'y alex gk sm siapa2 ya.. Lebih bagus bgtu, rheana gk bs memiliki, katrin juga sm adil bnget.. Huhuu.. Ahhh.. Pokok'y oke kak.. Hikss.. Keep writing ya kak.. Fighting.. Hukss.. T,T *nangis lagi*

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe sayaaang maapkaan akuu bukan maksudku membuka luka lama :) tapi banyak sekali sebenarnya kejadian seperti ini di dunia nyata. Tentang perempuan yg rela mencintai walaupun tersakiti, dan lelaki yang tidak bisa memilih :)

      maapkaan akuuuu huhuhuhuh *peluk2 biar ga nangis, tawarin cokelat :))*

      yep akhirnya Alex ga sama siapa2 dan di 'Dua perempuan di Sebuah Bar yang Remang' Katrin baru nyadar tentang keberadaan Rheana setelah kematian Alex

      makasih sayaang dorongan semangatnyaa, ayoo semangat jugaa *bujuk2 sayang supaya ga nangis lagi* hhihihihi

      Hapus
    2. 1. Izinkan saya membantu anda semua dengan Angka ritual saya. Saya akan membantu anda dengan bantuan Supranatural Bisa menghasilkan Angka Ritual Yang Sangat Mengagumkan…Bisa Menerawang Angka Yang Bakal Keluar Untuk Toto Singapore Maupun Hongkong…saya bekerja tiada henti Untuk Bisa menembus Angka yang bakal Keluar..dengan Jaminan 100% gol / Tembus…!!!! Tapi Ingat sayai Hanya Memberikan Angka Ritual Hanya Kepada Anda Yang Benar-benar dengan sangat Membutuhkan Angka Ritual saya .. Kuncinya Anda Harus OPTIMIS Angka Bakal Tembus…Hanya dengan keyakinan dan slalu optimis maka Anda bisa Menang…!!!
      Apakah anda Termasuk dalam Kategori Ini

      1. Di Lilit Hutang
      2. Selalu kalah Dalam Bermain Togel
      3. Barang berharga Anda udah Habis Buat Judi Togel
      4. Anda Udah ke mana-mana tapi tidak menghasilkan Solusi yang tepat.

      Jangan Anda Putus Asa…Anda udah berada Di blog yang sangat Tepat..Saya akan membantu anda semua dengan Angka Ritual Saya..Anda Cukup Mengganti Biaya Ritual Angka Nya Saja… Jika anda Membutuhkan Angka Ghoib Hasil Ritual Dari KI RORO [ 2D,3D,4D ] di jamin Tembus 100% silahkan anda daftar menjadi member. Hub ki Sumo di: 085-33OO-O-176-9

      Adapun Besar Pergantian Biayanya tergantung Paket Yang kami berikan :

      1. PAKET 2D : Rp.200.000
      2. PAKET 3D : Rp.300.000
      3. PAKET 4D : Rp.500.000

      Dan Untuk Bisa Mendapatkan semua Angka saya silahkan Anda daftar jadi member KI RORO

      Jaminan 5x putaran gol berturut-turut cuma 2 lubang tanpa BB
      Note : Hati-Hati Penipu yang menampilkan Nomer Hp..
      Thank’s..Sekedar menghindari Penipuan..




      INGAT KESEMPATAN TIDAK DATANG UNTUK YANG KEDUA KALI-nya DAN SEKARANG ADALAH KESEMPATAN ANDA UNTUK MERAIH KESUKSESAN ANDA.
      HUB KI RORO: 085-33OO-O-176-9
      2. KLIK DISINI : http://prediksiiblis.blogspot.com

      Hapus
  2. Ouuuh ini cerita sebelumnya ya mb san
    Pinter banget bikin galau mb
    Kesian~
    Kalo udah cinta mau diapain yah
    Ga bisa nyalahin rheana juga
    Fiuuuh~
    Tapi lebih baik si alex meninggal sih,dari pada mereka bertiga menderita :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaa deaaar :)) semalam lagi kebawT____T jadi posting cerita ini deh hiihihii
      yep kadang kalau menguak dari sisi perempuan kedua, ada hal2 yang sebelumnya nggak kita sadari, meskipun posisi itu tetaplah posisi paling menyakitkan di dunia, menyakiti diri sendiri dan menyakiti banyak orang :)

      Hapus
  3. hiks hiks...
    Kasihan Rheana..
    Kasihan Katrin jg...
    Tp wlwpun Alex duain mrka dia ttp blik ke Katrin.. Salut!

    Mba san.. Mksih :)
    *peluk erat*

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe iyaa alex tetap memilih katrin karena selain cinta, dia punya rasa tanggung jawab, karena mereka sudah bertunangan dan sudah menyatukan dua keluarga :)) Alex baik yah hehehe

      Hapus
  4. bisa ya kak mencintai 2 orang sekaligus kayak si alex?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa sayang :) banyak kejadian... tapi kalau kisah alex itu dia benar2 mencintai keduanya lho.... kalau yang versi playboy beda lagi itu hehehe :))

      Hapus
  5. Februari full of love.....

