Lamunannya terhenti oleh sebuah ketukan pelan di pintu kaca balkonnya. Alexa terduduk dan menatap gugup ke arah balkonnya dengan waspada.
Dia mengernyit ketika melihat Daniel berdiri di sana, tampak kusut dan jengkel. Lelaki itu menempelkan telapak tangannya di kaca pintu yang terkunci itu, menatap Alexa dengan tatapan tajam mata abu-abunya yang mengintimidasi.
"Buka pintunya Alexa, aku ingin bicara." Suara Daniel terdengar memaksa dan tak terbantahkan, membuat Alexa duduk diranjang, kebingungan harus melakukan apa.
Bersambung ke Part 12
The Vague Temptation Part 12
"Buka pintunya Alexa." Kali ini suara Daniel makin tegas, tak terbantahkan.
Alexa mengawasi ekspresi Daniel yang keras kepala, dan melihat bibir lelaki itu yang menipis tegas, dia langsung tahu bahwa lelaki itu tak akan pergi sebelum Alexa melakukan apa yang diinginkannya. Alexa tidak akan ragu bahwa Daniel mampu menunggu semalaman di sana, di luar pintu balkonnya dan mengetuk-ngetuknya terus-terusan, sampai Alexa membuka pintu.
Dia menarik napas panjang, sekali lagi berusaha mengawasi mata abu-abu yang berkilat misterius di tengah temaramnya lampu teras balkon itu.
Kemudian Alexa berdiri, melangkah ke arah balkon. Tepat berada di depan pintu kaca itu, berhadap-hadapan dengan Daniel. Tetapi dia masih tidak membuka pintu itu.
"Ada apa?" Alexa menegakkan dagunya, berusaha bersikap berani menghadapi mata abu-abu Daniel yang tajam.
Daniel menyipitkan matanya, dan ketika berbicara, suara lelaki itu terdengar setengah mendesis,
"Buka pintunya, Alexa..."
Atau apa? Pertanyaan itu seketika muncul di benak Alexa. Apa yang akan dilakukan oleh Daniel kalau dia menolak lelaki itu? Akankah dia memaksa? bertindak nekad seperti mendobrak pintu kaca yang rapuh ini?
Alexa menelan ludahnya, sekali lagi dia menghela napas panjang, dan pada akhirnya membuka pintu itu.
Sejenak jantungnya berdebar, harap-harap cemas kalau Daniel akan menyerbu masuk dan bersikap kasar kepadanya. Tetapi Daniel tidak berbuat apa-apa. Pintu penghalang di antara mereka berdua sudah terbuka, mereka berdiri tanpa batasan apapun lagi, dan yang dilakukan Daniel hanyalah berdiri di sana, tanpa bergerak seincipun dan menatap Alexa dengan mata abu-abunya yang intens.
"Apa yang kau inginkan, Daniel?" akhirnya Alexalah yang memberanikan diri untuk membuka pembicaraan terlebih dahulu.
"Aku ingin memberikan penjelasan." bibir Daniel menipis dan bahkan terlihat hampir tak bergerak ketika lelaki itu berbicara, "Aku tahu, kejadian di kantor siang tadi akan membuatmu bertanya-tanya mengenai hubunganku dengan Renata "
Alexa memang bertanya-tanya. Masih terbayang di benaknya tatapan sedih dan penuh damba yang dilemparkan oleh Renata, ketika melihat Daniel pergi meninggalkan ruangan itu dengan semena-mena.
"Mungkin itu tidak ada hubungannya denganku." Alexa bergumam lemah, menahan diri.
Daniel langsung menggelengkan kepalanya, "Semuanya sekarang ada hubungannya denganmu, Alexa. Aku sudah bilang bahwa aku akan mengejarmu, bahwa aku akan membuatmu memilihku, dan itu tidak bisa terjadi kalau aku tidak jujur kepadamu." Daniel mengerutkan keningnya, "Lagipula, kau lebih baik menerima informasi langsung dariku daripada kau menerimanya dari Nathan" Ekspresi Daniel mengeras, "Sekarang, apakah kau akan mengizinkan aku masuk?"
Mengizinkan Daniel masuk ke kamarnya? Mengizinkan lelaki yang penuh aura dominan dan tidak bisa ditebak ini masuk ke kamarnya?
Alexa melemparkan pandangan gugup ke dalam kamarnya, lalu menatap Daniel dengan tatapan tidak yakin, entah kenapa dia merasa seperti anak ayam tak berdaya yang bingung apakah akan memasukkan serigala besar dan jahat ke dalam rumahnya...
Daniel menatap ekspresi Alexa dan mendecakkan lidahnya dengan kesal, lelaki itu menghela napas panjang dan mengangkat bahunya.
"Oke. Kurasa bukan ide bagus aku masuk ke kamarmu, Keluarlah, kita bicara di balkon saja."
Alexa menatap Daniel dan menyetujui, bahwa berbicara di balkon akan lebih aman dan nyaman baginya. Dia hendak melangkah ke luar balkon, tetapi Daniel menahannya, mambuatnya terkejut.
"Ambil jaketmu dulu dan kenakan, di luar dingin."
Di luar memang dingin, angin malam langsung menampar pipinya ketika dia melangkah keluar dari balkon, tetapi bukan hal itu yang membuatnya ternganga, melainkan perhatian yang diberikan Daniel kepadanya. Penampilan Daniel yang dingin dan keras itu membuatnya tampak jahat dan menakutkan, sehingga Alexa tidak menyangka bahwa Daniel bisa juga memberikan perhatian kepadanya.
Tiba-tiba saja perasaannya terasa hangat dan pipinya memanas.
"Baiklah, tunggu dulu." Alexa tiba-tiba merasa gugup, dia membalikkan badan, meraih sweater tebal miliknya yang berwarna cokelat tua dan mengenakannya dengan buru-buru. Daniel masih menunggunya di depan pintu kaca balkonnya, dan lelaki itu mengangkat alisnya ketika melihat penampilan Alexa,
"Apakah kau harus selalu mengenakan pakaian model nenek-nenek seperti itu?" lelaki itu jelas-jelas sedang menghina sweater tua yang dikenakan Alexa.
Alexa langsung merasa malu dan kesal, astaga, ternyata kebaikan dan perhatian Daniel hanya bertahan beberapa detik. Setelah itu lelaki itu kembali kepada sifat aslinya yang kasar dan suka mencelanya.
Alexa memutuskan untuk mengabaikan hinaan Daniel mengenai pakaian yang dikenakannya, dia keluar dari kamar itu dan melangkah menuju balkon, menatap Daniel dengan cemberut.
"Oke aku sudah di sini, apa yang ingin kau bicarakan?" Alexa berdiri menghadap ke arah pagar balkon berwarna putih setinggi pinggangnya, di depan balkon itu ada taman mini yang ditumbuhi bebungaan indah berwarna merah dan pink bercampur dengan sulur-sulur daun hijau yang indah. Aroma bebungaan tercium samar ketika dia berdiri di sana.
Daniel sendiri langsung berdiri di sebelah Alexa, dia jauh lebih tinggi dibandingkan Alexa yang mungil. Sekarang mereka berdua berdiri bersisian di pagar balkon itu, menatap ke arah langit gelap berbintang yang terbentang luas di hadapan mereka.
"Renata adalah mantan kekasihku." Daniel memulai, hening sejenak untuk melihat reaksi Alexa, ketika dia tidak menemukan reaksi apapun, Daniel melanjutkan, "Kami memang bersama karena sepertinya sudah seharusnya, dia berasal dari keluarga yang merupakan sahabat keluargaku, dia memenuhi semua kriteria untuk menjadi calon isteri dan mamaku menyukainya...." Daniel mengangkat bahu, "Aku pada waktu itu sudah terlalu lelah dengan petualangan cintaku, dan Renata tampaknya adalah perempuan yang tepat untukku berlabuh."
Kata-kata itu sedikit mencubit perasaan Alexa. Renata perempuan yang sempurna, tentu saja dia tahu hal itu. Bahkan penampilan fisiknyapun sempurna, jika dibandingkan dengan Alexa..... tentu saja Alexa jauh sekali di bawahnya, mungkin dia bisa berada dalam pilihan Danielpun hanya karena keadaan yang menentukan. Dia hanyalah seorang perempuan biasa, dari keluarga biasa saja, yang kebetulan mempunyai nenek yang ternyata adalah cinta sejati kakek Daniel. Tanpa itu semua, Alexa yakin, Daniel mungkin tidak akan memilihnya.
Daniel mengamati Alexa yang berdiri di sebelahnya dengan tatapan mata intens, "Aku sudah mencoba menjalin hubungan dengan Renata, kami memang cocok." mata Daniel menerawang, mengenang. "Dia teman bicara yang baik, sangat cerdas dan aku menyukai menghabiskan waktu bersamanya, berdiskusi, membicarakan segala hal dan menambah pengetahuan masing-masing. Pada awalnya aku merasa bahwa Renata adalah perempun yang cocok untukku di segala sisi. Aku bahkan sudah memutuskan untuk melamarnya, kami sudah memilih cincin bersama." Daniel menghela napas panjang, "Sayangnya pada saat sudah hampir terlambat, aku menyadari bahwa itu semua tidak cukup."
Alexa mendongakkan kepalanya, menatap Daniel dengan penuh rasa ingin tahu
"Apanya yang tidak cukup?"
