Jumat, 28 Desember 2012

Perjanjian Hati Part 4

 
 
Created on Bandung, 22nd December 2012
 
Part 4
 
Pernikahan.... aku pernah mendengar suatu pepatah yang mengatakan:
"Janganlah kau menikahi seseorang yang menurutmu kau bisa hidup dengannya. Tetapi nikahilah seseorang yang menurutmu, kau tidak bisa hidup tanpanya"
 
 
 
 
 
 
 
Perempuan itu sangat cantik, duduk di sana di tengah kebun bunga sambil meminum tehnya dari cangkir yang elegan. Rambutnya disanggul dengan formal ke atas, dan gaunnya tampak sangat indah, berwarna hijau, menyatu dengan alam taman bunga di sekelilingnya. Mama Kevin dan Delina ini pasti sangat cantik di masa mudanya, karena bahkan di masa tuanyapun gurat-gurat kecantikannya masih menyisa di sana.
 
Mama Kevin mendongak ketika melihat Kevin datang bersama Nessa yang gugup, lalu senyum ramahnya mengembang.
 
"Silahkan duduk." gumamnya menyilahkan sambil mengedikkan bahu dengan lembut pada kursi di depannya.
 
Dengan tenang Kevin menarikkan kursi untuk Nessa, dan duduk di sebelahnya.
 
"Mama tidak masuk angin, minum teh sore-sore di luar seperti ini?"
 
Sang mama tersenyum lembut dan menatap Kevin dengan sayang,
 
"Mama cukup kuat kalau hanya duduk-duduk di luar Kevin, lagipula mama bosan kalau di dalam terus, pemandangan taman ini di sore hari sangat indah, sayang untuk dilewatkan."
 
Mama Kevin benar. pikir Nessa mengiyakan. Pemandangan taman ini tampak luar biasa, dengan dedaunan yang rimbun dan tertata rapi serta bunga-bunga dan rumput hijau yang mengelilingi, ditambah lagi kolam ikan yang cantik dengan gemericik air terjun buatan yang mendamaikan suasana. Nessa dengan senang hati akan rela melewatkan waktunya untuk duduk-duduk di taman ini menikmati keindahan suasananya.
 
Tak disadarinya mama Kevin mengamati Nessa dengan penuh perhatian. Ketika Nessa tersadar, dia langsung bergumam gugup menyadari ketidaksopanannya karena langsung duduk dan melamun, bukannya memperkenalkan diri,
 
"Eh, maaf... saya... saya Nessa.", gumam Nessa sambil mengulurkan tangannya gugup.
 
Mama Kevin menyambut uluran tangan Nessa, tampak geli melihat kegugupan Nessa,
 
"Dan perkenalkan aku mamanya Kevin dan Delina." dia melirik Kevin penuh arti, "Begitu mendengar tentangmu dari Kevin dan Delina, aku benar-benar didera rasa ingin tahu."

Nessa melirik Kevin yang sepertinya sudah ada dalam mode berakting karena lelaki itu melirik lembut dan penuh cinta kepadanya,
 
"Aku tidak pernah merasakan yang seperti ini kepada perempuan manapun, mama. Dia istimewa dan aku harap dia yang terbaik." Kevin bergumam dengan nada yang terdengar begitu tulus dan jujur. Bahkan Nessa yang mengetahui bahwa itu hanyalah kebohongan semata tersipu-sipu mendengarnya.
 
Mama Kevin menyesap teh-nya lagi, lalu melirik Nessa dan Kevin bergantian,
 
"Kau tidak pernah menceritakan tentang Nessa sebelumnya."
 
"Aku sedang mengejarnya." Jawab Kevin santai, "Sekarang aku sudah memilikinya, dan kupikir sekaranglah saat yang tepat untuk mengklaimnya dan menunjukkannya pada semua orang."

Mama Kevin terkekeh mendengar nada posesif dan kepemilikan di dalam suara Kevin. Dia tersenyum pada Nessa meminta permakluman,
 
"Maafkan anak lelakiku ini Nessa, dia memang terbiasa arogan dan keras kepala, mungkin kau juga menyadarinya. Aku senang karena dia akhirnya menemukan seseorang yang cocok untuknya, karena aku tahu betapa alerginya dia mengikatkan diri pada seorang perempuan."
 
Nessa tersenyum kaku, mencoba tampak santai,
 
"Saya...saya senang karena anda menerima saya..."
 
"Tentu saja aku menerimamu, kau pilihan Kevin, berarti kaulah yang terbaik." Sang mama tersenyum dan mengangkat bahunya, "Tentunya Kevin sudah bercerita kalau aku berniat menjodohkannya dengan Delina.... sebuah pemikiran yang kupikir keputusan terbaik, mengingat aku begitu menyayangi mereka berdua dan menginginkan mereka saling menjaga.... kalau-kalau aku.. sudah tidak ada lagi. Dokter bilang penyakit jantungku sudah parah dan sungguh untung kalau aku bisa hidup lebih dari 1 tahun ke depan."
 
