Azka
meninggalkan rumah Celia dengan marah. Marah besar. Berani-beraninya Celia
mengancamnya seperti itu, padahal Celia sendiri telah mengkhianatinya bersama
Eric. Apakah Celia pikir Azka tidak akan tahu? Apakah Celia pikir Azka begitu
bodohnya?
Dengan
kencang dia mengendarai mobilnya, dia butuh bertemu dengan Sani. Di saat
kemarahannya menggelegak seperti ini, hanya Sani yang bisa menenangkannya.
Ketika
sampai di depan cafe, Azka memarkir mobilnya dengan sembrono. Dia tergesa
memasuki cafe itu, hendak mengambil beberapa makanan kecil untuk dibawa ke
apartemen Sani, tadi dia sudah berjanji untuk datang jam sembilan malam ke
sana.
Tetapi
kemudian langkahnya tertegun, melihat ke kursi di bagian sudut, tempat favorit
Sani ketika duduk, dan melihat sosok itu di sana.
Sani? Kenapa dia ada disini?
Bukankah dia masih sakit?
Azka
melangkah mendekat, kerinduannya meluap. Dia ingin memeluk gadis itu ke dalam
pelukannya, untuk menenangkan hatinya dari kemarahannya terhadap Celia.
“Sani,
kenapa kau ada di sini? Bukankah kita janji bertemu di apartemenmu?”
Sani
mendongak dan Azka tercekat, tatapan mata Sani kepadanya penuh kemarahan...
kemarahan yang dibalut dengan luka.
Seketika
itu juga Azka menyadari bahwa Sani sudah tahu mengenai pertunangannya dengan
Celia.
“Kau
membohongiku.” Suara Sani bergetar meskipun dia tampak berusaha tergar, Azka
melirik ke anggur merah yang dibawa Sani, dan mengernyit. Perempuan itu sudah
menghabiskan lebih dari satu gelas.
“Aku
bisa menjelaskannya kepadamu, Sani.”
“Tidak!”
Sani menyela dengan keras, lalu tertawa ironis, “Ironis bukan? Aku meninggalkan
tunanganku karena dia berselingkuh dengan perempuan lain, tetapi sekarang aku
malah menjadi selingkuhan dari seorang lelaki yang sudah bertunangan.” Matanya
menyala penuh kemarahan kepada Azka, “Kau sangat kejam, Azka melakukan ini
semua kepadaku.”
“Aku
bisa menjelaskannya Sani, semua ini tidak seperti yang kau kira....”
“Apakah
perempuan bernama Celia itu benar-benar tunanganmu?”
Azka
tertegun, lalu memejamkan matanya dengan pedih, “Ya.”
Air
mata mengalir di mata Sani, menuruni pipinya. Dia tampak amat sangat terluka,
“Apakah...
apakah... kau mencintainya?”
Mata
Azka menajam. “Apakah aku mencintainya? Tidak. Kau pasti bisa merasakan itu,
aku jatuh cinta setengah mati kepadamu, tidak mungkin aku mencintainya.”
“Apakah
pertunangan yang kau lakukan dengan Celia dulu itu berlangsung atas nama
cinta?” Sani bertanya lagi, berusaha menghapus air matanya dengan usapan
tangannya.
Azka
memandang Sani dengan pedih, tidak mampu berbohong, “Pada mulanya semua atas
nama cinta... lalu.”
Hati
Sani teriris perih, Azka sama saja dengan Jeremy, lelaki itu dulu menjalin
pertunangan mereka atas nama cinta, kemudian mengkhianatinya begitu saja karena
perempuan lain. Oh ya ampun! Teganya Azka melakukan ini semua kepadanya. Sani
tidak mau mendengar apapun dari Azka, semua ini terlalu menyakitkan untuk dia
tanggung,
“Cukup!”
Sani menutup telinganya dengan tangan, tidak mau mendengar apapun yang
diucapkan oleh Azka. “Sudah cukup, kau memang penjahat! Semua lelaki sama saja!
Mereka semua jahat!” beberapa mata tampak melirik ke arah mereka, tetapi Sani
tidak peduli. Dia terlalu marah dan sakit untuk peduli, dia beranjak pergi.
“Aku
mencintaimu Sani!” Azka setengah berdiri, berusaha meraih lengan Sani dan
menahannya. Tetapi Sani yang sudah begitu marah, meraih gelas anggur yang
tinggal setengah dan menuang isinya ke wajah Azka,
“Pergi
saja ke laut dan buang cintamu itu. Aku tidak pernah menerima cinta dari
seorang pengkhianat!” Gumamnya marah, tanpa sadar dia menggenggam gelas itu dan
melangkah pergi secepat kilat.
