Sejak pertama mengenal lelaki itu, saya memang sudah tahu saya tidak akan pernah bisa memilikinya.
Lelaki itu sudah ada yang memiliki - wanita beruntung itu -
Semoga dia - wanita itu - menyadari betapa beruntungnya dia memiliki sesuatu yang begitu berharga di dalam genggaman tangannya.
Semoga wanita itu bisa menjaganya, dan mencintainya, dan membuatnya bahagia.
Hati saya tergelitik untuk berbisik - kepada wanita si pemilik hati lelaki itu - :
"Hei, dia lelaki yang tampak begitu kuat, begitu sabar, begitu dewasa. Tapi kau jangan lupa, dia memiliki kerapuhan tersembunyi di dalam jiwanya. Kadang dia butuh dipeluk, diusap, didengarkan, diberikan tempat bersandar dan bermanja. Dan yang paling penting, dia harus selalu diingatkan, Betapa berharganya dirinya"
Lalu saya akan menggingit lidah saya dan mengutuk diri saya sendiri,
"Bicara apa kamu ? Wanita itu yang paling tahu bagaimana memperlakukan dan menghargai si lelaki, bukankah mereka saling memiliki ? Siapalah kamu mencoba menasehati seolah-olah kamu yang paling mengenal hati si lelaki?"
Bagi saya, menulis adalah berkah. Berkah yang dialirkan kepada saya di saat sore-sore kesepian menunggu yang tercinta pulang ke pelukan. Bagi saya, menulis adalah ikatan. Ikatan yang merengkuhnya untuk menjatuhkan hatinya dalam genggaman tangan saya. Untuk saya jaga, Selamanya
Daftar Label Post
-Not- The Sweetest Love
(3)
another 5%
(24)
Cerbung : Perjanjian Hati
(9)
coretan pendek
(42)
Crush In Rush
(17)
Embrace The Chord
(22)
Fiksi satu menit
(11)
Kumpulan Cerita Bersambung
(149)
KUMPULAN CERPEN2 sederhana
(18)
Menghitung Hujan
(17)
Pembunuh Cahaya
(11)
pemikiran absurd
(21)
quote dadakan
(13)
romance at the first sight
(1)
sok puitis
(22)
Sweet Enemy
(14)
The Vague Temptation
(15)
Verna dan Hujan
(6)
You've Got Me From Hello
(10)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar