Selasa, 24 Desember 2013

Embrace The Chord Part 20 (End)


Rachel terpana, menatap Jason dengan mata membelalak seolah-olah tak percaya mendengar apapun yang dikatakan oleh lelaki itu.

“Apa?”

Jason berdiri dari duduknya, memandang Rachel dengan tatapan serius, “Kurasa aku jatuh cinta kepadamu, Rachel.”

Apakah Jason sedang mengerjainya dengan kejahilannya seperti biasanya?

Rachel berdiri di sana, menatap Jason dengan terpaku dan kebingungan, tak tahu harus berkata apa. Mulutnya bahkan menganga dengan suara tercekat di tenggorokannya, tak tahu harus berkata apa.

Sementara itu Jason melangkah mendekat dan berdiri dekat di depan Rachel, lelaki itu tampak tenang, menebarkan senyumnya yang mempesona.

“Jadi bagaimana Rachel? Apakah kau membalas perasaanku?”

Sebuah pernyataan cinta? Perempuan mana yang tidak akan berdegup seluruh jantungnya merasakan pernyataan cinta dari lelaki yang begitu mempesona seperti Jason?

Rachel sendiri merasakan debaran di jantungnya semakin nyata, dia ingin menjawab tetapi tidak tahu apa yang harus dikatakannya.

“Aku tidak terbiasa ditolak seseorang.” Mata Jason mengerjap angkuh, “meskipun begitu bisa kukatakan kepadamu bahwa kau sebenarnya mencintaiku, hanya saja kau belum menyadarinya.” Dengan lembut jemari Jason bergerak menyentuh rambut Rachel di dekat telinga dan menyelipkannya ke balik telinga Rachel, “Cepatlah sadari perasaanmu kepadaku, dan datangi aku.”

Lelaki itu menundukkan kepalanya, dan mengecup bibir Rachel, lalu melangkah berlalu melewati Rachel yang masih terpana dan meninggalkannya.


***

Beberapa saat kemudian dan Rachel masih berdiri di sana, terpana, merasakan kelembutan kecupan Rachel di bibirnya yang selembut kupu-kupu.

Benarkah itu tadi pernyataan cinta?

Rachel menyentuh bibirnya. Jason tampak begitu tulus dan serius, lelaki itu sepertinya tidak main-main.

Apakah Jason serius? Dengan pernyataan cintanya itu?  Rachel masih saja tidak bisa membaca Jason, dan lagipula, reputasinya di masa lalu sebagai penghancur perempuan membuatnya merasa takut... takut kalau dia menumbuhkan perasaanya kepada lelaki itu, ternyata dia hanya dipermainkan dan menjadi korban, seorang perempuan yang dihancurkan perasaannya seperti korban-korban Jason sebelumnya.

***


Yang dilakukan Rachel pertama kalinya untuk menelaah perasaannya adalah dengan menelepon Calvin.

Lama sekali dia menunggu dan teleponnya tidak diangkat-angkat, tetapi kemudian pada deringan yang kesekian kali, akhirnya Calvin mengangkat teleponnya.

“Hallo Rachel?” ada suara hiduk-pikuk di belakang Calvin, membuat Rachel mengerutkan keningnya.

“Halo Calvin, ramai sekali di belakangmu, kau ada di mana?”

Hening sejenak, hanya hiruk pikuk yang terdengar sebagai background suara. Dan kemudian Calvin bergumam.

“Aku ada di bandara Rachel.”

“Di bandara? Kenapa Calvin?”

Terdengar helaan napas Calvin di sana, “Aku pergi untuk menyusul Anna, Rachel. Kurasa kalau kami benar-benar serius dengan hubungan ini harus ada salah satu yang berjuang.”

Seketika itu juga Rachel berdiri dari duduknya, benar-benar terkejut.

“Kau benar-benar-benar akan pergi ke luar negeri untuk menyusul Anna?” dia setengah berteriak, terdorong oleh keterkejutannya.

Sekali lagi Calvin menghela napas panjang, “Semula aku meragukan perasaanku, tetapi kemudian setelah kejadian kemarin...” Calvin menghela napas panjang, “Aku memutuskan untuk serius terhadap Anna.”

