Rabu, 10 April 2013

Crush in Rush : Prolog


PS : ada typo di postingan awal yah, pengetikan nama Joshua jadi Jeremy :)) terimakasih buat koreksiannya yah all ^_^ sebenernya karakter awalnya namanya Jeremy ttp dengan berbagai pertimbangan diganti jadi Joshua heeee.... dengan ini typonya langsung dikoreksi yah dear ;)



Sinopsis  :

Joshua dan Kiara. Dua mahluk yang bertolak belakang, yang seharusnya tidak pernah bersinggungan. Tetapi kehidupan mempertemukan mereka ke dalam pusaran nasib yang tidak terelakkan. 


Joshua meletakkan peralatan kerjanya, dan memutar kursinya ke arah jendela. Dia merenung menatap pemandangan di bawah sana, dari kamar penthousenya yang terletak di lantai paling tinggi gedung itu, mobil-mobil di bawah hanyalah tampak bagaikan titik-titik berwarna-warni yang bergerak lalu lalang.
Pemandangan yang tidak menarik.

Joshua membunuh rokoknya di asbak dan mendengus, hidup sungguh membosankan. Dia memang bisa dikatakan lelaki yang sangat beruntung. Di usia yang ketigapuluh, Joshua bisa dikatakan sudah mencapai puncak kehidupannya, sebagai seorang arsitek jenius, dia tidak perlu mencari pendapatan, semua orang berlomba-lomba untuk menggunakan jasanya, bisa dikatakan dia hanya tinggal duduk dan uang datang kepadanya. Yah, dan yang lain-lain kemudian mengikuti datang kepadanya karena dia punya uang.

Joshua berdiri dari kursinya dan mengambil jaketnya, dia memutuskan akan keluar dan mencari secangkir kopi di kedai yang buka hingga tengah malam. Insomnia ini seolah sudah menjadi sahabatnya, dan yang bisa dilakukannya hanyalah duduk merenung dalam kesendiriannya.

Begitu turun dari lift di lantai paling bawah, Joshua melangkahkan kakinya di lobby, penjaga pintu di depan tersenyum kepadanya, dia sudah biasa melihat Joshua keluar tengah malam, berjalan kaki menuju cafe terdekat dan baru pulang hingga menjelang pagi. 

Dengan langkah tenang, sambil menyulut kembali rokoknya untuk melawan udara dingin yang langsung menyergapnya, Joshua menuju ke cafe di ujung jalan yang selalu menjadi tempat nikmatnya untuk merenung dan menyesap secangkir kopi yang harum dan lezat, dia memilih tempat duduk favoritnya, di pojok yang sedikit tersembunyi, membuatnya leluasa duduk dan berpikir sepanjang malam sambil menyesap kopinya. Seorang pelayan yang sudah sangat familiar dengan kedatangannya langsung mendekatinya dan menawarkan buku menu, meskipun dia sudah tahu apa yang akan dipesan oleh Joshua, secangkir espresso yang kental dan menguarkan aroma kopi yang tajam. Joshua akan memesan setidaknya tiga cangkir sampai menjelang dia meninggalkan cafe itu ketika dini hari.

Lalu dia melihat perempuan itu, sedang membersihkan sebuah meja berminyak sisa pengunjung sebelumnya. Joshua selama ini sering melihat perempuan mungil itu mengambil shift malamnya sebagai pelayan cafe ini, sepertinya dia khusus di bagian bersih-bersih mengingat sebagaian besar pekerjaannya adalah membersihkan segala sesuatunya, piring kotor, meja, bahkan mengepel lantai. Tanpa sadar Joshua mengernyit, seberapa sulitkah hidup perempuan itu sampai dia mengerjakan pekerjaan berat macam ini di shift malam pula? Joshua hampir tidak pernah merasakan hidup berkekurangan, karena itulah dia merasa tidak bisa memahami apa yang terpampang di depannya.

Perempuan itu sangat mungil, jemarinya kelihatan rapuh untuk bekerja sekeras itu, dan tiba-tiba saja pikiran Joshua berkelana ke masa lalunya, kepada tubuh mungil yang dulu pernah ada di pelukannya, yang sekarang sudah tidak bisa lagi digapainya. Benaknya menggelap dalam kemuraman, bayangan masa lalu itu adalah satu-satunya hal yang ingin dilupakannya sekarang.

Perhatiannya teralih lagi ketika melihat perempuan itu membawa begitu banyak piring dan gelas dalam satu nampan, lengan kecilnya tampak rapuh, membuatnya sedikit oleng dan terhuyung-huyung. Joshua berdecak tak senang, menyadari bahwa pelayan lain, yang notabene laki-laki, tidak ada satupun yang bergerak untuk membantu perempuan ini.