"Perasaan itu... perasaan lengkap ketika kau sedang bersama dengan orang yang tepat. Aku tidak menemukannya ketika aku bersama dengan Renata. Aku merasa nyaman, ya itu memang kurasakan, tetapi aku selalu merasa ada yang kurang. Renata sangat cocok menjadi sahabat, teman berdiskusi dan orang yang bisa dipercaya, tetapi sebagai pasangan.... aku merasa bukan dia orangnya." Daniel memiringkan tubuhnya sehingga menghadap Alexa, "Di detik terakhir aku merasa bahwa aku harus membatalkan semuanya, bahwa tidak seharusnya aku melanjutkan hubunganku dengan Renata, dia mencintaiku dan sama sekali tidak bersalah... kalau aku melanjutkan hubunganku dengan Renata, aku tahu pada akhirnya aku hanya akan menyakitinya.... Tetapi untuk memutuskan hubunganku dengan Renata pada saat itu tidaklah mudah, dia perempuan yang baik, sama sekali tidak bersalah, belum lagi keluarga kami yang bersahabat akrab, aku tidak bisa melakukannya begitu saja karena itu bukan hanya akan melukai Renata, namun juga melukai banyak pihak. Aku harus menemukan alasan yang benar-benar tepat ketika harus meninggalkan Renata, dan kemudian, saat aku sedang kebingungan untuk mengakhiri hubunganku dengan Renata, kakek datang dengan idenya tentangmu."
"Jadi?" Alexa bertanya lagi, menunggu kata-kata lanjutan dari Daniel.
"Jadi aku menggunakannya untuk memutuskan hubunganku dengan Renata." Daniel melemparkan tatapan mata bersalah kepada Alexa. "Itu memang salah satu cara pengecut yang mudah, tetapi setidaknya, kalau aku bilang bahwa aku harus meninggalkan Renata demi keluargaku, akan lebih tidak menyakitkan baginya daripada aku bilang bahwa aku meninggalkannya karena aku tidak merasakan apapun kepada Renata, bahwa aku sama sekali tidak bisa membayangkannya sebagai pasanganku."
Kali ini Alexa yang menghela napas panjang, dia masih ingat tatapan mata Renata ketika melihat Daniel waktu itu, tatapan mata penuh cinta, bahkan meskipun sudah disakiti dan ditinggalkan oleh Daniel, Renata masih mencintai lelaki itu..
"Itu akan terasa sama menyakitkannya bagi Renata." Alexa bergumam, menyuarakan pikirannya. Dia perempuan, sedikit banyak dia bisa merasakan apa yang dirasakan Renata.
Daniel menganggukkan kepalanya, tidak membantah kata-kata Alexa.
"Aku tahu. Karena itulah aku bersikap membenci dan menjauhinya. Aku berusaha membuatnya membenciku, kau tahu. Agar dia bisa berpaling dan membuka hatinya kepada lelaki lain. Sayangnya, sepertinya Nathan telah berhasil membuatnya berpikir yang sebaliknya." Mata Daniel menyipit, "Entah apa yang dikatakan oleh Nathan demi membuat Renata mau masuk ke perusahaan ini, tetapi aku bisa melihat harapan itu menyala lagi." Mata Daniel berbinar penuh kebencian ketika dia membicarakan Nathan, "Nathan bersikap kejam, Alexa, dia memanfaatkan Renata demi mencapai tujuannya. Aku tidak akan menjelek-jelekkan Nathan di depanmu karena itu tidak fair, tetapi kuharap kau bisa melihat sendiri apa yang diperbuat Nathan."
Yah... Nathan memang tidak menutup-nutupi perbuatannya, lelaki itu mengaku sendiri bahwa dia memang sengaja memasukkan Renata ke perusahaan supaya Alexa bisa mengetahui kebenaran tentang Daniel.
Jadi manakah yang benar? Nathan atau Daniel?
Alexa mengerutkan keningnya, bingung dengan pikiran yang berbaur di benaknya, pada akhirnya dia mengangkat kepalanya dan menatap Daniel penuh pertanyaan.
"Dan sekarang, kau memutuskan akan mengejarku.... kenapa kau melakukan itu Daniel? Apakah demi memenangkan pertarunganmu dengan Nathan?"
Mata abu-abu Daniel berkilat, "Itu salah satu tujuanku. Aku akan bersikap jujur kepadamu, Alexa. Motivasi utamaku adalah mengalahkan Nathan, demi mamaku demi keluargaku, aku harus mempertahankan nama baik keluargaku. Tetapi aku juga melihat bahwa aku mungkin bisa menghabiskan hidupku bersamamu."
Lelaki ini mengatakan bahwa dia tidak bisa membayangkan Renata yang begitu sempurna sebagai pasangannya, tetapi dia berkata bahwa dia bisa menghabiskan hidupnya bersama Alexa... kenapa? apa yang ada pada dirinya yang tidak ditemukan Daniel pada Renata? Selain kemenangan atas Nathan dan kepastian posisi di dalam keluarganya tentu saja...
"Kenapa kau berpikiran seperti itu Daniel?'
"Karena kau berhasil membangkitkan apa yang ada di dalam diriku, sesuatu yang tidak bisa dibangkitkan oleh Renata."
'Membangkitkan apa?" Alis Alexa mengerut semakin dalam.
"Membangkitkan ini." dan kemudian, tiba-tiba saja, tanpa bisa Alexa duga, Daniel begitu saja meraih tubuh mungilnya ke dalam pelukannya, kepala lelaki itu menunduk, dan kemudian mengecup bibir Alexa. Kecupannya lembut, dalam dan panas. Seketika itu juga membuat Alexa meleleh, kakinya terasa lemas, jangankan meronta, untuk menggerakkan tubuhnya saja dia tidak mampu, tubuhnya seolah-olah mencair oleh ciuman panas yang diberikan oleh Daniel....
***
Nathan mendongakkan kepalanya ke atas, menatap dua sosok manusia yang sedang berciuman itu dengan tatapan mata menyala. Saat ini, dia sedang berada di dalam mobilnya, yang diparkir dalam gelap dan diam tepat di bawah pohon halaman rumah Albert Simon yang besar.
Daniel mencium Alexa di atas balkon kamar Alexa, dan Alexa bahkan tidak meronta. Perempuan itu tampak pasrah, menerima ciuman Daniel.
Apakah Alexa sudah jatuh ke dalam jerat pesona Daniel?
Kepalan Nathan terasa berdentam-dentam, dan dia merasakan kesakitan itu. Kesakitan yang membuat cairan panas mengalir dari hidungnya, dan keluar hingga membasahi bibirnya.
Nathan meraih sapu tangannya yang berwarna putih dan mengusap cairan yang keluar dari hidungnya, matanya mengernyit ketika melihat darah merah pekat di sapu tangannya. Rasa sakit itu langsung menyerangnya, langsung ke seluruh tubuhnya hingga dia harus berpegangan erat-erat di kemudi mobilnya untuk mengendalikan dirinya.
Gawat... dia harus segera mengunjungi dokternya. Nathan tidak boleh tumbang sekarang, tidak sebelum dia berhasil membalaskan dendamnya dan menginjak Daniel dan seluruh keluarganya di kakinya...
***
Daniel melepaskan ciumannya meskipun dia belum melepaskan pelukannya pada Alexa. Mereka berdiri berhadapan, dengan Alexa masih sepenuhnya berada dalam rangkulan lengan Daniel.
Pipi Alexa merah padam ketika matanya menatap bibir Daniel, bibir yang beberapa detik lalu melumat bibirnya dengan cara yang begitu intim dan dalam... tanpa Alexa bisa menolaknya.
Dia seperti sudah jatuh ke dalam mantra sihir, yang membuatnya tak berdaya.
"Kenapa kau menciumku?" Akhirnya Alexa bisa bertanya meskipun suaranya lemah dan bergetar.
Ada senyum samar di sudut bibir Daniel ketika dia menjawab, "Aku menciummu bukan untuk melecehkanmu, Alexa.." Daniel mengangkat jemarinya dan mengusap bibir basah Alexa dengan telunjuknya, "Aku menciummu untuk menunjukkan kepadamu, apa yang tidak bisa dibangkitkan oleh Renata kepadaku, tetapi bisa dibangkitkan olehmu."
"Apa itu?"
"Gairah." Mata Daniel tampak memanas, "Aku merasakannya bahkan ketika pertama kali melihatmu. Dorongan untuk menarikmu langsung ke atas ranjang dan mengunci diri berdua di dalamnya denganmu... melakukan apapun yang aku mau." Senyum Daniel tampak sensual dan intim, "Bahkan aku bisa membayangkan bahwa aku tidak akan merasa bosan meskipun sudah berjam-jam melakukannya."
Gurat merah padam semakin membayangi wajah Alexa, sampai ke lehernya. Dia tersadarkan diri dan langsung mendorong Daniel, melepaskan diri dari pelukan lelaki itu.
"Sebuah hubungan tidak mungkin hanya bisa dijalankan berdasarkan nafsu!" suaranya meninggi, menyuarakan ketidaksetujuannya akan kata-kata Daniel.
Daniel memasang wajah tanpa ekspresi, "Dan begitu juga sebaliknya, sebuah hubungan yang dijalankan tanpa nafsu sama saja membuang-buang waktu." Mata Daniel menyipit, "Aku tahu kau tertarik juga kepadaku, Alexa. Aku bisa merasakan dari ciuman tadi, caramu membalas ciumanku, cara napasmu berubah menjadi cepat. Kita akan sangat cocok bersama, Alexa.'
Alexa mundur selangkah, takut dia akan jatuh ke dalam pesona Daniel, dia mundur lagi, masuk ke dalam kamarnya, menatap Daniel dengan waspada.
"Kurasa sebaiknya kau pergi Daniel, aku sudah cukup menerima penjelasanmu."
