Senin, 01 Oktober 2012

Mencari Soulmate Part 2 - End

 
Pesan Penulis :
"Apa yang saya bisa ungkapkan tentang cerita ini? Tidak ada! Hanya saja saya menangis pilu ketika membuatnya, dan semoga anda juga bisa meresapi kisah ini, hingga ikut menangis pilu bersama saya"




Mencari Soulmate part 2
By Santhy
2nd Touch in Oct 1st 2010


Bahwa sesuatu yang biasanya ada bisa menjadi berarti karena ketiadaannya.
Seperti kenanganku tentangmu yang kusyukuri ditengah-tengah mereka yang tak sempat mengenangmu waktu malam kelam membungkusku dalam pilu.


Dan kehadiranmu yang kuimpikan karena ketidakhadiranmu sampai matahari hampir terbit

Belum cukupkah sepi dimataku membuatmu jatuh kasihan lalu muncul untuk memelukku, wahai kau yang seharusnya membuat jiwaku terlengkapi?

Belum cukupkah keputusasaanku mencarimu membuat hilangmu berhenti, lalu kau datang dan tak lagi pergi...?
Membuatku tak terbunuh lelah mencari pasangan jiwaku.

...................................

Dalam malam yang kelabu, Elsa dan Louis sama-sama menunggu di sudut yang saling membelakangi. Mereka terpisah, meski tak sadar, dihujam perasaan yang menggilakan.
"Els...berhentilah mencari-mulailah menunggu, biar aku yang akan menemukan kamu.", demikian sebuah pesan sederhana, tersampaikan lewat jalinan sendu.
Lou ,cepatlah berkata...jangan terlalu lama…..


**********

Els !! Kau harus mendengar penjelasan kami !! , Penjelasan dari Lou !!”, Bayu mencekal tangan Elsa, menghentikan langkahnya.

Elsa mencoba meronta, tetapi cengkeraman tangan Bayu di lengannya terlalu kuat, terlalu kencang hingga ahkirnya dia menyerah dan menatap tajam ke arah Bayu, penuh air mata,

“Penjelasan apa lagi yang harus aku dengar ?!”, Teriaknya marah, “Aku sudah mendengar semuanya dari awal sampai ahkir, Bahwa kalian berkonspirasi agar aku berhenti mencari soulmateku, bahwa kalian bersandiwara dengan lelucon Soulmate palsu ini ??!!”

“Tidak palsu, kau tahu aku sungguh-sungguh mencintaimu………”

“Dan yang paling menyakitkan, Lou yang melakukannyapadaku ! Lou yang kupercayai ! Satu-satunya orang yang kubagikan cerita mengenai impianku tentang sosok soulmate yang kuimpikan……..kalian pasti menertawakan impianku itu bersama di belakangku bukan ??!!!”, Elsa melanjutkan kemarahannya, seolah-olah tidak mendengar kalimat Bayu sebelumnya.

Bayu terpekur,

“Kau tahu Louis tidak begitu, kau yang paling tahu”, gumamnya pilu,menyadari kenyataan bahwa Elsa sama sekali tidak membutuhkan penjelasan tentang cinta Bayu padanya, yang menyakiti Elsa adalah sesuatu yang dikiranya sebagai pengkhianatan Lou.

Bayu mengeluh dalam hati, kenapa dulu dia dengan bodohnya menerjunkan diri ke tengah-tengah kerumitan hubungan dua insan ini ?

“Lepaskan tanganku, aku sudah tidak ingin mendengar apa-apa lagi ! kalian berdua sama-sama kejam ! aku tidak mau bertemu dengan kalian lagi “, dengan marah Elsa berusaha melepaskan diri dari cengkeraman tangan Bayu.

“Els, Lou sakit !!! “,

Bayu mendesah, dia sudah melanggar sumpahnya pada Louis, sumpah untuk tidak pernah melontarkan kebenaran itu ke depan Elsa

Rontaan Elsa terhenti, terpana.

“Sakit ? “, ketika kesadaran itu merasuk ke dalam pikirannya, dadanya langsung terasa nyeri, “ Sakit apa ? “

Bayu terdiam,





Keheningan yang menyiksa membuat ketakutan mendera seluruh jiwa Elsa, dicengkeramnya tangan Bayu yang masih mencengkeram lengannya.

“Sakit apa Bayu ???? !!!!”

Dengan sendu Bayu menggenggam kedua tangan Elsa,

“Dia terkena kanker pankreas….”

“Apa… ?”,

Bayu terdiam, luluh lantak. Tapi Elsa memang tidak membutuhkan jawaban, dia tahu, dia tahu,

Seharusnya dia menyadarinya sejak awal, perubahan perubahan kecil pada diri Louis yang tak pernah diperhatikannya, Lelaki itu ahkir-ahkir ini jarang makan di depannya, dia selalu membatalkan acara makan malam bersama yang biasanya menjadi acara tetap mereka dengan berbagai alasan, dan kebiasaan baru Louis, selalu terlihat kelelahan dan gampang tertidur….

Bagaimana mungkin dia begitu tidak peka ? bagaimana mungkin dia tidak menyadarinya ? dia selalu melihat senyum ceria Louis yang tidak ada habisnya, dan dia menganggap semuanya baik-baik saja, sahabat macam apa dia ???

“Bagaimana mungkin aku tidak tahu ? “, Elsa berseru pedih

Bayu menggenggam tangan Elsa sedih,

“Jangan menyalahkan dirimu, Louis bertekad merahasiakannya sampai ahkir, dia selalu berusaha ceria di depanmu, berjuang keras agar jangan sampai kau menyadarinya…… dia bahkan meminta resep obat penahan rasa sakit dosis tinggi agar bisa tetap tersenyum di dekatmu”

Air mata mengalir deras di pipi Elsa,

“Kapan dia mengetahuinya ? “

“Hampir satu tahun lalu”

“Apakah........ Parah… ?”, Secercah harapan muncul di hati Elsa, kemajuan jaman sudah bisa membuat orang mengatasi penyakit kanker bukan ? banyak penderita kanker yang bisa bertahan bahkan sembuh sepenuhnya. Kalau kanker yang di derita Louis masih stadium awal, bukankah masih ada kemungkinan Louis sembuh ?

