Setiap pulang kerja, yang mama cari selalu Brandon , aku hanya menatap benci ketika Brandon menghambur ke pelukan mama yang hangat, kemudian rambut Brandon diusap dan dibelai oleh mama. Aku sangat iri.
Malam itu ketika mama sudah tidur pulas, aku hampiri Brandon yang terlelap di balik selimut hangatnya, mata Brandon terbuka dan berseri ketika menyadari kehadiranku, Brandon memang selalu berusaha bersahabat denganku, tetapi aku selalu menghindarinya seolah dia virus menjijikkan.
Kubuat isyarat supaya dia tidak berisik, Brandon menurut, lalu dengan kedua tanganku yang mungil, kucekik lehernya, kuluapkan semua kebencianku dalam cekikanku itu. Brandon berteriak-teriak berusaha meronta, tapi kutekan cekikanku di lehernya sambil menatap matanya yang kini melotot, matanya memerah, urat-uratnya menonjol, lalu setelah pekikan lemahnya yang terahkir ditengah sisa-sisa perjuangannya mempertahankan hidup, Brandon terkulai dan mati.
Saat itu pintu terbuka tiba-tiba, rupanya mama bangun mendengar suara ribut-ribut di luar, dan mama terperangah tak bisa berkata-kata, melihat aku yang sedang berjongkok, tanganku dileher Brandon , mencekiknya, dengan tubuh Brandon yang terkulai mati. Lalu jeritan histeris berhamburan dari mulut mama,
“Endraaaaaaa………!!! Kamu apakan anjing kesayangan mamaaaa…..???!!!!”
Oke banget.
BalasHapusUsilin ahh......
Untuk kalimat berikut:
"mainan-mainannya (frasa diganti dengan 'alat bermainnya' atau 'mainannya' sudah cukup) banyak dan beraneka ragam"
hehehe mas Bayu, enak banget cantik punya teman yang bisa care dan memberikan masukan dan koreksi biar semakin baik, makasih yaa :)
Hapus