Setelah kejadian kemarin? Apakah yang dimaksud Calvin adalah insidennya dengan Jason kemarin?

Rachel terdiam, menunggu, menanti apakah akan ada patah hati di benaknya yang akan menyergap jantungnya. Apalagi mendengar kenyataan bahwa Calvin berangkat untuk mengejar cintanya kepada Anna dan meninggalkan negara ini.

Tetapi ternyata perasaan itu tidak muncul di dalam hatinya, dia menunggu dan terus menunggu, yang muncul malahan perasaan sayang dan dorongan untuk memberi semangat kepada Calvin.

“Semoga kau berhasil menyelesaikan permasalahanmu dengan Anna, Calvin, semoga kau berbahagia bersama Anna.” Gumam Rachel dengan tulus.

Hening sejenak, kemudian ketika Calvin berkata-kata, Rachel bisa mendengar ada senyum di dalam suaranya,

“Terimakasih Rachel, kuharap kau juga berbahagia bersama Jason. Semula aku memang tidak setuju, tetapi kemudian kulihat dia sangat serius kepadamu, dan dia tampaknya sangat melindungimu, mungkin kau adalah perempuan yang pada akhirnya bisa menaklukkan Jason dan menghentikan reputasinya sebagai pengancur perempuan.”

Rachel tercekat, dia teringat akan keraguannya kepada pernyataan cinta Jason, dan kemudian mulai merasakan rasa hangat di dadanya.

Calvin bisa melihat bahwa Jason serius kepadanya, mama Jason juga sudah pernah mengatakan bahwa Jason menyimpan perasaan yang dalam kepadanya. Apakah itu berarti bahwa Rachel harus mulai mempercayai Jason dan membuka hatinya kepada lelaki itu?.

***

Jason sedang berada di ruang musik, melatih nada-nada yang indah dari alunan biolanya, ketika Rachel muncul di ambang pintu dengan hati-hati, takut mengganggu latihan Jason.

Tetapi ternyata Jason menyadari kehadirannya, dan lelaki itu menghentikan latihan biolanya.

Setelah meletakkan biolanya dengan hati-hati pada meja yang tersedia, Jason tersenyum kepada Rachel.

“Apakah kau sudah siap untuk berlatih biola bersamaku, Rachel?”

Rachel menganggukkan kepalanya, dan melangkah memasuki ruang musik itu.

“Aku siap.” Gumam Rahcel pelan.

Jason tersenyum lembut dan mengedikkan bahunya ke arah biola Paganini yang sudah menjadi milik Rachel dan diletakkan di kotaknya di atas meja,

“Ayo. Ambil biolamu.” Gumamnya.

Dengan penuh semangat Rachel mengambil biola itu dari kotaknya dan meletakkan di pundak kirinya.

Jason sudah berdiri dan meletakkan biola itu di pundak kirinya sama seperti Rachel, berdiri tegak dengan posisi sempurna seorang violinist.

“Kau ingin memainkan lagu apa?”

Rachel menarik napas panjang, memandang Jason dengan tatapan mantap.

“Beethoven Violin Romance no 2” jawabnya tak kalah mantap.

Jason mengangkat alisnya mendengar pilihan lagu Rachel.

“Violin Romance ya?” lelaki itu tersenyum penuh arti, kemudian menganggukkan kepalanya, “Mari kita mainkan, sepertinya benakku sedang dipenuhi oleh hal-hal romantis.”

Pipi Rachel memerah menerima tatapan tersirat Jason, dia menganggukkan kepalanya. Dan kemudian memulai nada awal. Seketika itu juga, seperti sudah bisa membaca nadanya, Jason langsung memasukkan nada pendamping yang menyempurnakan permainan musik itu.

Permainan musik yang mencerminkan perdamaian hati Beethoven dalam menghadapi penyakitnya, musik yang mencerminkan sisi lembut dan ringan dari Beethoven.