Bayu mendesah pelan,

“ Kanker pankreas bisa sangat ganas Els. Banyak penderitanya meninggal dalam kurun waktu setahun setelah didiagnosis. Hanya sedikit, kurang dari 4 persen yang mampu bertahan hidup sampai lima tahun setelah didiagnosis ”

"Tidak.....tidak....", Elsa berusaha menyangkal kenyataan itu

"Kami sudah berusaha sebisanya Elsa, semua obat dan metode pengobatan terbaru sudah kami coba padanya, tapi kankernya sudah stadium ahkir. Kanker pankreas terkenal tidak pernah memberikan gejala awal, sudah terlambat ketika kami mengetahuinya"

"Apakah maksudmu.... Maksudmu....", Elsa tidak berani melanjutkan kata-katanya, meskipun pikirannya meneriakkan ketakutannya.

"Lou sekarat Els", Bayu menyelesaikan kalimat Elsa dengan pedih, lalu spontan dipeluknya Elsa erat-erat,

Elsa yang dihantam oleh kenyataan yang sangat menyakitkan itu hanya terdiam lunglai di pelukan Bayu. Bahkan air matanya tidak dapat mengalir keluar, dia terlalu luluh lantak untuk menangis.

Pada saat yang sama Louis melangkah ke arah taman, dan melihat kedua orang itu berpelukan.

Louis tertegun.

Rasa nyeri yang amat sangat menusuk hatinya.

Tapi dia harus bisa menahankannya.

Bukankah ini yang dia mau ?

**********


Bayu mengajak Elsa kembali ke rumah Louis, tapi begitu berada di sana, rumah Louis sepi dan pintu kamarnya tertutup.

"Lou ?", Bayu mengetuk kamar Louis pelan.

Tidak ada jawaban.

"Mungkin dia kelelahan, ahkir-ahkir ini kondisinya menurun, jadi gampang kelelahan. Kita biarkan saja dia beristirahat ya?"

"Aku ingin menemuinya", Elsa bersikeras.

"Els, mungkin dia sudah tidur di dalam sana, besok kau bisa menemuinya"

"Lou ? Kau masih bangun ? Lou ? Aku ingin bicara", dengan keras kepala Elsa mengetuk pintu kamar Louis,

Tapi tetap saja hening dan tidak ada jawaban.

Elsa mendesah,

"Ayo, kita biarkan dia beristirahat", dengan lembut Bayu menghela Elsa ke ruang tamu, "Aku akan menceritakan padamu semuanya, dari awal sampai ahkir"


*************


"Kenapa kau baru memeriksakan dirimu sekarang ??", Bayu mencengkeram pena di tangannya dengan frustasi, di depannya terdapat hasil tes Louis , positif Kanker Pankreas stadium empat.

"Aku selalu merasakan sakit bagai ditusuk di ulu hati, tapi aku tidak pernah menganggapnya serius, tapi ahkir-ahkir ini makin lama makin sering, aku tidak pernah menduga.....", suara Louis tertelan di tenggorokan

Bayu menatap Louis yang tampak pucat pasi, sudah sewajarnya. Siapa yang tidak akan shock mendapati dirinya mengidap kanker stadium empat dengan harapan hidup yang sangat tipis ?

"Apakah.... Apakah aku sekarat?"

Bayu tersentak mendengar pertanyaan itu, cepat-cepat menyanggah,

"Bicara apa kau?? Tentu saja kami akan mengusahakan yang terbaik untukmu!! Jangan berpikiran seperti itu dulu ...."

"Bayu, aku tidak bodoh, jawab aku, berapa persen kemungkinan penderita dengan keparahan seperti aku ini hidup?"

Empat persen. Angka itu langsung muncul di benak Bayu. Harapan hidup untuk penderita kanker pankreas stadium ahkir cuma empat persen. Tapi kata kata itu tercekat di tenggorokannya. Bagaimana mungkin dia mengatakan kepada Louis bahwa harapan hidupnya hanya empat persen ??

Louis menatap Bayu tajam, lalu tiba-tiba dia mengerti.

"Aku tidak akan hidup lama", itu pernyataan bukan pertanyaan.

Bayu mengalihkan pandangannya perih, dia tidak bisa membantah.

"Aku sendiri yang akan mengusahakan agar kau bisa bertahan Louis, aku bersumpah!"

Dengan ketenangan yang nyaris menakutkan, Louis tersenyum.

"Aku tahu kau akan berbuat begitu demi aku", tiba-tiba tatapannya berubah sendu, "Biasanya, orang-orang yang sekarat punya permintaan terahkir"

"Jangan mengulang-ulang kata 'sekarat' itu terus !", sela Bayu tajam.

Louis tersenyum,

"Kalau aku punya sedikit permintaan untukmu, mungkin permintaanku satu-satunya, dan cukup egois, maukah kau mengabulkannya untukku?"

"Pasti, apapun itu"

Louis tersenyum lagi mendengar ketegasan jawaban Bayu.

Matanya menerawang, ke sosok mungil yang telah menjajah hatinya tanpa permisi. Berdiam disana dan tak mau pergi.

"Aku mencintai seorang perempuan"

Bayu mengangkat alisnya, mau tak mau bertanya-tanya. Perempuan yang mana lagi? Louis selalu berganti-ganti kekasih sesuka hatinya, mungkinkah diantara sekian banyaknya perempuan yang dicampakkannya ada salah satu yang berhasil menyentuh hatinya ?

"Bukan salah satu dari antara kekasihku", Louis bisa membaca pertanyaan di mata Bayu, "Dan jauh berbeda dari tipe mereka, dia gadis biasa, sederhana, tapi memandang dunia dengan cara yang luar biasa"

Siapa? Bayu bertanya-tanya, mereka sangat akrab sejak kecil karena kedua orangtua mereka sama-sama sibuk. Tetapi Louis sama sekali tidak pernah menyebut-nyebut tentang perempuan yang satu ini.

