eksploitasi bulan suci. sudah menjadi siklus dimana semuanya mendadak religius.
tuhan didandani agar masuk chart teratas tangga lagu, rating televisi tertinggi, atau belum lagi guyonan badut-badut berbekal ayat suci hanya untuk menutupi kata beli..! beli..! dan beli..!
gerilya serta hingar-bingar pasar tanpa sadar meratakan pahala jadi sebatas lapar.
ruang spiritualitas masuk dalam jerat konsumerisme, ia digiring ke arah panggung spektakuler, lengkap dengan berjuta tatapan palsu bernama trend.
seperti seorang anak kecil menyaksikan kembang api dilangit tahun baru, warna-warna yang tidak lama kembali berganti hitam malam.
mungkin sekarang bulan suci sendiri malah sudah malas untuk membahas esensi dirinya.
siapa yang telah menyebabkannya jadi seperti itu? kalau bukan kita, siapa lagi?
tuhan didandani agar masuk chart teratas tangga lagu, rating televisi tertinggi, atau belum lagi guyonan badut-badut berbekal ayat suci hanya untuk menutupi kata beli..! beli..! dan beli..!
gerilya serta hingar-bingar pasar tanpa sadar meratakan pahala jadi sebatas lapar.
ruang spiritualitas masuk dalam jerat konsumerisme, ia digiring ke arah panggung spektakuler, lengkap dengan berjuta tatapan palsu bernama trend.
seperti seorang anak kecil menyaksikan kembang api dilangit tahun baru, warna-warna yang tidak lama kembali berganti hitam malam.
mungkin sekarang bulan suci sendiri malah sudah malas untuk membahas esensi dirinya.
siapa yang telah menyebabkannya jadi seperti itu? kalau bukan kita, siapa lagi?
happy fasting.. selamat menahan lapar..
dalam hidup ini, hal-hal yang sederhanalah yang paling luar biasa. hanya orang-orang bijak yang dapat memahaminya. karena saya kurang bijak, maka beginilah saya.. :p
by jae aditia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar