Selly masih terperangah sampai sekian
lama setelah Gabriel meninggalkannya, dia gemetar. Tetapi bukan hanya itu,
jantungnya berdebar kencang.
Apakah Gabriel telah berhasil mempengaruhinya?
Apakah kenyataan bahwa lelaki itulah yang telah menolongnya di tengah hujan
badai telah membuat segalanya berubah?
Bagaimana dengan Rolan? Meskipun
lelaki itu berkali-kali menyakiti dan mengingkari janjinya, bukankah dia adalah
cinta sejati Selly. Selly telah bertahun-tahun hidup dengan kesadaran bahwa dia
mencintai Rolan.
Dia mencintai Rolan bukan?
Selly menelan ludahnya, merasakan
kebingungan yang menyesakkan dada.
***
“Lepaskan dia.” Gabriel langsung
bergumam ketika melihat Carlos, “Kurasa tidak ada gunanya aku menahan Selly di
sini, aku tidak akan bertarung dengan Rolan, jadi antarkan dia dengan selamat
ke rumahnya dan kemudian berkemaslah, kita akan kembali ke Spanyol.”
Carlos mendongakkan wajahnya, menatap
Gabriel dengan ragu.
“Apakah anda bersungguh-sungguh dengan
apa yang anda katakan?”
Gabriel tercenung, “Aku selalu
bersungguh-sungguh dengan setiap kalimatku, Carlos.”
‘Tetapi... bertahun-tahun anda
merencanakan ini, perang melawan kekuatan terang....”
“Aku melawan kekuatan terang karena
mamaku. Mungkin dendamku lebih kepada Matthias. Bertahun-tahun aku mencoba
melawannya, tetapi selalu gagal karena kekuatan kami sama. Dan kemudian
Matthias melakukan hal yang sama sekali tidak aku duga, menyerahkan kekuatannya
kepada Rolan. Semula aku berpikir bahwa aku juga harus melenyapkan Rolan.
Tetapi aku sadar, dendam ini tidak akan ada gunanya. Matthias sudah mati di
tanganku dan itu cukup.”
Lama Carlos hanya diam, mengamati
ekspresi Gabriel, dan kemudian pada akhirnya dia berani bergumam.
“Anda mencintai perempuan itu bukan?”
Kata-kata Carlos membuat Gabriel
membeku, ketika kemudian dia menatap ke arah Carlos dengan tatapan keras.
“Apa bedanya, Carlos?”
“Tentu saja ada.” Carlos menghela
napas panjang, “Anda membuang dendam anda selama ini untuk melindungi perempuan
itu dan menjaganya agar tetap hidup.”
“Dan biarkan saja tetap seperti itu.
Lakukan saja apa yang kuperintahkan, Carlos.” Suara Gabriel tak terbantahkan,
lelaki itu memasuki ruang kerjanya dan membanting pintunya di depan muka
Carlos.
Sementara itu Carlos termenung. Jadi
karena ini. Karena inilah kekuatan Gabriel tidak mempan kepada Selly. Mungkin
sudah sejak awal Selly diakdirkan menjadi cinta sejati Gabriel. Semula Carlos
mengira kekuatan Gabriel tidak mempan karena Selly adalah cinta sejati Rolan,
memang hal itu tidak bisa dipastikan karena belum pernah ada referensi dari
sang cinta sejati ini. Para pemegang kekuatan sebelumnya setahu Carlos, selalu
menjadi pemegang kekuatan setelah kehilangan cinta sejatinya, atau dikutuk
dengan hati yang kelam sehingga tidak bisa menemukan cinta sejatinya.
Yang jadi pertanyaan sekarang adalah,
kekuatan Rolan juga tidak mempan kepada Selly. Jadi Selly ini sebenarnya cinta
sejatinya siapa?
***
Carlos memasuki kamar Selly beberapa
saat kemudian, wajahnya seperti biasa, tanpa ekspresi.
“Saya diperintahkan untuk melepaskan
anda.”
Hal itu benar-benar membuat Selly
terkejut, Gabriel memang mengatakan bahwa dia akan melepaskannya, tetapi
benarkah semudah itu?
“Apakah Gabriel melepaskanku?”
Ada sesuatu yang tersirat di balik
tatapan mata Carlos yang muram.
“Ya Nona, dia melepaskan anda. Saya
akan mengantarkan anda pulang dan anda bisa kembali ke rumah dengan selamat,
kembali kepada kehidupan anda yang normal dan melupakan kami. Kami akan
menghilang dari kehidupan anda.”
Selly terperangah, “Apakah maksudmu,
Gabriel membatalkan pelampiasan dendam dan pertarungannya dengan Rolan? Dia
membatalkan keinginannya untuk menguasai dan merusak dunia?”
Carlos mengerutkan keningnya ketika
mendengar kata-kata Selly, “Siapa yang mengatakan kepada anda bahwa tujuan
tujuan tuan Gabriel adalah merusak dan menguasai dunia? Anda pasti menyimpulkan
sendiri.” Carlos menghela napas, “Tujuan tuan Gabriel adalah membalaskan dendam
atas kematian mamanya, dendam yang
ditorehkan oleh Matthias, pemegang kekuatan sebelumnya, kepada hatinya yang
waktu itu masih berupa anak kecil.”
“Apa?” Selly membelalakkan mata,
bingung dengan perkataan Carlos.
“Ya. Saat mama tuan Gabriel memberikan
kekuatannya, tuan Gabriel masih terlalu muda untuk menggunakannya dengan
sempurna.”
“Mama Gabriel adalah pemegang kekuatan
sebelumnya?” Selly membelalakkan matanya.
“Ya. Sayangnya beliau gegabah karena
mewariskan kekuatannya kepada tuan Gabriel yang ketika itu masih terlalu muda.
Dan oleh karena suatu alasan, mama tuan Gabriel pada akhirnya sekarat karena
penyakit kanker ganas yang menggerogotinya begitu saja.” Mata Carlos meredup,
“Para pemegang kekuatan memiliki kekuatan penyembuh tentu saja. Tetapi semua
ada aturannya. Aturan itu dibuat untuk membatasi sang pemegang kekuatan agar
tidak merasa seperti Tuhan dan berbuat semena-mena. Sayangnya tuan Gabriel
waktu itu masih kurang mengerti, demi menyelamatkan nyawa mamanya, tuan Gabriel
datang dan memohon kepada tuan Matthias sang pemegang kekuatan sebelumnya untuk
memohon penyembuhan bagi mamanya.” Carlos menghela napas panjang, “Tentu saja
tuan Matthias menolaknya, ada aturan bahwa sang pemegang kekuatan tidak boleh
menyembuhkan penyakit yang sudah tercatat pada takdir kematian dalam waktu
dekat. Penolakan itulah yang menorehkan dendam di hati tuan Gabriel waktu
kecil, membuatnya bertekad untuk
menghancurkan kekuatan terang.”
Selly terperangah, tidak menyangka
bahwa Carlos akan menyajikan cerita yang begitu rumit.
Jadi
Gabriel menyerang kekuatan terang bukan karena ingin menguasai dunia?
“Dan sekarang dendam itu sepertinya
sudah berhasil dipadamkan.” Carlos kembali menatap Selly dengan penuh arti,
“Saya duga karena anda.”
‘Karena aku?”
“Ya. Pertarungan antara dua pemegang
kekuatan akan memaksa anda memberikan pengorbanan untuk memenangkan cinta
sejati anda.” Carlos menatap Selly dengan pandangan penuh spekulasi. “Saya
artikan bahwa pengorbanan itu adalah pengorbanan nyawa anda. Keinginan tuan Gabriel untuk menyelamatkan
nyawa anda telah berhasil membuat beliau menguburkan dendamnya dalam-dalam.