"Dia mempunyai kepercayaan yang sangat unik, dia percaya ada soulmate yang diciptakan Tuhan khusus untuknya di suatu tempat. Dia menghabiskan seluruh waktunya untuk mencari dan mencari soulmatenya itu. Kadang aku tersenyum sendiri melihat kegigihannya, tapi kadang aku merasa lelah"

"Apakah dia mencari sosok lelaki sempurna?"

Louis tersenyum sedih,

"Kalau dia mencari sosok lelaki sempurna, dia pasti sudah jatuh cinta kepadaku, kurang apa aku? Aku sudah memberikan seluruh pesonaku padanya, kekayaanku, penampilan fisikku, kebaikan hatiku, kerianganku.... Tapi dia tidak pernah terusik"

"Tidak mungkin ada perempuan yang tahan ketika kau sudah bertekad memancarkan seluruh pesonamu", Bayu tercenung, perempuan seperti apakah ini? Rasa ingin tahunya terusik,

"Tidak, aku sudah berusaha meraih hatinya, dan ketika aku sadar dia tidak tersentuh oleh perasaanku, aku mencoba untuk menjadi sosok yang paling dekat dengannya, menjadi sahabatnya", Louis mendesah lalu tersenyum miris, "Menyedihkan bukan?"

Bayu tidak bisa menjawab.

"Aku berpura-pura menjadi sahabat baiknya, hanya agar bisa berada di dekatnya. Dan kekasihku yang berganti-ganti itu hanyalah salah satu upaya putus asaku untuk memancing setitik rasa cemburunya"

"Apakah berhasil?"

"Berhasil?", Louis tertawa, " Dia selalu menanggapi kisah-kisahku dengan para kekasihku tanpa setitikpun rasa cemburu"

"Perempuan langka"

"Perempuan langka", Louis menyetujui, "Baru saja kemarin aku memperoleh kemajuan, dengan santai tetapi sengaja, aku menyandarkan kepala di bahunya dan pipinya memerah" , Louis tersenyum, mengenang, tetapi hatinya kemudian berseru pedih. Baru saja kemarin dia bertekad untuk merebut hati Elsa, membuat perempuan itu mencintainya, membuat perempuan itu percaya bahwa Louislah soulmate yang diciptakan untuknya.

"Lalu bantuan apa yang kauinginkan dariku?", tanya Bayu datar.

"Aku ingin kau menjadi soulmate yang selama ini dicarinya"

"Apa ??", Bayu setengah berdiri dari duduknya, "Kau sudah gila apa ??!"

"Aku ingin kau menjadi soulmate yang selama ini diimpikannya", Louis mengulang, mantap.

"Aku tidak mau. Permintaanmu di luar nalar!!!"

"Kau bilang kau akan mengabulkan permintaan sepupumu yang sedang sekarat ini",

"Lou !!", Bayu menggumam tajam, tidak suka dengan perkataan Louis barusan.

"Kau sudah berjanji", Lou tidak mau menyerah, mencoba mengusik rasa bersalah Bayu.

"Aku tidak menyangka permintaanmu akan sekonyol ini"

"Apakah perlu aku memohon?"

Bayu menggeleng-gelengkan kepala putus asa,

"Dia perempuan yang kaucintai, bagaimana mungkin aku bisa berjuang agar bisa menjadi soulmatenya? Kau pikir aku sejahat itu padamu ? Kalau kau memang mencintainya, kenapa bukan kau yang berjuang menjadi soulmatenya ??!!"

"Aku tidak bisa", suara Louis pilu, menahan kepedihan yang tak tertahankan, "Dia meyakini soulmatenya pada ahkirnya akan dipertemukan Tuhan untuk menemaninya selama sisa hidupnya, sedangkan aku, mungkin tahun depan aku sudah mati! Bagaimana mungkin aku tega melakukan itu kepadanya ??"

"Lalu aku ? Bagaimana mungkin aku tega melakukan itu padamu?!", Bayu mendesah, frustasi.

"Aku ingin meninggalkannya dengan tenang, kalau ada kau yang menjaganya, aku bisa pergi dengan tenang"

Bayu meremas rambutnya putus asa,

"Dia belum tentu menyukaiku", gumamnya, mulai menyerah untuk memenuhi permintaan Louis.

"Aku akan membuatmu bisa disukai olehnya",

"Kalau begitu kita mencuranginya, kalau dia tahu dia akan membenci kita berdua"

"Dia tidak akan tahu"

Bayu mendesah dengan kekeraskepalaan Louis.

"Baiklah, aku akan mencoba"

Senyum Lou langsung merekah,

"Tunggu dulu, aku bilang aku akan mencoba, aku tidak bilang akan melakukannya, Aku bersedia menemui perempuan itu, tapi lanjut atau tidaknya kita lihat saja nanti. Kalau aku tidak sanggup untuk menyukainya, aku tidak mau berusaha menjadi soulmatenya!", Bayu menyatakan persyaratannya dengan tegas.

Louis tersenyum,

"Kau akan mencintainya, aku yakin"

................

Bayu terdiam setelah menyelesaikan ceritanya, menatap Elsa yang duduk di sofa sambil memeluk kedua lututnya,

"Dan dia benar, aku benar-benar mencintaimu"

Mata Elsa berkaca-kaca,

"Maafkan aku", Elsa menutup mukanya dengan kedua tangannya, "aku tidak bisa memikirkan masalah itu, pikiranku dipenuhi oleh Lou"

Bayu mengernyit, perasaannya terusik.

Apakah Elsa jangan-jangan mencintai Louis?
apakah jangan-jangan mereka berdua saling mencintai,
Lalu sama-sama menunggu di sudut yang saling membelakangi. Mereka terpisah, meski tak sadar, dihujam perasaan yang menggilakan.
*************


Pagi itu Elsa terbangun dengan kepala pening, tapi dia memaksakan diri,

Dia harus berbicara dengan Louis.

Baru saja dia selesai mandi dan berpakaian ketika ponselnya berdering.

"Els...?", suara Bayu menyiratkan kecemasan yang membuat jantung Elsa serasa diremas.

Lou !!!!