"Mama." Kevin berseru memprotes perkataan mamanya. Sang mama hanya tersenyum menenangkan.
 
"Yah... aku pikir waktu itu Kevin dan Delina sama-sama belum mempunyai pasangan dan mereka tampak sangat cocok bersama, lagipula aku sudah sangat ingin menimang cucu.", Mama Kevin lalu tersenyum dengan mata berbinar, "Kabar kalau Kevin ternyata sudah mempunyai pilihan hati memang tidak kusangka-sangka, tetapi kabar ini menyenangkan, dan menenangkan, aku pikir aku akan dengan senang hati menyiapkan pernikahan kalian."
 
"Pernikahan?" Kevin dan Nessa sama-sama berseru. Yang satu protes dan yang lain kaget.
 
"Tentu saja." mama Kevin mengedipkan matanya ke arah Nessa, "Mulai sekarang panggil aku mama, sayang. Karena saat ini aku sudah setengah jalan mempersiapkan pernikahan besar di akhir tahun," perempuan itu tampak menghitung di dalam kepalanya, "Akhir tahun tinggal empat bulan lagi,." Dia lalu tersenyum lembut pada Nessa, " Dulunya pernikahan ini kurencanakan untuk pernikahan Kevin dan Delina, tetapi aku yakin sekarang akan lebih menyenangkan karena Kevin mempunyai pilihan hatinya sendiri, kuharap kau akan sering kemari Nessa dan membantuku mempersiapkan pernikahan ini."
 
Mama Kevin berucap manis, dengan senyum yang manis pula. Tetapi makna yang ada di dalam kata-katanya, tak terbantahkan.
 
***
 
"Pernikahan?" Nessa berseru memprotes sambil menatap Kevin yang sedang menyetir dengan tajam, "Tadinya aku pikir kita hanya bersandiwara sebagai pasangan kekasih. Lalu setelah Delina bisa memperkenalkan Ervan kepada mamamu, kita akan pura-pura berpisah baik-baik dan mengatakan ada perbedaan prinsip yang menghalangi kita!"
 
"Delina belum bisa memperkenalkan Ervan sekarang-sekarang ini. Mereka belum lulus kuliah, dan aku meragukan mama akan menerima Ervan begitu saja, beliau pasti akan menganggap Ervan terlalu muda untuk serius dengan Ervan di usianya sekarang ini. Kita harus bertahan Nessa demi mereka. segera setelah Ervan lulus dan mendapatkan pekerjaan yang baik, Delina bisa membawanya kepada mama. Aku akan mengatur pekerjaan yang baik untuk Ervan nanti."
 
"Tapi mereka berdua baru lulus tiga bulan lagi, itu sangat beresiko mengingat mamamu merencanakan pernikahan empat bulan lagi. Terlalu tipis waktunya, apalagi untuk membatalkan semuanya secara mendadak. Mungkin.... mungkin kita harus jujur saja kepada mamamu. Aku lihat mamamu perempuan yang kuat dan berpikiran luas, dia mungkin mau menunggu sampai Ervan lulus dan melihat bukti keseriusannya kepada Delina."
 
Kevin memandang lurus ke depan, tampak serius.
 
"Dia memang selalu berusaha tampil kuat Nessa, tetapi dia rapuh. Lagipula kita sudah maju sejauh ini, tak bisa mundur lagi. Kalau kita mengatakan bahwa ini semua hanya pura-pura kepada mama, dia pasti akan kecewa dan itu akan mempengaruhi kondisi tubuhnya. Saat ini dia bahagia, kita biarkan saja. Semoga nanti begitu Ervan lulus dan Delina memperkenalkannya, mama begitu bahagia sehingga dia tidak kecewa ketika kita membatalkan pernikahan itu. Kita berdoa saja semoga semua berjalan seperti semestinya."
 
"Dan jika tidak?" Jantung Nessa berdegup kencang, memikirkan semua kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
 
Kevin menoleh, dan menatap Nessa dengan senyum ironisnya.
 
"Jika tidak.... maka mungkin kau dan aku akan terjebak dalam sebuah sandiwara pernikahan."
 
***
 
"Nessa." sang ibu mengetuk pintu kamar Nessa, suaranya terdengar cemas, "Ada tamu."
 
Nessa yang sedang membaca di dalam kamar mengernyit, lalu melirik jam di dinding, sudah jam delapan malam, siapa yang bertamu semalam ini?
 
Nessa membuka pintu kamarnya dan berhadapan dengan wajah ibunya yang cemas,
 
"Siapa ibu?"
 
