Rabu, 11 Juli 2012

Aku Benci Brandon!


Brandon selalu menjadi kesayangan mama, kemana-mana selalu diajak mama. Untuk makanannya mama menyediakan dana khusus, harus yang paling mahal, paling enak, paling bergizi. Tempat tidurnya juga lebih bagus dari punyaku, mainannya banyak dan beraneka ragam, jauh sekali dari punyaku, Bahkan uang sekolah Brandon lebih mahal dari uang sekolahku, karena Brandon bersekolah di sekolah khusus. Ya, aku memang iri kepada Brandon.

Setiap pulang kerja, yang mama cari selalu Brandon, aku hanya menatap benci ketika Brandon menghambur ke pelukan mama yang hangat, kemudian rambut Brandon diusap dan dibelai oleh mama. Aku sangat iri.

Malam itu ketika mama sudah tidur pulas, aku hampiri Brandon yang terlelap di balik selimut hangatnya, mata Brandon terbuka dan berseri ketika menyadari kehadiranku, Brandon memang selalu berusaha bersahabat denganku, tetapi aku selalu menghindarinya seolah dia virus menjijikkan.

Kubuat isyarat supaya dia tidak berisik, Brandon menurut, lalu dengan kedua tanganku yang mungil, kucekik lehernya, kuluapkan semua kebencianku dalam cekikanku itu. Brandon berteriak-teriak berusaha meronta, tapi kutekan cekikanku di lehernya sambil menatap matanya yang kini melotot, matanya memerah, urat-uratnya menonjol, lalu setelah pekikan lemahnya yang terahkir ditengah sisa-sisa perjuangannya mempertahankan hidup, Brandon terkulai dan mati.

Saat itu pintu terbuka tiba-tiba, rupanya mama bangun mendengar suara ribut-ribut di luar, dan mama terperangah tak bisa berkata-kata, melihat aku yang sedang berjongkok, tanganku dileher Brandon, mencekiknya, dengan tubuh Brandon yang terkulai mati. Lalu jeritan histeris berhamburan dari mulut mama,
“Endraaaaaaa………!!! Kamu apakan anjing kesayangan mamaaaa…..???!!!!”