"Lou tidak apa-apa?"

"Pagi tadi kondisinya turun drastis, aku melarikannya ke rumah sakit, kondisinya kritis Els !!"

Telephone itu terbanting tanpa sempat ditutup, Elsa menghambur ke rumah sakit.

Dikoridor menuju ke ruang perawatan Lou Elsa melangkah setengah berlari, setiap langkah jantungnya serasa main sakit, makin nyeri, napasnya makin sesak,

Jangan Tuhan !! Jangan sampai terjadi apa-apa pada Lou, buat dia baik-baik saja!! Aku mohon, aku mohon....

Elsa memegang dadanya yang makin terasa nyeri,

Bayu berdiri di depan pintu ruang iccu menunggunya, masih mengenakan jas putihnya.

"Bagaimana kondisi Lou ?", napasnya terengah.

Bayu menyentuh lengan Elsa menenangkan,

"Masa kritisnya sudah lewat, dia sudah sadar, apakah kau ingin menemuinya ?", tanyanya lembut.

"Aku mau", Elsa merasa lega bukan kepalang, Tuhan masih memberinya kesempatan.

Dadanya berdegup kencang lagi. Kali ini penuh dengan ketidaksabaran untuk menemui Lou.

Bahwa sesuatu yang biasanya ada bisa menjadi berarti karena ketiadaannya.
Seperti kehadiranmu yang kuimpikan karena ketidakhadiranmu sampai matahari hampir terbit

***********


Saat itu hujan turun dengan derasnya di pagi yang berselubung awan gelap, air bergemericik menetes-netes di luar jendela

Louis setengah duduk di ranjang, punggungnya disangga bantal supaya nyaman. Begitu tenang, hampir tidak ada emosi di wajahnya.

"Lou ?", Elsa bergumam hati-hati, melangkah memasuki kamar perawatan,

Louis yang semula memandang menerawang menatap hujan ke jendela luar menolehkan kepalanya dan tersenyum lembut,

"Maaf membuatmu cemas, biasanya serangannya tidak separah ini"

"Lou !!", air mata mengalir deras di mata Elsa, tanpa dapat menahan perasaannya, dia menghambur ke pelukan Louis yang langsung merentangkan tangan, membalas memeluknya,

"Hei...hei... Kenapa? Jangan menangis Els", Lou memeluk Elsa erat-erat, menepuk-nepuk punggungnya dengan penuh rasa sayang.

Hati Elsa semakin perih ketika merasakan tubuh Louis dalam pelukannya, kenapa dia tidak menyadarinya?? Louis begitu kurus, tubuhnya begitu ringkih, dan selama ini Louis menanggung kesakitannya sendirian.

"Kenapa kau tidak mengatakannya padaku?"

"Aku tidak ingin kau sedih"

jawaban yang sederhana. Tetapi begitu menyentuh hati.

"Aku lebih sedih kalau mengetahuinya belakangan, kau tahu ?, seharusnya kau tidak menanggung semuanya sendirian, seharusnya aku ada untuk berbagi beban ini bersamamu ", Elsa mendongak dan menatap Louis yang masih memeluknya, tiba-tiba merasa cemas, " Apakah kau lelah ?"

Louis tampak begitu pucat, Bayu sudah memperingatkannya untuk tidak membuat Louis kelelahan karena kondisinya masih sangat lemah.

"Tidak ", dan itu adalah jawaban jujur, Louis tidak merasa lelah, dia terlalu bahagia untuk merasa lelah. Dengan Elsa di pelukannya dia merasa kuat. Seolah olah mereka begitu lengkap, begitu sempurna hanya berdua, dan seluruh dunia hanyalah ruang dan waktu yang tidak berarti.

"Aku tidak boleh membuatmu kelelahan"

"Kau tidak membuatku lelah, kumohon jangan pergi", Louis mempererat pelukannya seolah-olah takut ditinggalkan, "Temani aku melihat hujan, karena hujan terasa menyedihkan kalau dinikmati sendirian"

Elsa tersenyum menyadari Louis mengutip kata-kata yang pernah dia ucapkan dulu.

"Aku ada di sini bersamamu"

Jawaban yang sama, hanya kali ini Elsa yang mengucapkannya.

Louis menyadari juga kalau Elsa menirukan jawabannya dulu.

Dia tersenyum, lalu menggeser tubuhnya supaya posisi Elsa lebih nyaman berbaring di sebelahnya,

"Tidak apa-apa kalau aku ikut berbaring disini?"

"Sepupuku dokter utama, pemilik saham terbesar di rumah sakit ini, siapa yang berani mengusik kita ?", Louis bergumam setengah tertawa,

Elsa juga tertawa,

Setelah itu mereka terdiam, berbaring bersama, berpelukan dalam keheningan. Hanya suara derasnya air hujan dan tetesan air yang menjadi musik kebersamaan mereka, melingkupi mereka dalam suasana yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Louis memejamkan mata menikmati kebersamaan itu, menikmati kehangatan tubuh Elsa di dalam pelukannya.

"Aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku Els",

Ahkirnya, kata-kata itu terucapkan,

pengakuan yang selama ini tertahan dalam tatapan sendu dan desahan pilu itu kini terucapkan.

Elsa memejamkan mata, meresapi kata-kata Louis, menyimpannya dalam hati, untuk dikenang suatu saat nanti jika dia terbalut sepi,

Bahwa ada Louis yang mencintainya sepenuh hati. Apapun yang akan terjadi nanti.

"Apakah kau akan menanggapi keluh kesahku dengan pertanyaan 'kenapa" ?"

"Tidak, aku akan diam saja dan mendengarkan"

"Apakah kau akan menghargai semua pilihan-pilihanku, meskipun kadang pilihan kita berbeda ?"

"Aku berjanji"

"Apakah kau mau mengerti bahwa yang kuinginkan hanyalah kau ada? Tanpa perlu kata-kata, tanpa perlu rencana apa-apa.... Hanya ada, dan tidak berprasangka ?"