Suara sang ibu berbisik pelan, "Marcell. dia memaksa bertemu denganmu, ibu bilang mungkin kau sudah tertidur tetapi dia minta ibu membangunkanmu. Kau ingin bertemu dengannya atau tidak?"
 
Nessa mengernyit, untuk apa Marcell datang ke rumah ini malam-malam begini? saat ini? bukankah sejak lelaki itu mencampakkannya dua tahun lalu, jangankan datang ke rumah ini, mengirimkan kabarpun lelaki itu tidak pernah.
 
Perasaan ingin tahu membuat Nessa terdorong mengambil keputusan,
 
"Aku akan menemuinya ibu."
 
Sang ibu menahan tangannya, "Kau tidak apa-apa Nessa, ibu tahu kau sudah menjalin hubungan baru dengan Kevin... tetapi ibu..."
 
Nessa memang sudah menceritakan bahwa dia menjalin hubungan dengan Kevin, supaya sang ibu tidak kaget nantinya. Ibunya cukup senang meskipun juga mengutarakan kecemasannya karena Nessa menjalin hubungan lagi dengan lelaki kaya. Tetapi Nessa meyakinkan ibunya bahwa hal ini tidak akan menyakiti hatinya lagi, toh dalam hati Nessa menyadari bahwa hubungan ini hanyalah sandiwara yang tidak melibatkan hati sama sekali. Tetapi insting seorang ibu memang luar biasa, ibunya bisa merasakan bahwa Nessa masih menyimpan luka mendalam akibat perbuatan Marcell,
 
"Tidak apa-apa ibu.' Nessa tersenyum lembut, "Jangan cemas ya."
 
Nessa melangkah ke ruang tamu, dan menemukan sosok Marcell yang duduk termenung di sofa, lelaki itu langsung berdiri begitu melihat Nessa,
 
"Hai Nessa, aku tadi lewat di dekat-dekat sini dan memutuskan untuk mampir."
 
"Ada apa Marcell?" Nessa memutuskan untuk tidak menanggapi pernyataan basa basi Marcell, dia bersedekap dan menatap lelaki itu dengan dingin.
 
Marcell berdiri dengan salah tingkah,
 
"Aku... aku berpikir, sekian lama aku tidak melihatmu dan kemarin ketika melihatmu, kau sudah berubah, lebih dewasa dan lebih cantik.... dan ternyata... aku... aku masih merindukanmu."
 
Apa maksud Marcell dari pernyataannya ini? Nessa mengernyitkan keningnya. Lelaki itu sudah mencampakkannya, dan bahkan kemarin sudah mengundangnya ke pesta pernikahannya. Dan sekarang dengan tak tahu malu, Marcell berdiri di sini dan mengatakan merindukannya?
 
Marcell menelan ludah,
 
"Aku tahu kau sakit hati dengan perlakukanku dulu, tetapi harap mengerti Nessa, aku terpaksa, aku juga menderita, sama sepertimu. Tekanan dari keluargaku sangat kuat, Keluargaku mempunyai hutang budi yang begitu besar kepada keluarga Susan, aku bagaikan tumbal mereka dan aku tidak bisa melawan.... kalau aku menolak, maka keluargaku akan hancur."
 
Nessa mengernyit, dan kenapa baru sekarang Marcell memilih untuk menjelaskan kepadanya? Kenapa tidak dulu ketika lelaki itu mencampakkannya tanpa kata-kata dan membiarkannya terpuruk dalam kedukaan mendalam karena patah hati? Setidaknya kalau Nessa tahu alasan itu dari dulu, mungkin dia bisa lebih berbesar hati ketika kehilangan Marcell.
 
"Aku ingin menghubungimu dulu itu. Tetapi pengawasan keluargaku sangat ketat... Susan juga... dia terobsesi padaku dan sangat posesif, dia mengancam akan menghancurkanmu kalau aku sampai berhubungan lagi denganmu... dan dulu mengingat begitu berkuasanya keluarga Susan, mereka bisa menghancurkan keluargamu dengan mudah..."
 
"Dan kenapa sekarang kau tetap menemuiku? Tidakkah ini akan membuat Susan mengamuk kalau dia tahu?"
 