Daniel berdiri mengamati Alexa. Hal itu membuat Alexa sadar bahwa posisinya sangat rentan, kalau Daniel mau, lelaki itu bisa memaksanya...
Tetapi ternyata lelaki itu tidak melakukannya, dia hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya,
"Aku akan pergi." Mata abu-abunya tampak begitu pucat di kegelapan malam, "Semoga kau bermimpi indah malam ini Alexa."
Alexa menatap Daniel penuh kemarahan, dia kemudian menutup pintu kaca balkonnya, menarik tirainya rapat-rapat dan kemudian melangkah menjauh dari pintu kaca itu, bisa dedengarnya langkah kaki Daniel yang melompati pagar rendah pembatas balkon ke kamarnya, dan kemudian, ketika dia mendengar pintu balkon kamar Daniel menutup, barulah Alexa bisa menarik napas lega.
Astaga.... jantungnya bahkan masih berdebar kencang, memukul-mukul rongga dadanya hingga Alexa harus meletakkan telapak tangan di dadanya untuk menenangkan dirinya.
Daniel benar-benar mempengaruhinya...
***
Ketika memasuki ruangan kerja barunya, Alexa merasakan perasaan tidak nyaman menyentuhnya. Nathan telah menugaskannya menjadi asisten Renata, yang sekarang menjabat sebagai Manager Divisi Legal yang mengurus masalah dan hal-hal yang berkaitan dengan hukum, di perusahaan.
Dengan mengetahui kisah masa lalu Daniel dan Renata, semua ini tentu saja terasa berat bagi Alexa. Dia merasa amat sangat tidak enak.
Bagaimana perasaan Renata ketika menatapnya? Perempuan yang entah datang darimana dan dianggapnya menjadi alasan Daniel meninggalkannya?
Apakah Renata akan membencinya?
"Selamat pagi." Alexa segera menyapa, berdiri dengan gugup di sana, ketika melihat Renata sudah duduk di meja kerjanya, dia berada satu ruangan dengan Alexa, beserta empat staff lain yang juga berada di divisi legal, hanya saja meja Renata yang berada di sudut ruangan lebih besar, lebih mewah dan memiliki sudut sendiri yang eksklusif dan indah untuk menerima tamu.
Renata, yang mengenakan setelan kerja warna putih yang elegan mengangkat kepalanya dan menatap Alexa, tatapan matanya tampak ramah, ada senyum di sudut bibirnya, membuatnya tampak begitu cantik,
"Selamat pagi Alexa." gumamnya singkat, lalu menundukkan kepalanya, menekuri kembali pekerjaannya di laptopnya.
Alexa segera melangkah menuju sebuah meja kosong yang pasti diperuntukkan baginya, salah seorang staff langsung mendatanginya dan membantunya menjelaskan mengenai apa saja yang harus dikerjakan di posisi barunya ini.
***
"Bagaimana?" Natahan bergumam pelan, menatap Renata yang berdiri di depan mejanya, meletakkan beberapa berkas di mejanya.
Renata mengangkat dagunya, menatap Nathan dengan tatapan mata datar,
"Bagaimana apanya?"
"Daniel dan Alexa?" pertanyaan itu singkat, tetapi tentu saja Renata sudah tahu maksudnya.
Renata menarik napas panjang, "Daniel, dia menolak berbicara denganku, ketika aku mengejarnya kemarin dia hanya menatapku dengan tatapan mata dingin dan mengatakan bahwa di antara kami sudah tidak ada yang perlu dibicarakan." Wajah Renata tampak sedih, "Aku... aku mulai meragukan bahwa kehadiranku di sini merupakan langkah yang benar."
"Kau belum berusaha apapun kan Renata?" Nathan menatap Renata dengan tatapan tajam, "Setidaknya ketika kau berada di sini, kau bisa lebih dekat dengan Daniel, setidaknya kau bisa memintanya memberikan penjelasan kepadamu, benar begitu bukan?"
Renaya sekali lagi menarik napas panjang, "Entahlah Nathan, tetapi kau benar, setidaknya aku sudah mencoba, dulu aku menyerah dan terpuruk ketika Daniel meninggalkanku begitu saja, sekarang aku tidak mau seperti itu, seperti katamu, aku berhak mendapatkan penjelasan."
Nathan menganggukkan kepalanya, "Dan mengenai Alexa bagaimana?"
Renata tersenyum kecut, "Aku tidak tahu harus mengatakan apa kepadanya, hubungan kami adalah hubungan pekerjaan bukan? Dia adalah staffku, aku tidak mungkin memanggilnya dan kemudian mencurahkan perasaanku tentang Daniel kepadanya."
"Apakah kau membenci Alexa?"
"Benci?" Renata terkekeh, "Tentu saja tidak. Aku tahu Alexa juga tidak memilih untuk ditempatkan ke dalam situasi ini bukan? Hanya saja aku tidak tahu harus bicara apa kepadanya."
Mata Nathan menyipit, "Kau harus membuatnya sadar, Renata, bahwa Daniel mengejarnya bukan demi cinta, bahwa dia akan membuat pilihan salah kalau menjatuhkan hatinya kepada Daniel." Pandangan Nathan tampak penuh perhitungan, "Apakah kau tidak tahu bahwa mungkin saja Alexa sudah jatuh ke dalam rayuan Daniel? Semalam aku melihat Daniel menarik Alexa ke dalam pelukannya dan menciumnya. Daniel sangat ahli mengenai perempuan, dan Alexa hanyalah perempuan yang lugu, dia hanyalah sasaran lemah dan empuk bagi Daniel."
Renata tertegun. Kata-kata Nathan bahwa Daniel mencium Alexa membuat dadanya terasa sakit, kepiluan menyeruak di sana, membuatnya tak bisa berkata-kata.
***
"Kau pasti menyangka kalau aku jahat." Nathan langsung bergumam malam itu, ketika dia memasuki mansion Albert Simon dan mendapati Alexa tengah membaca buku di ruang tengah.
Alexa mengangkat kepalanya, menatap Nathan. Dia duduk di sudut sofa di dekat lampu baca di atas meja kecil, sementara ruang duduk itu hanya disinari lampu kuning yang temaram. "Kenapa aku harus berpikir begitu?"
Bibir Nathan tersenyum tipis, lelaki itu lalu duduk di sofa di seberang tempat Alexa duduk,
"Karena aku memasukkan Renata ke perusahaan ini, membuat situasi terasa tidak nyaman bagi kalian bertiga." Nathan tersenyum meminta maaf, "Maafkan aku, Alexa karena membuatmu terlibat di sini. Sungguh aku harap kau mau mengerti, bahwa apapun yang aku lakukan, sejahat apapun rencanaku untuk mengalahkan Daniel, aku sama sekali tidak ingin menyakitimu.
Alexa percaya. Nathan tampak begitu tulus. Dia mengamati Nathan. Kadang-kadang penampilan Nathan tampak kuat dan ceria, menggoda Alexa dengan kata-kata ramahnya. Tetapi sekarang, di bawah temaramnya lampu ruangan duduk, dengan setengah bayangan siluet di wajahnya, Nathan tampak begitu muram, seperti patung perunggu di tengah taman dalam kegelapan yang terduduk dan kesepian...
Kemudian Alexa mengernyit, apa yang ada di depannya bukanlah halusinasi....
"Nathan?"
Nathan menatap Alexa, menyadari wajah Alexa memucat, "Ada apa Alexa?"
"Kau..." Mata Alexa terpaku di sana, di hidung Nathan, ada darah segar berwarna merah gelap yang mengalir dari sana, "Kau mimisan? hidungmu berdarah?"
"Apa?" Kali ini wajah Nathan yang memucat, Lelaki itu langsung mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan mengusap hidungnya,dahinya mengernyit ketika melihat darah di sapu tangannya, dia meletakkan sapu tangannya lagi di hidungnya, menahankan darah yang sepertinya terus mengalir keluar.
"Kurasa aku harus menemui dokterku." Senyum Nathan tampak aneh, dia beranjak dari duduknya dan hendak melangkah keluar dari ruang duduk itu, "Aku akan ke kamarku dan berbaring dulu..."
"Nathan? Kau sakit?" Alexa setengah berdiri, menatap Nathan dengan pandangan cemas.
Nathan menoleh, tersenyum lembut kepada Alexa, "Jangan kuatir, aku sering mengalaminya, ini cuma karena kekurangan vitamin dan akan segera berhenti kalau aku sudah minum obatku. Aku istirahat dulu ya."
Dan kemudian Nathan membalikkan badannya melangkah pergi meninggalkan Alexa yang masih terpaku di kursinya.
Bersambung ke part 13
Sejenak jantungnya berdebar, harap-harap cemas kalau Daniel akan menyerbu masuk dan bersikap kasar kepadanya. Tetapi Daniel tidak berbuat apa-apa. Pintu penghalang di antara mereka berdua sudah terbuka, mereka berdiri tanpa batasan apapun lagi, dan yang dilakukan Daniel hanyalah berdiri di sana, tanpa bergerak seincipun dan menatap Alexa dengan mata abu-abunya yang intens.
"Apa yang kau inginkan, Daniel?" akhirnya Alexalah yang memberanikan diri untuk membuka pembicaraan terlebih dahulu.
"Aku ingin memberikan penjelasan." bibir Daniel menipis dan bahkan terlihat hampir tak bergerak ketika lelaki itu berbicara, "Aku tahu, kejadian di kantor siang tadi akan membuatmu bertanya-tanya mengenai hubunganku dengan Renata "
Alexa memang bertanya-tanya. Masih terbayang di benaknya tatapan sedih dan penuh damba yang dilemparkan oleh Renata, ketika melihat Daniel pergi meninggalkan ruangan itu dengan semena-mena.