Meninggalkan
Azka yang masih terpaku di sana, basah oleh anggur yang dituangnya.
“Aduh!”
Suara perempuan itu mengagetkannya, begitupun benturan keras yang dirasakannya.
Sani mendongak dan terpaku karena merasa bersalah, dia telah menabrak seorang
perempuan karena kalutnya, dan gelas anggurnya yang basah, yang dipegang di
tangannya menempel di gaun putihnya, menimbulkan noda di sana,
“Oh maafkan saya.” Perempuan yang menabraknya
berucap dengan menyesal, mendongakkan kepala dan menatap perempuan itu.
Perempuan itu sangat cantik, batin Sani dalam hati, dia pasti perempuan bahagia
yang tidak pernah disakiti oleh laki-laki.
“Tidak apa-apa.” Gumam Sani lembut, menyadari
bahwa Azka masih duduk di sana, menatapnya dari kejauhan, tetapi tidak berusaha
mendekatinya
Perempuan cantik itu melirik noda di gaun Sani
dan menatap Sani dengan tatapan bersalah, “Tapi… Noda di baju anda..”
“Tidak apa-apa. Bisa dibawa ke laundry, jangan
dipikirkan.” Sani menganggukkan kepala kepada perempuan itu, lalu mengucap permisi dan melangkah pergi.
Sebelum
pergi dia meletakkan gelas kosong anggur itu di sebuah meja dekat pintu.
Airmata mengalir di matanya ketika melirik cafe itu untuk terakhir kalinya
sebelum ia menyeberang menuju
apartemennya. Hatinya hancur lebur, kali ini jauh lebih sakit daripada ketika
Jeremy mengkhianatinya. Jauh lebih pedih dan menyakitkan
Karena Sani sadar, bahwa dia sudah
mencintai Azka dengan sangat dalam.
⧫⧫⧫
Albert
datang membawakan handuk untuk Azka. Azka menerimanya dengan tatapan kosong, menggunakannya
untuk mengelap wajah dan rambutnya yang basah oleh anggur.
“Tidak
berjalan seperti yang seharusnya ya?”
Azka
termenung pedih, “Tidak.”
“Lalu
apa yang akan kau lakukan setelahnya?”
Pikiran
Azka bergejolak. Antara kemarahan yang makin menggelegak atas kata-kata Celia
kepadanya tadi, bercampur pada kemarahan ke dirinya sendiri karena dia terlalu
lambat dan membuat Sani mengetahui mengenai pertunangan itu sebelum waktunya,
“Aku
akan berbuat sesuatu. Nanti.” Gumamnya dingin.
Malam
itu, Azka duduk di cafe semalaman, menatap ke arah jendela, ke arah apartemen
Sani.
⧫⧫⧫
Dia
masih merenung di apartemennya ketika pintunya diketuk.
“Masuk.”
Gumamnya tak bersemangat.
Pintu
itu terbuka dan Keenan melangkah masuk dengan gaya santainya, dia mengangkat
alis melihat Azka yang tampak begitu murung.“Tidak bekerja hari ini?”
Azka
melirik Keenan dengan dingin, “Tidak.”
Keenan
tersenyum dan mengambil tempat duduk di depan Azka, “Baru kali ini seorang Azka
meninggalkan tanggung jawabnya, karena seorang perempuan.” Gumamnya ringan,
membuat Azka melemparkan tatapan membunuh kepadanya.
“Apa
yang kau lakukan di sini?”
“Aku
memang ingin mampir menengokmu, tetapi beberapa pelayan di bawah tampaknya
sedang asyik membicarakan insiden semalam. Dimana seorang perempuan menumpahkan
anggur dari gelasnya ke sang pemilik cafe.” Keenan terkekeh, “Tidak ada
perempuan lain yang berani melakukan itu padamu, dan kau membiarkannya, Azka.
Kecuali Sani.”
Azka
hanya terdiam, meneguk kopinya dengan frustrasi.
“Apakah
pada akhirnya Sani tahu tentang Celia?”
Azka
mengganggukkan kepalanya, “Dia tahu sebelum saatnya.”
“Sebelum
rencanamu untuk menyingkirkan Celia eh?” Keenan melemparkan tatapan mata penuh
tanya, ingin tahu apa sebenarnya rencana Azka untuk Celia. Tetapi kemudian dia
sadar bahwa Azka tidak ingin menjawab pertanyaannya, “Sudah kubilang kau sangat
terkenal, dan sangat sulit menyembunyikan informasi semacam itu.”