Marcell menggegeleng, tersenyum kecut,
 
"Tidak. Sekarang keluargaku dan Susan tidak bisa berbuat apa-apa, kau... kau entah bagaimana dengan beruntungnya menjadi kekasih Tuan Kevin, yang beribu kali lebih berkuasa dari kami. Mereka tidak akan berani berbuat macam-macam denganmu, karena itulah aku bisa menemuimu dengan leluasa seperti akhir-akhir ini..... " Mata Marcell tampak berkaca-kaca, "Aku.. aku sudah menunggu kesempatan ini begitu lama Nessa, dua tahun lamanya.... aku selalu tersiksa, memikirkanmu, memikirkan keadaanmu yang kutinggalkan begitu saja dengan begitu menyakitkan... waktu itu aku berpikir kalau kau kutinggalkan dengan kejam, kau akan membenciku, dengan begitu kau akan lebih mudah melupakan aku..... aku sadar bahwa aku sudah menyakitimu begitu dalam.... maafkan aku....." Suara Marcell berubah serak, dia menatap Nessa dengan memohon.
 
"Di TK kemarin itu aku sudah ingin mengungkapkan semuanya kepadamu... tetapi aku berubah pikiran ketika kau bertemu denganku, kau begitu tegar dan kuat dan kau bilang kau tidak memikirkanku lagi... jadi aku... aku mengatakan alasan-alasan bodoh kenapa aku menemuimu waktu itu," Marcell menghela napas panjang, 'Tetapi perasaan ini menghantuiku... aku hanya ingin kau tahu, bahwa tidak pernah sedikitpun terbersit di benakku untuk menyakitimu, mencampakkanmu... aku sangat mencintaimu... bahkan... bahkan sampai sekarangpun aku... masih..."
 
Nessa tanpa sadar meringis merasakan kesakitan yang menusuk benaknya. Harusnya Marcell tidak usah mengungkapkan semua ini. Dia sudah bisa berjalan tegak sejak keterpurukannya karena ditinggalkan Marcell, dia sudah bisa menutup luka hatinya meskipun kadangkala masih terasa pedih. Tetapi apa yang diucapkan Marcell hari ini seperti membuka luka lamanya lagi, membuatnya menganga dan berdarah.
 
"Terimakasih sudah menjelaskan kepadaku." Suara Nessa terdengar serak, "Tetapi bagaimanapun semua sudah terjadi. Kita tidak bisa menoleh ke belakang lagi. Aku sudah melanjutkan hidupku, begitupun dirimu. Semoga tidak ada lagi kesalah pahaman dan luka masa lalu di antara kita."
 
Marcell mengacak rambutnya dengan frustrasi,
 
"Lelaki itu, Tuan Kevin.... apakah kau benar-benar mencintainya?"
 
Nessa menghela nafasnya sebelum mengucapkan jawaban semantap mungkin,
 
"Ya, aku benar-benar mencintainya."
 
"Yah." Marcell tersenyum pahit sambil mengangkat bahu, "Apalagi yang kuharapkan, dia lebih segala-galanya dariku, jadi wajar kalau kau semudah itu melupakanku." Wajahnya tampak sedih, "Meskipun aku tidak pernah melupakanmu selama ini, Nessa. Dua tahun berlalu, aku memang bertunangan dengan Susan, tetapi hanya tubuhku yang terikat dengannya. Hatiku... hatiku masih selalu menjadi milikmu."
 
"Aku tidak mau menerima hatimu." Sela Nessa dengan tegas, "Biarkan itu menjadi milik Susan, kalian akan segera menikah, aku harap kau akan berbahagia dengannya."
 
Marcell menggeleng, hendak membantah, tetapi kemudian tampak mengurungkan niatnya.
 
"Yah... Oke. Tidak ada lagi yang perlu kusampaikan." Ditatapnya mata Nessa dalam-dalam, seolah-olah berusaha mencari cinta yang tersembunyi di sana, kemudian dia memalingkan mukanya dengan sedih, "Kalau begitu aku permisi dulu Nessa, selamat tinggal."
 
"Selamat tinggal Marcell."
 
Kali ini ucapan selamat tinggal itu benar-benar terucap dari hatinya, kepedihannya masih terasa, apalagi mendengarkan pengakuan Marcell barusan. Setidaknya kemarahan dan kebenciannya di masa lalu atas perlakukan Marcell kepadanya terjawab sudah, lelaki itu punya alasan sendiri meninggalkannya, dan Nessa sudah menerimanya.
 
***
 
"Kau suka nuansa ini Nessa?', mama Kevin tersenyum kepada Nessa sambil menunjukkan foto dekorasi ruang pesta yang begitu mewah, "Aku ingin kesannya elegan dengan nuansa warna emas dan putih.'
 
Nessa melirik foto itu, lalu melirik Kevin di sebelahnya yang memasang muka datar dengan gugup,
 
"Eh ya... putih dan emas bagus juga mama." gumamnya lembut.
 
Saat ini Nessa dan Kevin sedang berkunjung ke rumah Kevin, sang mama bersikeras menunjukkan foto-foto gedung dan desain ruangan yang harus dilihat oleh Kevin dan Nessa dulu sebelum diputuskan mana yang akan dipilih. Dengan terpaksa Nessa datang, karena kata Kevin kalau Nessa terus menerus menghindar, mama Kevin akan curiga.
 
