Senin, 07 Januari 2013

Perjanjian Hati Part 8

 
Created on Bandung, 26th, December 2012

Part 8

Ketika kau mencintaiku,
aku akan selalu ada di hatimu
Pun ketika kau membenciku,
aku akan selalu ada di pikiranmu

Pada akhirnya,
Aku akan selalu ada








Nessa menatap kepergian Paula dengan langkah anggun dan dramatis itu, lalu menghela napas panjang. Di sisi lain Kevin malahan mengamati Nessa, lalu terkekeh geli, membuat Nessa melemparkan pandangan membunuh kepada lelaki itu,
 
"Kenapa kau tertawa?"
 
Kevin bahkan makin tergelak, "Kau. Kau membuatku tertawa. Caramu menjawab pertanyaan Nessa tadi membuatku sedikit bangga. Ternyata isteriku rela mempertahankanku dari rayuan perempuan lain."
 
"Jangan salah paham. Aku cuma tidak suka sikapnya yang merayumu terang-terangan, padahal ada aku di sebelahmu.", Nessa melirik ke arah Delina dan Ervan yang juga tersenyum-senyum mendengar percakapan mereka. Sialan Kevin! pasti sekarang Delina dan Ervan mengira dia cemberut dan marah-marah karena cemburu.
 
Kevin mengikuti arah mata Nessa, menyadari bahwa Delina dan Ervan mendengarkan percakapan mereka. Dia lalu mengedipkan mata ke arah Nessa, mengirimkan isyarat bahwa percakapan ini belum selesai, kemudian melangkah menuju mobil.
 
***
Pantai itu indah sekali, terletak di bagian selatan pulau, dengan resort yang dihiasi oleh cottage-cottage yang indah dan artistik dengan hamparan pasir putihnya yang begitu indah.
 
Langit tampak cerah, biru dihiasi awan putih berbagai bentuk, seakan-akan menyambut mereka dengan keindahan pemandangannya.
 
Nessa berdiri tanpa alas kaki, menginjak pasir putih itu dan memejamkan mata, merasakan hembusan angin laut yang hangat yang menerpa pipinya. Rasanya hangat dan mendamaikan, apalagi dengan alunan deburan ombak yang begitu menenangkan.
 
"Senang?" suara Kevin yang dekat di sampingnya membuat Nessa hampir terlonjak kaget. dia menoleh dan melihat Kevin berdiri di sampingnya. Lelaki itu berpenampilan santai, dengan t-shirt putih dan celana pendek warna khaki dan kaki telanjang, sangat berbeda dari penampilan sehari-harinya yang resmi.
 
Nessa berpikir untuk membantah perkataan Kevin, tetapi dia akan tampak tidak tahu terimakasih kalau melakukannya, setidaknya biarpun menjengkelkan, Kevin sudah mengajaknya bersama Ervan dan Delina untuk menghabiskan akhir pekan menyenangkan dan merayakan ulang tahunnya.
 
"Senang." Nessa mencoba tersenyum, mengajak berdamai, "Terimakasih sudah mengajak kemari."
 
Kevin membalas senyuman Nessa dengan senyuman tipis, lalu menatap ke arah laut, hembusan angin laut membuat rambutnya berantakan tertiup angin dan menerpa dahinya, mengubah penampilan kerasnya menjadi lebih santai.
 
"Dulu kami sering berlibur kesini, sekeluarga, Aku, mama, papa dan Delina, waktu umur kami masih kecil." Pandangan Kevin menerawang, mengenang, "Kemudian tahun berganti dan papa menjadi semakin sibuk, mama semakin lemah.... kadangkala disaat aku lelah, aku melarikan diri kesini."
 
Nessa mengernyit. Pasti Kevin membawa kekasih-kekasihnya kemari untuk menghabiskan malamnya, pikirnya dengan sinis.
 
Tanpa diduga Kevin menatapnya dan bisa membaca apa yang ada di dalam benaknya, lelaki itu terkekeh,
 
"Hentikan semua pikiran buruk yang ada di dalam kepalamu itu." gumamnya dalam tawa, "Sendirian. Aku selalu kemari sendirian. Resor pribadi ini, cottage ini, sisi pantai yang ini, semuanya khusus hanya untuk keluarga."
 
Nessa mengernyit lagi, "Dan apakah kau pikir aku keluargamu?"
 
Tatapan Kevin setelahnya begitu dalam dan misterius, tidak terbaca, "Kau isteriku."
 
***
 
"Malam ini kita akan makan di restoran pinggir pantai." Delina duduk di ranjang Nessa dan tampak bersemangat, "Kak Kevin memesan kue tart dari dapur resort khusus untukmu." Delina mengedipkan matanya menggoda, "Dia tidak pernah seperhatian itu kepada siapapun."
 
Pipi Nessa memerah, entah kenapa. Padahal dia tahu pasti, Kevin melakukannya karena ada Delina dan Ervan di sini. Semua ini hanya sandiwara.... Tetapi kalau memang hanya sandiwara, kenapa jantungnya berdegup tak karuan saat ini?
 