“Aku
tahu, aku pikir aku akan punya waktu lebih lama.” Azka meringis pedih, “Sani
dikhianati oleh tunangannya, dan dia sekarang menganggap aku sama brengseknya
dengan tunangannya itu. Aku sudah berusaha menjelaskan tetapi dia tidak mau
mendengarkan aku.”
“Tunggu
sampai dia tidak marah lagi.”
“Aku
takut dia pergi Keenan, aku takut.... aku... aku tidak akan bisa hidup
tanpanya.” Azka membungkuk, meremas rambutnya dengan frustrasi
Dan
Keenan duduk di sana, mengamati dengan sedih, merasakan hatinya teriris. Baru
kali ini Azka bersedia meninggalkan seluruh tanggung jawabnya, demi mengejar
perempuan yang dicintainya. Dan saudara kembarnya itu sekarang harus menghadapi
kemungkinan untuk patah hati.
⧫⧫⧫
Keenan
berdiri di depan pintu rumah Celia, menunggu. Celia muncul beberapa saat
kemudian dan mengernyit ketika mendongak dan melihat bahwa Keenan yang muncul
di sana.
“Ada
apa?” Celia tentu saja bingung, tidak pernah sekejappun dia menyangka bahwa
Keenan akan datang menemuinya. Dia pernah berusaha mengejar Keenan dan ternyata
lelaki itu tidak pernah serius kepadanya. Pada akhirnya Celia memutuskan untuk
mengalihkan perhatiannya kepada Azka, toh wajah mereka sama... Meskipun jauh di
dalam hatinya... dia lebih mencintai Keenan, Keenan yang mudah tertawa, Keenan
dengan pakaian santai dan gaya menggodanya yang selalu membuat Celia berdebar,
dan semua hal yang sangat bertolak belakang dari Azka. Azka terlalu serius,
terlalu formal, dan terlalu datar.
Tetapi
Keenan sepertinya tidak menyimpan perasaan yang sama. Sehingga Celia harus puas
memiliki saudara kembarnya yang sangat mirip dengannya.
Keenan
menatap Celia dengan serius, tatapan yang tidak pernah dilihat Celia sebelumnya
karena Keenan selalu penuh canda.
“Aku
selalu tahu bahwa kau tidak pernah mencintai Azka.” Keenan bergumam, membuka
percakapan, menatap Celia dalam-dalam, membuat Celia mengernyit.
Ketika
Celia bertunangan dengan Azka, Keenan hanya mengangkat alisnya waktu itu, tidak
menolak tapi juga tidak menyetujui. Padahal waktu itu Celia mengharapkan
setitik reaksi kecemburuan dari Keenan, sayangnya ternyata dia tidak tersimpan
sedikitpun di hati Keenan. Lalu setelah kecelakaan itu, tatapan tidak peduli
Keenan kepadanya berubah menjadi tatapan marah... Ah dia tahu tentang
pengkhianatan Celia kepada Azka tentu saja, dan lelaki itu tampak jijik
kepadanya serta berusaha menentang ketika Azka bersikeras melanjutkan
pertunangan itu. Tentu saja Keenan tidak bisa berbuat apapun untuk menghalangi
Celia dan Azka, sebentar lagi Celia akan menikah dengan Azka.
“Kau
tidak pernah tahu apa yang kurasakan.” Celia bergumam, mendongak mentaap Keenan
yang masih berdiri dan menunduk ke arahnya,
“Aku
tahu.” Tiba-tiba saja Keenan berjongkok di depannya, membuat matanya sejajar
dengan mata Celia, “Aku tahu persis bahwa akulah yang kau cintai.”
Pipi
Celia memerah dan jantungnya berdebar mendengar kata-kata Keenan itu. Apa
maksud Keenan sebenarnya?
Keenan
mengeluarkan sesuatu dari sakunya, sebuah kotak kecil berwarna hitam dari
beludru, dibukanya kotak itu. Isinya sebuah cincin berlian yang begitu indah
dan berkilauan,
“Aku
mencintaimu Celia, sudah sedari lama aku memendam perasaan ini. Tapi kau lalu
memilih bertunangan dengan Azka. Aku menunggu lama dan pada akhirnya sadar
bahwa kalian berdua tidak pernah saling mencintai. Aku yang mencintaimu, bukan
Azka. Dan aku yakin kau juga mencintaiku.”
“Apa?”
Celia benar-benar terkejut, bibirnya menganga, matanya berganti-ganti menatap
cincin berlian itu dan beralih ke wajah Keenan. Tetapi yang ditemukannya di
wajah Keenan adalah keseriusan yang dalam.