Louis mengetatkan pelukannya, setitik air bening mengalir di sudut matanya,

"Kau tahu aku selalu ada, aku ingin selalu ada", suara Louis bergetar, ada air mata di dalamnya

Dan hati Elsa bagai diiris sembilu, Lou-nya menangis, Lou-nya, sang pencerahnya yang selalu ceria dan membawa tawa sebagai bagian hidupnya, menangis.

"Kalau begitu, pencarianku berhenti", Suara Elsa terdengar mantap, "aku sudah menemukan soulmateku", Elsa menahan isak yang menyesakkan dada.

Louis memeluk Elsa erat-erat, menyembuyikan airmatanya di rambut Elsa,

"Aku ingin hidup", serunya dalam kepedihan, "aku ingin hidup dan menggenggam tanganmu sampai berpuluh-puluh tahun ke depan, aku ingin hidup dan menjadi tua bersamamu", tangisnya meledak, bahunya berguncang oleh isak yang dalam.

Putus asa karena teriris, merasakan tangis Louis, Elsa mengusap punggung Louis lembut.

"Jangan menangis, jangan menangis Lou, kau akan selalu bersamaku, aku bersumpah", tapi air mata mengalir deras di pipi Elsa, tak tertahankan.

Dalam tangis yang dalam, Elsa dan Louis berpelukan di ruang yang sama diiringi derasnya hujan yang membentuk harmoni temaram. Mereka teriris meski tak salah, dikutuk oleh perasaan yang indah.

Di depan pintu kamar perawatan yang sedikit terbuka, Bayu yang sejak tadi berdiri di sana, mengusap air yang menetes di sudut matanya.

Mungkin baru dia seorang yang merasakan kebahagiaan ketika patah hati menderanya.

Ahkirnya kau temukan soulmatemu Els, Ahkirnya kau menemukannya...

**********


Tengah malam, kondisi Louis menurun drastis, Bayu menggunakan seluruh pengaruh yang dimilikinya agar Elsa bisa hadir di dalam ruangan iccu itu pada saat dokter memberikan penanganan.

Tim dokter tampak berjuang keras, dan Elsa yang berdiri dalam jubah iccu hijau berdiri di pojok ruangan, berdoa.

Teriakan Louis yang mengiris ketika kesakitan menderanya seolah olah melukainya juga.

"Obat penahan sakitnya sudah tidak bereaksi"

"Tahan, berikan insulin dulu"

"Berapa denyut nadinya?"

"Dokter, penahan sakitnya tidak bereaksi, pasien kesakitan"

Suara-suara tim dokter dan perawat yang berjuang bersama Louis seperti hantaman silih berganti yang mendera Elsa sedikit demi sedikit.

Sampai ahkirnya dia sadar, saatnya sudah tiba.

Tim dokter sudah berusaha sekuat tenaga. Tapi mereka tahu kapan harus menyerah. Bayu tahu ini saatnya pasien harus bersama dengan orang yang berarti untuknya.

Bayu melepas maskernya dengan letih, dia lelaki yang tegar, tetapi sekarang yang ada di depannya adalah saudara sepupunya yang sudah seperti saudara kandungnya sendiri, saudara yang sangat disayanginya. Bagaimana mungkin dia bisa tegar?

Dengan lembut dia menoleh kepada Elsa, memintanya mendekat,

Elsa tampak pucat pasi, tapi dia harus kuat, dia harus menjadi kuat demi Louis, agar pada saat Louis harus pergi, dia akan pergi dengan keyakinan bahwa Elsa tidak apa-apa.

Mata Louis tampak tidak begitu fokus akibat pengaruh obat penahan rasa sakit, tapi dia mengenali Elsa ketika melihatnya,

Dengan isyarat dia menatap Bayu dan menggerak-gerakkan kepalanya.

"Kau ingin masker oksigenmu dibuka?"

Louis mengangguk,

Tim dokter yang masih menunggu membuka masker oksigen Louis dengan hati-hati,

Elsa duduk ditepi ranjang, menggenggam tangan Louis, tangan itu begitu lemah, bahkan terlalu lemah untuk membalas genggamannya.

Mulut Louis bergerak, berbicara dengan pelan,

Elsa mendekatkan telinganya ke bibir Louis.

Dengan suara lemah yang harus dikeluarkannya sekuat tenaga Louis berbisik,

"Hiduplah..... Dengan.... Baha....gia..." Suara Louis menghilang di ujung kalimat hingga hampir tak terdengar.

Air mata mengalir deras di pipi Elsa. Tapi dia mengangguk penuh keyakinan, tangannya memeluk Louis erat-erat

"Aku berjanji"

Louis tersenyum, lalu memejamkan matanya dengan bahagia.

Elsa bisa merasakan napas yang melemah itu, merasakan detakan jantung yang makin menghilang, hingga ahkirnya..... Tak terdengar lagi.

Suara monitor kehidupan pun menggantung menjadi bunyi tak terputus, melepas kepergian Louis, sang pencerah yang mencintai hujan. Belahan jiwanya yang telah pergi.

Sudah selesai, tidurlah dengan tenang, biar kau tidak merasakan sakit lagi, wahai belahan jiwaku

**************


"Kau baik-baik saja ?", Bayu berdiri bersama Elsa di tengah kamar Louis.

Lelaki itu tampak sangat letih, sedih dan letih setelah melewati waktu yang berat, saat-saat pemakaman Louis.

Elsa tidak tampak lebih baik, begitu pucat, rapuh dan kecil dalam gaun hitamnya hingga Bayu ingin memeluknya dan menopangnya.

Louis meninggalkan seluruh miliknya dibagi untuk Elsa dan Bayu. Tapi saat ini Elsa belum mau menyentuhnya, semua dia berikan kepada Bayu. Dan Bayu bersedia menerima dan mengelolanya, dengan syarat itu hanya titipan yang suatu saat harus Elsa terima.

Jika Elsa sudah siap.

Untuk sekarang, Elsa hanya ingin mengambil beberapa benda yang dimiliki Louis, beberapa benda yang sering dipakai Louis, sehingga Elsa punya sesuatu untuk dipeluk jika dia menangisi Louis di malam hari.