Nada-nada berpadu sempurna, luar biasa indahnya, memenuhi ruang musik itu. Alunan musiknya seolah-olah dimainkan oleh dua orang yang memiliki satu hati, sungguh kesempurnaan yang tidak terkatakan.

Kalau ada orang yang mendengarkan permainan musik duet mereka ini, pastilah mereka akan terpana.

Dari awal sampai akhir, keseluruhan keindahan nadanya terus dan terus berpadu, sampai akhirnya, Rachel menguarkan nada penutup dan Jason mengikutinya.

Mereka menyelesaikan permainan duet mereka dengan sempurna.

Luar biasa sempurnanya bagi Jason. Lelaki itu meletakkan biolanya dan menatap Rachel dengan lembut.

“Kau adalah pasangan yang sangat sempurna bagiku, Rachel.”

Rachel menatap Jason dengan hati-hati.

“Apakah kau serius dengan perkataanmu?”

“Perkataan yang mana?” Jason tersenyum lebar, membuat pipi Rachel memerah.

“Pernyataan cintamu tadi.”

Jason memasang ekspresi penuh makna, meskipun begitu, ada keseriusan di dalam nada suaranya,

“Apakah kau tidak tahu? Aku menjalin hubungan dengan banyak perempuan, tetapi tidak pernah sekalipun aku menyatakan cintaku kepada mereka semua.” Mata Jason berubah tajam, “Kau adalah satu-satunya perempuan di mana aku menyatakan cintaku.”

Pipi Rachel memerah, meskipun begitu dia masih belum yakin.

“Dan apakah kau serius dengan kata-katamu? Kau tidak sedang mempermainkanku bukan?”

Jason melangkah mendekat, selangkah lebih dekat di depan Rachel.

“Apakah aku terlihat seperti sedang bermain-main?’ tangannya terulur, meraih dagu Rachel. “Padamulanya aku jatuh cinta setengah mati kepada permainan biolamu. Sungguh-sungguh jatuh cinta sehingga aku rela melakukan apa saja supaya kau mau menjadi muridku dan aku bisa terus menerus mendengarkan permainan biolamu yang indah itu, bagiku kau adalah perempuan yang sempurna, perempuan yang bisa memeluk semua nada, dan kemudian, tanpa kusadari, pikiranku terlalu fokus kepadamu dan kau kemudian menguasai seluruh pikiranku.” Mata Jason menggelap, “Aku tidak pernah berencana jatuh cinta kepada siapapun, Rachel, dan aku bahkan tidak mengira aku bisa jatuh cinta, tetapi aku mencintaimu, dan perasaan ini bukan main-main.”

Ya. Pada akhirnya, Rachel meyakinin perasaan Jason. Siapa yang tidak percaya ketika melihat betapa ekspresi Jason begitus seriusnya kepadanya?

“Dan sekarang, apakah kau masih belum mempercayaiku?” Jason bertanya, menatap Rachel dengan penuh tanda tanya, “Apakah kau membalas perasaanku, Rachel?”

Tidak perlu menunggu lama lagi, Rachel menganggukkan kepalanya, menatap Jason dengan pipi merona.

“Kurasa aku... aku membalas perasaanmu.”

“Kau apa?” Jason tampaknya tidak puas dengan pengakuan Rachel.

Pipi Rachel semakin merona.

“Aku.. kurasa aku juga mencintaimu.”

“Benarkah?” Jason mengangkat alisnya, “Lalu bagaimana perasaanmu kepada Calvin?”
Rachel menghela napas panjang, “Calvin memutuskan pergi ke luar negeri untuk mengejar Anna.”

‘Bagus.” Tanpa perasaan Jason bergumam, “Jadi dia tidak akan mengganggu kita lagi.” Tetapi kemudian lelaki itu menatap Rachel dengan tatapan mata menyelidik, “Apa kau menerima cintaku karena Calvin meninggalkanmu?”

Rachel langsung menggelengkan kepalanya kuat-kuat,

“Tidak!” kata-kata itu seolah-olah susah keluar dari bibirnya, “Ketika Calvin mengatakan bahwa dia akan pergi mengejar Anna, aku tidak merasakan apa-apa selain rasa yang tulus suapaya dia berhasil mengejar cintanya, pada saat itu aku sadar bahwa aku sudah tidak merasakan apa-apa kepada Calvin.”