Anda bebas sekarang, nona Selly, dan anda bisa tenang, kekasih anda Tuan Rolan
juga akan aman....
Belum sempat Carlos menyelesaikan
ucapannya, terdengar suara ledakan yang luar biasa besar, menyerang sisi depan
rumah Gabriel.
Lantai-lantai bergetar dan sebagian
atap runtuh, beruntung Carlos cukup sigap dan melindungi Selly dari reruntuhan
yang berjatuhan.
Mereka berpandangan, dan ketika itulah
terdengar suara dari luar.
“Aku menantangmu untuk bertarung,
Gabriel. Keluarlah dan hadapilah aku secara jantan!”
Itu suara Rolan!
Selly terperanjat, dan hampir melompat
untuk mendatangi arah suara itu tempat Rolan dan Matthias berdiri di halaman
rumah Gabriel. Ternyata Rolanlah yang menggunakan kekuatannya untuk
menghancurkan bagian depan rumah Gabriel itu.
Tetapi dengan sigap Carlos langsung
menyambar lengan Selly, menahannya.
“Jangan keluar.” Gumamnya serius,
“Pertarungan akan segera terjadi, saya bisa melihat itu. Rolan datang dengan kemarahan,
dan kalau tuan Gabriel terpancing...” suara Carlos menghilang, “Itu bisa
membahayakan nyawa anda ketika mereka pada akhirnya bertarung.”
Karena dia adalah sang cinta sejati,
dan karena cinta sejati harus mengorbankan nyawanya.... Selly membatin,
merasakan kebingungan yang pekat dan menyesakkan dadanya.
***
Gabriel muncul di depan rumahnya,
melayang dibalut bayangan hitam, lelaki itu bersedekap, sedikit menunduk sambil
menatap Rolan yang berdiri di depannya dengan tatapan mengancam.
“Well sungguh kau telah melupakan
kesopanan sebagai seorang tamu, Rolan. Kau datang tanpa permisi dan merusak
rumahku.” Gumamnya tenang.
Rolan mendengus, “Jangan banyak
basa-basi Gabriel, aku tahu bahwa kau menculik Selly dan menyekapnya di
rumahmu!”
“Dan apa hubungannya itu denganmu?”
Gabriel mengangkat alisnya, memprovokasi, “Bukankah kau bukan kekasih Selly
lagi?”
“Apa maksudmu?” Rolan mengerutkan
keningnya.
“Kalian sudah bukan sepasang kekasih
lagi bukan? Kau telah kehilangan cinta Selly kepadamu karena kebodohanmu, masuk
ke dalam jebakan Sabrina.” Gabriel terkekeh, “Mungkin sekarang aku bisa mencoba
memiliki Selly.”
“Beraninya Kau!” Rolan langsung emosi,
melemparkan cahaya terang dari tangannya, seperti kilat, menyambar ke arah
Gabriel.
Tetapi dengan tenang, hanya dengan
menggeser tubuhnya sedikit, Gabriel bisa menghindari sambaran cahata terang
yang sangat cepat itu, sementara tempat di belakangnya, yang tersambar oleh
serangan Rolan, hangus terbakar.
Gabriel menoleh melihat kerusakan
akibat serangan Rolan dan mendesis dalam senyuman, “Aku akan menagihkan
kepadamu kerusakan rumahku karena emosimu.” Jemari rampingnya bergerak pelan,
dan kemudian tanpa peringatan, bola api yang begitu besar meluncur ke arah
Rolan.
Marco sudah berlindung jauh di
belakang Rolan sambil menatap pertempuran itu dengan cemas, sementara itu Rolan
berhasil menghindari serangan Gabriel meskipun ada sedikit rambutnya yang
terbakar.
“Kenapa kau menyerangku Rolan? Bukan
aku tapi kau yang mengibarkan pertempuran ini.” Gabriel menyipitkan matanya,
“Apakah kau takut bahwa aku sudah berhasil merenggut Selly-mu?”
“Kurang ajar kau!” Rolan langsung
menyerang, melemparkan berkali-kali serangan cahaya brutal yang menghanguskan
dan setajam silet ke arah Gabriel, sementara Gabriel dengan mudah menghindar seolah-olah
tubuhnya seringan bulu. “Selly tidak akan semudah itu berpaling dariku!”
Sambil terus menghindari serangan
Rolan, Gabriel terkekeh, dia memang sengaja memprovokasi Rolan,
“Kau tidak akan bisa mengalahkanku
Rolan, tidak akan bisa.” Gabriel melemparkan serangan ke arah Rolan,
menimbulkan suara ledakan keras yang merusak. Halaman depan rumah Gabriel yang
besar sudah hancur lebur tak berbentuk, pun dengan rumah Gabriel yang sebagian
besar bagian depan rumahnya sudah runtuh karena serangan pertempuran mereka.
“Serahkan Selly kepadaku dan aku akan
berhenti menyerangmu.” Rolan berteriak sambil menghindari serangan Gabriel.
Mata Gabriel menajam, dan ekspresinya
mengeras, “Aku tidak akan menyerahkan Selly kepada lelaki yang tidak bisa
menjaga hati perempuan sepertimu!” Dan kemudian lelaki itu mengarahkan
jemarinya mengeluarkan sesuatu seperti asap hitam dari jemarinya, “Kau tidak
akan pernah menang melawanku, Rolan.”
Asap itu melingkupi tubuh Rolan,
tiba-tiba karena dia tidak siap, membuatnya sesak napas.
***
“Rolan!” Selly yang melihat hal itu
dari jendela berteriak cemas melihat asap itu melilit Rolan, membuatnya
kehabisan napas sampai pucat pasi. Carlos mengatakan bahwa sang pemegang
kekuatan akan sama kuatnya jika bertarung dan salah satu tidak akan bisa
mengalahkan yang lain. Tetapi melihat keadaan Rolan sekarang, Selly langsung
merasa ragu.
Dia mencoba meronta, tetapi Carlos
masih mencengkeram tangannya.
“Jangan Nona Selly! Jangan ikut campur
dan melukai diri anda sendiri! Pertarungan mereka tidak akan melukai siapun,
pun diri mereka sendiri. Biarkan mereka menyadari bahwa pertarungan itu sia-sia
dan berhenti sendiri!” Carlos berusaha menangkan Selly yang meronta-ronta.
Tapi Selly sudah terlalu panik, dua
lelaki itu. Gabriel dan Rolan tampak ingin membunuh satu sama lain, dan
serangan-serangan mereka terhadap satu sama lain sungguh mengerikan. Selly
tidak ingin kedua lelaki itu saling melukai, hanya karena dirinya!
Dengan segenap kekuatannya, dia
menghentakkan tangannya dari cengkeraman lelaki tua itu, ketika Carlos lengah,
Selly menendang kaki Carlos, membuat lelaki itu terhuyung ke belakang, dan
kemudian, sebelum Carlos sempat pulih, Selly berlari, membuka pintu kamar
melalui lorong rumah Gabriel yang besar dan mencari jalan menuju ke halaman tempat
pertarungan Gabriel dan Rolan berlangsung.
Dia meninggalkan Carlos yang
berteriak-teriak panik di belakangnya dan memanggil namanya dengan panik.