"Dia ingin kau membawa laptopnya", Bayu mengingatkan, mengedikkan bahu pada Laptop Louis yang tergeletak di meja kerjanya.

Elsa berdiri di depan meja kerja Louis, menelusuri Laptop itu dengan jemarinya.

Hening.

Keduanya sibuk dengan kepedihannya masing-masing.

"Kau ingin sendirian disini ?", ahkirnya Bayu bertanya.

Elsa mengangguk,

"Tidak apa-apa kau kutinggalkan sendirian?",

Elsa mengangguk lagi,

Tanpa suara, Bayu melangkah pergi, menutup pintu di belakangnya,

Elsa duduk di depan meja kerja Louis, dan menyalakan Laptop itu, Suara bip terdengar, dan gambar dirinyalah yang menjadi wallpaper laptop itu. Beserta sebuah tulisan yang langsung muncul di layar monitor,


Luka takkan kering, selamanya pasti ada, membekas di sana.
Aku memilih terluka, karena aku akan punya kenangan
Ku pilih mengasihimu, karena aku mau.
Tak akan melupakan tentang kita, karena aku tak bisa.
 
Takkan kusesali pernah mencintaimu
Pun takkan kumaki air matamu
Jangan sesali ketidakhadiranku
Pun jangan sampai lemah karena kehilanganku

Waktu terus berjalan,
Kemarin bukan lagi milik kita
Dan hari esok belum tentu datang
Jadi teruslah berjalan,
Hiduplah dengan bahagia, belahan jiwaku

Cause the hardest part of this is leaving you…….


Air mata mengalir lagi, deras, Elsa menenggelamkan kepalanya dalam pelukan lengannya di meja, bahunya berguncang menahan kesedihan, isakan yang tertahan di tenggorokannya keluar tanpa daya,

Ahkirnya Elsa tidak menahannya lagi, menangis sekeras-kerasnya, menangis sekuat tenaga.


Biarkan aku menangisimu Lou, menangisi waktu di masa lalu yang pernah kita habiskan bersama, menangisi waktu di masa akan datang yang seharusnya bisa kita habiskan bersama, setelah itu aku akan terus berjalan. Aku akan melanjutkan hidup dengan bahagia.

*****************


“Tidak ada yang ketinggalan ? “, Bayu melepas kacamata hitamnya dan menatap Elsa dalam.

Elsa tersenyum, merapikan roknya,

“Semua sudah kubawa”, termasuk laptop hitam yang sekarang ada dalam dekapannya, benda miliknya yang paling berharga.

“Hati-hati ya disana”, lembut suara Bayu mengalun

Dengan spontan Elsa memeluk Bayu erat, kemudian melepaskannya masih dengan tersenyum,

Hari itu, tepat sepuluh bulan setelah Louis meninggalkan mereka, Elsa menerima tawaran pekerjaan di sebuah perusahaan kesehatan yang mengkhususkan diri di bidang penelitian penyakit kanker. Meski hanya sebagai bagian administrasi, setidaknya Elsa bisa menyumbangkan sedikit kemampuannya untuk membantu para pengidap penyakit kanker seperti Louis.

“Terimakasih Bayu”

“Telephone aku kalau kau butuh apapun, kapan saja”

“Terimakasih Bayu”

“Kau terdengar seperti kaset yang rusak, mengulang-ulang kalimat yang sama”, Bayu cemberut sehingga Elsa sedikit tertawa.

Tawa yang sangat berharga bagi Bayu karena Elsa tidak pernah tertawa lepas sejak sepuluh bulan lalu.

TIba-tiba Bayu meraih tangan Elsa dalam genggamannya, meremasnya, Ragu.

“Aku…….bolehkah aku… eh…. Menunggumu ? “

Dengan lembut Elsa membalas remasan tangan Bayu, kemudian menggeleng penuh penyesalan.

“Jangan Bayu, aku tidak tahu sampai kapan kau harus menunggu. Kau harus menemukan soulmatemu sendiri, mungkin saat ini dia ada disuatu tempat, sedang mencari-carimu, atau mungkin dia sedang menunggumu, sedikit putus asa karena kau tak segera menjadi nyata”

Bayu sudah tahu akan mendapat jawaban seperti itu. Karena itu dia tersenyum penuh rasa sayang,

“Bagaimana dengan dirimu ?”

“AKu sudah pernah menemukan soulmateku, sekarang tugasku adalah melanjutkan hidup dengan bahagia”,

Suara panggilan kepada penumpang untuk segera memasuki gate pemberangkatan penerbangan mulai berkumandang.

Elsa memegang sebelah pipi Bayu dengan tangannya yang mungil, lalu mengecup pipi Bayu,

“Selamat tinggal Bayu, hiduplah dengan bahagia”, bisiknya sebelum membalikkan badan dan melangkah pergi.

Ucapan selamat tinggal yang indah, dari si pemurung yang pada ahkirnya bisa merasakan menemukan belahan jiwanya.


THE END


Inspired By song from “My Chemical Romance”


Cancer

Turn away,
If you could get me a drink of water
Cause my lips are chapped and faded
Call my Aunt Marie.
Help me gather all my things,
And bury me in all my favorite colors.
My sisters and my brothers still.
I will not kiss you.
Cause the hardest part of this is leaving you.

Now turn away.
Cause I'm awful just to see.
Cause all my hairs abandoned all my body
All my agony.
Know that I will never marry.
Baby, I'm just soggy from the chemo,
But counting down the days to go.

It just ain't living.
I just hope you know.
That if you say goodbye today.
I'd ask you to be true.

Cause the hardest part of this is leaving you.
Cause the hardest part of this is leaving you.
....................