Mereka menginap di resort mewah di pinggir pantai, dengan cottage indah dengan tiga kamar, ruang keluarga, dan dapur yang penuh dengan peralatan modern, dimana salah satu fasilitasnya menghadap ke arah pantai pribadi yang bisa di datangi langsung dari pintu belakang cottage mereka. Nessa tentu saja harus sekamar dengan Kevin, sedangkan Delina dan Ervan menempati kamar sendiri-sendiri.
 
Malam ini mereka akan makan malam di restoran tepi pantai yang terkenal dengan masakan kepitingnya. Delina sedang menunggui Nessa berganti pakaian sambil bercerita tentang berbahgai hal, dan Nessa mendengarkannya sambil tersenyum. Tersenyum dan bersyukur, karena Delina sepertinya telah berhasil melalui kesedihannya dengan ketegaran jiwanya,
 
"Aku sudah siap, ayo kita keluar, para lelaki pasti telah mengunggu kita dengan jengkel." gumam Nessa sambil mengajak Delina melangkah keluar kamar.
 
Kevin duduk di sana sedang bercakap-cakap dengan Ervan, ketika Nessa dan Delina keluar, dia mengangkat alisnya dan tersenyum,
 
"Sudah siap?"
 
Nessa mengangguk dan Kevin langsung berdiri, menghelanya ke pintu. Mereka berjalan menyusuri pinggiran pantai, diikuti Delina dan Ervan di belakangnya.
 
Restoran pinggir pantai itu benar-benar berada di piggir pantai, tempat makannya ada di paviliun paviliun kecil dari kayu dan beratapkan rumbia, dengan lilin-lilin yang ditata secara eksotis di sekelilingnya. Makanannya luar biasa nikmatnya, berbagai macam hidangan laut dan minuman kelapa yang menyegarkan. Mereka tertawa, mereka bercakap-cakap dalam suasana yang begitu santai, hingga Nessa hampir melupakan suasana permusuhan yang dibangunnya bersama Kevin.
 
Kevin banyak tertawa malam ini, lelaki itu mengedipkan mata ketika seluruh hidangan dan piring kotor, serta meja mereka dibersihkan.
 
"Saatnya untuk yang paling istimewa."
 
Sedetik setelah Kevin berkata-kata, seolah sudah diprogram sebelumnya, seorang pelayan datang membawakan kue ulang tahun berwarna putih dengan lilin-lilin cantik di atasnya,
 
Pelayan itu meletakkan kue itu di meja, di depan Nessa,
 
"Saatnya mengucapkan pengharapanmu." gumam Delina sambil bertepuk tangan bersemangat.
 
Nessa memejamkan matanya, lalu mengucapkan doa singkat, bahwa dia ingin semua orang yang dicintainya berbahagia,
 
"Tiup lilinnya." gumam Ervan pelan.
 
Nessa meniup lilin itu dan semua bertepuk tangan gembira. Suasana begitu membahagiakan, membuat Nessa menoleh ke arah Kevin dan tersenyum tulus,
 
"Terimakasih Kevin."
 
Tanpa diduga, lelaki itu mendekatkan tubuhnya, lalu mengecup dahi Nessa lembut,
 
"Sama-sama, sayang."
 
Delina dan Ervan tersenyum melihat keromantisan tulus yang ditampilkan Nessa. Tetapi Nessa duduk disana dengan jantung berdegup kencang, mencoba meyakinkan hatinya bahwa semua ini hanyalah sandiwara sempurna yang diperankan olehnya dan Kevin.
 
***
 
Malam itu ketika Nessa membaringkan tubuhnya di ranjang, dia merasa gugup. Rasanya aneh, padahal selama ini dia biasa saja jika tidur di ranjang ini, menantikan Kevin menyusulnya ketika hampir tengah malam setelah membereskan pekerjaannya, dan tidur di sebelahnya.
 
Malam ini terasa berbeda, entah kenapa. Mungkin karena suasana kamar yang temaram dan romantis dengan nuansa kuning kecoklatan dan debur ombak di kejauhan. Mungkin pula karena nuansa yang dibangun dari pagi tadi sampai sekarang, semua terasa berbeda. dan jantung Nessa berdesir pelan ketika pintu kamar mandi terbuka, dan Kevin keluar, dengan rambut basah sehabis mandi.
 
"Sudah mau tidur?", Lelaki itu berdiri di tengah ruangan, menatap Nessa dengan pandangan yang terasa misterius karena tertutup bayang-bayang kamar yang remang-remang.
 
Nessa menatap Kevin dan tersenyum gugup,
 
"Iya, aku lelah seharian ini."
 
Kevin melangkah dan duduk di atas ranjang, mematikan lampu tidur hingga membuat suasana kamar gelap, hanya cahaya bulan yang menyusup dari balik jendela kaca yang tertutup gorden putih yang menyinari kamar, lalu Kevin  naik dan berbaring di sebelah Nessa,
 
"Besok pagi kita melihat matahari terbit, kau pasti terpesona, indah sekali. Lalu kita bisa berenang di laut."
 
"Kedengarannya menyenangkan." Suara Nessa tercekat, kenapa pula mereka melakukan pembicaraan basa-basi begini?
 