"Mungkin itu tidak ada hubungannya denganku." Alexa bergumam lemah, menahan diri.
Daniel langsung menggelengkan kepalanya, "Semuanya sekarang ada hubungannya denganmu, Alexa. Aku sudah bilang bahwa aku akan mengejarmu, bahwa aku akan membuatmu memilihku, dan itu tidak bisa terjadi kalau aku tidak jujur kepadamu." Daniel mengerutkan keningnya, "Lagipula, kau lebih baik menerima informasi langsung dariku daripada kau menerimanya dari Nathan" Ekspresi Daniel mengeras, "Sekarang, apakah kau akan mengizinkan aku masuk?"
Mengizinkan Daniel masuk ke kamarnya? Mengizinkan lelaki yang penuh aura dominan dan tidak bisa ditebak ini masuk ke kamarnya?
Alexa melemparkan pandangan gugup ke dalam kamarnya, lalu menatap Daniel dengan tatapan tidak yakin, entah kenapa dia merasa seperti anak ayam tak berdaya yang bingung apakah akan memasukkan serigala besar dan jahat ke dalam rumahnya...
Daniel menatap ekspresi Alexa dan mendecakkan lidahnya dengan kesal, lelaki itu menghela napas panjang dan mengangkat bahunya.
"Oke. Kurasa bukan ide bagus aku masuk ke kamarmu, Keluarlah, kita bicara di balkon saja."
Alexa menatap Daniel dan menyetujui, bahwa berbicara di balkon akan lebih aman dan nyaman baginya. Dia hendak melangkah ke luar balkon, tetapi Daniel menahannya, mambuatnya terkejut.
"Ambil jaketmu dulu dan kenakan, di luar dingin."
Di luar memang dingin, angin malam langsung menampar pipinya ketika dia melangkah keluar dari balkon, tetapi bukan hal itu yang membuatnya ternganga, melainkan perhatian yang diberikan Daniel kepadanya. Penampilan Daniel yang dingin dan keras itu membuatnya tampak jahat dan menakutkan, sehingga Alexa tidak menyangka bahwa Daniel bisa juga memberikan perhatian kepadanya.
Tiba-tiba saja perasaannya terasa hangat dan pipinya memanas.
"Baiklah, tunggu dulu." Alexa tiba-tiba merasa gugup, dia membalikkan badan, meraih sweater tebal miliknya yang berwarna cokelat tua dan mengenakannya dengan buru-buru. Daniel masih menunggunya di depan pintu kaca balkonnya, dan lelaki itu mengangkat alisnya ketika melihat penampilan Alexa,
"Apakah kau harus selalu mengenakan pakaian model nenek-nenek seperti itu?" lelaki itu jelas-jelas sedang menghina sweater tua yang dikenakan Alexa.
Alexa langsung merasa malu dan kesal, astaga, ternyata kebaikan dan perhatian Daniel hanya bertahan beberapa detik. Setelah itu lelaki itu kembali kepada sifat aslinya yang kasar dan suka mencelanya.
Alexa memutuskan untuk mengabaikan hinaan Daniel mengenai pakaian yang dikenakannya, dia keluar dari kamar itu dan melangkah menuju balkon, menatap Daniel dengan cemberut.
"Oke aku sudah di sini, apa yang ingin kau bicarakan?" Alexa berdiri menghadap ke arah pagar balkon berwarna putih setinggi pinggangnya, di depan balkon itu ada taman mini yang ditumbuhi bebungaan indah berwarna merah dan pink bercampur dengan sulur-sulur daun hijau yang indah. Aroma bebungaan tercium samar ketika dia berdiri di sana.
Daniel sendiri langsung berdiri di sebelah Alexa, dia jauh lebih tinggi dibandingkan Alexa yang mungil. Sekarang mereka berdua berdiri bersisian di pagar balkon itu, menatap ke arah langit gelap berbintang yang terbentang luas di hadapan mereka.
"Renata adalah mantan kekasihku." Daniel memulai, hening sejenak untuk melihat reaksi Alexa, ketika dia tidak menemukan reaksi apapun, Daniel melanjutkan, "Kami memang bersama karena sepertinya sudah seharusnya, dia berasal dari keluarga yang merupakan sahabat keluargaku, dia memenuhi semua kriteria untuk menjadi calon isteri dan mamaku menyukainya...." Daniel mengangkat bahu, "Aku pada waktu itu sudah terlalu lelah dengan petualangan cintaku, dan Renata tampaknya adalah perempuan yang tepat untukku berlabuh."
Kata-kata itu sedikit mencubit perasaan Alexa. Renata perempuan yang sempurna, tentu saja dia tahu hal itu. Bahkan penampilan fisiknyapun sempurna, jika dibandingkan dengan Alexa..... tentu saja Alexa jauh sekali di bawahnya, mungkin dia bisa berada dalam pilihan Danielpun hanya karena keadaan yang menentukan. Dia hanyalah seorang perempuan biasa, dari keluarga biasa saja, yang kebetulan mempunyai nenek yang ternyata adalah cinta sejati kakek Daniel. Tanpa itu semua, Alexa yakin, Daniel mungkin tidak akan memilihnya.
Daniel mengamati Alexa yang berdiri di sebelahnya dengan tatapan mata intens, "Aku sudah mencoba menjalin hubungan dengan Renata, kami memang cocok." mata Daniel menerawang, mengenang. "Dia teman bicara yang baik, sangat cerdas dan aku menyukai menghabiskan waktu bersamanya, berdiskusi, membicarakan segala hal dan menambah pengetahuan masing-masing. Pada awalnya aku merasa bahwa Renata adalah perempun yang cocok untukku di segala sisi. Aku bahkan sudah memutuskan untuk melamarnya, kami sudah memilih cincin bersama." Daniel menghela napas panjang, "Sayangnya pada saat sudah hampir terlambat, aku menyadari bahwa itu semua tidak cukup."
Alexa mendongakkan kepalanya, menatap Daniel dengan penuh rasa ingin tahu
"Apanya yang tidak cukup?"
"Perasaan itu... perasaan lengkap ketika kau sedang bersama dengan orang yang tepat. Aku tidak menemukannya ketika aku bersama dengan Renata. Aku merasa nyaman, ya itu memang kurasakan, tetapi aku selalu merasa ada yang kurang. Renata sangat cocok menjadi sahabat, teman berdiskusi dan orang yang bisa dipercaya, tetapi sebagai pasangan.... aku merasa bukan dia orangnya." Daniel memiringkan tubuhnya sehingga menghadap Alexa, "Di detik terakhir aku merasa bahwa aku harus membatalkan semuanya, bahwa tidak seharusnya aku melanjutkan hubunganku dengan Renata, dia mencintaiku dan sama sekali tidak bersalah... kalau aku melanjutkan hubunganku dengan Renata, aku tahu pada akhirnya aku hanya akan menyakitinya.... Tetapi untuk memutuskan hubunganku dengan Renata pada saat itu tidaklah mudah, dia perempuan yang baik, sama sekali tidak bersalah, belum lagi keluarga kami yang bersahabat akrab, aku tidak bisa melakukannya begitu saja karena itu bukan hanya akan melukai Renata, namun juga melukai banyak pihak. Aku harus menemukan alasan yang benar-benar tepat ketika harus meninggalkan Renata, dan kemudian, saat aku sedang kebingungan untuk mengakhiri hubunganku dengan Renata, kakek datang dengan idenya tentangmu."
"Jadi?" Alexa bertanya lagi, menunggu kata-kata lanjutan dari Daniel.
"Jadi aku menggunakannya untuk memutuskan hubunganku dengan Renata." Daniel melemparkan tatapan mata bersalah kepada Alexa. "Itu memang salah satu cara pengecut yang mudah, tetapi setidaknya, kalau aku bilang bahwa aku harus meninggalkan Renata demi keluargaku, akan lebih tidak menyakitkan baginya daripada aku bilang bahwa aku meninggalkannya karena aku tidak merasakan apapun kepada Renata, bahwa aku sama sekali tidak bisa membayangkannya sebagai pasanganku."
Kali ini Alexa yang menghela napas panjang, dia masih ingat tatapan mata Renata ketika melihat Daniel waktu itu, tatapan mata penuh cinta, bahkan meskipun sudah disakiti dan ditinggalkan oleh Daniel, Renata masih mencintai lelaki itu..
"Itu akan terasa sama menyakitkannya bagi Renata." Alexa bergumam, menyuarakan pikirannya. Dia perempuan, sedikit banyak dia bisa merasakan apa yang dirasakan Renata.
Daniel menganggukkan kepalanya, tidak membantah kata-kata Alexa.
"Aku tahu. Karena itulah aku bersikap membenci dan menjauhinya. Aku berusaha membuatnya membenciku, kau tahu. Agar dia bisa berpaling dan membuka hatinya kepada lelaki lain. Sayangnya, sepertinya Nathan telah berhasil membuatnya berpikir yang sebaliknya." Mata Daniel menyipit, "Entah apa yang dikatakan oleh Nathan demi membuat Renata mau masuk ke perusahaan ini, tetapi aku bisa melihat harapan itu menyala lagi." Mata Daniel berbinar penuh kebencian ketika dia membicarakan Nathan, "Nathan bersikap kejam, Alexa, dia memanfaatkan Renata demi mencapai tujuannya. Aku tidak akan menjelek-jelekkan Nathan di depanmu karena itu tidak fair, tetapi kuharap kau bisa melihat sendiri apa yang diperbuat Nathan."