56 komentar:

  1. mba,, ga malu ni aq.nagis dkntor,, sedih bgt

    BalasHapus
  2. Rena makasih yah sudah ikut menangis bersama saya ;)
    dulu pas bikin sambil nangis2 lho, pas perasaan lagi sentimentil yah makanya tercipta cerita ini :)

    kalau di blog ini genrenya cerita2 sederhana Rena
    kalau di portalnove nanti rencananya buat cerpen2 yg lebih dewasa, lebih kontradiktif dan yang pasti tokoh pangeran tampannya lebih menarik :D

    keep reading yah *big hug*

    BalasHapus
  3. nangis beneran nih mba aku nya
    :'(

    BalasHapus
  4. nangis bneran nih mba aku nya
    hiks
    :'(

    BalasHapus
  5. @narnia : makasih yaaa udah ikut menangis bersama sayaaa , keep reading tp jangan keep crying yaah. Hehe... *big hug*

    BalasHapus
  6. @bunga dan siska
    waaa jangan menangis *kasih saputangan untuk mengusap air mata*

    BalasHapus
  7. Mbak, tanggung jawab loh, udh buat para readers menangis..
    Hiks..

    BalasHapus
  8. waaa, maafkan akuu jangan nangis yaah *kasih tissue*
    hehehe

    BalasHapus
  9. haduh mbba santy, sdih bgt crtnya. dtggu karya lainnya

    BalasHapus
  10. Mbak Agatha,,,,lecek degh jilbabku, ku pke buat nglapin airmataku...
    Nangis bombay, Mbak...
    Bener2 miris kisah mereka....
    Hiks hiks hiks....

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaa,,,, maafkan aku membuatmu menagis ya hiks hiks * merasa bersalah*
      hehehehe... iyaaa sedih kadang kalo baca lagi masih merasa miris hiks
      tapi ada satu hal yang bisa dipetik yah, sesedih apapun kita ditinggalkan, kita harus mampu bangkit melangkah dan melanjutkan hidup dengan bahagia ;)
      *peluk erat eriska*

      Hapus
  11. mba shanty salam kenal..
    aku nangis ni.. sedih bgt.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear ley
      salam kenal juga yaaah

      hiks hiks, ikutan nangis bareng Ley pas baca ulang kisahnya :D

      Hapus
  12. mba shanty, salam kenal..
    aku nangis di depan laptop. Sedih bgt..
    Ceritanya bikin aku inget temenku yg juga meninggal karena kanker pankreas, cuma dokter gak boleh kasih tau dia klo dia kena kanker.. cuma bilang ada penyumbatan di pankreas..
    Mba Shanty mau ucapin happy wed anniversary y.. tgl nya beda sehari lho sm my 9 years anniversary..
    0 ya kasih tau aku y.. klo novel ARSAS dah jd hard cover..
    Love u mba,, :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Ley, salam kenal juga yah :D
      ... waah ternyata Ley punya pengalaman nyata ya, ide cerita ini dulu ketika ga sengaja lihat sebuah acara TV membahas tentang kanker pankreas yang katanya baru ketahuan kalo udah stadium ahkir....aku ngebayangin bagaimana pasien dan orang2 terdekatnya menghadapinya.. jd munculah cerita 'Mencari Soulmate' ini :D
      makasih yah buat ucapannya, waaaah tanggal kita hampir samaa, kalo gitu aku ucapin Happy Anniversary juga yaaa *peluk erat*

      Hapus
  13. Mba santiiii...ceritanya bagus bgt, aku jd sediihh hiks hiks...go mba santi go..two thumbs up buat mba..kiss kiss kisss

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tatraaa salam kenal yaaah, makasih yaaah buat dorongan semangatnya *peluk Tatra erat2*

      Hapus
  14. Huhuhu seddiih..two thumbs up buat mba santhy;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. heeeee cup cup cup *usap2 air mata Tatra dengan sapu tangan* hehehe

      Hapus
  15. Mba shanty cerpen and novelnya bagus2, klo boleh tw dpt insipirasi darimana mba?? kepo.com hehehehe :)
    airmata g pernah berenti bacanya, hiks hiks.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. inspirasi beda2 hihihi
      kalo mencari soulmate itu gara2 denger lagu-nya cancer my chemical romance, trus pas lirik 'cause the hardest part of this is leaving you' jadi dari semua penderitaannya krn kanker ( sakit, kemoterapi, pingsan dll) itu semua nggak seberapa dibandingkan kesakitan membayangkan kalo akan meninggalkan orang yg dicintai hiks langsung deh keluar tulisan 'Mencari soulmate" hehehe :D
      kalo yang lain jg gitu, kadang dr lagu yg kedengeran ga sengaja, kadang dr nonton film, kadang dr kejadian sehari2 hehehee :D

      Hapus
  16. mba shanty keren dengan sesuatu yg sederhana bisa jadi sesuatu yg luar biasa, beribu2 jempol u mba shanty

    terimakasih mba dah sangat2 menghibur

    *big hug n kiss for you mba shanty"

    BalasHapus
    Balasan
    1. fathy makasih yaaah atas dorongan semangatnya, kau mencerahkan hariku :D
      *peluk sayang*

      Hapus
    2. kaya lagunya afgan hihihih...
      kebalik atuh mba, mba yg dah mencerahkan hatiku, kalah deh pokoknya matahari hehehehe

      *peluk cium untuk mba santhy*

      Hapus
  17. Air mata jadi salam kenal kita ya mba... *rela kok.. hixxxx* thanks mba shanty... lanjutkan!!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. *ambil saputangan usap air mata nhofhiel* thx ya sist...salam kenal juga. Semangat!!!!

      Hapus
  18. mbak shanty kenapa novelnya bukin aku nangis, padahal aku anti termehek kalo baca novel lohhh, i hate with sad ending....

    BalasHapus
    Balasan
    1. kenapa oh kenapa...akupun tak tau jawabnya...hiks *sambil ikutan nangis sesengukan* *bighug*

      Hapus
  19. I m so sad.. hbz baca cerita ini. Hatiku trasa begitu hancur.. air mataku mengalir terus terusan.. seketika merasa bersyukur bisa selalu berada bersama dengan org yg kita cintai... mbak shanty... thanks uda sharing buat kami smua.. benar2 kebawa ke dlm cerita itu.. i love it.. always support u...