“Kalau
kau bersedia, aku akan menghadap Azka dan mengungkapkan semuanya, bahwa kita
saling mencintai, bahwa kita ditakdirkan bersama. Azka akan mengerti, apalagi
aku sangat yakin bahwa dia tidak mencintaimu. Dia pasti akan memberikan restu
kepada kita untuk bahagia bersama.”
Mata
Celia tampak berkaca-kaca. Oh astaga. Keenannya! Lelaki yang dicintainya dari
awal. Bagaimana mungkin dia bisa menolaknya? Batinnya sendiri sudah mengakui
bahwa dia hanya menggunakan Azka sebagai pelarian, dia mencintai Azka karena
lelaki itu bagaikan perwakilan dari saudara kembarnya, dan yang dicintai oleh
Celia sesungguhnya adalah Keenan.
“Kau...
kau tidak sedang mempermainkanku bukan?” Celia masih meragu meskipun hatinya
langsung berbunga-bunga melihat senyum lembut Keenan kepadanya,
“Aku?
Bercanda? Percayalah padaku, Celia, aku tidak pernah melakukan ini kepada
perempuan manapun, tidak pernah sebelumnya. Hanya kau satu-satunya perempuan
yang bisa membuatku berlutut dan menawarkan cincin. Dan aku akan mati karena
patah hati kalau kau menolaknya.” Keenan menunjukkan cincin itu lagi dan
berubah serius, “Nah, Celia, maukah kau memutuskan pertunanganmu bersama Azka
dan kemudian bersumpah setia untuk menikah denganku?”
Air
mata bahagia membanjiri mata Celia, “Ya!” serunya bersemangat, dia memajukan
tubuhnya, memeluk Keenan erat-erat dan merasa begitu melayang ketika Keenan
membalas pelukannya, “Ya. Keenan, aku bersedia! Aku akan menikah denganmu!”
Celia
tidak melihat wajah Keenan yang begitu pedih ketika memeluknya. Keenan sudah
terlalu sering berbuat egois, memanfaatkan kebaikan hati Azka, membiarkan
kakaknya itu bertanggung jawab atas semua hal yang seharusnya mereka bagi
bersama. Kini giliran Keenan membalas budi, setidaknya dia bisa mengambil salah
satu tanggung jawab Azka yang paling berat. Pemandangan Azka yang begitu
menderita telah mendorongnya untuk berbuat ini. Dia bisa dan dia mampu untuk menolong
kakaknya.
Biarlah
dia yang mengambil alih tanggung jawab terhadap Celia, dan membiarkan Azka bisa
mengejar cinta sejatinya.
⧫⧫⧫
“Aku
harus berbicara denganmu.” Keenan bergumam di pintu, menyadari Sani di dalam
sana merasa ragu untuk membukanya.
Keenan
berhasil naik ke atas karena resepsionis apartemen mengira bahwa dia adalah
Azka, jadi dia membiarkannya masuk. Dan sekarang lelaki itu sudah berdiri di
depan apartemen Sani, ingin memberikan penjelasan.
“Apakah
Azka yang mengirimmu kemari?” Tanya Sani dari balik pintu.
“Tidak.
Saudaraku itu terlalu menderita untuk berpikir apapun, yang dia lakukan
hanyalah mengurung diri di apartemennya dan merenung. Tidak makan, tidur
ataupun bekerja, kalau terus-menerus begitu aku cemas dia akan mati.” Keenan
mendesah, “Kumohon, biarkan aku bicara denganmu sekali saja, setelah itu aku
tidak akan mengganggumu lagi.’
Sani
tertegun, hatinya terasa pedih mendengar kata-kata Keenan tentang Azka, tetapi
dia menguatkan hatinya, bukankah dia juga mengalami kepedihan yang sama? Dia
tidak bisa makan, tidak bisa tidur dan terus-terusan menangis?
Setelah
menghela napas panjang, Sani membuka pintu dan menatap Keenan dengan dingin,
“Katakan apapun yang kau mau, lalu pergilah.”
Keenan
meringis menerima sikap dingin Sani, “Bolehkah aku masuk? Ini akan sangat
panjang.”
Sani
menatap Keenan, lalu pada akhirnya dia memundurkan diri dan membiarkan mereka
masuk.
Mereka
duduk di sofa, dalam keheningan,
“Well? “ tanya Sani setelah beberapa lama
tampaknya Keenan belum ingin mengatakan apapun.
