Rachel terpana, menatap Jason
dengan mata membelalak seolah-olah tak percaya mendengar apapun yang dikatakan
oleh lelaki itu.
“Apa?”
Jason berdiri dari duduknya,
memandang Rachel dengan tatapan serius, “Kurasa aku jatuh cinta kepadamu,
Rachel.”
Apakah
Jason sedang mengerjainya dengan kejahilannya seperti biasanya?
Rachel berdiri di sana, menatap
Jason dengan terpaku dan kebingungan, tak tahu harus berkata apa. Mulutnya
bahkan menganga dengan suara tercekat di tenggorokannya, tak tahu harus berkata
apa.
Sementara itu Jason melangkah
mendekat dan berdiri dekat di depan Rachel, lelaki itu tampak tenang,
menebarkan senyumnya yang mempesona.
“Jadi bagaimana Rachel? Apakah kau
membalas perasaanku?”
Sebuah
pernyataan cinta?
Perempuan mana yang tidak akan berdegup seluruh jantungnya merasakan pernyataan
cinta dari lelaki yang begitu mempesona seperti Jason?
Rachel sendiri merasakan debaran di
jantungnya semakin nyata, dia ingin menjawab tetapi tidak tahu apa yang harus
dikatakannya.
“Aku tidak terbiasa ditolak
seseorang.” Mata Jason mengerjap angkuh, “meskipun begitu bisa kukatakan
kepadamu bahwa kau sebenarnya mencintaiku, hanya saja kau belum menyadarinya.”
Dengan lembut jemari Jason bergerak menyentuh rambut Rachel di dekat telinga
dan menyelipkannya ke balik telinga Rachel, “Cepatlah sadari perasaanmu
kepadaku, dan datangi aku.”
Lelaki itu menundukkan kepalanya,
dan mengecup bibir Rachel, lalu melangkah berlalu melewati Rachel yang masih
terpana dan meninggalkannya.
***
Beberapa saat kemudian dan Rachel
masih berdiri di sana, terpana, merasakan kelembutan kecupan Rachel di bibirnya
yang selembut kupu-kupu.
Benarkah
itu tadi pernyataan cinta?
Rachel menyentuh bibirnya. Jason
tampak begitu tulus dan serius, lelaki itu sepertinya tidak main-main.
Apakah Jason serius? Dengan
pernyataan cintanya itu? Rachel masih
saja tidak bisa membaca Jason, dan lagipula, reputasinya di masa lalu sebagai
penghancur perempuan membuatnya merasa takut... takut kalau dia menumbuhkan
perasaanya kepada lelaki itu, ternyata dia hanya dipermainkan dan menjadi
korban, seorang perempuan yang dihancurkan perasaannya seperti korban-korban
Jason sebelumnya.
***
Yang dilakukan Rachel pertama
kalinya untuk menelaah perasaannya adalah dengan menelepon Calvin.
Lama sekali dia menunggu dan
teleponnya tidak diangkat-angkat, tetapi kemudian pada deringan yang kesekian
kali, akhirnya Calvin mengangkat teleponnya.
“Hallo Rachel?” ada suara
hiduk-pikuk di belakang Calvin, membuat Rachel mengerutkan keningnya.
“Halo Calvin, ramai sekali di
belakangmu, kau ada di mana?”
Hening sejenak, hanya hiruk pikuk
yang terdengar sebagai background suara. Dan kemudian Calvin bergumam.
“Aku ada di bandara Rachel.”
“Di bandara? Kenapa Calvin?”
Terdengar helaan napas Calvin di
sana, “Aku pergi untuk menyusul Anna, Rachel. Kurasa kalau kami benar-benar
serius dengan hubungan ini harus ada salah satu yang berjuang.”
Seketika itu juga Rachel berdiri
dari duduknya, benar-benar terkejut.
“Kau benar-benar-benar akan pergi
ke luar negeri untuk menyusul Anna?” dia setengah berteriak, terdorong oleh
keterkejutannya.