***
Rolan marah besar, asap pekat berwarna
hitam itu mencekiknya dengan kuat, seolah-olah berusaha menyedot semua udara di
sekelilingnya, dadanya terasa panas dan akan meledak. Meskipun begitu, Rolan
tahu, Gabriel tidak akan bisa membunuhnya, lelaki itu hanya bisa membuatnya
merasa sakit dan setelah itu tubuh Rolan, dengan kemampuan otaknya yang
sempurna akan memperbaiki dirinya sendiri.
Dia mencoba berkonsentrasi seperti
yang diajarkan oleh Marco, untuk melepaskan diri dari lilitan asap hitam yang
menyesakkan itu. Pertama-tama terasa sulit, apalagi dengan dadanya yang terasa
nyeri tak tertahankan, darah mengalir dari hidungnya ketika dia pada akhirnya
berhasil menguraikan asap hitam itu pelan-pelan supaya melepaskan belitannya
dari dirinya. Matanya menatap Gabriel yang hanya mengawasi dengan ekspresi geli
ketika dia akhirnya berhasil melepaskan asap itu sejauh mungkin dari dirinya.
“Itu adalah kekuatanku yang paling
mudah, kumainkan ketika aku masih kanak-kanak.” Gabriel mencibir, “Dan kau
kesulitan menghadapinya, bagaimana jika aku mengerahkan seluruh kemampuanku?”
Mereka memang tidak bisa saling
membunuh, mereka sama-sama kuat, ditakdirkan seperti itu. Tetapi pengalaman
Gabriel yang jauh lebih lama membuatnya lebih bisa menyakiti Rolan. Rolan
menyipitkan matanya, merasa marah.
“Kau juga belum tahu kekuatanku yang
sesungguhnya.” Ada bara api yang menyala dari tangan Rolan, makin lama makin
besar. Kalau Gabriel bisa menggunakan api untuk menyerangnya, Rolan juga bisa,
“Aku akan membuatmu hangus terbakar di neraka!” Dan dengan cepat, Rolan
melemparkan ledakan api itu ke arah Gabriel.
Detik yang sama, sekali lagi, Gabriel
memiringkan tubuhnya setengah melayang untuk menghindari serangan Rolan.
Serangan api yang melesat setajam pisau itu hanya meleset sedikit,
menghanguskan ujung samping rambut Gabriel., dan kemudian melewati tubuh lelaki
itu terus ke belakang, tempat Selly membuka pintu depan dan tiba-tiba muncul di
sana.
Gabriel dan Rolan sama-sama terkejut
dalam waktu yang sepersekian detik itu, mereka sama-sama berteriak, memanggil
nama Selly dan bergerak secepat kilat untuk mencegah serangan itu mengenai
Selly.
Tetapi terlambat, semua berlangsung
begitu cepat, api yang begitu kuat langsung menghantam tepat ke tubuh Selly,
menimbulkan suara ledakan yang mengerikan dan cahaya api yang membutakan mata.
Bahkan Selly tidak sempat berteriak lagi.
Gabriel meneriakkan nama Selly sekali
lagi, wajahnya pucat pasi, dia melesat dengan cepat mendahului Rolan,
menyingkirkan api yang menyelubungi tubuh Selly dengan cepat, dan kemudian
berlutut sambil mengangkat tubuh Selly yang terbaring lemah ke atas
pangkuannya.
“Selly. Astaga. Kenapa kau keluar?
Kenapa kau keluar?” Gabriel tidak bisa menyembunyikan kepanikan di dalam
suaranya, dia melihat beberapa luka bakar di kulit Selly dan merasa frustrasi
luar biasa karena dia tidak bisa menyembuhkan luka-luka itu. Kenapa Selly harus
kebal dengan kekuatannya??
Selly mencoba membuka mata, tetapi
seluruh tubuhnya terasa sakit, api itu menerpanya dengan begitu kencang,
kerusakannya memang tidak begitu tampak di bagian luar, hanya ditampilkan
dengan luka bakar di beberapa sisi kulitnya, tetapi api itu menembus tubuhnya,
membuat organ dalamnya terluka parah.
Darah mengalir dari sudut bibir Selly
dan dengan panik Gabriel mengusapnya.
“Bertahanlah Selly! Bertahanlah
sayang!” Gabriel bergumam, jemarinya menahan darah dari sudut bibir Selly
supaya berhenti mengalir, tetapi darah itu terus mengalir, menandakan kerusakan
yang padah di organ dalam tubuh Selly.
“Selly?” Kali ini Rolan yang mendekat,
berdiri di depan Gabriel yang berlutut sambil memangku tubuh Selly. Bibirnya
bergetar dan wajahnya pucat pasi. Dia melancarkan serangan yang paling kuat
untuk menghancurkan Gabriel, tetapi serangan itu malahan mengenai Selly,
perempuan yang dicintainya.
Selly mencoba berkata-kata, bibirnya
gemetaran, rasanya sulit untuk mengucapkan bahkan cuma satu kata sekalipun.
“Jangan....” suara Selly serak.
Tertahan oleh darah yang mengalir melalui tenggorokannya dan menyesaki
bibirnya.
Gabriel mengernyit tak tahan melihat
kondisi Selly, pada saat yang sama Carlos datang, lelaki tua itu tadi berlari
mengejar Selly dan sekarang berdiri tertegun melihat kondisi Selly yang terluka
parah.
Mata Gabriel menyala marah ketika
menatap Carlos, “Seharusnya kau menjaganya supaya tetap di dalam.” Kemeja
Gabriel sudah penuh oleh darah Selly, tetapi lelaki itu tampaknya tidak peduli,
tetap memangku Selly dan menyandarkan kepada perempuan itu ke dadanya.
Carlos gemetaran, “Saya sudah berusaha
tuan, tetapi nona Selly melepaskan diri dan berlari ke luar...”
“Berikan Selly kepadaku.” Rolan
menyela, tidak membiarkan Carlos menyelesaikan kata-katanya, “Dia akan
baik-baik saja bersamaku.”
Mata Gabriel membara, seakan ada api
yang menyala di sana. Dia menyerahkan tubuh Selly yang lungkai ke dalam
gendongan Carlos yang langsung menerimanya. Lalu berdiri, berhadap-hadapan
dengan Rolan.
“Memberikan Selly kepadamu?” Gabriel mendesis, menggertakkan giginya seolah tidak
mampu menahankan kemarahannya yang menggelegak. Darah Selly membasahi
kemejanya, darah Selly! Dan sekarang Gabriel merasakan ketakutan yang nyata
bahwa dia akan kehilangan Selly tanpa bisa menyelamatkannya. Di antara perasaan
tak berdaya itu, Gabriel menumpahkan kemarahannya kepada Rolan. “Kau yang
melukainya !” seru Gabriel keras, membuat wajah Rolan dipenuhi rasa bersalah,
“Aku akan membunuhmu Rolan! Dengan cara apapun!”
Tiba-tiba angin berhembus sedemikian
kencang, membuat pepohonan meliuk-liuk kalang kabut, daun-daun terlepas dari
tangkainya dan berterbangan di sekeliling mereka. Langit menggelap dan petir
berkerjapan di angkasa, udara berubah menjadi sedemikian dingin, seakan-akan
badai dasyat dan angin topan hendak menerjang bersamaan.
Carlos mengerutkan keningnya melihat
keadaan. Astaga. Tuannya ini benar-benar marah. Dan itu bisa menjadi bencana
bagi umat manusia. Kemarahan sang pemegang kekuatan yang tidak terkontrol bisa
menyebabkan bencana alam yang tak terkira di muka bumi ini, entah itu tsunami,
angin topan, gempa bumi... tergantung pada tingkat kemarahannya.