"Kalian sudah membeli cincin?" Mama Nessa menatap Kevin, "Kau bilang kalian akan memilih cincin akhir minggu kemarin."
 
Kevin menggelengkan kepalanya,
 
"Belum mama, aku sibuk sekali akhir minggu kemarin, ada rapat mendadak di perusahaan, mungkin minggu depan, lagipula acaranya kan masih lama, jadi waktu kami masih panjang."
 
Mama Kevin menggelengkan kepalanya tidak setuju,
 
"Tidak bisa begitu." gumamnya keras, "Cincin pernikahan adalah hal yang paling penting yang harus diprioritaskan. Kalian bersikeras menolak dilakukannya pertunangan lebih dulu, mama sudah setuju. Tetapi mama ingin kalian menyiapkan cincin pernikahan itu dulu, selain sebagai bukti keseriusan kalian, mama ingin memastikannya sesuai dengan tema pesta pernikahan ini."
 
Kevin dan Nessa saling berpandangan, berucap tanpa kata.
 
"Baiklah mama, kami janji minggu depan pasti sudah membawa cincin untuk ditunjukkan kepada mama."
 
***
 
"Kau mau yang seperti apa?' Kevin mengedikkan bahunya kepada jajaran cincin-cincin pernikahan yang diletakkan berjejer dalam kotak beludru di atas etalase,
 
Nessa mengamati cincin-cincin itu, luar biasa mewahnya, tetapi tentunya cincin yang dipersiapkan untuk pengantin Kevin pasti akan luar biasa bukan?
 
"Cincin ini tidak akan pernah kugunakan." Nessa bergumam lirih kepada Kevin, takut kedengaran petugas toko perhiasan itu, "Mungkin kau pilihkan saja yang sesuai seleramu."
 
Kevin menatap Nessa tajam, lalu mengangkat bahunya,
 
"Oke. Yang itu.'
 
Nessa melirik pada pilihan Kevin dan membelalak, sepasang cincin itu memang begitu indah di dalam kotak beludru warna hitam itu. Cincin untuk laki-lakinya begitu maskulin tetapi yang mengganggu adalah cincin untuk perempuannya yang dihiasi dengan batu berlian yang begitu besar berkilauan, terasa berlebihan.
 
"Tidakkah kau bisa memilihkan cincin yang lebih sederhana?" gumam Nessa ketus.
 
Kevin tertawa,
 
"Aku akan memilihkan yang itu untuk calon isteriku, lagipula kau tadi bilang mau yang sesuai seleraku."
 
"Aku berubah pikiran." gumam Nessa sambil melirik sinis, "Yang itu saja.'
 
Kevin mengangkat alisnya melihat cincin pilihan Nessa, sepasang cincin dengan uliran sederhana tetapi elegan, hanya cincin polos dengan variasi uliran indah buatan tangan. Tanpa batu berlian apapun.
 
"Terlalu polos dan sederhana." gumam Kevin tidak suka.
 
Nessa menatap Kevin tajam,
 
"Pokoknya yang itu."
 
Kevin terkekeh, geli dengan kekeraskepalaan Nessa,
 
"Oke.. oke.. baiklah." Dia melirik kepada Manager toko yang menunggu mereka, "Kami ambil yang itu."
 
Ketika Manager toko menyiapkan cincin itu, Nessa berbisik pelan kepada Kevin,
 
"Kau membeli sesuatu yang jelas-jelas tidak akan digunakan......bisakah nanti kau menjual cincin itu kembali kalau perjanjian sandiwara kita ini gagal?"
 
Kevin melirik Nessa seolah tersinggung,
 
"Harga cincin itu tak seberapa." gumamnya tenang, "Jangan kau pikirkan, tidak apa-apa."
 
Ketika mereka menerima kotak cincin itu, ponsel Kevin berbunyi. Lelaki itu mengangkatnya dengan tenang. Lalu setelah menerima penjelasan dari ujung sana, wajahnya memucat, berubah tegang.
 
"Nessa, kita harus ke rumah sakit segera. Mama tadi sesak napas, lalu pingsan. Sepertinya jantungnya. Kita harus ke rumah sakit sekarang.
 
***
 
Mama Nessa terbaring lemah di ruang iccu rumah sakit. Delina yang menyambutnya di sana bersama Ervan, perempuan itu menangis sesenggukan,
 
"Kak Kevin, mama pingsan, tadi kondisinya mengkhawatirkan... tetapi sekarang kata dokter sudah sadar."
 
Kevin menatap cemas ke arah ruang iccu,
 
"Sudah bolehkah kita menengoknya?"
 