Senyum Jason melebar, dan kemudian tanpa permisi, lelaki itu mendekat dan merengkuh Rachel ke dalam pelukannya,

“Kalau begitu sekarang kita tidak bersandiwara lagi? Kau benar-benar menjadi kekasihku?”

Rachel mengangguk malu-malu dengan pertanyaan Jason itu.

Jason terkekeh, memeluk Rachel semakin rapat dan mengecup dahi Rachel.“Menjadi kekasihku tidaklah mudah, kadangkala aku bisa menjadi sangat egois dan posesif, kuharap kau siap.”

Rachel mengerucutkan bibirnya, “Kau sudah sangat egois, angkuh, jahil, tukang memaksa, dan tukang cium sembarangan, meskipun begitu aku tetap saja jatuh cinta kepadamu.” Rachel tersenyum lucu, “Kurasa aku siap menghadapi segalanya.”

Jason tertawa.“Kalau begitu, mari kita berlatih biola dan mempersembahkan duet sepasang kekasih yang mempesona.”


End

21 komentar:

  1. Masih ada epilog ny kan nih mb shan?

    BalasHapus
  2. loh mba ini tamat??terus si anlen eh sapa ya,, gmn mba bls dendamnya??kepo aku..hoho
    akhirnyaaaa jason n rachel bersatu..kurang kissingnya mba mereka #plaaakkk

    BalasHapus
  3. mba lanjutin the vague temptation please T^T

    BalasHapus
  4. Mbakk kok tiba2 end ..
    si Arlene kan belum jelas..
    Ada epilog kan ??

    Thanks mb Santhy postingannya ..
    Mbakk kirimin aq ya hihi :)

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Jason muach muach...
    Mbak Santhy... Kecup sayang, makasiiiiih..
    Tante Arlene..ke laut aza sono.. Atau klo g'..nyerahin diri ke kantor polisi aza..sebelum ditangkap..

    BalasHapus
  7. waah akhirnyaa jason sama rachel jadian juga,thx mba shanty :)

    BalasHapus
  8. mba,, masih ada epilognya kn? masih banyak yg gantung,,,arlene,,,konset duet nya,,,

    BalasHapus
  9. Akhirnyaaa ada postingan juga setelah sekian lama, makasih yaa mbak shan
    Asik Happy ending :9

    BalasHapus
  10. Mbak...mdh2n ini emg tamat beneran..bkn dipercepat y..takutnya krn mbak sibuk jd g da wkt bt posting...**trauma ditinggalin

    BalasHapus
  11. Akhirnya datang juga. Untuk cerita mbk santhy semuanya T O P B G T dari segi manapun

    BalasHapus
  12. Happy ending la la la~ ♡♥
    Makasih mb saaannn ... hihihi

    BalasHapus
  13. Aku udah paling suka kalo Mbak Santhy lagi ngegambarin Jason sama Rachel lagi main biola. Asli romantis,langsung download instrumennya tiap kali baca mereka lgi scene main bareng. Keren!

    BalasHapus
  14. oh oh... End juga...
    2 novel mbak san end...
    Sedih harus pisah... Baru jumpa lagi, langsung pisah. Tp thanks buat nice story... Sweet storynya mbak san... Akhirnya rachel menyadari perasaannya ke jason

    BalasHapus
  15. happy new year 2014 mbak Santhy....senang bisa baca lagi karyanya.

    BalasHapus
  16. mba santy lama g muncul???
    mba misi blogwalking ya..
    http://siecezyerna.blogspot.com/ [novel terjemahan]

    BalasHapus
  17. Mba Santy...
    kerenn bgt :) :*

    nice story.

    BalasHapus
  18. Blognya bagus, coba ikut contest SEO, coment balik ya http://www.ktadiana.blogspot.com
    butuh dana tunai:
    Diana
    TELKOMSEL : 085287077204
    ESIA : 021-94164212
    WhatsApp : 08811396243
    PIN BB : 3235C406

    BalasHapus