Ada seorang perempuan bernama Nina. Nina yang cantik, baik hati dan disayang semua orang. Nina yang sempurna, masih keturunan darah biru, dan putri tiri seorang pejabat negara dan terkenal mengayomi rakyatnya. Nina yang lulus sekolah dengan nilai terbaik, dan memenangkan kompetisi kecantikan yang khusus diadakan untuk perempuan-perempuan dengan kecantikan luar dan dalam. Nina yang bekerja sebagai CEO di sebuah perusahaan besar dan sukses. Nina yang karena kecantikannya, menjadi rebutan berbagai perusahaan pemasaran untuk menjadi model iklan mereka.
Bahkan di sela-sela kesibukannya, Nina masih sempat mengisi berbagai kegiatan sosial, menebar senyum dan kasih sayang pada yang tak mampu. Ya, semua orang mencintai Nina. Nina sang malaikat, begitulah mereka menyebutnya. Begitulah mereka memujanya.
Tetapi tahukah kalian cermin di kamar Nina adalah cermin ajaib? cermin itu bukannya merefleksikan keindahan Nina yang sama, tetapi sebaliknya. Nina yang dipantulkan di cermin itu adalah Nina yang sudah kehilangan senyumnya bertahun-tahun lalu. Bertahun-tahun lalu ketika ayah tirinya dengan mesum menyeret dan membantingnya ke atas ranjang kamar, lalu memaksakan kehendaknya. Bertahun-tahun lalu ketika akibat perbuatan ayah tirinya, Nina dipaksa mengugurkan buah hatinya di dukun bayi murahan yang memeras perutnya dengan kesakitan luar biasa hingga rahimnya rusak parah. Bertahun-tahun lalu ketika dia meminta keadilan kepada ibu kandungnya, yang dikiranya akan membelanya, tetapi malah menutup mulutnya dengan alasan menjaga kehormatan keluarga.
Ya. Cermin itu memantulkan Nina yang sudah kehilangan senyumnya bertahun-tahun lalu. Nina yang merasakan setiap hembusan nafasnya bagaikan di neraka. Nina yang selalu harus berjuang menahan perasaan ingin muntahnya ketika dipaksa menebar senyum palsu sebagai sosok sempurna di samping ayah tirinya yang seorang pejabat negara.
Lalu ketika tiba-tiba tubuh Nina ditemukan terbaring telanjang di kamarnya, dengan begitu lunglai dan dingin tanpa nyawa. Dengan pil-pil warna putih yang berhamburan di ranjang, memenuhi lambungnya, memenuhi tenggorokannya, memenuhi mulutnya. Dengan busa putih yang meleleh dari bibir ranumnya. Semua orang terkejut. Nina yang mereka kenal tidak mungkin bunuh diri. Nina tidak punya musuh, dan hidupnya luar biasa sempurna. Semua orang bermimpi punya kehidupan sesempurna Nina.
Para reporter berita berlomba-lomba mencari jalan terang di balik misteri kematian Nina. Para penyelidik kepolisian berjuang keras menguak peristiwa kematian Nina. Semua orang, dari ibu rumah tangga, tukang becak, pedagang di pasar, wanita kantoran, para pekerja, mahasiswa, anak kuliahan, semua orang, datang berduyun-duyun ke pemakaman Nina. Mereka selalu mengikuti perkembangan berita tentang kematian Nina. Tetapi mereka tidak akan pernah menemukan jawabannya.
Seandainya saja semua orang bisa melihat di balik pantulan cermin ajaib di kamar Nina, mungkin mereka tidak akan pernah bertanya-tanya lagi.
nina yang malang...
BalasHapuspostinganku masih pada jadi draft.. lagi males buat nyelesaiin.. :D
BalasHapusklo berkenan, tolong linkku di sidebarmu diedit..
sekarang cindelaras udah ganti domain menjadi
http://www.cindelaras.web.id
makasih sebelumnya, ya... :D
sudah di edit,,, semoga nggak salah ya :)
Hapusiya nih tiap nengokin nungguin postingan barunya :)
sama2 temans, makasih juga yah :)
Bagus ceritanya.. Andai cerminnya bisa ngomong yaaa...
BalasHapushehehehe.. ^_^ !!
makasih yaaaa :)
Hapusiyaaa setiap orang ternyata punya sisi rahasia ya dalam hidupnya yang hanya cermin yang tahu :)