Delina mengangguk,
 
"Tadi aku sudah menengoknya, tetapi mama belum sepenuhnya sadar.... kata dokter pengunjung boleh masuk, asalkan satu-satu."
 
Kevin menghela napas panjang,
 
"Aku akan menengok mama dulu." gumamnya sambil melangkah memasuki ruangan iccu yang tertutup itu.
 
Lama kemudian, Kevin tidak keluar. Ervan masih memeluk Delina yang terus menerus memandang cemas ke arah pintu itu. Sementara Nessa berdiri dengan bingung, tangannya memeluk tubuhnya sendiri.
 
Kemudian pintu terbuka dan Kevin melangkah keluar, wajahnya tampak pucat pasi, tetapi matanya menyala penuh tekad. Lelaki itu langsung melangkah lebar-lebar dan berdiri di depan Nessa.
 
Nessa menatap Kevin bingung. Ada apa?
 
Tak disangkanya, sedetik kemudian, Kevin berlutut di depannya dengan posisi melamar, mengeluarkan kotak cincin itu dan menunjukkannya kepada Nessa,
 
"Nessa, maukah kau menikah denganku, segera?"
 
***
 
Bersambung ke Part 5
 
 
 

67 komentar:

  1. Romantisnya, kak nanti mereka slg jatuh cinta kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. heheheh iya tuh pasti Kevin keburu2 itu tiba2 ngelamar ;) hmm cinta mungkin akan tumbuh seiring berjalannya waktu, mereka sekarang baru terikat perjanjian sandiwara, bukan perjanjian hati ;)

      Hapus
  2. salam kenal mba...
    dah baca marathon...ceritanya menariiik...baguuusss...ditunggu lanjutannya ya...:)
    Tq

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal jugaaa hehehe
      waaah pp nya itu Masumi Hayami yaah, lelaki idolaku dr jaman sms sd sekarang, sang mawar Jingga di Topeng Kacaaa huwaaa jd bernostalgia :)

      heeee makasih sayaang, semoga bab2 berikutnya lebih menarik lagi yaaah hehehe :)

      Hapus
  3. uh,,,,,, penasaran,,,,,,( sambil acak2 rambut ) wah mba shanty emang jago....


    cerita menarik bgt,,, aku tnggu lanjutanya y mba,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. *iseng ikutan acak2 rambutnya nisa*
      hihhihihi

      makasih sayaaaaang :) *peluk peluk*

      Hapus
  4. tambah seru ceritanyaa:D
    kasian c marcell tulus gk sih dy..jd sangsi jgn2 dsruh kluarganya-.-"
    moga nessa n kevin bsa saling fall in love..:))

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi iyaa kira2 apa yg terjadi di dalam ruang iccu itu yah kok tiba2 si Kevin main lamar aja buru2

      Hapus
  5. aw aw so sweeet *.*
    *peluk erat mba santhy*
    Aq mau menikah dg mu Kevin! *bersa Nessa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kevin mendongakkan kepalanya lalu menatap Sila, dia mengernyit,
      "Wah kau bukan Nessa, aku salah berlutut." dimasukkannya cincin itu kembali ke saku jasnya,tapi lalu dikeluarkannya lagi, "Eh tapi tak apalah aku lagi butuh isteri segera, Sila mau jadi isteriku nggak?"


      hihihihihi *langsung ngebayangin skenario itu

      Hapus
    2. jiahahaha
      Mau mau mau.. *.*
      G'pp dch mba sy jdd plihan ke2.. ikhlas lahir bathin klo cwo'y Kevin :*
      *kecup2 mba santhy*
      Hehehe

      Hapus
  6. Huaaaaaaa,,,Mba Saaannnnn...surprise bgtz adaaa Part 4-ny...
    Keyeennnn Kevin Keeyeeennnn,,*peluk Kevin*
    Mba saaaannnn,,,Marcell 'dkrjain' ajja sm Kevin Mba tnp spgtahuan Nessa,,biar tauuu rasa,,trutama kluarga Susan n Marcell..jd crtany Kevin udh cnta sm Nessa n mw mmblaskan dndamny Nessa soalny dy msh mnympan luka itu dlm2 *mengarang bebas* hehehe,,maappp kbwa suasana Mba..
    Btw mw dbkn brp Part Mba??kykny klo cm 5 g greget crtany Mba..(Pdhl g kwt jg klo lm2)
    Maafkn klo crewet,,mksh byk yh Mba Santhy...
    *peluk2*

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi iyaah yang nyebelin memang susan, dia nanti masih ganggu2 lho... kalo marcell masih dipertanyakan nih tulus atau enggak, kalo tulus kasihan juga lho dia hehehe ;)

      dulunya 5 dear tapi satu partnya panjang banget bisa 30an halaman words kmrin udah dipecah jd 7 part cuma kalo masih kepanjangan dipecah lagi dear tp kayaknya ga bisa lebih dari 10 part kok ;)

      Hapus
    2. setuju ma vie,krjain aja si marcell.dasar pecundang,mba lnjutan nya jgn lm2 y.tu di icu mamah ny ngmong pa si ma kevin? dtg2 maen ngelamar.btw mba santhy alsan mlih nessa bwt sandiwara pa si? penasaran,pa dy pny prasaan ma nessa?