Lalu hening, Nessa pura-pura tertidur, membalikkan tubuhnya membelakangi Kevin. Lama dia dalam posisi itu dan dia tidak bisa tidur, tubuhnya terasa pegal, dan pelan dia mengubah posisi tubuhnya, supaya tidak membangunkan Kevin yang diyakininya sudah tidur karena dia tidak mendengar suara apapun dari laki-laki itu.
 
"Tidak bisa tidur?" suara Kevin mendadak terdengar, menembus keheningan dan membuat Nessa terlonjak karena kaget. Dia membalikkan badannya dan mendapati Kevin berbaring terlentang berbantalkan lengannya.
 
"Kupikir kau sudah tidur." bisik Nessa lirih.
 
Kevin menatap Nessa, lalu tersenyum, "Tidak, aku juga tidak bisa tidur." suaranya berubah parau.
 
"Kenapa?"
 
"Kau tahu kenapa." nafas Kevin terdengar berat, "Aku tidak bisa tidur setiap malam sejak aku menikah denganmu."
 
"Karena kau tidur seranjang denganku?" Suara Nessa berubah cemas, apakah dia mendengkur dengan keras sehingga mengganggu istirahat Kevin, ataukah gaya tidurnya berantakan, seperti kemarin, menempel-nempel Kevin atau mungkin menendangnya dalam tidurnya?
 
"Ya. Karena aku tidur seranjang denganmu." Kevin terkekeh, "Tidur seranjang denganmu dan tidak bisa menyentuhmu."
 
Gumaman Kevin itu, biarpun pelan membuat Nessa langsung beringsut ke ujung ranjang dengan waspada,
 
"Apa maksudmu."
 
"Apakah aku harus menjelaskan maksudku dengan gamblang seperti menjelaskan kepada anak kecil?" Lelaki itu memiringkan kepala, menatap sinis ke arah Nessa yang menjauh ke ujung ranjang, "Kau pasti tahu pasti apa yang dirasakan lelaki dewasa ketika harus melewatkan malam demi malam dengan perempuan di ranjangnya, tanpa bisa berbuat apa-apa."
 
"Memangnya kau mau berbuat apa?" kali ini suara Nessa benar-benar cemas.
 
Kevin terkekeh lagi, terdengar meremehkan. "Tenang Nessa, tak perlu melonjak dan lari dari ranjang ini, sesuai janjiku kepadamu, aku tidak akan menyentuhmu." suara sensualnya kembali memenuhi ruangan, "Kecuali kalau kau mau kusentuh."
 
"Aku tidak mau disentuh olehmu." jerit Nessa spontan. Sedetik kemudian Nessa menyadari bahwa dia salah bicara, karena gerakan tubuh Kevin tampak tegang, lelaki itu tersinggung,
 
"Kenapa kau tidak mau kusentuh?" Kevin bergerak mendekat, dan sebelum Nessa bisa menyingkir dari ranjang, lengan Kevin dengan kuat merengkuhnya, merapatkan tubuhnya kepadanya. "Apakah aku menjijikkan untukmu?" Nafas Kevin terasa hangat di pipinya, membuatnya bergetar, "
 
Nessa mencoba meronta, tetapi kedua lengan Kevin menahan punggungnya dan menjepit lengannya di kedua sisi, "Lepaskan aku." seru Nessa panik.
 
"Kenapa kau tidak mau kusentuh?" kali ini suara Kevin berbisik di telinganya, membuat Nessa merasakan gelenyar geli merayapi tubuhnya, "Aku suamimu."
 
Kemudian bibir itu melumat bibir Nessa, dengan panas dan penuh penguasaan, seolah berusaha menaklukkan dan mendominasi Nessa. Bibir kuatnya melumat kelembutan bibir Nessa tanpa ampun, membuat Nessa terengah, kemudian lidahnya mencicipi, mencecap kehangatan permukaan bibir Nessa yang lembut, ketika lidah itu ingin menjelajah masuk, Nessa mengatupkan bibirnya erat-erat, sekuat tenaga,
 
"Ayo sayang, biarkan aku masuk." Suara Kevin berat dan parau, penuh hasrat, bibirnya menggoda tanpa ampun, menggelitik sudut bibir Nessa, hingga ketika Nessa membuka mulutnya untuk memekik, dengan lihai Kevin menelusupkan lidahnya, menjelajah masuk, berpesta pora di sana menikmati seluruh rasa Nessa, dengan teknik ciumannya yang begitu ahli dan tanpa ampun.
 
Hingga ketika lelaki itu selesai melumatnya, Nessa terbaring megap-megap dalam pelukannya.
 
Kevin menatap Nessa dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, membara, marah, sekaligus penuh kasih sayang.
 
"Nanti, ketika kau menyerahkan diri kepadaku, akan kubuat itu menjadi malam yang tidak terlupakan olehmu." Lalu dalam sekejap dia melepaskan pelukannya dan meninggalkan ranjang, tergesa keluar, meninggalkan pintu berdebam di belakangnya, dan Nessa yang masih terbaring di sana dengan perasaan campur aduk.
 