Dan sekarang Gabriel benar-benar
marah....
Carlos menunduk, menatap Selly yang
berada dalam gendongannya. Dia harus
bertaruh, kalau tidak bencana alam yang sangat besar mungkin akan terjadi di
sini.
“Nona Selly...” dia memanggil lembut
Selly yang terkulai lemah dengan mata terpejam, darah masih mengalir dari
bibirnya dan napas Selly tersengal-sengal seakan sulit sekali untuk bernapas.
Carlos merasakan kesedihan menghantam benaknya melihat kondisi Selly, tetapi
dia menguatkan hati untuk berkata dengan suara serak, “Nona Selly, hanya anda
yang bisa menghentikan pertarungan ini. Apakah anda rela berkorban demi cinta
sejati anda?”
Selly menanggapi dengan sedikit
menggerakkan kepalanya meskipun susah payah, bibirnya bergetar ketika mencoba
bersuara.
“Jangan... bertarung lagi......”
Dan kemudian cahaya putih langsung
keluar dari tubuhnya, melingkarinya, mengangkatnya sehingga melayang, lepas
dari gendongan Carlos yang terpana, begitupun saudaranya Marco yang sedari tadi
mengamati sambil berlindung di sisi lain halaman. Bagi Carlos dan Marco yang
sudah berusia ribuan tahun dan mendampingi seluruh pemegang kekuatan yang
pernah ada, inilah kali pertama bagi mereka melihat pengorbanan sang cinta
sejati dengan mata kepala mereka sendiri.
Gabriellah yang pertama sadar, dia
mengerutkan keningnya dan menoleh. Melihat tubuh Selly yang melayang di udara,
diselubungi cahaya putih. Seketika itu juga, tahulah dia bahwa Selly telah
melakukan pengorbanan dengan untuk cinta sejatinya yang bisa saja sama dengan
mengorbankan nyawanya.
“Tidak! Tidak!” Gabriel langsung
melupakan kemarahannya kepada Rolan, dia menerjang tubuh Selly yang diselubungi
cahaya putih, berusaha menggapai tubuh perempuan itu, tetapi selubung putih itu
terlalu kuat dan tebal, bahkan untuk pemegang kekuatan sekuat Gabriel, membuat
tubuh Gabriel terhempas menjauh.
Rolan yang melihat Selly juga langsung
panik. Apakah itu... apakah itu berarti Selly mengorbankan dirinya untuk
memberi kekuatan kepada cinta sejatinya? Kepada dirinya? Lalu apa yang akan
terjadi? Apakah Selly akan mati dan kemudian dia memiliki kekuatan otak seratus
persen dan bisa membunuh Gabriel?
Buat apa itu semua kalau dia harus
hidup abadi dalam patah hati, menyadari bahwa kekuatannya diperoleh dengan
mengorbankan nyawa perempuan yang dicintainya?
Air mata Rolan meleleh dari sudut
matanya, berdiri dengan kaku di sana, tidak bisa berbuat apa-apa melihat
keadaan Selly.
Sampai kemudian cahaya putih itu
membesar hingga membutakan mereka, dan kemudian ledakan besar terjadi, membuat
semua orang yang ada di sana terhempas.
***
Gabriellah yang membuka matanya
pertama kali, setelah entah berapa lama tak sadarkan diri akibat ledakan hebat
itu, dia berbaring di antara puing-puing dan langsung terduduk tegak, matanya
mengitari sekeliling halaman, melihat kerusakan hebat yang terjadi akibat
ledakan terakhir itu. Dia melihat Rolan, yang masih tak sadarkan diri di
dekatnya, tetapi dia tidak peduli.
Di mana Selly?
Gabriel menajamkan pandangannya,
menembus debu asap putih di antara puting-puing yang berjatuhan. Dan kemudian
dia melihat tubuh mungil Selly yang lunglai di sudut halaman. Gabriel langsung
berdiir, setengah berlari menghampiri tubuh Selly, dia berlutut di samping
tubuh Selly yang lunglai.
Gabriel tak pernah merasakan takut
sebelumnya. Tetapi kali ini dia takut sampai gemetaran. Apa yang ada di dalam
hatinya tidak pernah dirasakannya dan tidak bisa dideskripsikannya sebelumnya.
Dia takut Selly mati, dia takut perempuan itu meninggalkan dunia ini,
sementara... sementara Gabriel bahkan belum mengakui perasaannya kepada
Selly...
Bahwa dia mencintai perempuan itu,
entah sejak kapan. Mungkin sejak mereka makan malam berdua di hari ulang tahun
Selly itu... atau mungkin bahkan sejak mereka bertabrakan pertama kali di dekat
rumah sakit, ketika dia mengambilkan butir-butir jeruk yang berjatuhan dari
kantong Selly. Gabriel tidak tahu kapan perasaannya bertumbuh dan bagaimana,
yang ada di benaknya sekarang adalah rasa pedih yang memenuhi jiwanya. Sadar
bahwa semuanya sudah terlambat.
Jemari Gabriel gemetar ketika dia
menyentuh pipi Selly, mencoba mencari kehangatan di sana, tetapi tidak
ditemukannya. Kulit Selly begitu dingin, seolah aliran darah sudah berhenti di
sana, tidak mengalir lagi.
Gabriel mengangkat tubuh Selly
mendekatkan perempuan itu, mencoba mencari helaan nafas yang tersisa, tetapi
tidak ditemukannya... dia mendekatkan telinganya ke dada Selly, mencari detak
jantungnya, tetapi tidak ada apapun di sana, semuanya kosong...
Sesuatu yang hangat mengalir di sudut
matanya, tetesan air mata yang tidak pernah lagi dialirkannya sejak kematian
mamanya. Gabriel menangis, diliputi oleh kesedihan yang sangat dalam.
Dipeluknya tubuh Selly ke atas
pangkuannya, dilingkarkannya lengannya ke tubuh Selly yang terkulai lemah,
sekuat tenaga memeluk perempuan yang dikasihinya itu. Tubuh Gabriel berguncang
menahankan tangis kesedihannya.
“Kau juga mencintainya ya?”
Suara itu membuat Gabriel mengangkat
kepalanya, dan langsung bertatapan dengan Rolan. Kondisi Rolan tidak lebih baik
darinya, lelaki itu tampak kacau balau, dan kesedihan tersirat di wajahnya,
kesedihan yang dalam dan penuh arti.
Dua orang pemegang kekuatan yang
saling bertentangan itu bertatapan, dengan perempuan yang sama-sama mereka
cintai terkulai di antara mereka.
Gabriel menghapus bening di sudut
matanya, “Ya. Dan Selly telah berkorban demi cinta sejatinya. Kekuatan 5% itu
telah dipindahkan dengan ganti nyawanya.”
Rolan terpekur. “Apakah kita akan
melanjutkan pertempuran ini? Yang satu membunuh yang lain?”
Gabriel menunduk, melihat ke arah
Selly, lalu menggelengkan kepalanya dengan sedih,
“Tidak. Tidak ada gunanya lagi. Tidak
ada gunanya lagi tanpa dia.” Dan kemudian, tiba-tiba Gabriel merasakan denyutan
samar di dada Selly yang menempel di dadanya. Selly belum mati sepenuhnya,
masih ada kehidupan yang tersisa di sana, masih belum terlambat untuk
menyelamatkan Selly...
Gabriel mendongakkan kepalanya,
menatap ke arah Rolan,
“Kau jaga dia baik-baik setelah ini
jangan pernah kecewakan perasaannya lagi karena sesungguhnya dia perempuan baik
yang begitu setia kepadamu....”