Dengan jengkel dia berdiri, dan kemudian dengan gerakan mulus dan tegas, mengambil nampan itu dari tangan si perempuan,

"Kau akan menjatuhkan dan memecahkan semua piring dan gelas ini kalau kau membawanya sekaligus seperti itu." Joshua bergumam dingin, menatap ke bawah, ke arah perempuan itu yang mendongak menatapnya sambil ternganga kaget.

Seorang pelayan pria yang melihat kejadian itu langsung tergopoh-gopoh menghampiri, melemparkan tatapan marah kepada si perempuan, lalu mengambil nampan yang penuh itu dari tangan Joshua sambil meminta maaf,

"Maafkan pelayan kami Tuan, merepotkan anda.'

Joshua melemparkan pandangan mencemooh ke arah pelayan pria itu, dia lalu mengangkat bahunya tidak berkata apapun. Dia menatap perempuan mungil yang menatapnya dengan gugup itu, 

"Terimakasih." suara perempuan itu terdengar pelan dan takut-takut, seketika membangkitkan perasaan asing dalam benak Joshua.

"Tidak masalah." gumamnya parau, lalu membalikkan badan dan kembali ke kursinya, Dia merasakan perempuan mungil itu masih menatapnya sebelum kemudian terbirit-birit masuk ke bagian belakang cafe.

Joshua duduk lagi dan menyesap espressonya, merenung. 

Malam ini terasa begitu panjang setelahnya.

*** 

Kiara meletakkan tas ranselnya dan membanting tubuhnya di ranjang kecil itu dengan lelah. Jam tujuh pagi dan dia baru sampai di rumah setelah menyelesaikan shift malamnya di cafe tempatnya bekerja. Hidup memang keras terhadapnya, sebatang kara di dunia ini, dia harus berjuang sendirian bahkan hanya untuk bisa makan setiap harinya.

Kiara dibesarkan di panti asuhan selama tujuh belas tahun lamanya, hingga kemudian ketika penjaga asrama panti, seorang laki-laki tua yang mesum menyadari kecantikan di balik tubuhnya yang mulai bertumbuh, Kiara merasakan dorongan kuat untuk pergi dari panti itu. Sampai akhirnya, sang penjaga panti berusaha berbuat tidak senonoh kepadanya, dengan menjebaknya masuk di ruang kerjanya yang sepi di siang hari. Untunglah sebelum penjaga panti itu sempat berbuat yang tidak-tidak kepadanya, orang-orang datang, membuat penjaga panti itu melepaskannya sambil mengancamnya untuk tidak mengatakannya kepada siapa-siapa karena kalau Kiara berani mengadupun, tidak ada yang akan percaya kepadanya. Penjaga panti itu terkenal sangat baik dan sayang anak-anak, semua orang percaya dan menyukainya, sedangkan Kiara waktu itu hanyalah remaja tujuhbelas tahun yang ketakutan, apalah dayanya?

Sejak kejadian itu, Kiara selalu didera rasa takut dan was-was, dan kemudian dia memutuskan lebih baik dia meninggalkan panti itu. Suatu malam dengan berbekal baju seadanya, ijazah SMU dan sedikit uang tabungan dari kerja part timenya di kantin sekolah, Kiara melarikan diri dari panti itu, tidak menoleh ke belakang lagi.

Kiara berpikir bahwa hidup akan lebih bersahabat di luar panti untuknya, nyatanya tidak. Kiara harus berjuang keras di awal-awal pelariannya, ternyata mencari pekerjaan tidak semudah itu, pada awalnya, Kiara diterima bekerja sebagai tukang cuci piring di sebuah cafe, dengan gaji duapuluh ribu rupiah sehari. Sisa uang tabungannya dipakainya untuk menyewa kamar yang sangat kecil berukuran satu kali dua meter untuk tempatnya bernaung setiap malam. 

Tetapi pada akhirnya Kiara menyadari bahwa dia tidak bisa hidup hanya dengan mengandalkan pekerjaannya sebagai tukang cuci piring, uang itu hanya cukup untuk makan, sedangkan di akhir bulan, Kiara harus mempunyai uang untuk membayar sewa kamarnya, ditambah dengan kebutuhan lain-lain yang harus dipikirkannya. Ijazah SMUnya ternyata tidak memberikannya keberuntungan karena banyak peminat pekerjaan dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan standar gaji yang sama yang menjadi saingannya dalam memperebutkan peluang pekerjaan. Jadi Kiara mencoba bertahan, siang dia bekerja sebagai tukang cuci piring, malamnya dia bekerja lagi di sebuah cafe 24 jam menjadi tukang bersih-bersih. Untunglah pada akhirnya rumah makan yang mempekerjakannya menaikkannya menjadi waitress dengan gaji yang lebih memadai, sehingga Kiara tidak perlu bekerja dobel lagi. Kiara melepaskan pekerjaan malamnya sebagai tukang bersih-bersih restoran dan mengambil pekerjaan sebagai waitress shift malam di cafe tempatnya bekerja.