***
 
Kevin tidak kembali ke kamar malam itu, lelaki itu entah tidur di mana semalam, yang pasti, ketika Nessa keluar untuk sarapan, Kevin sudah duduk di sana, bercakap-cakap dengan Delina dan Ervan.
 
Lelaki itu hanya menatap Nessa datar, lalu berdiri dan menarikkan kursi disebelahnya dengan sopan. Tidak ada indikasi sama sekali bahwa lelaki itu mengingat insiden ciuman paksanya di atas ranjang semalam. Nessa mencoba menahan rasa panas yang menjalari pipinya ketika melihat Kevin, mungkin bagi Kevin itu hal biasa, tetapi bagi Nessa hal itu sangat intim, sangat baru dan membuatnya teringat terus setiap detiknya. Tetapi, karena Kevin bersikap seolah semalam tidak terjadi apa-apa, Nessa berusaha bersikap sama. Tidak akan dibiarkannya Kevin tahu bahwa ciumannya begitu mempengaruhi Nessa.
 
"Kata kak Kevin, kak Nessa bangun terlambat karena kelelahan." Delina tersenyum, "Sayang sekali, padahal tadinya kita ingin mengajak kak Nessa melihat matahari terbit."
 
Nessa menatap Delina dengan pandangan menyesal,
 
"Maafkan aku Delina, aku langsung tertidur lelap semalam, dan bangun-bangun sudah siang, mungkin aku memang benar-benar kecapekan."
 
"Tidak apa-apa kak Nessa, kita masih bisa berenang di laut sekarang, kak Nessa bisa mencoba kembali berenang sambil ditemani kak Kevin, kata Delina kak Kevin sangat jago berenang melawan ombak."
 
Nessa menoleh kepada Kevin yang tersenyum menggoda, "Kau tidak bisa berenang, Nessa?"
 
"Kak Nessa takut air." jawab Ervan sambil mengangkat bahu, "Dulu waktu SD kami pernah berenang di kolam renang umum. Ketika mencoba menyelam, kaki kak Nessa kram, tetapi karena dia di dasar, tidak ada yang tahu kalau kak Nessa mulai tenggelam, dia sudah tenggelam beberapa lama dan mengalami serangan panik sampai kemudian salah satu orang tua menyadari dan menyelamatkannya. Sejak itu kak Nessa tidak mau berenang lagi."
 
Kevin menatap Nessa penuh perhatian, "Jadi kau akan melewatkan kegiatan menyenangkan kita untuk berenang di laut pagi ini?"
 
Nessa menghela napas, "Aku sangat menyesal, tetapi mungkin aku memang harus melewatkannya."
 
"Tidak." Kevin berseru keras kepala, "Kau akan berenang, dan kau tidak akan tenggelam, aku akan menjagamu."
 
"Aku tidak mau." Nessa mengernyit, meminta pertolongan pada Delina dan Ervan, tetapi keduanya hanya mengangkat bahu, tidak ada yang bisa membantah Kevin kalau lelaki itu memutuskan sesuatu.
 
"Kau harus mau, titik." Kevin beranjak berdiri, "Sekarang ganti baju renangmu aku menunggu di depan."
 
Ketika Kevin melangkah pergi, Nessa menatap punggungnya sambil mengucapkan berbagai macam cacian yang bisa diingatnya. Dasar lelaki arogan yang keras kepala!
 
***
 
"Ayo." Kevin menggenggam lengannya setengah memaksa, "Aku akan menjagamu."
 
Kevin sudah berhasil memaksa Nessa ke tengah laut, masih ditepian tetapi sudah lumayan dalam, dengan ombak bermain di pinggang mereka, membuat kaki Nessa kadang-kadang terasa melayang-layang.
 
Nessa mengikuti Kevin setengah terpaksa, "Kau memang suka memaksakan kehendakmu ya, kuharap kau puas."
 
Kevin tertawa, tidak menutupi rasa puasnya, "Ya aku puas. Lagipula sekarang kau sadar bukan, ketakutanmu hanya ilusi. Kau bisa berenang dan air tidak akan mengalahkanmu."
 
"Tidak kalau kau kram dalam kedalaman air lima meter dan tidak ada orang yang menyadari bahwa kau tenggelam." Nessa meringis ketika kenangan yang membuatnya sesak napas itu tergambar kembali di otaknya, membuatnya gemetar,
 
Kevin menyadari itu, dia menggenggam lengan Nessa lembut,
 
"Aku menjagamu. jangan takut."
 
Entah kenapa kata-kata Kevin itu terdengar tulus, membuat Nessa hampir saja memaafkan kelakuan Kevin di  insiden semalam ketika lelaki itu menciumnya dengan paksa.
 
"Kevin!"
 
Suara itu familiar sekaligus membawa kenangan buruk bagi Nessa. Dia langsung menoleh dengan waspada, dan mendapati mimpi buruknya benar-benar terjadi, kenapa pula Paula ada di pantai pribadi ini?
 
Ervan dan Delina tadi memutuskan keluar untuk berjalan-jalan dan membeli es krim, dan sekarang Nessa harus sendirian menghadapi perempuan yang merayu Kevin tanpa malu-malu dan tidak mempedulikan kehadirannya.
 