Rolan mengerutkan keningnya, ‘Kau akan
melakukan apa?”
Tetapi Gabriel tidak menjawab, lelaki
itu menundukkan kepalanya, dan mengecup bibir Selly penuh perasaan, membuat
sesuatu berdenyut kencang di jantung Rolan melihatnya. Lalu setelah itu Gabriel
memejamkan matanya, meletakkan jemarinya di dahi Selly.
Rolan langsung terpana. Dia mengenali
metode itu, itu sama seperti ketika Matthias memindahkan kekuatan kepadanya....
apakah Gabriel memindahkan kekuatannya kepada Selly dengan mengaktifkan
kekuatan otak Selly supaya bisa menyembuhkan dirinya sendiri?
Prosesnya tidak lama, bahkan tidak
terlihat ada yang berbeda, selain ketika Gabriel membuka matanya, aura kejamnya
sedikit memudar. Lelaki itu menggendong Selly yang lunglai dan berdiri tepat di
depan Rolan, lalu menyerahkan Selly kepada Rolan.
“Jaga dia baik-baik. Sekarang kalian
bisa bersama selamanya. Kalian sama-sama abadi, jadi hanya kau yang bisa
menjaganya.” Mata Gabriel menatap Rolan dengan serius, “Jangan pernah percaya
pada apapun yang dikatakan Sabrina, Rolan. Dia jahat. Bahkan jiwanya lebih
jahat dan kelam daripada diriku, dia telah merencanakan semuanya dari awal
untuk merusak hubunganmu dengan Selly, dan sekarang dia sudah menanggung
hukumannya sendiri. Lupakan Sabrina dari benakmu dan fokuslah untuk mencintai
Selly.”
Lalu Gabriel itu membalikkan badan dan
melangkah pergi, meninggalkan Rolan yang terpana, mau tak mau menerima tubuh
Selly yang lunglai ke dalam pelukannya.
***
Carlos dan Marco berdiri dalam diam,
melihat semua itu dan kemudian saling bertatapan.
Sungguh akhir yang tidak diduga,
Gabriel sang pemegang kekuatan yang begitu kejam, pada akhirnya lebih memilih
menyelamatkan cinta sejatinya daripada mengejar ambisinya untuk membalas
dendam...
Lelaki itu melepaskan kekuatannya,
melepaskan keabadiannya, untuk menyelamatkan nyawa Selly.
Carlos merasa ada yang hilang jauh di
dalam dirinya, sekian lama dia mengabdi kepada Gabriel tuannya, dan sekarang
dia memiliki majikan baru... Selly... tuannya yang baru.
***
Ketika pulang ke rumah sambil membawa
Selly, diikuti Carlo dan Marco, Rolan melangkah dan meletakkan tubuh Selly yang
masih belum sadarkan diri ke atas ranjang di kamar tamunya. Tanda-tanda
kesembuhan sudah tampak di diri Selly, sudah ada rona di kulitnya, napas
perempuan itu sudah teratur dan jantungnya berdetak kencang, tanda vitalitas
hidupnya yang semakin membaik.
Tetapi perasaan mengganjal itu terus
menyisa di benak Rolan ketika dia mengamati Selly.
Selly telah mengorbankan nyawanya demi
memberikan 5% kekuatan kepada sang cinta sejati.... tetapi...
“Tuan Rolan!”
Itu suara Marco, dia memanggil dengan
panik membuat Rolan menoleh, dan mengerutkan keningnya.
“Anda harus ke kamar anda, nona
Sabrina...” Marco melanjutkan dengan nada tinggi karena tertelan kepanikannya,
dia tidak menunggu Rolan bertanya, langsung membalikkan badannya ke arah kamar
Rolan tempat Sabrina ditempatkan.
Dan ketika sampai di sana, keduanya
sama-sama terpana. Menatap ke arah ranjang yang kosong, hanya menyisakan
seberkas abu yang bertebaran di sana.....
Rolan menatap Marco dengan penuh rasa
ingin tahu,
“Apakah... apakah Sabrina..” matanya
menatap ke arah debu yang berada di atas tempat tidur itu.
Marco menganggukkan kepalanya dengan
muram, “Sepertinya itulah yang terjadi kepada Sabrina, dia terbakar habis
menjadi debu, oleh darah yang mengalir di tubuhnya.... manusia biasa tidak akan
mampu menampung darah dari dua pemegang kekuatan yang bertolak belakang secara
bersamaan...”
Rolan tiba-tiba merasa bersalah,
“Apakah itu berarti akulah yang membunuh Sabrina? Aku memberikan darahku kepadanya,
bukan.”
“Anda tidak perlu merasa bersalah.”
Carlos, yang sekarang mengabdi kepada Selly muncul entah dari mana seperti
biasa, “Anda memberikan darah anda kepada nona Sabrina karena anda
dimanipulasi. Semua ini karena kesalahan nona Sabrina sendiri, mencoba mencari
supply darah dengan memanfaatkan kebaikan hati sang pemegang kekuatan.” Mata
Carlos menatap Rolan dengan tajam, “Tak perlu membuang kesedihan untuk
perempuan jahat seperti nona Sabrina, seperti kata tuan Gabriel tadi, anda
harus fokus kepada nona Selly, beliau sekarang sudah sadar.”
“Selly sudah sadar?” Rolan tersentak,
“Aku harus menemuinya.”
Dan kemudian dia melangkah menuju ke
kamar tamu tempat Selly dibaringkan.
***
Rolan memasuki kamar itu dengan
hati-hati dan melihat bahwa Selly sudah terduduk, sadarkan diri di atas ranjang
dengan tatapan mata kosong.
“Hai.” Rolan menyapa lembut sambil
duduk di sebelah ranjang Selly, “Bagaimana keadaanmu?”
Selly mengangkat matanya dan menatap
Rolan, lalu tersenyum lembut, “Apa yang terjadi?”
‘Kau tidak ingat?” Rolan mengerutkan
kening
Selly memegang kepalanya dengan
bingung, “Semuanya bercampur aduk di kepalaku, pertempuran itu.. lalu aku tidak
ingat apa-apa lagi..”
Rolan meraih tangan Selly dan
menggenggamnnya, “Maafkan aku Selly, tanpa sengaja aku mengenaimu dan membuatmu
terluka... lalu... lalu kau mengorbankan dirimu demi memberikan kekuatan 5%
kepada cinta sejati.”
“Aku mengorbankan diriku?” Selly
membelalakkan matanya, menatap dirinya sendiri yang baik-baik saja, “Tetapi aku
tidak mati. Bukankah katanya pengorbanan itu adalah pengorbanan nyawa? Dan
kalian berdua, kau dan Gabriel... apakah kalian melanjutkan pertempuran itu?”
Mata Selly melirik ke arah Carlos yang berdiiri diam di sana, tiba-tiba merasa
cemas, “Kenapa Carlos ada di sini? Di mana Gabriel?”
Suasanya menjadi hening. Rolan sendiri
menelan ludahnya dan tertegun. Ekspresi wajahnya tampak sedih.
“Kau hampir meninggal setelah
melakukan pengorbanan diri, Selly. Dan Gabriel menyelamatkan nyawamu, tidakkah
kau merasakannya? Aliran kekuatan itu di tubuhmu?”
“Apa maksudmu?” Selly terperangah dan
kemudian dia menyadari, ada yang berbeda di tubuhnya, seluruh inderanya terasa
lebih peka, seluruh tubuhnya terasa lebih kuat... apakah dia.. apakah Gabriel..