Pekerjaan sebagai waitress shift malam cukup melelahkan, karena tamu cafe kebanyakan datang di malam hari, juga tidak ada pembedaan gender pejerja, sehingga Kiara harus mampu melakukan pekerjaan yang biasa dipegang oleh waitres laki-laki, karena itulah dia selalu pulang bekerja dengan keadaan remuk redam. Tetapi wakalupun begitu, setidaknya dia tidak perlu melakukan dobel pekerjaan dan tidak perlu cemas memikirkan uang sewa kamarnya. Kiara mendesah dan menatap langit-langit kamar sempitnya yang menguning. Sekarang usianya sudah delapan belas tahun, dan selama itulah Kiara menyadari bahwa dia tidak punya siapa-siapa.

Adakah orang lain yang dilahirkan untuk sendirian seperti dirinya? Kiara meringis pedih. Kadangkala dia sering melihat keluarga yang datang untuk makan bersama di cafe, tampak bahagia bersama, terikat satu sama lain. Perasaan iri yang pedihpun akan langsung menyeruak di dadanya, membuatnya bertanya-tanya bagaimana rasanya memiliki sebuah keluarga? Dan kepedihannya akan makin dalam ketika dia menyadari bahwa dia tidak akan punya kesempatan untuk merasakannya.

Tidak sekarang, tidak juga nanti.

Dia bukan siapa-siapa. Tidak ada ibu yang memeluknya dan memberikan nasehat-nasehat keibuan kepadanya, tidak ada ayah yang menjaganya sebagai anak perempuan tersayang. Semua kebahagiaan itu adalah milik orang lain, bukan miliknya.

Dengan pedih Kiara bergelung di atas ranjang, seperti posisi janin yang baru lahir. Mencoba menenggelamkan pikiran-pikiran menyedihkan yang selalu mengganggunya.

Setidaknya dia masih bisa hidup, bernafas dan menghirup udara pagi dengan tubuh dan jiwa yang sehat. Itu adalah anugerah yang harus selalu disyukurinya.

Setelah menghela napas panjang, Kiara mencoba tidur, melemaskan urat-uratnya yang pegal, mempersiapkan untuk masuk bekerja lagi malam nanti.


Bersambung ke Part 1




51 komentar:

  1. Itu si "jeremy" typo ya mbak??

    Ditunggu lanjutannya ;)

    BalasHapus
  2. Makasih mbak Santhy, dimanjain sama cerita baru lagi nih :)

    BalasHapus
  3. waw..cerita baru..
    mba ini passionate ato collorful love mba? *kepo*

    BalasHapus
  4. Jeremy bisa dikatakan sudah mencapai puncak kehidupannya/dia sudah biasa melihat Jeremy keluar tengah malam=> siapa Jeremy ??joshua x yahhh mbak ??? apa kepribadian ganda juga kayak lucas???

    BalasHapus
  5. Wah...cerita baru nih...
    Bagus...bagus...bagus...
    Thanks Mba'San...:-)

    BalasHapus
  6. kiara&joshua... ./(.*-*.)\ |[.^-^.]|

    BalasHapus
  7. Asyiikkk ada cerita baru lagi..... ga sabar nunggu kelanjutannya =)
    Makasih Mba San
    *big hugh*

    BalasHapus
  8. Lama jd silent reader...nongol ah....salam kenal mba santhy...

    BalasHapus
  9. Thx mbak santhy syg..*pluk2*
    Joshua ap jeremy mbak?:s
    Ini mau d jdiin buku ga mbak?:D
    Sibuk bgt yah mbak smpe ga bls..:(

    BalasHapus
  10. Lama jd silent reader...nongol ah....salam kenal mba santhy...

    BalasHapus
  11. hehehe...
    g sabar nunggu kelanjutannya...

    BalasHapus
  12. Wahh ada yang baru nih *ala afika*

    Kiara kshan kali kamu ntar mnta temenin mb Santhy aj ya hahaha :D

    BalasHapus
  13. Bingung mba shan......
    Jeremy ato Joshua sih
    Btw kykny asyik bgt nih....

    BalasHapus
  14. wowww,, Mba Santhy keyeennn lgsg ngeluarn byk jdul...
    ditunggu,,selalu... hehehe
    semangaatt Mba Santhyyy....