"Boleh aku ikut bergabung bersama kalian?" Paula melepas handuk yang melilit pinggangnya dan melemparnya ke pasir, lalu mulai masuk ke air laut yang hangat, perempuan itu tersenyum manis sambil menatap Nessa, senyuman palsu yang penuh ejekan, "Oh, hai Nessa, kau ada di sini juga? kemarin aku memutuskan menyusul kalian ke sini, untung aku masih mendapat cottage di sebelah cottage kalian, jadi Kevin bisa dekat kalau memutuskan mampir malam-malam" diliriknya Kevin dengan tatapan menggoda, "Iya kan sayang?"
 
Kevin tidak menjawab, hanya terkekeh geli, lalu mengarahkan Nessa untuk mencoba berenang ke tepian yang lebih dalam, "Ayo Nessa, berenanglah, aku akan berjaga di sebelahmu."
 
Darah Nessa naik ke kepala. Kevin tampak tidak kaget melihat Paula menyusul kesini. Jangan-jangan semua yang dikatakannya bohong, jangan-jangan Kevin sering mengajak Paula ke sini untuk bermalam, melihat Paula begitu luwes dan tampak terbiasa memasuki bagian pantai pribadi di cottage yang selalu di sewa Kevin kalau mereka kemari. Dan semalam, Kevin tidak pulang ke kamarnya, apakah jangan-jangan lelaki itu menginap di tempat Paula?
 
Suara Nessa bergetar ketika dia menghentakkan tangan Kevin dengan kasar,
 
"Jangan dekat-dekat! aku bisa sendiri!" serunya kasar.
 
Kevin berdiri di sana, menatap Nessa yang memalingkan muka tak mau menatapnya, "Kenapa Nessa? kau tampak marah, apakah karena Paula menyusul kemari? jangan pedulikan dia, dia memang suka mengikutiku kemanapun mengingat dia sangat terobsesi padaku." gumam Kevin pelan, mengedikkan bahunya ke arah Paula yang sudah mulai berenang ke tengah dengan elegan, melambaikan tangannya dan mengajak Kevin bergabung bersamanya.
 
"Aku tidak peduli kalau kau mau menghabiskan waktu dengan simpananmu. Tetapi sungguh suatu penghinaan kalau kau mengajaknya ke sini, saat kau sedang bersamaku!"
 
"Aku tidak pernah mengajaknya ke sini, dia sendiri yang bilang tadi menyusul kita kemari, dia menginap di cottage sebelah, lalu kau pikir aku harus berbuat apa? mengusirnya?"
 
Kau bisa mengusirnya dari pantai ini! Nessa menjerit dalam hati, ingin rasanya dia memukuli dada Kevin dengan marah. Tetapi itu tidak dilakukannya, dia menahan dirinya sekuat tenaga, menghembuskan napasnya panjang-panjang. Rasa sakit itu mulai menyeruak ke dadanya, rasa sakit yang sama, rasa sakit yang menakutkan.
 
"Aku sangat membencimu. Pernikahan ini seperti neraka untukku!", Nessa menggeram marah, meninggalkan Kevin yang tertegun mendengar perkataannya, lalu dengan nekat masuk ke air menyelam ke dalam lautan, dan berenang ke tengah, menjauhi Kevin.
 
Semua biasa saja, Nessa merasakan berenang di laut ternyata sangat menyenangkan, berbeda ketika berenang di kolam renang. Disini dia harus bisa menyesuaikan diri dengan hempasan ombak yang membawa tubuhnya mengikutinya. Sejenak Nessa menikmatinya, senang ketika dia bisa menjauh dari pasangan tak tahu malu itu, Kevin dan Paula yang mungkin sedang bercengkerama di sana, dia berenang makin jauh, dan jauh....  sampai kemudian dia merasakan rasa sakit itu. Rasa sakit menyengat di kakinya yang mulai terasa kaku. Kakinya kram lagi!
 
Dengan panik Nessa berusaha menjejak, menyadari dia sudah berada jauh di tengah sehingga pasir sudah tidak bisa digapai oleh kakinya. Nessa mulai tenggelam dengan sebelah kaki kram dan sakit setengah mati. Tidak bisa berteriak.
 
Kevin!
 
Teriaknya panik dalam hati sebelum kegelapan menelannya.
 
***
 
Bersambung ke Part 9
 
 

84 komentar:

  1. pertamax kah? hihi
    akhirnyaaa diposting jg mba :D
    semakin seru!
    keep writing sist ^^
    soga bsk par 9 menyusul :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe itu pertamax beneran nih :D
      part 9 nya besok yah :) tar malam di edit, InsyaAllah pagi diposting :)

      Hapus
  2. akhr nya... ak tngguin smpe mlem krn udh penasaran.. wkwkkww.. part 9 ny cptan mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. heeee maapin yah deaaar aku telat pulangnya, jam 9 sampai rumah baru sempet edit2 trus posting
      :D part 9 besok yah :)

