Sabtu, 09 Juni 2012

Aroma Patah Hati



Namanya Broken. Lelaki tua yang baik hati, penghuni baru di depan rumahku. Aku mengenalnya tanpa sengaja ketika aku memandang penuh kagum pada halamannya yang penuh bunga. Dia menyapaku, seolah sudah kenal lama, menawariku secangkir teh dan kue hangat yang katanya bikinan sendiri, lalu dia menyebut dirinya, “Broken

Selalu di saat-saat kebersamaan kami sampai setahun kemudian, aku bertanya-tanya siapa nama aslinya, tetapi dia hanya menggeleng dan mengucapkan kata-kata favoritnya, “Panggil aku Broken

Broken selalu menanam bunga, bunga-bunga yang harum, katanya bunga-bunga ini bisa menenggelamkan aroma patah hati. “Dimana kau mencium aroma patah hati itu?” tanyaku mengerutkan kening, Lalu Broken tersenyum dan memandang dirinya sendiri, “Tidakkah kau mencium aromaku?”. Ya, dibalik senyumnya, Broken selalu tampak menyimpan kepedihan mendalam, kadang dia menatapku, lalu mengusap air mata yang mengalir di sudut matanya, tapi itu hanya beberapa detik, Broken kemudian kembali menjadi Broken yang ceria, yang penuh tawa, yang selalu menanam bunga, membuat teh hangat disore hari dan menghidangkan sepiring kue beraroma lezat.

Lalu Broken meninggal, pengacaranya datang kepadaku, rumah dan semua propertinya diserahkan kepadaku, ternyata Broken seorang konglomerat berdarah biru, nama aslinya Damar Haridjoyodiningrat, harta dan tabungannya melimpah, perusahaannya ada di mana-mana, tetapi sudah setahun ini dia memilih pensiun karena penyakit kanker menggerogotinya, dia lalu menyerahkan kendali perusahaannya – yang sekarang menjadi milikku, dan pindah ke pinggiran kota yang tenang.

Berkas-berkas Broken datang kepadaku siang itu, aku membukanya. Ada banyak berkas, dan ada sebuah foto, foto lama yang sudah mulai pudar, penuh bekas lipatan yang menunjukkan betapa seringnya foto itu dibuka, dipandang, kemudian dilipat kembali, Di sana ada Broken, ada seorang bayi kecil yang mirip sekali dengan aku, dan ……………….ada foto mamaku menggendong bayi itu. Lalu aroma patah hati seakan menyebar ke penjuru ruangan.

2 komentar:

  1. Balasan
    1. heeee makasih mas Bayu sudah berkenan baca dan komen :)
      cantik jd berbunga2 nih atas pujiannya
      eh tulisan2 di blog mas Bayu juga keren kok, paling suka yang ada campuran bahasa2 jawanya heeee

      Hapus