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  16. Salam kak.... :) :)
    Aku new reader disinii... Uhuy,, byk bgt harta karun yg mau kubaca di blog ini...
    Ini cerita baru yah mbak? Ehehe... Aroma2 memikat nih.. :)
    Oh ya, maaf mbak kalo nggak sempat komen di cerita2 yang lain. Aku komennya disini aja. Soalnya dikit lagi pulang dan gak bisa konek internet gratisan lagi.
    Sekalian permisi n minta ijin buat baca. Ehehehe...
    Semangat Kak!

    BalasHapus
  17. Mba shanty makasih pake banyak story new nya :)) you're the best mba :* #pelukkk

    BalasHapus
  18. Wah pasangan bumi dan langit nih makasih mba San ditunggu bab selanjutnya

    BalasHapus
  19. ditunggu lanjutannya mba santy...tq,,

    BalasHapus
  20. Makasih mba san.. buat bacaan barunya.. ^^

    BalasHapus
  21. udah lama jd readers, tp belum kenal ma penulisnya,he

    salam kenal mba santhy..:-)

    BalasHapus
  22. ugh,,,bru mampir ksini lagi,,

    Dtunggu posting bab 1-ny mbak Santh saiank,,

    BalasHapus
  23. Uhhhh, mbak shanty sukses buat aku nangis di prolog. Ditunggu kelanjutannya, mbak.

    Makasih ya mbak cantik...

    BalasHapus
  24. gak sabar nunggu lanjutannya....

    BalasHapus
  25. aduuuh...aku penasaran banget...
    semangat ngelanjutin yah mbak...

    BalasHapus
  26. Makasih mbak Shanty , ditunggu Part 1nya :)

    BalasHapus
  27. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  28. senang deh di blog ini
    selalu di manjain dengan
    cerita yg bagus " walau
    awal șelalu di suguhi
    cerita yg penuh teka teki
    tapi.. itu yg buat aku
    suka, dan yg istemewa
    selalu berada di Garden
    caffe milik Azka yg
    nyaman ^^ lanjut ka
    SEMANGAT ^^

    BalasHapus
  29. Halo mbak santhy, slm knl :)
    cerita baru nih, tentang gadis usia 18 th, masih muda bangeeet... Kira2 Joshua umur brp ya? kok udah sukses begitu :D
    jd nggak sabar pengen baca lanjutannya
    ditunggu lho mbak :)

    BalasHapus
  30. Wah da cerita baru ??
    Kiara masih muda bangetz,mba?
    akan kah dia mampu merebut hati joshua y udah berusia 30 thn
    gak sbr nunggu lanjuty,,
    tengkyu mba Shanty,,~**~

    BalasHapus
  31. ke to the ren, keren :D
    padahal baru prolog,, gmn full storynya,, :D

    BalasHapus
  32. aku reader baru di blog ini. salam kenal mba Shanty :)
    keren prolognya, ditunggu lanjutannya ^^

    BalasHapus
  33. Bikin penasaran ceritanya Mba,
    Kayanya seru nich...

    Ditunggu bgt bgt kelanjutannya,

    BalasHapus
  34. ditunggu klnjutannya mba...btw skrng or akhir2 ne sibuk yah...posting ya jarang gtu =______= trims mba

    BalasHapus
  35. Intro sudah bagus. Can't wait the part 1

    BalasHapus
  36. Aheeee, couple baru Joshua-Kiara :*
    Jarak usia lumayan yah. 30-18= 12 xD

    BalasHapus
  37. salam kenal mbak shanty yg sgt berbakat: saya reader baru dsini.prologx keren abiz.trus semangat mbak

    BalasHapus
  38. mbk..kelanjutannya ko lama lum di posting sih...
    aku uda penasaran banget nih..
    prolognya ada uda keren bgt...
    saluuuut bgt

    BalasHapus
  39. mbak lanjutannya
    kagak sabar ini hiks hiks hiks

    BalasHapus
  40. sepertinya bakal seru nie mb ;)
    belum-belum aku udah suka sama Joshua hehe

    BalasHapus
  41. waduh aku bisa dikenalin sama Joshuanya? hohoho
    lanjut ke part 1 ^^

    BalasHapus
  42. just found your blog and suddenly fell in love with every story...
    thank you ya mba utk smua novel2nya ^_^
    pertama baca 'sleep with the devil' di portalnovel and blm tau kl mba santhy punya blog sendiri.
    and skrg sdg mencoba menghabiskan smua novel2 yg ada. hahahahaa....
    jia you mbaa....

    BalasHapus
  43. pertama kali baca buku santhy agatha tahun ini, tahun 2014.
    setelah punya android dn download bukunya lewat playstore.

    saya telat, memang.
    tapi saya mencintai tokoh-tokoh ciptaanmu, mbak.

    saya download setiap bukumu di play store, by oryzae.com

    dan blog ini, sungguh menginspirasi.

    thank u, mbak.

    KEEP IT UP !!!

    BalasHapus