Yah... Nathan memang tidak menutup-nutupi perbuatannya, lelaki itu mengaku sendiri bahwa dia memang sengaja memasukkan Renata ke perusahaan supaya Alexa bisa mengetahui kebenaran tentang Daniel.
Jadi manakah yang benar? Nathan atau Daniel?
Alexa mengerutkan keningnya, bingung dengan pikiran yang berbaur di benaknya, pada akhirnya dia mengangkat kepalanya dan menatap Daniel penuh pertanyaan.
"Dan sekarang, kau memutuskan akan mengejarku.... kenapa kau melakukan itu Daniel? Apakah demi memenangkan pertarunganmu dengan Nathan?"
Mata abu-abu Daniel berkilat, "Itu salah satu tujuanku. Aku akan bersikap jujur kepadamu, Alexa. Motivasi utamaku adalah mengalahkan Nathan, demi mamaku demi keluargaku, aku harus mempertahankan nama baik keluargaku. Tetapi aku juga melihat bahwa aku mungkin bisa menghabiskan hidupku bersamamu."
Lelaki ini mengatakan bahwa dia tidak bisa membayangkan Renata yang begitu sempurna sebagai pasangannya, tetapi dia berkata bahwa dia bisa menghabiskan hidupnya bersama Alexa... kenapa? apa yang ada pada dirinya yang tidak ditemukan Daniel pada Renata? Selain kemenangan atas Nathan dan kepastian posisi di dalam keluarganya tentu saja...
"Kenapa kau berpikiran seperti itu Daniel?'
"Karena kau berhasil membangkitkan apa yang ada di dalam diriku, sesuatu yang tidak bisa dibangkitkan oleh Renata."
'Membangkitkan apa?" Alis Alexa mengerut semakin dalam.
"Membangkitkan ini." dan kemudian, tiba-tiba saja, tanpa bisa Alexa duga, Daniel begitu saja meraih tubuh mungilnya ke dalam pelukannya, kepala lelaki itu menunduk, dan kemudian mengecup bibir Alexa. Kecupannya lembut, dalam dan panas. Seketika itu juga membuat Alexa meleleh, kakinya terasa lemas, jangankan meronta, untuk menggerakkan tubuhnya saja dia tidak mampu, tubuhnya seolah-olah mencair oleh ciuman panas yang diberikan oleh Daniel....
***
Nathan mendongakkan kepalanya ke atas, menatap dua sosok manusia yang sedang berciuman itu dengan tatapan mata menyala. Saat ini, dia sedang berada di dalam mobilnya, yang diparkir dalam gelap dan diam tepat di bawah pohon halaman rumah Albert Simon yang besar.
Daniel mencium Alexa di atas balkon kamar Alexa, dan Alexa bahkan tidak meronta. Perempuan itu tampak pasrah, menerima ciuman Daniel.
Apakah Alexa sudah jatuh ke dalam jerat pesona Daniel?
Kepalan Nathan terasa berdentam-dentam, dan dia merasakan kesakitan itu. Kesakitan yang membuat cairan panas mengalir dari hidungnya, dan keluar hingga membasahi bibirnya.
Nathan meraih sapu tangannya yang berwarna putih dan mengusap cairan yang keluar dari hidungnya, matanya mengernyit ketika melihat darah merah pekat di sapu tangannya. Rasa sakit itu langsung menyerangnya, langsung ke seluruh tubuhnya hingga dia harus berpegangan erat-erat di kemudi mobilnya untuk mengendalikan dirinya.
Gawat... dia harus segera mengunjungi dokternya. Nathan tidak boleh tumbang sekarang, tidak sebelum dia berhasil membalaskan dendamnya dan menginjak Daniel dan seluruh keluarganya di kakinya...
***
Daniel melepaskan ciumannya meskipun dia belum melepaskan pelukannya pada Alexa. Mereka berdiri berhadapan, dengan Alexa masih sepenuhnya berada dalam rangkulan lengan Daniel.
Pipi Alexa merah padam ketika matanya menatap bibir Daniel, bibir yang beberapa detik lalu melumat bibirnya dengan cara yang begitu intim dan dalam... tanpa Alexa bisa menolaknya.
Dia seperti sudah jatuh ke dalam mantra sihir, yang membuatnya tak berdaya.
"Kenapa kau menciumku?" Akhirnya Alexa bisa bertanya meskipun suaranya lemah dan bergetar.
Ada senyum samar di sudut bibir Daniel ketika dia menjawab, "Aku menciummu bukan untuk melecehkanmu, Alexa.." Daniel mengangkat jemarinya dan mengusap bibir basah Alexa dengan telunjuknya, "Aku menciummu untuk menunjukkan kepadamu, apa yang tidak bisa dibangkitkan oleh Renata kepadaku, tetapi bisa dibangkitkan olehmu."
"Apa itu?"
"Gairah." Mata Daniel tampak memanas, "Aku merasakannya bahkan ketika pertama kali melihatmu. Dorongan untuk menarikmu langsung ke atas ranjang dan mengunci diri berdua di dalamnya denganmu... melakukan apapun yang aku mau." Senyum Daniel tampak sensual dan intim, "Bahkan aku bisa membayangkan bahwa aku tidak akan merasa bosan meskipun sudah berjam-jam melakukannya."
Gurat merah padam semakin membayangi wajah Alexa, sampai ke lehernya. Dia tersadarkan diri dan langsung mendorong Daniel, melepaskan diri dari pelukan lelaki itu.
"Sebuah hubungan tidak mungkin hanya bisa dijalankan berdasarkan nafsu!" suaranya meninggi, menyuarakan ketidaksetujuannya akan kata-kata Daniel.
Daniel memasang wajah tanpa ekspresi, "Dan begitu juga sebaliknya, sebuah hubungan yang dijalankan tanpa nafsu sama saja membuang-buang waktu." Mata Daniel menyipit, "Aku tahu kau tertarik juga kepadaku, Alexa. Aku bisa merasakan dari ciuman tadi, caramu membalas ciumanku, cara napasmu berubah menjadi cepat. Kita akan sangat cocok bersama, Alexa.'
Alexa mundur selangkah, takut dia akan jatuh ke dalam pesona Daniel, dia mundur lagi, masuk ke dalam kamarnya, menatap Daniel dengan waspada.
"Kurasa sebaiknya kau pergi Daniel, aku sudah cukup menerima penjelasanmu."
Daniel berdiri mengamati Alexa. Hal itu membuat Alexa sadar bahwa posisinya sangat rentan, kalau Daniel mau, lelaki itu bisa memaksanya...
Tetapi ternyata lelaki itu tidak melakukannya, dia hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya,
"Aku akan pergi." Mata abu-abunya tampak begitu pucat di kegelapan malam, "Semoga kau bermimpi indah malam ini Alexa."
Alexa menatap Daniel penuh kemarahan, dia kemudian menutup pintu kaca balkonnya, menarik tirainya rapat-rapat dan kemudian melangkah menjauh dari pintu kaca itu, bisa dedengarnya langkah kaki Daniel yang melompati pagar rendah pembatas balkon ke kamarnya, dan kemudian, ketika dia mendengar pintu balkon kamar Daniel menutup, barulah Alexa bisa menarik napas lega.
Astaga.... jantungnya bahkan masih berdebar kencang, memukul-mukul rongga dadanya hingga Alexa harus meletakkan telapak tangan di dadanya untuk menenangkan dirinya.
Daniel benar-benar mempengaruhinya...
***
Ketika memasuki ruangan kerja barunya, Alexa merasakan perasaan tidak nyaman menyentuhnya. Nathan telah menugaskannya menjadi asisten Renata, yang sekarang menjabat sebagai Manager Divisi Legal yang mengurus masalah dan hal-hal yang berkaitan dengan hukum, di perusahaan.
Dengan mengetahui kisah masa lalu Daniel dan Renata, semua ini tentu saja terasa berat bagi Alexa. Dia merasa amat sangat tidak enak.
Bagaimana perasaan Renata ketika menatapnya? Perempuan yang entah datang darimana dan dianggapnya menjadi alasan Daniel meninggalkannya?
Apakah Renata akan membencinya?
"Selamat pagi." Alexa segera menyapa, berdiri dengan gugup di sana, ketika melihat Renata sudah duduk di meja kerjanya, dia berada satu ruangan dengan Alexa, beserta empat staff lain yang juga berada di divisi legal, hanya saja meja Renata yang berada di sudut ruangan lebih besar, lebih mewah dan memiliki sudut sendiri yang eksklusif dan indah untuk menerima tamu.
Renata, yang mengenakan setelan kerja warna putih yang elegan mengangkat kepalanya dan menatap Alexa, tatapan matanya tampak ramah, ada senyum di sudut bibirnya, membuatnya tampak begitu cantik,
"Selamat pagi Alexa." gumamnya singkat, lalu menundukkan kepalanya, menekuri kembali pekerjaannya di laptopnya.
Alexa segera melangkah menuju sebuah meja kosong yang pasti diperuntukkan baginya, salah seorang staff langsung mendatanginya dan membantunya menjelaskan mengenai apa saja yang harus dikerjakan di posisi barunya ini.
***
"Bagaimana?" Natahan bergumam pelan, menatap Renata yang berdiri di depan mejanya, meletakkan beberapa berkas di mejanya.
Renata mengangkat dagunya, menatap Nathan dengan tatapan mata datar,
"Bagaimana apanya?"
"Daniel dan Alexa?" pertanyaan itu singkat, tetapi tentu saja Renata sudah tahu maksudnya.
"Kau belum berusaha apapun kan Renata?" Nathan menatap Renata dengan tatapan tajam, "Setidaknya ketika kau berada di sini, kau bisa lebih dekat dengan Daniel, setidaknya kau bisa memintanya memberikan penjelasan kepadamu, benar begitu bukan?"