      Hapus
  3. seneng'y udhh part 8 tapi kenapa dicut waktu lg tegang kak.. Huks T^T aku mondar mandir blog kakak lohh nungguin PH jan lm2 ya kak part 9 nya hehe.. Peluk2 kak santhy..
    Itu paula nyebelin ihh,, pen tak pukul.. Kak intimin mereka donk,, yakk yakk *tabok* kkk..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe iyaa sayaang part 9 nya besok yah :)
      ehm pingin intimin mereka tp blognya untuk semua umur *garuk2 kepala bingung* hihihihi :)

      waaa maapkan aku membuat menunggu yaah, kmrin aku pulang telat jam 9 baru sampai rumah, jd postingnya telat :D ditunggu part 9 nya besok yah :D

      Hapus
  4. aduuhhh mbaaa.. tanggung bgt nie mbaa... aduuhhh... cptan ya part 9 nya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. sayaaang part 9 nya besok yaaah, ntar malam di esit2 dulu :D

      Hapus
  5. ya ampunnn bikin geregetan deh hrus nunggu kelnjutannya..udh penasaran tgkat akut mbkT.T
    tega deh..huhuhu

    nessa sadis nya dirimu blg pernikahan neraka..ckck
    kevin semangat. Berjuanglah^_^9
    jia you!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi iya tuh nessa keterlaluan pedesnya kalo ngomong :D
      heee part 9nya besok yah sayaang

      Hapus
  6. haiish si paul tu ganggu aj. kan nessa jd marah2. hilang deh romantismenya..
    shrusnya bsa main air b2 kan..lucu2an..seru2an..*ngayal sndri:p haha*
    eh tba2 ad nenek lapir dtg-_-"

    BalasHapus
    Balasan
    1. xixixi iya ya harusnya main ciprat2an air dan ombak yang romantis gituuuu
      wkwkkww paula dibilang nenek lampir *tertawa geli*

      Hapus
  7. hai mba aku reader baru disini.hehe salam kenal ya.. :D aku suka sama cerita2nya bikin deg-degan setiap bacanya :D nessa disini udah mulai posessif ya sama kevin :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai sayang salam kenal jugaaa *peluk2 dulu mumpung baru kenalan*
      waaaa makasih sayang udah suka, semoga mau nemenin nessa dan kevin sampai tamat yaah :D

      Hapus
    2. iya pasti aku ngikutin terus... :D janngan lama2 ya part berikutnya mba :D
      aku juga udah baca arsas sama swtd nya mba.. suka.suka >.< yang lainnya kapan lagi mba di publish?

      Hapus
  8. nunggu dri kemaren, karena cpk akhrnya ketiduran deh... Tpi critanya mulai seru nih mbak, nessa klhtan udh jatuh cnta ama kevin klau g cnta gak mungkin cemuburu seperti itu kan? Thanks mbak san *big hug and kiss*

    BalasHapus
    Balasan
    1. huhuhuhu iya nisaa kmrin aku pulangnya kemalaman, jam 9 baru sampai rumah, langsung ngebut edit2 dan posting hee maapkan yaa :)

      iya nessa cemburu, kevin menggoda, harus ada yang ngaku duluan tuh :D

      Hapus
  9. Menegangkan bangeet kakak :| itu si paula rasanya pengen aku mutilasi aja hehe *psycho*
    atmosfer cinta antara Nessa ma Kevin makin keluar aja kayaknya :* part 9 selalu ditunggu kakak

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaaa Fia ngeriiii *kabur sembunyi di balik pohon*
      hehehhe iyaa cuma masih pada gengsian :D
      part 9 besok yah sayaang :)

      Hapus
  10. kyaaaaaa....

    mbak santhy selaaaluuuu....
    kentang mbak :-(


    ditunggu part 9nya mbak :-*

    BalasHapus
    Balasan
    1. heeeeee maapkan rindaaang :D
      part 9 besok yah sayang :)

      Hapus
  11. Aduh duh perutku ikutan kram bacanya , Ultahnya malah gitu *pray for Nessa* Semoga kau selamat sayang , Pasti Kevin akan menyelamatkan mu tenang saja :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. heeeee gara2 paula datang jd pesta ultahnya endingnya ga bagus yah :D
      iyaaaa keviin semoga cepet nyadar kalo nessa tenggelam yah

      Hapus
  12. hazeeeekkkkkkk...................muantabbbbbbbb
    tengkiyu mbk shanty,,,,mmmmuach....muachhh....mmmuachhhhhhhhh......................



    BalasHapus
  13. kevin tau gak ya klo nessa mau tenggelam...

    part 9 nya buruan dong mbg dpost...
    mbg shanty baik deh,peluk mbg shanty kenceng2 smpai gk bs napas...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kevin lagi diganggu paula disebelah sana tuh, semoga dia cepet nyadar yaah
      heee part 9 nya besok yaaah *sambil megap2 krn dipeluk amanda* hihihi

      Hapus
  14. uh.... seperti biasanya lagi seru2nya eh,,,, abis nyambug part berikutnya hadeh,,, bikin penasaran deh!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe maapkan akuuu :D
      part 9 nya besok yah nisa sayaang :D

      Hapus
    2. MBA mana part 9 nya ayo dunk di posting mba dari pagi aku tunggu nih......

      mba cantik deh hhehhehheeh ''sambil ngerayu''