      Hapus
    3. iya dear pasti ada sesuatu yang dikatakan mama Kevin di dalam ruangan iccu itu hehehehe... dan Kevin menyimpan banyak rahasia mungkin :)

      waaaaa kasihan Marcell lho kayaknya dr alasannya kayaknya dia juga tersiksa ;)

      Hapus
    4. ih kevin misterius y,aq tggu part5 nya.heheh

      Hapus
  7. Jadi terharu dg Kevin .......hicks hicks mb santhy ntar happy ending kan??

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku kan penggemar happy ending sayaaang meskipun banyak kisahku yg sad ending yah hehehehe
      :D
      Kevin sayang banget sama mamanya ;)

      Hapus
  8. Lnjut2!!!
    Aarghhh.. Kenapa harus kputus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mendyyyy sudah sehatkah hehehehe :)
      besok dilanjut lagi part berikutnya sayaang ;D

      Hapus
    2. *nimbrung*
      Kebetulan bsok sy g' da kuliah :D
      Bsa stresss cek2 kesni ne :D

      Hapus
    3. hihihihi besok hari sabtu yah huhuhu aku masuk kantor di hari sabtu :) biasanya postingnya habis jam 12an baru ada dear :D

      Hapus
    4. owh slmat bekerja ya mba :D
      Aq tunggu part 5'y bsok
      Hihi :D
      *pelukcium mba santhy*

      Hapus
    5. hihihihihi iyaaaa sayaaaang makasiiih *pagi2 nangkring di kantor langsung buka blog* :)

      Hapus
  9. mkasih mba snthy dan ditunggu bab 5 ya.....keren mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehhee iyaaa deaaaar InsyaAllah tiap hari diposting
      kecuali minggu tgl 30 des sd 1 januari absen dulu yaah soalnya liburan di rumah bersama ortu lagi, di rumah ga ada sinyal dear ;)

      Hapus
  10. Ooo.... tambah penasaran... nessa mgk gak ya terima lamaran kevin yg begitu mendadak??? Makasih mbaaa.. hr ni lsg posting bab 4.. totalnya ada brapa bab ya mbaaa santhy??? Thanks ya... ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe iyaaa deaaaar pasti ada alasannya Kevin melamar Nessa mendadak, pernikahan yg direncanakan kan masih akhir tahun, 4 bulan lagi :)
      hehehehe iyaa deaaar mau diposting tiap hari, tp tanggal 30 sd 1 jan izin libur dulu :)
      total sementara ada 7 bab dear, tp bisa dipecah lagi kalo dipandang kepanjangan 1 bab nya ;)

      Hapus
  11. so sweet, mbak santhy emang paling bisa bikin cerita yg membuat pembaca penasaran... Kekeke,, *big hug and kiss*

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe makasih sayaaang... sukanya potong ending di bagian nanggung yah dear hihihihi *peluk*

      Hapus
  12. "Janganlah kau menikahi seseorang yang menurutmu kau bisa hidup dengannya. Tetapi nikahilah seseorang yang menurutmu, kau tidak bisa hidup tanpanya"

    Quotenya Juaraaaaaaa...., suka sangat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehehe iyaaaaa quote bisa jadi pertimbangan buat yang mau melangkah ke jenjang pernikahan hehehe :)

      Hapus
  13. mba salam kenal
    emang mb santhy TOP BGT dech jgn lama2 mb dipostingan selanjutnya
    bonus akhir tahun mba heheheheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe salam kenal sriiii :)
      siaaaap tungguin yaaaah :)

      Hapus
  14. co cuit bgt mbakk...
    thanks...
    *peluk erat keviinn n mbak san....^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehhehe ituu kenapa kevin ikutan dipeluk?? *melirik cemburu* :D

      Hapus
  15. ya ampun .
    Sesak napas bacanya .
    Sinih kevin .
    Lamar aku ajah !
    Pasti aku terima kok !
    Siniiihh .. ><

    #lambai-lambai pake sapu tangan :D

    uuuhh ..
    Mbak shan . cucok deh . Baguuuusssssssss banget ceritanya . N seneng banget bsok mbak mau posting lagi ! Hihihi :D
    makasih mbak shan cuanteekk .. ><