    Hiks...hiks.. huwwaaaaaa.......
    terharu... biru.....
    alam ikut menangis mba santhy
    thanks..lol

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi iyaa baru sadar udah deket valentine jadi makin semngat nulis2 kisah cinta :D

      Hapus
  6. selalu deh menggalau kalo abis baca cerita di blog mba,,,
    hu hu huuuuuu
    pas di balikpapan ujan lagi mba,,huahuahua
    sini bajunya,,meminta pertanggungjawaban buat lap airmata dan ingus,,
    hihihihi

    oya,,next project segeralah dikirim mba,,
    #editor yang ga sabaran

    dariku yang menantimu selalu
    ahayyyy

    BalasHapus
    Balasan
    1. samaa deaaar disini juga hujaan hihihihi :))
      waaah minta bajukuu? jangaaan *lemparin tissue* hihihi
      siaaaap sayaaang

      dariku yang selalu memikirkanmu
      suuittt22 hihihihi

      Hapus
  7. pernah baca dimana gitu,,, lupin,,, katanya klo dpt situasi ky gini, pilihlah nomor 2 sebab klo kamu benar2 mencintai nomor 1 kalo gak akan mungkin jatuh cinta k nomor 2,,, trus klo ada nomor 3, 4, 5, dst piyeee wkkkkk

    di tunggu galauan selanjutnya mb santiiii,,, fighting ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku tauuu aku taauuu *semangat* soalnya itu quotenya akan johnny deep yang gantang #plaakk ditoyor suami hihihi
      bunyinya :
      “if you love two people at the same time, choose the second. Because if you really loved the first one, you wouldn't have fallen for the second.”

      waaah kalau ada no 2,3,4,5 berarti akangnya harus disunat masaall *emosi* hihihihihihi

      siaaap sayaang semoga ga bosan2nya menunggu yaah

      Hapus
    2. d sunat massal gmna mbak?=))
      Tpi ga d sunat smpe hbs kn?*lirik mbak san2 curiga*
      Wakkakakak=))

      Hapus
    3. kita sunat bersama2 satu orang dapat jatah 1cm *kayaknya bakalan habis nih* hihihihihi :D

      Hapus
  8. iyahhh bener,,quotenya si akang bajak laut mba
    maklum,,aku pernah menjadi pelaku yang memilih no 2 juga hahahahaha

    Gak mau tissue,,kurang dramatis,,minta bahunya aja deh
    buat apa,,
    buat shoulder to cry on
    jiahhhh jadi ke lagu

    BalasHapus
    Balasan
    1. heheehhe waaaa ada pelaku di siniii *sambil lirik2 curiga*
      hehehehe bener juga quotenya itu kalau dipikir memang bener yah, kalo kita cinta mati sama yang pertama kita nggak mungkin bisa membuka hati buat yang kedua :))

      ihihihihi sini aku kasih bahuku tapi bayar per menit 2000 aja :D

      Hapus
  9. Sebetulnya posisi ini tetap tidak bisa dibenarkan ya mbak, sakit banged loh diduain apalagi ga tau...sebaik2nya alex kembali ke katrin, tetap ujungnya dia sudah egois dengan mendua...sebaik2nya rheana mencintai alex sehingga beralasan tak apa menjadi yang kedua, dia sudah menyakiti orang dan diri sendiri...sebetulnya dibalik itu alasan asli cuma nafsu memiliki walau sekejap org yg tak dpt dimiliki... :)benci ama alex dan rheana...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya astrid :) sebenernya kalau dilihat dari dua sisi
      posisi Katrin tentu saja menyakitkan, apalagi kalau dia tahunya setelah Alex meninggal, wuiih lebih sakit lagi

      Rheana kalau dia nggak ngasih harapan, tentu saja Alex nggak akan maju untuk mendua. Tetapi karena dia cinta, dia sendiri mengambil resiko :)

      Sedang Alex, mungkin dia perlu bertanya pada hatinya siapa yang benar2 dia cintai dan harus memilih dengan tegas. Karena ketika seseorang mendua, akan banyak yang tersakiti :))

      Hapus
    2. That's right mbak, aku yakin kalo posisi rheana dibalik jadi katrin aku yakin dia ga mau...tapi dlm real world tak terhitung kasus kayak gini...ga cm di sinetron2 aja...sbtlnya kl ak nyalahin rheana sih mbak wkwkwk sebagai sesama perempuan kok tega, kl rheana ga kasih jalan kan ga bakal kejadian kek gt...buktinya jg alex g mw ninggalin katrin, jd rheana statusnya buat alex cuma "mumpung ada yg mau gratisan,knp gak"
      Tapi sekali lagi kl udh urusan nafsu yg disembunyikan dgn masalah "hati" udh deh logika ga jalan...

      Hapus
  10. "jadikan aku yg kedua
    buatlah diriku bahagia
    walaupun kau takkan pernah, kumiliki selamanya"
    lagunya Astrid_jadikan aku yg kedua bnr2 cocok...
    Thank u mbak san.. Uh alex klu ketemu liat aja entar... Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe lagu temanya mbak Rheana itu :D :D
      waaaa ini sukarelawan yang mau gabung ke kelompok sunat massal Alex? hihihihii

      Hapus
  11. Sedih dech bacanya mbak Shanty .. Hiks hiks hiks... Tisu tisu mbak Shanty ...
    Makasih makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. sinii sinii sayaang *bagi2 tissue* hehehe jangan sedih yaaa *usep2 sambil senyum2* hehehe

      Hapus
  12. Ah sama sama menyedihkan mau dari sisi katrin kek dari sisi rheana kek...
    Aku jd penasaran dr sisi elexnya mbak, kaum hawa yg punya pikiran poligami
    d tunggu y mbak

    BalasHapus
  13. sediiiih...
    aku emang nggak suka cerita-cerita sad geneee,huhu
    tapi emang bagus bangeeeeet
    kaya sisi segitiga yang akhirnya nggak ada yg saling bertemu :(

    BalasHapus