Sekali lagi Calvin menghela napas
panjang, “Semula aku meragukan perasaanku, tetapi kemudian setelah kejadian
kemarin...” Calvin menghela napas panjang, “Aku memutuskan untuk serius
terhadap Anna.”
Setelah kejadian kemarin? Apakah
yang dimaksud Calvin adalah insidennya dengan Jason kemarin?
Rachel terdiam, menunggu, menanti
apakah akan ada patah hati di benaknya yang akan menyergap jantungnya. Apalagi
mendengar kenyataan bahwa Calvin berangkat untuk mengejar cintanya kepada Anna
dan meninggalkan negara ini.
Tetapi ternyata perasaan itu tidak
muncul di dalam hatinya, dia menunggu dan terus menunggu, yang muncul malahan
perasaan sayang dan dorongan untuk memberi semangat kepada Calvin.
“Semoga kau berhasil menyelesaikan
permasalahanmu dengan Anna, Calvin, semoga kau berbahagia bersama Anna.” Gumam
Rachel dengan tulus.
Hening sejenak, kemudian ketika
Calvin berkata-kata, Rachel bisa mendengar ada senyum di dalam suaranya,
“Terimakasih Rachel, kuharap kau
juga berbahagia bersama Jason. Semula aku memang tidak setuju, tetapi kemudian
kulihat dia sangat serius kepadamu, dan dia tampaknya sangat melindungimu,
mungkin kau adalah perempuan yang pada akhirnya bisa menaklukkan Jason dan
menghentikan reputasinya sebagai pengancur perempuan.”
Rachel tercekat, dia teringat akan
keraguannya kepada pernyataan cinta Jason, dan kemudian mulai merasakan rasa
hangat di dadanya.
Calvin bisa melihat bahwa Jason
serius kepadanya, mama Jason juga sudah pernah mengatakan bahwa Jason menyimpan
perasaan yang dalam kepadanya. Apakah itu berarti bahwa Rachel harus mulai
mempercayai Jason dan membuka hatinya kepada lelaki itu?.
***
Jason sedang berada di ruang musik,
melatih nada-nada yang indah dari alunan biolanya, ketika Rachel muncul di
ambang pintu dengan hati-hati, takut mengganggu latihan Jason.
Tetapi ternyata Jason menyadari
kehadirannya, dan lelaki itu menghentikan latihan biolanya.
Setelah meletakkan biolanya dengan
hati-hati pada meja yang tersedia, Jason tersenyum kepada Rachel.
“Apakah kau sudah siap untuk
berlatih biola bersamaku, Rachel?”
Rachel menganggukkan kepalanya, dan
melangkah memasuki ruang musik itu.
“Aku siap.” Gumam Rahcel pelan.
Jason tersenyum lembut dan
mengedikkan bahunya ke arah biola Paganini yang sudah menjadi milik Rachel dan
diletakkan di kotaknya di atas meja,
“Ayo. Ambil biolamu.” Gumamnya.
Dengan penuh semangat Rachel
mengambil biola itu dari kotaknya dan meletakkan di pundak kirinya.
Jason sudah berdiri dan meletakkan
biola itu di pundak kirinya sama seperti Rachel, berdiri tegak dengan posisi
sempurna seorang violinist.
“Kau ingin memainkan lagu apa?”
Rachel menarik napas panjang,
memandang Jason dengan tatapan mantap.
“Beethoven Violin Romance no 2”
jawabnya tak kalah mantap.
Jason mengangkat alisnya mendengar
pilihan lagu Rachel.
“Violin Romance ya?” lelaki itu
tersenyum penuh arti, kemudian menganggukkan kepalanya, “Mari kita mainkan,
sepertinya benakku sedang dipenuhi oleh hal-hal romantis.”
Pipi Rachel memerah menerima
tatapan tersirat Jason, dia menganggukkan kepalanya. Dan kemudian memulai nada
awal. Seketika itu juga, seperti sudah bisa membaca nadanya, Jason langsung
memasukkan nada pendamping yang menyempurnakan permainan musik itu.
Permainan musik yang mencerminkan
perdamaian hati Beethoven dalam menghadapi penyakitnya, musik yang mencerminkan
sisi lembut dan ringan dari Beethoven.
