Toko bunga itu harum dengan aroma semerbak bunga musim semi yang menyenangkan. Sandra berdiri di sana, menatap berbagai keindahan yang berbaur dengan warna-warna ceria bunga-bunga yang terpajang di sana.
Wewangian bunga mawar menyeruak dibenak Sandra, diikuti dengan kelebat darah yang menetes dari ujung jari saat tersentuh durinya, tak tertinggal rasa nyeri menyengat ujung-ujung sarafnya.
Dialihkan pandangannya ke bunga lily putih yang terpajang di sudut toko, seketika terlihat senyum sang Ibunda seraya menyesap wangi lily dan terlontar ucapan terima kasih yang samar.
Segera Sandra melupakan bunga mawar itu dan menyambar bunga lily di sudut toko kemudian bergegas ke mobil.
Sesaat sebelum membuka pintu mobil, seketika terlihat olehnya potongan gambar sepasang remaja yang sedang bercanda di pinggir jalan terserempet mobilnya kemudian rem berdecit kencang dan teriakan orang-orang pecah di telinganya. Dahi Sandra mengernyit dalam. Pandangan Sandra seketika mengayun ke bis kota yang dari jauh mendekat, Lagi, dia bisa mengambil keputusan tanpa penyesalan. Sebuah anugerah. Dipejamkan matanya kemudian terlihat kembali senyum Ibunda yang sebelumnya.
Tak lama Sandra sudah berada di dalam bis kota menuju rumah dengan mobil terparkir di depan toko bunga.
- Sandra Audrey, London -