    BalasHapus
    Balasan
    1. senggol si Kevin,
      aku : "Kevin itu ada yang melambai-lambai pake sapu tangan."
      Kevin menoleh dan menemukan Mitha di sana,
      Kevin : "Ok siap, kayaknya hari ini harus sedia banyak cincin deh, banyak yang mau dilamar."
      aku : ??????

      hehehehe sama2 sayaaaaang ;) semoga mau menemani bab demi bab kelanjutannya yaaah :)

      Hapus
    2. hihihi
      kevin mah udah siap sedia aj . :D

      iya dong mbaaakk
      pokok nya aku setiap jam,menit, n detik always buka blog ini .
      :D
      aku padamu deh mbak pokoknya ! Hihihi

      Hapus
    3. waaaa aku jadi malu, semoga bab2 selanjutnya nggak mengecewakan yaaah
      aku padamu jugaaaaa hehehehe :*

      Hapus
    4. waahh ..
      Kalau menurt pndpat q pribadi mbak ya, mbak mah nggak mngcewakan sma s'x lho !
      Emang sih, waktu pertama2 pornov postingin novel mbak, aq agak2 sanksi gitu, mbak bisa apa nggak nyaingin FS (soalnya wkt it kn qt2 lg ngegandrungin bgt om grey) .
      Ternyata s'x aq bc bab pertma serena, eh langsung kepincut deh !
      Mbak emg T.O.P.B.G.T bangt dah !
      Makasih ya mbak ! :D

      #sesi jujur-jujuran nih ceritanya . xixixi :*

      Hapus
  16. Wahhh..menikah??cpt bgt ya..xixixi
    Mba klo di post taq k G+ jg dunk,biar tw klo ini udh d post.."Byk mwnya"..xixi

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju mba rinrin,qt bnyk mw nya ya.heheh

      Hapus
    2. hehehehhe iyaaaah soalnya judulnya perjanjian hati, ini sebenarnya mengarah pada : pernikahan dengan perjanjian hehehehe :)

      iyaaaa deaaaar *peluk sayang*

      Hapus
  17. I Do....
    I Do....
    #tereak kenceng k kevin

    thx mbak santhy big hug

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihihihi untung Kevin persediaan cincinnya banyak dear, jd semua kebagian hehehehe :)
      *peluk sayang rindang*

      Hapus
  18. Aaaaa ditunggu part5 nya >.<

    BalasHapus
  19. aaaa... ditunggu part 5 nya.. gpp mba shan pnjang.. yg pnting cpt slesai.. udh greget bgt baca nya ini.. hehhee.. btw, slm knal mbak,... hehhe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehhee salam kenal deaaar, waaaa nama nicknya keren, mysterious person, aku jadi penasaran hihihihi :)

      Hapus
  20. part 4 seru, langsung menikah #okesip

    BalasHapus
  21. Keren banget mbak... Ditunggu kelanjutannya yah.. Gak pake lama, pleaseeeee... :)

    *Salam kenal mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. xixixixi iyaaaaah tungguin yaaah *singsingkan lengan baju*

      Hapus
    2. eh kelupaan, iyaaaa salam kenal jugaaa hehehe :)

      Hapus
  22. aaaa Keviinnn.. i do.. i do
    marry me, please..
    hahahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi waduuuh Kevin bener2 harus siap sedia cincin banyak ini yah hehehehe :)

      Hapus
  23. wah lagi seru nih?mau dong dilamar sma kevin sdh lma sya tunggu-tunggu nih lamaran dari ya,,,,,,,,,,, trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi ini yg mau dilamar sama mas Kevin banyaak hehehehe :D
      *peluk sayang isti*

      Hapus
  24. wah...ceritanya makin bt aku penasarn..oh ya mba aQ reader br blognya mba. pertm aQ bc novelny mba yg d rilis d portalnovel...yg sleep ama serena..ceritanya bgs skali! trus dpt blog privasiny mba jg..eh nemuin cerita perjanjian jd makin penasarn! skrg udah part 5! hehehehe d tunggu next partnya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal sayang :)
      makasih yah sudah mau baca karya2ku ;)
      semoga kita bisa ngobrol2 dan makin dekat di sini :) aku paling suka ngobrol dan baca2 komen di sini sambil senyum2 sendiri, berasa dekat dan punya banyak sahabat, membahagiakan hehehe
      semoga suka yah dengan perjanjian hati, dan mau menemani bab demi babnya sampai ending :)

      Hapus
  25. wuuuaaaahhh .. so sweet !!!
    tp benih2 cinta nya blum muncul mba yahh ??
    di tunggu part 5 nya mba cantiiikkk !!hhhe smangaaattt !!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya nih Ida, Kevin sih misterius... kalo Nessa kayaknya masih menyangkal isi hatinya ;) kita tunggu di part 5 ada yang mulai menghangat hatinya ;)

      Hapus