Nada-nada berpadu sempurna, luar biasa
indahnya, memenuhi ruang musik itu. Alunan musiknya seolah-olah dimainkan oleh
dua orang yang memiliki satu hati, sungguh kesempurnaan yang tidak terkatakan.
Kalau ada orang yang mendengarkan
permainan musik duet mereka ini, pastilah mereka akan terpana.
Dari awal sampai akhir, keseluruhan
keindahan nadanya terus dan terus berpadu, sampai akhirnya, Rachel menguarkan
nada penutup dan Jason mengikutinya.
Mereka menyelesaikan permainan duet
mereka dengan sempurna.
Luar biasa sempurnanya bagi Jason.
Lelaki itu meletakkan biolanya dan menatap Rachel dengan lembut.
“Kau adalah pasangan yang sangat
sempurna bagiku, Rachel.”
Rachel menatap Jason dengan
hati-hati.
“Apakah kau serius dengan
perkataanmu?”
“Perkataan yang mana?” Jason
tersenyum lebar, membuat pipi Rachel memerah.
“Pernyataan cintamu tadi.”
Jason memasang ekspresi penuh
makna, meskipun begitu, ada keseriusan di dalam nada suaranya,
“Apakah kau tidak tahu? Aku
menjalin hubungan dengan banyak perempuan, tetapi tidak pernah sekalipun aku
menyatakan cintaku kepada mereka semua.” Mata Jason berubah tajam, “Kau adalah
satu-satunya perempuan di mana aku menyatakan cintaku.”
Pipi Rachel memerah, meskipun
begitu dia masih belum yakin.
“Dan apakah kau serius dengan
kata-katamu? Kau tidak sedang mempermainkanku bukan?”
Jason melangkah mendekat, selangkah
lebih dekat di depan Rachel.
“Apakah aku terlihat seperti sedang
bermain-main?’ tangannya terulur, meraih dagu Rachel. “Padamulanya aku jatuh
cinta setengah mati kepada permainan biolamu. Sungguh-sungguh jatuh cinta
sehingga aku rela melakukan apa saja supaya kau mau menjadi muridku dan aku
bisa terus menerus mendengarkan permainan biolamu yang indah itu, bagiku kau
adalah perempuan yang sempurna, perempuan yang bisa memeluk semua nada, dan
kemudian, tanpa kusadari, pikiranku terlalu fokus kepadamu dan kau kemudian
menguasai seluruh pikiranku.” Mata Jason menggelap, “Aku tidak pernah berencana
jatuh cinta kepada siapapun, Rachel, dan aku bahkan tidak mengira aku bisa
jatuh cinta, tetapi aku mencintaimu, dan perasaan ini bukan main-main.”
Ya. Pada akhirnya, Rachel meyakinin
perasaan Jason. Siapa yang tidak percaya ketika melihat betapa ekspresi Jason
begitus seriusnya kepadanya?
“Dan sekarang, apakah kau masih
belum mempercayaiku?” Jason bertanya, menatap Rachel dengan penuh tanda tanya,
“Apakah kau membalas perasaanku, Rachel?”
Tidak perlu menunggu lama lagi,
Rachel menganggukkan kepalanya, menatap Jason dengan pipi merona.
“Kurasa aku... aku membalas
perasaanmu.”
“Kau apa?” Jason tampaknya tidak
puas dengan pengakuan Rachel.
Pipi Rachel semakin merona.
“Aku.. kurasa aku juga
mencintaimu.”
“Benarkah?” Jason mengangkat
alisnya, “Lalu bagaimana perasaanmu kepada Calvin?”
Rachel menghela napas panjang,
“Calvin memutuskan pergi ke luar negeri untuk mengejar Anna.”
‘Bagus.” Tanpa perasaan Jason
bergumam, “Jadi dia tidak akan mengganggu kita lagi.” Tetapi kemudian lelaki
itu menatap Rachel dengan tatapan mata menyelidik, “Apa kau menerima cintaku
karena Calvin meninggalkanmu?”