“Apakah Gabriel memberikan kekuatannya untukku?” suara Selly meninggi diliputi
oleh kebingungan yang dalam, “Apakah Gabriel menyelamatkan nyawaku dengan
memberikan kekuatannya untukku?”
Carlos menghela napas panjang, saling
melempar tatapan dengan Rolan dan pada ahirnya dialah yang menjawab,
“Ya Selly. Gabriel, dia menyelamatkan
nyawamu, dia menyerahkan kekuatannya dengan mengaktifkan kekuatan otakmu dan
menjadikanmu pemegang kekuatan gelap yang baru, Carlos sekarang mengabdi
kepadamu.”
Selly merasakan seluruh tubuhnya
gemetar, ‘Kenapa Gabriel melakukannya? Kenapa?”
“Karena anda adalah cinta sejati tuan
Gabriel. Saya sudah mengatakannya kepada anda bukan? Sejak kekuatan tuan
Gabriel tidak mempan kepada anda, saya sudah menduganya.”
Dia? Cinta sejati Gabriel?
Tetapi dia mengorbankan dirinya untuk
memberi tambahan kekuatan lima persen kepada Rolan bukan?
Matanya menatap Rolan, menyiratkan
pertanyaan itu tanpa kata-kata. Dan Rolan langsung paham, ekspresi tegarnya
langsung runtuh, berganti dengan kesedihan yang luar biasa.
Lelaki itu menggelengkan kepalanya.
“Tidak Selly. Kau tidak memberikan
tambahan lima persen kekuatan itu untukku. Semula aku mengira kau melakukannya
untukku..” Rolan menelan ludah, suaranya tampak tercekat di tenggorokan,
“Tetapi ketika aku sadarkan diri setelah ledakan itu. Aku merasa sama... tidak
ada tambahan kekuatan untukku, aku berdiri mencarimu, dan menemukan Gabriel
sedang menangis sambil memeluk tubuhmu yang sekarat...”
Gabriel menangis...? Menangis
untuknya?
“Kesedihan Gabriel karena takut
kehilanganmu begitu nyata hingga jantungkupun terasa terkoyak ketika
melihatnya.” Rolan melanjutkan, matanya berkaca-kaca. “Dan kemudian ketika kami
berdiri berhadapan, dengan kau dipeluk erat dalam gendongannya, barulah aku
menyadari.... bahwa kau...” Rolan menghela napas panjang, seperti kesulitan
berkata-kata, “Bahwa kau memberikan pengorbanan 5% mu bukan kepadaku, melainkan
kepada Gabriel, Gabriel-lah cinta sejatimu.”
Selly ternganga, begitupun Marco dan
Carlos yang berada di ruangan itu, semuanya semula mengira bahwa Selly
memberikan 5% pengorbanannya untuk menambahkan kekuatan otak Rolan.
Jadi.. Gabriellah yang disempurnakan
kekuatan otaknya menjadi 100% ketika itu? Jadi Gabriel-lah yang berada di atas
angin waktu itu? Dengan kekuatan otak sempurna 100% Gabriel bisa dengan mudah
menuntaskan dendamnya, membunuh Rolan, sang pemegang kekuatan terang dengan
gampang.
Tetapi ternyata itu tidak
dilakuaknnya, karena Selly..
“Aku bertanya kepada Gabriel, apakah
dia akan melanjutkan pertarungan ini. Aku yakin dia sudah menyadari bahwa
dirinyalah yang terbangkitkan 100%, aku yakin dia menyadari kalau dia
melanjutkan pertarungan ini, dengan mudahnya dia akan meraih kemenangan dan
membunuhku.” Rolan bergumam dengan suara sedih, “Tetapi dia bilang dia tidak
ingin melanjutkan pertarungannya, dia bilang tidak ada gunanya jika tidak ada
kau Selly.... lalu dia melakukan itu, memberikan kekuatannya kepadamu, membuat
dirinya menjadi manusia biasa yang lemah tanpa kekuatan apa-apa.” Napas Rolan
tercekat di tenggorokan, “Aku merasa malu, sungguh merasa malu.... aku selama
ini merasa bahwa aku adalah cinta sejatimu, merasa bahwa kau amat sangat
mencintaiku, tetapi perlakuanku kepadamu tidak mencerminkan cinta sejatiku
kepadamu, aku berkali-kali mengecewakanmu, melukai perasaanmu, dan bahkan
berani-beraninya mencium perempuan lain dan merasakan perasaan lebih kepada
perempuan itu.” Mata Rolan tampak berkaca-kaca, “Sudah sepantasnya perasaanmu
kepadaku terkikis habis dan pada akhirnya kau mengalihkan perasaanmu kepada
lelaki lain yang tanpa kau sadari selalu ada untukmu dan menjagamu.”
Air mata mengalir di pipi Selly
mendengar perkataan Rolan, rasa haru dan sedih menyeruak di dadanya,
memenuhinya hingga membuat bening di matanya mengalir tanpa henti. Astaga....
dia bahkan tidak menyadari perasaannya, tidak sampai Rolan mengatakannya.
Mungkin nuraninya yang paling mengerti sehingga ketika dia melakukan
pengorbanan dalam kondisi sekarat.... pengorbanan itu diberikan untuk Gabriel.
Dan lelaki itu, Gabriel. Dia bisa
menghancurkan dunia ini dengan mudah, dia bisa mengalahkan Rolan dengan
gampang.... karena Selly telah membuat kekuatan otaknya sempurna. Tetapi lelaki
itu lebih memilih untuk menyelamatkan nyawanya.... memberikan kekuatannya
kepoada Selly, serta membuat dirinya sendiri menjadi manusia biasa.
“Gabriel menyuruhku menjagamu.” Rolan
melanjutkan, jemarinya menyentuh pipi Selly mencoba menghapus air matanya, “Dan
jika kau bersedia, aku dengan tulus akan menjagamu, seperti dulu Selly, kita
bersama-sama saling mencintai, hanya saja kali ini mungkin kisah kita akan abadi,
kau dan aku sama-sama pemegang kekuatan dan kita bisa hidup bersama selamanya.
Mata Selly tampak ragu, “Bagaimana
dengan Sabrina?”
Rolan tertegun, seketika itulah dia
menyadari betapa Sabrina benar-benar menjadi ganjalan di hati Selly, betapa
dirinya telah menyakiti hati Selly dengan menggunakan sebagian besar waktunya
untuk Sabrina...
“Aku sudah mengatakannya kepadamu,
bukan? Sabrina hanyalah perempuan penipu... dia... dia ternyata merencanakan
semuanya.” Suara Rolan tercekat di tenggorokannya, lelaki itu menyentuhkan
jemarinya dengan lembut ke rambut Selly, “Aku akan menceritakan nanti kepadamu.
Yang pasti, Sabrina tidak akan menjadi penghalang di antara kita lagi.” Rolan
mengambil jemari Selly dan membawanya ke mulutnya, “Dan jika kau mau memberiku
kesempatan kedua, aku berjanji, segalanya akan lebih baik kini, aku akan
berjuang untuk memenangkan cintamu lagi.”
Bagaimana dengan Gabriel?
Selly bertanya-tanya, kini setelah dia
menyadari perasaannya yang sesungguhnya, setelah dia mengetahui pengorbanan Gabriel
untuknya, lelaki itu tidak bisa lepas dari benaknya. Dan bagaimana mungkin
Selly menerima tawaran Rolan untuk berbahagia bersama dalam kehidupan abadi,
sementara Selly mengetahui bahwa di luar sana.... ada Gabriel yang menyerahkan
keeabadiannya, menjadi manusia biasa.... demi menyelamatkan nyawa Selly?