      Hapus
  15. wah mb, aq merasa tegang nih.
    kira- kira part 9 nya kapan nih keburu kaku juga ni badan
    *siap-siap dilempar cliurit

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaa aku ga akan lempar clurit kook *sambil asah gergaji* hihihihi :D
      part 9 besok yah sayaang :)

      Hapus
  16. wah gawat nessa ya tengelam,minta pertolongan dia da yg bsa nolongin enga,maaf sya jg enga bsa berenang jd sya cari bantuan ja deh tolonggggggggggg da yg tengelam nih,,,,,,,trs kevin,delina & ervan pda kemna sih kasihan kan nessa ya terbawa arus ombak yg cukup jauh dr bibir pantai,semoga selamat ya nessa ya. trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehhe nanti malahan isti ikut tenggelam kalo mencoba nolongin yah hehehe
      Delina sama Ervan masih belanja es krim dear, Kevin lagi digangguin Paula hehehhe :D

      Hapus
  17. iiiihhh slalu gini deh.... nanggung bikin penasaran aja.....hahahhha

    BalasHapus
  18. Mbak santhyyyyy.. Hduh.. Msti kok nanggung2.. Deg2an ak nungguny.. Ckckck

    BalasHapus
    Balasan
    1. part 9 nya besok yah mendy sayang, cepat sembuh banyak minum air putih ya :) minum air jahe biar tenggorokannya enakan :D

      Hapus
  19. aku...aku lagi galau tingkat dewa.... nungguin PH Part 9....Mba santhy please help..:(((( *berdiri pinggir tebing*

    BalasHapus
    Balasan
    1. *dengan jahil senggol2 tikha yang lagi berdiri di pinggir tebing* hihihihi
      part 9nya besok yah tikha sayaang :)

      Hapus
  20. Kentang lg lg lg.mksh mbak shanty

    BalasHapus
  21. Ohhh nooo... gaaanttuungggg.... mba santhy.. aku lg sakit kepala + sakit lg ne mikirin lanjutannya.. deg deg an mikirin part 9.. hmm.. gara2 si paula sih rusak suasana romantiknys..T.T n thanks mba santhy.. =)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya tuh paula pakai nyusul2 segala sengaja banget :)
      hueeee jangan sakit kepala sayaaang minum obat trus dipake bobo yg banyak biar sembuh sakit kepalanya heee
      semoga mau nunggu yah part 9nya besok diposting dear :D

      Hapus
  22. Nunggu... nunggu.... nunggu...nunggu...

    Horeeeeeeeeeeee.............Akhirnya mbak santhi yang cuantikkkk ngepost part 8.
    Thanks berat ya mbak' dah ngepost part 8..
    Gak sabar nich mbak nungguin part selanjutnya....


    BalasHapus
    Balasan
    1. heee makasih sayaaang, maapkan ya lama ya nungguinnya :)
      part 9 nya besok yah dear :D

      Hapus
  23. mbak san san...


    nanggung banget mbk, ciuman doang...

    ayo kevin tolongin nessa sesuai janjimu.... so baby let's go go go go go


    love.g

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehhee iyaaaa ayo kevin *ikutan kasih semangat kevin*
      hhihihihi habis blognya untuk semua umur dear jd ga berani ngasih lebih dari ciuman :p

      Hapus
  24. hmmm, kyaknya ciri khasnya mbak santhy nihhh,slalu 'kentang'...
    slalu bkin pnasaran nunggu lanjutannya,hehehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi maapkan akuuuuu :D
      semoga mau nunggu part 9 yah
      besok diposting dear :)

      Hapus
    2. ya mbak.. pasti slalu setia menunggu kok,hehehehehehhe...

      Hapus
  25. Setelah mondar-mandir kek setrikaan di Blog mbak, smpe ketiduran malah, subuh2 bangun dan tdk lupa silaturrahim ke blog mbak.. Akhirnya, dpt update-annya.. Tapi, gimana nih mbak? Sy punya mslh besar stelah membacanya, sy penasaran tingkat dewa. Mbak tau kan gimana rasanya penasaran itu.. Hikkkksss

    BalasHapus
    Balasan
    1. hueee maapkan aku kikiii, kmrin aku pulang telat jam 9 baru sampai rumah, jadinya postingnya juga telat hiks
      hehehhee semoga kiki sabar menunggu lagi yaah part 9nya semoga besok sudah diposting sayang :D
      *usep2 rambut kiki biar penasarannya reda* hehehe

      Hapus
  26. mba' Santhy hatur nuhun ya,critanya bgs euy :D ditunggu pisaaaan part 9 nya.....