Rachel langsung menggelengkan
kepalanya kuat-kuat,
“Tidak!” kata-kata itu seolah-olah
susah keluar dari bibirnya, “Ketika Calvin mengatakan bahwa dia akan pergi
mengejar Anna, aku tidak merasakan apa-apa selain rasa yang tulus suapaya dia
berhasil mengejar cintanya, pada saat itu aku sadar bahwa aku sudah tidak
merasakan apa-apa kepada Calvin.”
Senyum Jason melebar, dan kemudian
tanpa permisi, lelaki itu mendekat dan merengkuh Rachel ke dalam pelukannya,
“Kalau begitu sekarang kita tidak
bersandiwara lagi? Kau benar-benar menjadi kekasihku?”
Rachel mengangguk malu-malu dengan
pertanyaan Jason itu.
Jason terkekeh, memeluk Rachel
semakin rapat dan mengecup dahi Rachel.“Menjadi kekasihku tidaklah mudah,
kadangkala aku bisa menjadi sangat egois dan posesif, kuharap kau siap.”
Rachel mengerucutkan bibirnya, “Kau
sudah sangat egois, angkuh, jahil, tukang memaksa, dan tukang cium sembarangan,
meskipun begitu aku tetap saja jatuh cinta kepadamu.” Rachel tersenyum lucu,
“Kurasa aku siap menghadapi segalanya.”
Jason tertawa.“Kalau begitu, mari
kita berlatih biola dan mempersembahkan duet sepasang kekasih yang mempesona.”
End
Masih ada epilog ny kan nih mb shan?
BalasHapusloh mba ini tamat??terus si anlen eh sapa ya,, gmn mba bls dendamnya??kepo aku..hoho
BalasHapusakhirnyaaaa jason n rachel bersatu..kurang kissingnya mba mereka #plaaakkk
epilog nya mana mbak?
BalasHapusLho mbak? Si aliennya mana?
BalasHapusmba lanjutin the vague temptation please T^T
BalasHapusMbakk kok tiba2 end ..
BalasHapussi Arlene kan belum jelas..
Ada epilog kan ??
Thanks mb Santhy postingannya ..
Mbakk kirimin aq ya hihi :)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusJason muach muach...
BalasHapusMbak Santhy... Kecup sayang, makasiiiiih..
Tante Arlene..ke laut aza sono.. Atau klo g'..nyerahin diri ke kantor polisi aza..sebelum ditangkap..
waah akhirnyaa jason sama rachel jadian juga,thx mba shanty :)
BalasHapusmba,, masih ada epilognya kn? masih banyak yg gantung,,,arlene,,,konset duet nya,,,
BalasHapusAkhirnyaaa ada postingan juga setelah sekian lama, makasih yaa mbak shan
BalasHapusAsik Happy ending :9
Mbak...mdh2n ini emg tamat beneran..bkn dipercepat y..takutnya krn mbak sibuk jd g da wkt bt posting...**trauma ditinggalin
BalasHapusAkhirnya datang juga. Untuk cerita mbk santhy semuanya T O P B G T dari segi manapun
BalasHapusHappy ending la la la~ ♡♥
BalasHapusMakasih mb saaannn ... hihihi
Aku udah paling suka kalo Mbak Santhy lagi ngegambarin Jason sama Rachel lagi main biola. Asli romantis,langsung download instrumennya tiap kali baca mereka lgi scene main bareng. Keren!
BalasHapusoh oh... End juga...
BalasHapus2 novel mbak san end...
Sedih harus pisah... Baru jumpa lagi, langsung pisah. Tp thanks buat nice story... Sweet storynya mbak san... Akhirnya rachel menyadari perasaannya ke jason
happy new year 2014 mbak Santhy....senang bisa baca lagi karyanya.
BalasHapusBagus.
BalasHapusMba Santy...
BalasHapuskerenn bgt :) :*
nice story.
Blognya bagus, coba ikut contest SEO, coment balik ya http://www.ktadiana.blogspot.com
BalasHapusbutuh dana tunai:
Diana
TELKOMSEL : 085287077204
ESIA : 021-94164212
WhatsApp : 08811396243
PIN BB : 3235C406