Renaya sekali lagi menarik napas panjang, "Entahlah Nathan, tetapi kau benar, setidaknya aku sudah mencoba, dulu aku menyerah dan terpuruk ketika Daniel meninggalkanku begitu saja, sekarang aku tidak mau seperti itu, seperti katamu, aku berhak mendapatkan penjelasan."
Nathan menganggukkan kepalanya, "Dan mengenai Alexa bagaimana?"
Renata tersenyum kecut, "Aku tidak tahu harus mengatakan apa kepadanya, hubungan kami adalah hubungan pekerjaan bukan? Dia adalah staffku, aku tidak mungkin memanggilnya dan kemudian mencurahkan perasaanku tentang Daniel kepadanya."
"Apakah kau membenci Alexa?"
"Benci?" Renata terkekeh, "Tentu saja tidak. Aku tahu Alexa juga tidak memilih untuk ditempatkan ke dalam situasi ini bukan? Hanya saja aku tidak tahu harus bicara apa kepadanya."
Mata Nathan menyipit, "Kau harus membuatnya sadar, Renata, bahwa Daniel mengejarnya bukan demi cinta, bahwa dia akan membuat pilihan salah kalau menjatuhkan hatinya kepada Daniel." Pandangan Nathan tampak penuh perhitungan, "Apakah kau tidak tahu bahwa mungkin saja Alexa sudah jatuh ke dalam rayuan Daniel? Semalam aku melihat Daniel menarik Alexa ke dalam pelukannya dan menciumnya. Daniel sangat ahli mengenai perempuan, dan Alexa hanyalah perempuan yang lugu, dia hanyalah sasaran lemah dan empuk bagi Daniel."
Renata tertegun. Kata-kata Nathan bahwa Daniel mencium Alexa membuat dadanya terasa sakit, kepiluan menyeruak di sana, membuatnya tak bisa berkata-kata.
***
"Kau pasti menyangka kalau aku jahat." Nathan langsung bergumam malam itu, ketika dia memasuki mansion Albert Simon dan mendapati Alexa tengah membaca buku di ruang tengah.
Alexa mengangkat kepalanya, menatap Nathan. Dia duduk di sudut sofa di dekat lampu baca di atas meja kecil, sementara ruang duduk itu hanya disinari lampu kuning yang temaram. "Kenapa aku harus berpikir begitu?"
Bibir Nathan tersenyum tipis, lelaki itu lalu duduk di sofa di seberang tempat Alexa duduk,
"Karena aku memasukkan Renata ke perusahaan ini, membuat situasi terasa tidak nyaman bagi kalian bertiga." Nathan tersenyum meminta maaf, "Maafkan aku, Alexa karena membuatmu terlibat di sini. Sungguh aku harap kau mau mengerti, bahwa apapun yang aku lakukan, sejahat apapun rencanaku untuk mengalahkan Daniel, aku sama sekali tidak ingin menyakitimu.
Alexa percaya. Nathan tampak begitu tulus. Dia mengamati Nathan. Kadang-kadang penampilan Nathan tampak kuat dan ceria, menggoda Alexa dengan kata-kata ramahnya. Tetapi sekarang, di bawah temaramnya lampu ruangan duduk, dengan setengah bayangan siluet di wajahnya, Nathan tampak begitu muram, seperti patung perunggu di tengah taman dalam kegelapan yang terduduk dan kesepian...
Kemudian Alexa mengernyit, apa yang ada di depannya bukanlah halusinasi....
"Nathan?"
Nathan menatap Alexa, menyadari wajah Alexa memucat, "Ada apa Alexa?"
"Kau..." Mata Alexa terpaku di sana, di hidung Nathan, ada darah segar berwarna merah gelap yang mengalir dari sana, "Kau mimisan? hidungmu berdarah?"
"Apa?" Kali ini wajah Nathan yang memucat, Lelaki itu langsung mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan mengusap hidungnya,dahinya mengernyit ketika melihat darah di sapu tangannya, dia meletakkan sapu tangannya lagi di hidungnya, menahankan darah yang sepertinya terus mengalir keluar.
"Kurasa aku harus menemui dokterku." Senyum Nathan tampak aneh, dia beranjak dari duduknya dan hendak melangkah keluar dari ruang duduk itu, "Aku akan ke kamarku dan berbaring dulu..."
"Nathan? Kau sakit?" Alexa setengah berdiri, menatap Nathan dengan pandangan cemas.
Nathan menoleh, tersenyum lembut kepada Alexa, "Jangan kuatir, aku sering mengalaminya, ini cuma karena kekurangan vitamin dan akan segera berhenti kalau aku sudah minum obatku. Aku istirahat dulu ya."
Dan kemudian Nathan membalikkan badannya melangkah pergi meninggalkan Alexa yang masih terpaku di kursinya.
Bersambung ke part 13
Oh Tidakkkkkk...Kenapa Nathan sakit??? Q emang benci carax Nathan, tetapi tetep ga tega ngeliat dia sakit. plis mbaaakkkk jangan dibikin mati Nathanx...penyia-nyiaan sumberdaya manusia ganteng nanti
BalasHapusmbak santhy baik banget udah maafin sidevi ==
BalasHapusoh ia mbak tetap semangat :)
wuohh Nathan sakit? baru ketahuan nih kalo dia sakit? duhh makin complicated aja. tapi aku sih tetep dukung Alexa sama Daniel hehe :) Another 5% -nya juga ditunggu ya, Mbak :)
BalasHapusSAYARAMLI INGIN BERBAGI CERITA KEPADA SEMUA ORANG BAHWA MUNKIN AKU ADALAH ORANG YANG PALING MISKIN DIDUNIA DAN SAYA HIDUP BERSAMA ISTRI DAN 3 BUAH HATI SAYA SELAMA 10 TAHUN DAN 10 TAHUN ITU KAMI TIDAK PERNAH MERASAKAN YANG NAMANYA KEMEWAHAN,,SETIAP HARI SAYA SELALU MEMBANTIN TULANG UNTUK KELUARGA SAYA NAMUN ITU SEMUA TIDAK PERNAH CUKUP UNTUK KEBUTUHAN HIDUP KELUARGA SAYA..AKHIRNYA AKU PILIH JALAN TOGEL INI DAN SUDAH BANYAK PARA NORMALYANG SAYA HUBUNGI NAMUN ITU SEMUA TIDAK PERNAH MEMBAWAKAN HASIL DAN DISITULAH AKU SEMPAT PUTUS ASA AKHIRNYA ADA SEORANG TEMAN YANG MEMBERIKAN NOMOR MBAH KABOIRENG,,SAYA PIKIR TIDAK ADA SALAHNYA JUGA SAYA COBA LAGI UNTUK MENGHUBUNGI MBAH KABOIRENG DAN AKHIRNYA MBAH KABOIRENG MEMBERIKAN ANKA GHOIBNYA DAN ALHAMDULILLAH BERHASIL..KINI SAYA SANGAT BERSYUKUR MELIHAT KEHIDUPAN KELUARGA SAYA SUDAH JAUH LEBIH BAIK DARI SEBELUMNYA,DAN TANDA TERIMAH KASIH SAYA KEPADA MBAH KABOIRENG SETIAP SAYA DAPAT RUANGAN PASTI SAYA BERKOMENTAR TENTAN MBAH KABOIRENG…BAGI ANDA YANG INGIN SEPERTI SAYA SILAHKAN HUBUNGI 0-8-2-3-2-2-2-1-2-1-1-1 MBAH KABOIRENG. KLIK DISINI!
HapusSAYARAMLI INGIN BERBAGI CERITA KEPADA SEMUA ORANG BAHWA MUNKIN AKU ADALAH ORANG YANG PALING MISKIN DIDUNIA DAN SAYA HIDUP BERSAMA ISTRI DAN 3 BUAH HATI SAYA SELAMA 10 TAHUN DAN 10 TAHUN ITU KAMI TIDAK PERNAH MERASAKAN YANG NAMANYA KEMEWAHAN,,SETIAP HARI SAYA SELALU MEMBANTIN TULANG UNTUK KELUARGA SAYA NAMUN ITU SEMUA TIDAK PERNAH CUKUP UNTUK KEBUTUHAN HIDUP KELUARGA SAYA..AKHIRNYA AKU PILIH JALAN TOGEL INI DAN SUDAH BANYAK PARA NORMALYANG SAYA HUBUNGI NAMUN ITU SEMUA TIDAK PERNAH MEMBAWAKAN HASIL DAN DISITULAH AKU SEMPAT PUTUS ASA AKHIRNYA ADA SEORANG TEMAN YANG MEMBERIKAN NOMOR MBAH KABOIRENG,,SAYA PIKIR TIDAK ADA SALAHNYA JUGA SAYA COBA LAGI UNTUK MENGHUBUNGI MBAH KABOIRENG DAN AKHIRNYA MBAH KABOIRENG MEMBERIKAN ANKA GHOIBNYA DAN ALHAMDULILLAH BERHASIL..KINI SAYA SANGAT BERSYUKUR MELIHAT KEHIDUPAN KELUARGA SAYA SUDAH JAUH LEBIH BAIK DARI SEBELUMNYA,DAN TANDA TERIMAH KASIH SAYA KEPADA MBAH KABOIRENG SETIAP SAYA DAPAT RUANGAN PASTI SAYA BERKOMENTAR TENTAN MBAH KABOIRENG…BAGI ANDA YANG INGIN SEPERTI SAYA SILAHKAN HUBUNGI 0-8-2-3-2-2-2-1-2-1-1-1 MBAH KABOIRENG. KLIK DISINI!