    BalasHapus
  27. gregetttt bgt mba *sambil gigitin kuku jari tangan*

    BalasHapus
  28. Aaaakkkkkkkk Nessaaaaaa,,,Keviiiiinnn tolongiin Nessa... Ggggrrrr gr2 Paulaaaaa....
    Mba Saaaannnnnnn lnjutanny jgn jauh2,,jgn biarkan Vie galau lama2... #lebay
    Mksh Mba Santhy,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi semoga mau menunggu yaah
      part 9 nya besok yah vie sayaang :)
      *peluk2 vie biar ga galau*

      Hapus
    2. *peluk balik Mba Santhy*

      Hapus
  29. wow.. Wow.. Mba Santhy.. Kebisaan dch.. Kentang! U,u
    Aq sungggu-sungguh g' sbar nunggu next part...!
    *peluk erat2 mba Santhy*

    BalasHapus
    Balasan
    1. waa maapkan aku ngasih nanggung mulu yah hihihihi
      part 9 nya besok yah sayang :)

      Hapus
  30. si Nessa sigh geblek,,,
    Sok jago main dtengah,,,klelep degh,,,
    Si Paula itu karakterny kyk si Paula di Cinta Paulina yagh???si iblis b'wajah cantik,,,

    Mbak Santh,,,lanjutanny kapan???
    Huhuhhuhuuu,,,
    Bakal habis di yg ke 9 atw lnjut mpe ke 10???aiiihhh,,,kepo melanda,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ntuuhhh kkuatan jealous Mba,,wlw g sdr dy udh jealous,,xixixixi... Mg2 akhrny nnti dy sdar sm prsaanny msg2

      Hapus
    2. xixixi bener vie, jealous plus gengsian, lengkap sudah hehee :)

      Hapus
  31. si Nessa sigh geblek,,,
    Sok jago main dtengah,,,klelep degh,,,
    Si Paula itu karakterny kyk si Paula di Cinta Paulina yagh???si iblis b'wajah cantik,,,

    Mbak Santh,,,lanjutanny kapan???
    Huhuhhuhuuu,,,
    Bakal habis di yg ke 9 atw lnjut mpe ke 10???aiiihhh,,,kepo melanda,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi gara2 cemburu malah kelelep yah riska :)
      xixixxii iyaaah cinta paulinaa.. padakuu #sambil nyanyi soundtracknya penuh nostalgia :D

      part 9nya besok yah sayaaang :D

      Hapus
  32. Keviiiiiiiiiiin *teriak pake toa* tolongin nessa dong kan kacian...
    Mba santhy makasih mba udh bikib gregetan.....
    Ditunggu chapter selanjutny ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. siaaaap
      part 9 nya besok yaa
      semoga srie mau menunggu :)

      Hapus
  33. tks mba santhy yg cantiiiiiiq

    BalasHapus
  34. Mba santi,,,,
    lanjuttttttttttt ditunggu" mpe deg deg.an nihhhh
    tiap mlm nunggu kelanjutan'y,,,,,,,
    salam kenal,,
    ak fans berat mba santi (mpe g bisa dipikul.heheh)
    mba kpn mau posting unforgiven hero diportal novel lgi.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. jayanti sayaaang eeh beneran nih ga bisa dipikul, dipeluk aja yah hehehe :)
      waaa jadi malu aku baca komennya makasih sayang :)
      UH nanti kira2 tgl 20an yah dear di PN :)

      Hapus
  35. yeah alhirnya aku bisa koment juga,,,,
    kkekekekekek
    aduh Kevin nyebelin bgt ya masak ngak tau isi hatinya Nessa,
    ni si paula juga kenapa dia bisa ada di pantai,
    kurang kerjaan bgt ya,
    ke rmhku aja,
    banyak kerjaan tuch, ahhahahah

    BalasHapus
  36. hay mbak santy aq pembaca cerita barumu...uwow ga henti2nya buat bilang cerita amazing mbak yah walau belum semua yg aku bc baru 2 novel yg judulnya sleep with the devil,a romantic story about serena dan yg ini...sukses bikin aku begadang beberapa malam ini ckckckc..sukses mbak buat semua ceritanya aq msih menunggu buat lanjtan cerita ini yg bikin senyum2 gaje ckckckc..huaaa terpesona banget dech dengan karakter kevin...thanks

    BalasHapus
  37. yaaaa...........hhh digantung lagi....hik hik hik....
    lanjutannya mbak shanty...(memohon dengan wajah memelas dan hati triple penasaran)

    BalasHapus
  38. kyaa.
    mba santhy aq bru tau ini udah di post.
    maksh mba.
    ditunggu bab slanjutnya
    muach

    BalasHapus
  39. hy mbak saya reader baru. dan saya suka baget cerita ini keren baget karakter kevinnya keren baget, bikin saya jatuh cintah hahaha

    he mbak salam kenal ya.

    BalasHapus
  40. wahhh nessa mulai cmburu yah ??hhihihi tp kata2 nya pedas ksian kevin mba !!huhuhu

    ayo mba cantik postingin bab 9 nya donk nanggung nih .. hhhe

    BalasHapus
  41. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  42. waaaa,,,,ketinggalan lagi deh,,,,
    asikkkk istirahat sore dapet ceritanya mbak santhy,,,,,
    kiss mbak santhy,,,
    makasih mbak santhy,part 9 nya entar di upload ya mbak
    hehehee,,

    BalasHapus
  43. di tunnggu part 9 ya mbak santhy
    peluk dan cium dari penggemar baru di malang emmmhuachhhhh ..............

    BalasHapus
  44. Mbakkkk~ ketinggalan baca.
    ayo Kevin, selamatkan Nessa. :D

    BalasHapus