Penulis curhat dulu :
Heeee berasa sudah lama sekali aku nggak posting di blog ini. Maafkan yaa.... Diawali pada hari senin yang cerah ( kok jd malahan cerita hehehe) ketika layar laptop berkedip heboh dan segala cara sudah dicoba buat bikin berhenti, tapi kedipannya ga mau berhenti.... malahan setelah beberapa lama tiba-tiba layarnya berubah menjadi putih bersih tanpa gambar apapun, usut punya usut, laptop rusak LED-nya dan ga bisa diselamatkan sehingga harus diganti yang baru jadinya harus nginep deh di tukang service.
Posting jadi terhambat selama laptop dibetulin karena aku termasuk penulis yang nekat dan ga kapok-kapok, jadi semua naskah disimpen di satu laptop itu tanpa back-up, sehingga kalo laptop itu ga bisa nyala, otomatis semua naskah ga bisa diambil T_T, pernah kejadian si laptop ini windowsnya rusak dan mati total hingga aku menangis meraung-raung di kamar, bikin misua kelabakan dan buru-buru cari cara buat menyelamatkan datanya sampe dia ga tidur semalaman, hihihihihi
Hari ini akhirnya laptop bisa diambil dari tukang service dan mulai bisa deh intip2 komen, email dan semua media sosial, lalu langsung merasa bersalah banget karena banyak yang nanyain, banyak yang doain supaya ga sakit, dan banyak yang menunggu dan juga banyak sekali perhatian lainnya dari all readers (semuanya aku baca meski ada yang belum di balas huhuhu). Huhuhuhu jadi terharu, maafkan ya membuat semuanya menunggu lama. Semoga setelah ini si laptop kesayangan sudah nggak ngambek lagi dan lancar jaya postingnya ya.
Dan semoga aku bisa terus posting karya-karya yang menghibur all readers semuanya ya. Maafkan membuat all readers menunggu begitu lama :))
Another 5%
Sabrina
membuka matanya, dan melihat Rolan duduk membelakanginya sambil menyuntikkan
jarum besar ke lengannya untuk mengambil darahnya.
Dengan
segera Sabrina kembali memejamkan matanya, supaya Rolan tidak tahu bahwa dia
sudah sadar.
Kenapa
Rolan mengambil darahnya? Apakah lelaki itu akhirnya takluk ke dalam tipuannya
dan hendak memberikan darahnya kepada Sabrina secara sukarela?
Cara
yang digunakan Rolan berbeda dengan Gabriel, ketika memberikan darahnya,
Gabriel tidak repot-repot menggunakan jarum suntik, dia menggunakan kekuatannya
untuk memindah darahnya hingga dalam sekejap, infus Sabrina berwarna merah dan
darah Gabriel mengalir ke dalam tubuhnya. Tetapi bagaimanapun caranya, bukankah
ujungnya sama saja? Pada akhirnya Sabrina akan mendapatkan darah sang pemegang
kekuatan yang bisa memperlambat efek menyebarnya sel kankernya. Membuatnya
baik-baik saja.
Sabrina
tidak bisa menyembunyikan senyuman di sudut bibirnya ketika akhirnya Rolan
menyuntikkan darahnya ke dalam infusnya.
Dia
langsung merasakan efeknya, darah itu memasuki tubuhnya, menghentikan sel-sel
kanker yang menyebar. Membuatnya merasa lebih baik.
Mungkin
Sabrina akan bisa terus memanfaatkan Rolan ke depannya. Gabriel tidak bisa
dipercaya, bahkan sekarang kakaknya itu tega menghukum Sabrina karena ikut
campur urusannya dengan tidak memberikan darahnya dan membuat Sabrina kesakitan.