SAYARAMLI INGIN BERBAGI CERITA KEPADA SEMUA ORANG BAHWA MUNKIN AKU ADALAH ORANG YANG PALING MISKIN DIDUNIA DAN SAYA HIDUP BERSAMA ISTRI DAN 3 BUAH HATI SAYA SELAMA 10 TAHUN DAN 10 TAHUN ITU KAMI TIDAK PERNAH MERASAKAN YANG NAMANYA KEMEWAHAN,,SETIAP HARI SAYA SELALU MEMBANTIN TULANG UNTUK KELUARGA SAYA NAMUN ITU SEMUA TIDAK PERNAH CUKUP UNTUK KEBUTUHAN HIDUP KELUARGA SAYA..AKHIRNYA AKU PILIH JALAN TOGEL INI DAN SUDAH BANYAK PARA NORMALYANG SAYA HUBUNGI NAMUN ITU SEMUA TIDAK PERNAH MEMBAWAKAN HASIL DAN DISITULAH AKU SEMPAT PUTUS ASA AKHIRNYA ADA SEORANG TEMAN YANG MEMBERIKAN NOMOR MBAH KABOIRENG,,SAYA PIKIR TIDAK ADA SALAHNYA JUGA SAYA COBA LAGI UNTUK MENGHUBUNGI MBAH KABOIRENG DAN AKHIRNYA MBAH KABOIRENG MEMBERIKAN ANKA GHOIBNYA DAN ALHAMDULILLAH BERHASIL..KINI SAYA SANGAT BERSYUKUR MELIHAT KEHIDUPAN KELUARGA SAYA SUDAH JAUH LEBIH BAIK DARI SEBELUMNYA,DAN TANDA TERIMAH KASIH SAYA KEPADA MBAH KABOIRENG SETIAP SAYA DAPAT RUANGAN PASTI SAYA BERKOMENTAR TENTAN MBAH KABOIRENG…BAGI ANDA YANG INGIN SEPERTI SAYA SILAHKAN HUBUNGI 0-8-2-3-2-2-2-1-2-1-1-1 MBAH KABOIRENG. KLIK DISINI!
Maksh mba san,d tunggu kelanjutannya :)
BalasHapusnathan kenapa dengan dirimu ? :'(
BalasHapushadeuh,,,
BalasHapusakhirnya di posting juga
comment dulu baru baca
Slalu Daniel.. ^^ thanks mba san...
BalasHapusAyo daniel kejar terusssssss.......makasih mbaaa saanntthhhh..:)
BalasHapusnathan sakitt??? agak sedih jg mbak.
BalasHapusdaniel agresif!!!! aku jd mkin cinta XD
aku suka tipe cwok agresif dlm sbuah crita XD
mbak shanty tak tunggu lanjutannya ^^~
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapushuaaaa mba yg bener aja..abis panas dingin gegara daniel alexa,,lgsg deg jatoh gegara nathan sakit...penasaran slanjutnyaa..huhu
BalasHapusmakasii mba san ^_^
Apakah Nathan punya penyakit leukemia????Apakah dengan menyatukan/pencangkokan sumsum tulang belakang antara Daniel dan Nathan akan menyurutkan api dendam antara kakak adik beda ibu ini????Apakah Alexa akan memilih Nathan karena penyakitnya atau mungkin akan menyatukan mereka dengan melunakkan hati Daniel supaya mau menolong Nathan??Aaaaaa penasaran!!!!!!
BalasHapusSetuju...Daniel nolong Nathan trus Nathan'x sembuh dan sadar klo selama ini balas dendam'x salah alamat.
HapusTapi jgn sampai Nathan sama Alexa,... Alexa tetap sama Daniel, Nathan sama Renata. Akhirnya mereka hidup bahagia untuk seelamanya...
Sakit apa mb Nathan ??
BalasHapus1 bab lg donx mbak san,
BalasHapusnathan sakit ? hilang tabungan cowok ganteng dah jangan mati aja nathannya kasian
BalasHapusKasiannnnn nathan,,dia sakit ya???
BalasHapusWaduh...mdh2sn g ad yg mati diakhr crta neh...
BalasHapusaku pengen Alexa jadian aja dgn Nathan... Bukan krna Nathan sakit lantas aku pengen Alexa bersama dengannya,sejak awal pas baca (wlw telat bacanya) aku lebih suka Alexa bersama dgn Nathan...biar aja Daniel dgn renata...
BalasHapusLnjuuut lagi dong mba san...
BalasHapusohhh yaampun nathan sakit apa???? kanker kah??
BalasHapusaaaaakkkk... Mba saaann...
BalasHapus*anteng aja deh ngikutin ceritanya*
Wow... makin cinta sama Daniel. Ayo Daniel teruskan perjuangan mu tuk mendapatkan cinta Alexa.
BalasHapusHmmm Nathan ko pak acara sakit c mba san? Kl begini kyk'a Alexa bakal pilih Nathan karena sakit'a itu deh yaa merasa kasihan z gtu.... #sotoy'a jd hehehe
Thanks mba San :-)
Wow... makin cinta sama Daniel. Ayo Daniel teruskan perjuangan mu tuk mendapatkan cinta Alexa.
BalasHapusHmmm Nathan ko pak acara sakit c mba san? Kl begini kyk'a Alexa bakal pilih Nathan karena sakit'a itu deh yaa merasa kasihan z gtu.... #sotoy'a jd hehehe
Thanks mba San :-)
Wow... makin cinta sama Daniel. Ayo Daniel teruskan perjuangan mu tuk mendapatkan cinta Alexa.
BalasHapusHmmm Nathan ko pak acara sakit c mba san? Kl begini kyk'a Alexa bakal pilih Nathan karena sakit'a itu deh yaa merasa kasihan z gtu.... #sotoy'a jd hehehe
Thanks mba San :-)
makasih ka updatenya, aku makin bingung mau mlih siapa nehhh !!! Daniel dengan mata abu"nya atau nathan dengan segala perhatiannya ?? hehehe....
BalasHapusnathana sakit apa ??ko sering mimisan :(
bingung mo koment apa lg, Mbak Santhy emang jago deh mainin perasaan aku.. (^-^)
BalasHapusi luph you full, Mbak saaan.. (^○^)
tetep jga kshatan ya mbaaaak..
Ayo mba..lnjtn critnya. ^^
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusGo Go Go Danieeeeel :D thank u mbak san... :D
BalasHapusmbk saaaann....lanjutkan
BalasHapusmbak san ini sampai bab berapa?
BalasHapusmksi da dpostng lg....lnjut mbk :D
nathan sakit? Aduh jd kasian...
BalasHapusDaniel sangat berterus terang... Paling suka dengan sikap daniel ini... Apa yg ada dikepalanya pasti ia ungkapkan.. Termasuk soal gairah pada alexa.. Thnks mbak santhy
Uwaaaah akhirnya di posting juga ihihihi
BalasHapusTeteuup Daniel
Semangaaat Daniel, dapetin alexa
Ihihihi
Makasih mb san :*
Ditunggu ya mba bab 13 nya,
BalasHapushehe :) mba santhy baikkkk sekali :*
tetep Daniel-Alexa...:)
BalasHapusmakasih mbak postingannya...da lama nunggunya:D
yachhh nathannn.. koq kamu sakitt? :(
BalasHapusMbak cantik, biarkan alexa sam daniel aja yaa... bebebh nathan biar aku rawat aja.
BalasHapusmba shanty jangan lama" dunk posting kelanjutannya.. penasaran.. :'( please.... !
BalasHapusNathan sakit apaaa? ckck..makin comlicated, makin seru. ditunggu kelanjutannya mba San :**
BalasHapusAhhhh!!!! Ak ga ska sma Nathan krn dia licik bgt.. Tpi ksian jga klo dia skit.. Hiks :'(
BalasHapusJgn2 dia skit leukimia lgi :'(
Postingan utk bab berikutnya jgn lama" ya..bisa mati penasaran nihh. #lebay.com
BalasHapuswaaah....daniel makin branu aja tuh..alexa jg mulai terjerat..lanjuut...
BalasHapusbtw si nathan sakit apa mbak sant..? kasain jg klo sakit gt..makanya jng jahat2 ya than..hehehe
Hapusnathan nya sakit,, kasian dia
BalasHapusaq jd nya dukung nathan,,
dia itu sbenarya baik cuma dibutakan dgn dendam nya tp dia kan ada alasan kuat.
waduh.... jangan jangan... jangan jangan....
BalasHapusbapaknya Daniel sakit apa dach... Aq lp???
jgn2 keturunan lg...
Daniel blak.. blakan...aq suka ^^.
mbak santhyyyyy..! Postingan bab slnjutnya jgn lama2 dongss..!!
BalasHapusHehehee..:D
Aku sih gak suka Nathan ..
BalasHapusDia jahat, tapi dia sakit???!?!!!! Oh nooo!!!
Aku kasian, tapi cuma itu.. Karma aku tetep sayang sama Jason/?
Ye ye ye !! Akhirnya keluar juga ^^
BalasHapusaaa aku suka banget adegan pas di balkon (hah?) Kekekeke
Mba, renata sama nathan aja, aku ikhlas dan ridho (roma).
kissing scene'y so sweet.. :)
BalasHapustpi jdi ksian ma nathan,,
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusbagus bnget mbak >_<.. salam kenal mbak shanty...
BalasHapusMaaf baru sekarang komennya. Mbak Santhy kok tidak update cerita lagi? Sibuk, ya?
BalasHapusIni sudah bulan oktober di mana sudah 2 bulan diluncurkan update bab 12 the vague temptation. Dimohon untuk update lagi.