Rolan tampaknya bisa membaca apa yang
ada di benak Selly,
“Gabriel memintaku untuk menjagamu
Selly, dia sendiri yang menyrahkan dirimu ke dalam tanganku sebelum pergi....”
Gabriel pergi ke mana?
Selly langsung meneriakkan pertanyaan
itu dalam benaknya, ditatapnya Rolan, lelaki yang pernah amat sangat
dicintainya, Rolan masih tampak sama, begitu lembut, tampan dan penuh kasih.
Tetapi Selly-lah yang berbeda... perasaannya berbeda sekarang, mungkin rasa kecewa
yang bertubi-tubi telah membuatnya tanpa sadar memasukkan lelaki lain ke dalam
benaknya....
Ditatapnya Rolan dengan tatapan mata
bersalah, ketika berbicara, suaranya terdengar serak.
“Maafkan aku...” Selly hanya mampu
mengucapkan satu patah kata itu, air mata bergulir di benaknya seiring
kejujuran yang mengalir dari mulutnya, ‘Maafkan aku Rolan.”
***
Marco membukakan pintu mobil untuk
Selly. Mereka berhenti di depan sebuah rumah besar di pedesaan yang indah,
penuh dengan pepohonan besar yang menghijau. Rumah itu terletak di tengah
hamparan padang rumput yang luar biasa luas. Berwarna putih menjulang dengan
pagarnya yang tinggi, tampak megah di tengah keheningan.
Selly berdiiri dengan ragu, merasakan
tiupan angin yang membuat rambutnya berantakan dan roknya berkibaran. Dia lalu
menatap ke arah Marco,
“Apakah dia ada di sini?”
Marco yang sekarang menjadi pelayannya
yang setia menganggukkan kepalanya.
“Dia selalu ke sini. Saya masih bisa
merasakan kehadirannya meskipun samar.”
Selly menghela napas panjang, kemudian
dia memantapkan diri untuk melangkah mendekati rumah itu. Gerbangnya terkunci
tentu saja, tetapi sekarang Selly memiliki kekuatan, dia hanya menyentuhkan
jemarinya dan gerbang rumah itupun terbuka.
Selly melangkah masuk melewati halaman
depan yang lengang, langsung ke pintu depan. Di bukanya pintu itu dan dengan
hati-hati dia melangkah melalui lorong yang sedikit remang, hanya diterangi
oleh cahaya sore yang menembus tirai-tirai putih di jendela-jendela kacanya.
Entah kenapa Selly tahu.... dia
melangkah menuju ujung lorong, ke ruangan yang paling ujung dan membuka
pintunya.
Itu sebuah kamar, kamar yang sangat
luas bernuansa cokelat maskulin, jendela-jendela kacanya sangat besar di ujung
sana, memasukkan cahaya keemasan matahari sore ke dalamnya. Meskipun begitu,
tidak ada pencahayaan lain di kamar itu, membuat suasana tampak gelap dan
remang.
Kamar itu kosong.
Selly mengamati sekeliling ruangan,
mencoba merasakan kehadiran seseorang, tetapi dia tidak bisa merasakannya.
Tiba-tiba.... sesuatu yang keras
menempel di belakang kepalanya. Sebuah pistol.
Dan lelaki itu, lelaki itu berdiri di
belakangnya, menodongkan pistol ke kepalanya.
“Siapa kau, berani-beraninya memasuki
rumahku tanpa izin?” Gabriel setengah menggeram di belakang Selly, suasana yang
gelap sepertinya membuat Gabriel tidak menyadari bahwa sosok yang berdiri di
depannya itu adalah Selly,
Selly langsung merasakan seluruh
tubuhnya gemetar karena antisipasi ketika menyadari bahwa Gabriel, lelaki itu
berdiri di belakangnya. Dia membalikkan badannya, tidak mempedulikan pistol
yang ditodongkan di kepalanya, dan berdiri berhadapan, begitu dekat dengan
Gabriel.
“Gabriel.” Cukup satu kata, yang
dibisikkan dengan penuh perasaan. Dan Gabriel langsung menurunkan pistol yang
dipegangnya.
“Selly?” suaranya ragu, terdengar
tidak yakin.
Selly merasakan bening yang menetes di
pipinya. Akhirnya! Setelah kerinduan
yang tertahankan, dia bisa menemukan di mana Gabriel menghabiskan waktunya
akhir-akhir ini, dengan bantuan Marco yang amat sangat mengenal mantan tuannya
itu, tentu saja.
“Ini aku.” Selly mengusap air mata
yang mengalir di pipinya.
Gabriel tanpa di duga langsung
mengulurkan jemarinya, menangkup pipi Selly. Sejenak seperti tidak mampu
berkata-kata.
“Apa yang kau lakukan di sini, Selly?”
Selly mengulurkan tangannya, menangkup
tangan Gabriel yang ada di pipinya,
“Aku mencarimu... aku...”
“Bagaimana dengan Rolan?” Gabriel
menyela. “Apakah kau meninggalkannya untuk mencariku?” Lelaki itu menggelengkan
kepalanya, tampak muram, “Seharusnya kau tidak melakukannya Selly. Kau dan dia,
kalian sama sekarang, kau bisa berbahagia bersamanya.”
Selly langsung menggelengkkan
kepalanya kuat-kuat, “Bagaimana mungkin aku bisa berbahagia dengan orang yang
bukan cinta sejatiku?” Matanya menyala mantap ketika menatap Gabriel, “Mungkin
pikiranku ketika itu tidak mengetahui siapa yang benar-benar kucintai. Tetapi hatiku
tahu, aku memberikan pengorbananku untukmu bukan?”
Gabriel tercenung, ekspresinya tampak
keras, datar dan tidak terbaca, seperti biasanya.
“Dan kenapa kau melakukan itu Selly?
Memberikan 5%mu untukku?”
Selly menelan ludah, semula tampak
kesulitan mengungkapkan apa yang ada di benaknya, tetapi kemudian dia
memantapkan diri. Gabriel, di balik sikap dinginnya, pasti membalas perasannya.
Lelaki itu tidak akan mungkin mengorbankan kekuatannya untuk menyelamatkan
Selly kalau dia tidak mencintai Selly bukan?
“Karena aku mencintaimu.” Selly
setengah berbisik, lembut dan pelan, menyatakan cintanya dengan hati-hati.
Lapisan datar dan keras yang
melingkupi Gabriel langsung memudar seketika. Lelaki itu mengerutkan keningnya,
tampak menahan diri sekuat tenaga.
“Selly.” Bisiknya sepenuh perasannya,
“Katakan sekali lagi.”
Selly tersenyum, kali ini sedikit
merasa yakin ketika mengulang kembali pengakuan cintanya,
“Aku mencintaimu Gabriel.”
Detik itu juga, Gabriel langsung
meraih Selly ke dalam pelukannya, memeluknya begitu erat, menumpukan seluruh
kerinduan yang tertahan sebelumnya.