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama sayang....semangat yaa, kita hrus terus menghargai waktu yg diberikan Tuhan kpd kita *peluk erat*

      Hapus
  20. Mb shanty aku (-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩_-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩)smp sesegukan , sesek dadaku rasanya, menyentuh bgt. Semakin syg n cinta sm suami stlh bc ini, bener" tkt kehilangan.
    Love u mb shanty :* menyentuh bgt

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa ina...beruntunglah suamimu punya istri seperti ina yaa...*love u too*

      Hapus
  21. Bagus,sis. Nangis nih,untung di rumah. hehehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Muree : hehehe iyaaa syukurlah di rumah yah, yg lain baca pas dikantor hehehe

      Hapus
  22. aq nangis menharu biru #malu
    Bener2 sedih.. Dan mmbri pelajaran!
    Ada bnyak hikmah... :)
    Thanks mba shanty..

    BalasHapus
  23. kata-kata nya bagus banget mba shanty..
    terorganisir dan cerita ny juga beda banget punya ciri khas sendiri..

    Dan seperti kata-kata mba shanty : "Apa yang saya bisa ungkapkan tentang cerita ini? Tidak ada! Hanya saja saya menangis pilu ketika membuatnya, dan semoga anda juga bisa meresapi kisah ini, hingga ikut menangis pilu bersama saya"

    Dr segi aku : "Apa yang saya bisa ungkapkan tentang cerita ini ? Tidak Ada ! Hanya saja saya menangis pilu ketika membaca nya, dan saya juga bisa meresapi kisah ini, hingga ikut menangis pilu bersama anda"

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaaaa *nangis peluk2an barengan*
      heee iya dulu aku ngetik kisah ini di Hp sambil gemeteran nahan air mata heee :D

      Hapus
  24. mb aq baru nemu nih blognya yg ini baru selesai bacanya asli nangis mb rekan kantor qu heran.
    bodo amat lah
    xixixii

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihihi yang pada baca kisah ini di kantor semuanya menangis diam2 yah hehehe *peluk*
      semoga ada kesan yg bisa diambil dr kisah ini yah sayaang :D

      Hapus
  25. Luka takkan kering, selamanya pasti ada, membekas di sana.
    Aku memilih terluka, karena aku akan punya kenangan
    Ku pilih mengasihimu, karena aku mau.
    Tak akan melupakan tentang kita, karena aku tak bisa.

    Takkan kusesali pernah mencintaimu
    Pun takkan kumaki air matamu
    Jangan sesali ketidakhadiranku
    Pun jangan sampai lemah karena kehilanganku

    Waktu terus berjalan,
    Kemarin bukan lagi milik kita
    Dan hari esok belum tentu datang
    Jadi teruslah berjalan,
    Hiduplah dengan bahagia, belahan jiwaku

    Cause the hardest part of this is leaving you…….
    Puisinya bagus banget mba
    aku baca certanya mau nangis tp harus ditahan dech
    abis lg di kantor..
    nangis disini aja dech
    hwaaaaaaaaaaaa T_T

    BalasHapus
    Balasan
    1. huwaaaa sini desiii *sambil bagi2 saputangan* boleh kok nangis di blog ini sama2 hehehehe
      *peluk sayang*

      Ps : memang yang namanya kehilangan itu selalu membuat dada terasa sesak yah ;)

      Hapus
  26. mbak..sukses bikin nangis meraung-raung..untung aku di rumah sendiri, jadi ibuk gak usah bingung kenapa aku tiba2 nangis d depan laptop..
    terserahlah apa kata tetangga...huhuhu :(

    BalasHapus
  27. Baru seminggu aq nemu blognya mba san..smp lupa kenalan gara2 trlarut sma crita2 di sini..tp dr smua crita yg ada, cm crita ini yg bikin aq bner2 hrus blg makasih ke mba san (brarti slama ini emg ga' tau trimakasih, maafkan ya mba T.T)..
    Crtanya sderhana, dn aq yg biasanya cm bth wktu krg dr shari bwt ngabisin ber-bab2 novel, hrus baca crita part 2 ini slma sejam lebih.. Huaawuawua mba san, tgh mlem gini aq nangis smp nyesek dan kering bgini.. ceritanya bner2 dehhhh nyentuuuhh bgt..aq ga' kbayang klu nanti aq ktemu soulmate, trus dptnya yg kyk louis (smoga jgn sma paket kankernya jg yah mba)..Hiks
    Pokoknya karyamu slalu q tunggu mba san. Tetap smangat!! (hiks?)

    BalasHapus
  28. huhuhu
    bener" sambil nangis aku bacanya
    rasanya bener" pilu,nyesek banget dadaku
    sampe gak sadar kalo aku nangis di warnet

    sukses mbak bikin orang yang baca nangis
    di tunggu yang lebih tragis huhuhuhu
    makasih ,mbak santhy

    BalasHapus
  29. Kisah romantis akn sllu indah nth itu sad/happy end. Crita nie wlw bgtu nyesek tp kromantisanx dpt bnget..tdk lupa ikut meneteskan air mta

    BalasHapus
  30. jd ingat lagu Ronan Keating yg If tomorrow never comes
    hu..., becek ne mata

    BalasHapus
  31. biasa nya aku jadi silent reader.. kali ini ga kuat.... ngetik sambil nangis... untung di kantor sendirian... nangisnya ga bisa berenti sampe mata bengkak.... nyesek.....

    BalasHapus
  32. hari ini sehari setelah aku baca cerita ini... aku nangis lagi... salah satu orang yang ku sayang juga meninggal karna kanker.... yang bikin air mataku ga berhenti.. aku ga bisa liat dia untuk terakhir kalinya .... selamat jalan wa... kami akan selalu merindukan dan mendoakan mu....

    BalasHapus
  33. ya ampun ini cerita bagus bgt walaupun sad ending tp aku suka....dan yaaa aku sampai dibikin nangis habis baca ini
    keep writing kakak ^^

    BalasHapus
  34. Met pagi mbak shanty ,
    Sukses banget ceritanya bikin aku nangis senangisnya..... entah kenapa terasa emosi nya dan aku masih nangis saat ketik ini... :) Semoga Mbak, aq bisa jadi salah satu penggemar karya tulis mbak... sukses selalu dan tetap semangat...

    BalasHapus