Terima kasih mbak Santhy ^^
Semangat buat mbak Santhy dan selalu sehat, ya..
Lanjut..lanjut...:-)
BalasHapus
BalasHapusSAYA SEKELUARGA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMAH KASIH KEPADA MBAH RINGGO BERKT BANTUANNNYA SEMUA HUTANG HUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUA BAHKAN SEKARAN SAYA SUDAH BISA BUKA TOKO SENDIRI,ITU SEMUA ATAS BANTUAN MBAH YG TELAH MEMBERIKAN ANKA JITUNYA KEPADA SAYA DAN ALHAMDULILLAH ITU BENER2 TERBUKTI TEMBUS..BAGI ANDA YG INGIN SEPERTI SAYA DAN YANG SANGAT MEMERLUKAN ANKA RITUAL 2D 3D 4D YANG DIJAMIN 100% TEMBUS SILAHKAN HUBUNGI MBAH RINGGO DI 085/205/213/777/
SAYA SEKELUARGA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMAH KASIH KEPADA MBAH RINGGO BERKT BANTUANNNYA SEMUA HUTANG HUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUA BAHKAN SEKARAN SAYA SUDAH BISA BUKA TOKO SENDIRI,ITU SEMUA ATAS BANTUAN MBAH YG TELAH MEMBERIKAN ANKA JITUNYA KEPADA SAYA DAN ALHAMDULILLAH ITU BENER2 TERBUKTI TEMBUS..BAGI ANDA YG INGIN SEPERTI SAYA DAN YANG SANGAT MEMERLUKAN ANKA RITUAL 2D 3D 4D YANG DIJAMIN 100% TEMBUS SILAHKAN HUBUNGI MBAH RINGGO DI 085/205/213/777/
Mba santhy kok the vague temtation yg part 14 seterusnya gag ada? Apa memang blm diposting atau bagaimana? Terimakasih
BalasHapusmba santhy , novel ini tidak dilanjut lagi kah?
BalasHapussaya suka dengan novel ini , makin penasaran dengan akhirnya
walaupun saya berharap alexa bersama daniel
Mbk di terusin dong novelnya kangen nih
BalasHapusMAAF SAYA HANYA INGIN BERBAGI CERITA KEPADA ANDA YANG PENGGILAH TOGEL KALAU , AWALNYA ITU SAYA CUMA PENJUAL KERUPUK KELILIN YANG PENDAPATANNYA TIDAK SEBERAPA., SAYA PUNYA TIGA,ANAK DAN HUTAN KAMI PUN TAMBAH MENUMPUK, ANAK JUGA BUTUH BIAYA SEKOLAH,DAN AKHIRNYA SAYA DIPERTEMUKAN DENGAN NOMOR HP MBAH SURYO , DAN MENCERITAKAN SEMUANYA,AKHIRNYA SAYA DI KASIH ANGKA GHOIB 4D, ALHAMDULILLAH ITU PUN TEMBUS,DAN DENGAN ADANYA BANTUAN DARI MBAH SURYO , SEMUA HUTANG SAHUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUA BAHKAN SEKARANG INI SAYA SUDAH BUKA USAHA SENDIRI!!! INI KISAH NYATA DARI SAYA DAN SILAHKAN ANDA BUKTIKAN. SENDIRI,BAGI YANG BERMINAT HUB MBAH SURYO DI NOMOR INI ; 082-342-997-888
BalasHapusMAAF SAYA HANYA INGIN BERBAGI CERITA KEPADA ANDA YANG PENGGILAH TOGEL KALAU , AWALNYA ITU SAYA CUMA PENJUAL KERUPUK KELILIN YANG PENDAPATANNYA TIDAK SEBERAPA., SAYA PUNYA TIGA,ANAK DAN HUTAN KAMI PUN TAMBAH MENUMPUK, ANAK JUGA BUTUH BIAYA SEKOLAH,DAN AKHIRNYA SAYA DIPERTEMUKAN DENGAN NOMOR HP MBAH SURYO , DAN MENCERITAKAN SEMUANYA,AKHIRNYA SAYA DI KASIH ANGKA GHOIB 4D, ALHAMDULILLAH ITU PUN TEMBUS,DAN DENGAN ADANYA BANTUAN DARI MBAH SURYO , SEMUA HUTANG SAHUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUA BAHKAN SEKARANG INI SAYA SUDAH BUKA USAHA SENDIRI!!! INI KISAH NYATA DARI SAYA DAN SILAHKAN ANDA BUKTIKAN. SENDIRI,BAGI YANG BERMINAT HUB MBAH SURYO DI NOMOR INI ; 082-342-997-888
MAAF SAYA HANYA INGIN BERBAGI CERITA KEPADA ANDA YANG PENGGILAH TOGEL KALAU , AWALNYA ITU SAYA CUMA PENJUAL KERUPUK KELILIN YANG PENDAPATANNYA TIDAK SEBERAPA., SAYA PUNYA TIGA,ANAK DAN HUTAN KAMI PUN TAMBAH MENUMPUK, ANAK JUGA BUTUH BIAYA SEKOLAH,DAN AKHIRNYA SAYA DIPERTEMUKAN DENGAN NOMOR HP MBAH SURYO , DAN MENCERITAKAN SEMUANYA,AKHIRNYA SAYA DI KASIH ANGKA GHOIB 4D, ALHAMDULILLAH ITU PUN TEMBUS,DAN DENGAN ADANYA BANTUAN DARI MBAH SURYO , SEMUA HUTANG SAHUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUA BAHKAN SEKARANG INI SAYA SUDAH BUKA USAHA SENDIRI!!! INI KISAH NYATA DARI SAYA DAN SILAHKAN ANDA BUKTIKAN. SENDIRI,BAGI YANG BERMINAT HUB MBAH SURYO DI NOMOR INI ; 082-342-997-888
MAAF SAYA HANYA INGIN BERBAGI CERITA KEPADA ANDA YANG PENGGILAH TOGEL KALAU , AWALNYA ITU SAYA CUMA PENJUAL KERUPUK KELILIN YANG PENDAPATANNYA TIDAK SEBERAPA., SAYA PUNYA TIGA,ANAK DAN HUTAN KAMI PUN TAMBAH MENUMPUK, ANAK JUGA BUTUH BIAYA SEKOLAH,DAN AKHIRNYA SAYA DIPERTEMUKAN DENGAN NOMOR HP MBAH SURYO , DAN MENCERITAKAN SEMUANYA,AKHIRNYA SAYA DI KASIH ANGKA GHOIB 4D, ALHAMDULILLAH ITU PUN TEMBUS,DAN DENGAN ADANYA BANTUAN DARI MBAH SURYO , SEMUA HUTANG SAHUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUA BAHKAN SEKARANG INI SAYA SUDAH BUKA USAHA SENDIRI!!! INI KISAH NYATA DARI SAYA DAN SILAHKAN ANDA BUKTIKAN. SENDIRI,BAGI YANG BERMINAT HUB MBAH SURYO DI NOMOR INI ; 082-342-997-888
MAAF SAYA HANYA INGIN BERBAGI CERITA KEPADA ANDA YANG PENGGILAH TOGEL KALAU , AWALNYA ITU SAYA CUMA PENJUAL KERUPUK KELILIN YANG PENDAPATANNYA TIDAK SEBERAPA., SAYA PUNYA TIGA,ANAK DAN HUTAN KAMI PUN TAMBAH MENUMPUK, ANAK JUGA BUTUH BIAYA SEKOLAH,DAN AKHIRNYA SAYA DIPERTEMUKAN DENGAN NOMOR HP MBAH SURYO , DAN MENCERITAKAN SEMUANYA,AKHIRNYA SAYA DI KASIH ANGKA GHOIB 4D, ALHAMDULILLAH ITU PUN TEMBUS,DAN DENGAN ADANYA BANTUAN DARI MBAH SURYO , SEMUA HUTANG SAHUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUA BAHKAN SEKARANG INI SAYA SUDAH BUKA USAHA SENDIRI!!! INI KISAH NYATA DARI SAYA DAN SILAHKAN ANDA BUKTIKAN. SENDIRI,BAGI YANG BERMINAT HUB MBAH SURYO DI NOMOR INI ; 082-342-997-888
Ayo mbak lanjutin ceritanya. Penasaan banget. Kayaknya saya telat untuk mengerti ada cerita sebagus ini. Ayo mbak
BalasHapusYok lanjut mba bagus banget alurnyaaa..
BalasHapusDitunggu banget part 14 nyaa
BalasHapusDitunggu banget part 14 nyaa
BalasHapusYok lanjut mba bagus banget alurnyaaa..
BalasHapusYok lanjut mba bagus banget alurnyaaa..
BalasHapusMbak santy....lanjutannya blm ada ya?
BalasHapuskak, mau tanya dong, untuk beli bukunya kak santy dimana ya? karna saya sudah nyari di gramed titak ada
BalasHapussaya AHMAD SANI posisi sekarang di malaysia
BalasHapusbekerja sebagai BURU BANGUNAN gaji tidak seberapa
setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
sempat saya putus asah dan secara kebetulan
saya buka FB ada seseorng berkomentar
tentang AKI NAWE katanya perna di bantu
melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
karna di malaysia ada pemasangan
jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
saya minta angka sama AKI NAWE
angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
terima kasih banyak AKI
kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
rencana bulan depan mau pulang untuk buka usaha
bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
jangan putus asah HUBUNGI AKI NAWE 085-218-379-259
tak ada salahnya anda coba
karna prediksi AKI tidak perna meleset
saya jamin AKI NAWE tidak akan mengecewakan