“Aku mencintaimu.” Gabriel berbisik,
menenggelamkan wajahnya di keharuman rambut Selly yang mungil dan pasrah dalam
rangkulan lengannya, “Rasanya aku hancur ketika tahu bahwa aku akan kehilanganmu,
ketika itulah aku menyadari bahwa aku mencintaimu, bahwa tidak ada artinya
bagiku bisa menguasai seluruh dunia dan seluruh kekuatan di dalamnya kalau
tidak ada kau.” Gabriel meraih bahu Selly, mengangkat dagu perempuan itu dan
mendekatkan ke wajahnya, ‘Kau telah mengambil hatiku tanpa aku menyadarinya
Selly, begitu baik hati, begitu mudah dicintai, bertolak belakang dari semua
yang kuyakini sebelumnya, aku kehilangan pertahanan dan tanpa kusadari telah
menyerahkan segalanya untukmu.”
Air mata mengalir lagi dari sudut mata
Selly, air mata haru dan penuh kebahagiaan.
“Terimakasih Gabriel, terimakasih
telah menyelamatkan nyawamu, terima kasih telah begitu mencintaiku...”
Selly tidak menyelesaikan
perkataannya, karena Gabriel mendekatkan bibirnya dan mengecupnya. Kecupan itu
semula lembut, hanya sebagai peredam gejolak perasaan dan kerinduan yang
meluap-luap. Tetapi kemudian semakin dalam, Gabriel melumat bibir Selly dengan
sepenuh perasaannya, mencecap seluruh rasanya, menikmati dan memujanya.
Hingga ketika ciuman itu selesai,
napas keduanya terengah-engah.
Gabriel mengecup dahi Selly dan
kemudian menenggelamkan perempuan itu ke dalam pelukannya.
Mereka begitu menikmati kebersamaan
mereka. Memang masih banyak yang perlu dibicarakan, masih banyak yang perlu
diungkapkan. Tetapi saat ini yang penting adalah kebersamaan mereka, menikmati
kehadiran satu sama lain. Cinta sejati.
Gabriel telah begitu lama tenggelam
dalam kekelaman, melingkupi jiwa dan benaknya, membuatnya menjadi begitu getir
dan kejam. Tetapi kehadiran Selly yang begitu baik hati, telah melembutkan jiwanya
yang begitu keras tanpa sadar.
“Terimakasih Selly, telah membuat
hatiku yang kukira tidak mungkin mencinta ini, jatuh cinta kepadamu...” Gabriel
berbisik, haru dan penuh perasaan.
Selly menganggukkan kepalanya, masih
penuh air mata, dia menatap lelaki itu. Gabriel yang tampak begitu tampan
dengan rambut hitam gelap dan mata cokelatnya yang tajam. Lelaki ini dulunya
tampak begitu jauh, hingga bagi Selly tidak mungkin kalau hati mereka akan
bertaut. Tetapi ternyata takdir menggariskan lain. Selly ternyata telah jatuh
hati kepada Gabriel tanpa dia sadari, dan pengorbanan Gabriel untuknya, membuat
cintanya semakin dalam.
Dia menenggelamkan kepalanya di dada
Gabriel, memejamkan matanya dan tersenyum. Nanti mereka akan membicarakan
segalanya, sekarang, dia akan menikmati kebersamaan mereka yang
membahagiakan dan mensyukuri semua yang
ada di dalam pelukan lengannya.
-End-
Aaaakkkkkkkk.... Haiiiiii Mba Santhyyyyyy apa kabaarrrrr???kangeeeeennnnnnnnnn......
BalasHapusSmg smw urusan Mba Santhy dmudahkan yaaahhhhh..... Hukz....
Huaaaaaaaaaaa,,Gabrieelllllllll akuuhhhh pdamuuuuuuhhh...
G nygkaaa,,g nygka bgtz akhrnya beginiiiiii.. Keeyeennnnnnnn.. Mba Santhyyy keyeeeennnnnnn....
Ttp smgt yah Mba Santhy,,jgn nyerah sm keadaan,,smg smw urusan Mba Santhy dmudahkan... *peluuukkkkkk2*
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusYa ampuunn,,sakingg smgtnya smpe double komennya... *nunduk*
BalasHapusMaap...
mbak.....tvt dipost pleaseee......*edisi maksa.hehehee.....
BalasHapusMbak Santhy kangeennnnnnnn ..
BalasHapusIni kan lom liburan Natal mb tapi uda post hihi, thanks mb :*
Akhir yang tak terduga Sely akhirnya dengan Gabriel
Mbak san, rolan tak ajak blind date boleh gak? Hihihi, kali aja cocok :D
BalasHapusmbak saaaannnn akhirnya engkau kembali.........
BalasHapusAkhirny... Stelah skian lma bsa bca jga.. Mkasih bgt mbak Santhyyy!!!:*:*:*
BalasHapusmba shanty makasih banyak yaa di upload lagi kelanjutannya :)
BalasHapusTerharu mb san,akhir y sally sama gabriel juga hikz hikz hikz
BalasHapusCry... Terharu... But happy ending.. I like it..
BalasHapusalhamdulillah mba sant balik lagi, terima kasihhh mba santh:*
BalasHapusMbaak miss youu
BalasHapusaaaaa mbak akhirnya balik juga dirimu *kecup basah* makasih banyak mbak udh sempatin waktunya
BalasHapusMbak Santhy kangen banget aku sama kamuuuu *peluk* dan aku nangis banget baca ini.. huhu makasih udah dilanjutin :*
BalasHapusHuaaaa mengharukan banget endingnya mb san
BalasHapusAkhirnyaaa selly ama gabriel jugaaa
Makasih mb saan...
Ahh itu pas bagian Selly bikin kesel banget, bisa kena ke dia ya? Kalo jadi Rolan mending mati daripada ngegituin cinta sejati sendiri, Gabriel keren banget! Cari yg beginian di mana? Udah dari awal setujunya sama Gabriel! Kali-kali tokoh baik gak harus bahagia juga hahhaha. Gabriel juga baik, cuma mukanya aja gitu wkwkw. Puas sama ending!
BalasHapusakhirnya gabriel-lah yg menang...! Asyiiiik....
BalasHapus"Marco yang sekarang menjadi pelayannya yang setia menganggukkan kepalanya."
BalasHapusIni ga ketuker kah? Bukankah Marco pelayannya Rolan? Kalo Selly dpt kekuatan dari Gabriel, berarti yg jd pelayannya Carlos dong. Eh iya gak sih? -_-
"Marco yang sekarang menjadi pelayannya yang setia menganggukkan kepalanya."
BalasHapusIni ga ketuker kah? Bukankah Marco pelayannya Rolan? Kalo Selly dpt kekuatan dari Gabriel, berarti yg jd pelayannya Carlos dong. Eh iya gak sih? -_-
huahahaha... akhirnya.. maaf telat bingit berkunjungnya..
BalasHapustuh, kann.. feeling ku k Gabriel bener.. cucokk bray..
mbaa, kok ga pernah nulis lagi :( kangen baca karya mba santhy nih :'(
BalasHapusWooww.. namaku Selly dan suamiku namanya Rolan.. agak kaget pas baca ini :D tapi harusnya Selly sama Rolan nih mba :)
BalasHapusHai, kamu mau baca novel romantis lain yang nggak kalah serunya?
BalasHapusberkunjung ke blog ku yuk!
http://karyacinta-rita.blogspot.co.id/
Huwaaaaaa senenggggnyaaaa, ternyata sama gabrielll.emang feelnya dapet sama gabriel dr pada rolan..hahahhhhaha.
BalasHapusquotes about anniversary wishes about uncle and aunt
BalasHapushappy anniversary aunt and uncle
Inilah Bandar Togel Bonus Terbesar yang pernah ada, Omtogel. Dimana Omtogel dapat memberikan kalian segala keuntungan dan kemudahan dengan adanya diskon serta bonus besar.
BalasHapus