Keenan
mendesah, “Aku masih bingung harus memulai dari mana... kita mulai dari Celia,
tunangan Azka.” Keenan melirik dan menemukan luka di mata Sani ketika nama
Celia disebut, “Celia dulu mengejarku dan ingin memilikiku. Tetapi tentu saja
aku hanya main-main dengannya. Dan setelah sadar dia tidak bisa memilikiku, dia
mengejar Azka. Azka waktu itu masih begitu rapuh sepeninggal orang tua kami,
dan Celia menghujaninya dengan perhatian-perhatian hingga akhirnya Azka
menerima Celia. Aku bilang ‘menerima’ karena aku yakin bahwa dari awal, Azka
tidak pernah mencintai Celia. Dia hanya merasa dia bisa menerima Celia di
sisinya, itu saja. Dan kemudian merekapun bertunangan.” Keenan mengangkat
bahunya, “Aku sedikit terkejut ketika Azka mengambil langkah serius itu bersama
Celia, tetapi kemudian aku sadar, Celia tahu betul kelemahan Azka, dia tahu
Azka mudah merasa bertanggung jawab kepada seseorang dan dia memanfaatkannya.
Mereka berduapun bertunangan. Dan semua tampak baik-baik saja. Sampai kemudian
pengkhianatan itu terjadi.”
Pengkhianatan?
Jantung Sani berdegup kencang, Apakah
sebelumnya Azka juga pernah mengkhianati Celia?
“Celia
yang mengkhianati Azka.” Keenan bergumam, memahami pertanyaan yang ada di mata
Sani, “Azka sangat sibuk waktu itu, mengambil alih perusahaan yang diwariskan
oleh ayah sehingga dia tidak punya waktu untuk memberikan perhatian kepada
Celia yang manja. Celia yang manja dan haus kasih sayang akhirnya mencari
pelarian kepada pria lain, seorang pria brengsek bernama Edo. Lelaki itu
merusaknya dan meninggalkannya dalam kondisi hamil.”
“Apa?”
Sani terkesiap, menutup mulutnya dengan jemarinya, tidak menyangka akan
informasi itu.
“Ya.
Dia hamil, dan dia ditinggalkan. Celia menangis, datang kepada Azka, berharap
bisa memanfaatkan sikap tanggung jawab Azka. Tetapi dia memperoleh yang
sebaliknya, dia marah besar, semua itu sudah berada di luar batas toleransi
Azka. Sayangnya Celia memilih waktu yang salah ketika mengaku, dia sedang
berada di dalam mobil bersama Azka, dan kemudian mereka mengalami kecelakaan.”
Sani
teringat berita yang dibacanya, bahwa Celia adalah seorang model yang kemudian
berhenti setelah sebuah kecelakaan...
“Celia
keguguran. Dan kakinya dinyatakan lumpuh, tidak bisa berjalan lagi selamanya.
Azka seperti yang kau tahu merasa sangat bersalah dan kemudian mengambil
seluruh tanggung jawab terhadap Celia, dia melanjutkan pertunangan itu.
Melanjutkan rencana pernikahan itu meskipun hatinya luar biasa pedihnya.
Seluruh perasaan yang pernah dimilikinya bersama Celia tentu saja sudah musnah,
tetapi dia tetap berusaha menjalani apa yang sudah dijanjikannya, dan dia
berusaha tetap setia.”
Oh Ya ampun. Kasihan Azka. Itulah hal yang
pertama terlintas di benak Sani. Kasihan Azka... lelaki itu sekali lagi memikul
tanggung jawab yang bertentangan dengan hati nuraninya.
Keenan
tersenyum kecut melihat ekspresi Sani, “Kau merasa kasihan kepadanya bukan?
Begitupun aku? Azka hidup dengan menanggung beban karena kebaikan hatinya dan
aku selalu menentang pertunangannya dengan Celia karena aku tidak mau dia
menderita.... Apalagi ketika kemudian dia bertemu kau, Sani.”
Keenan
memajukan tubuhnya, “Kau pasti tahu dan merasakan bahwa Azka benar-benar
mencintaimu, dia tidak pernah selembut itu dengan perempuan manapun. Dulu dia
begitu dingin, tenang dan pandai menutupi perasaannya, tetapi kepadamu dia
sepertinya tidak bisa menahan diri.” Keenan mengamati Sani, “ Kau pasti tidak
tahu bahwa Azka mempunyai rumah sendiri, sebuah rumah mewah di daerah elite
yang sangat sejuk dekat dengan kantor pusat perusahaannya. Tetapi sejak bertemu
denganmu, dia memilih untuk selalu pulang ke apartemen di atas cafe yang
sederhana yang jauh dari kantornya, selarut apapapun dia pulang dia selalu
berusaha ke sana. Hanya supaya dia bisa berdekatan denganmu.”
Mata
Sani terasa panas ketika dia mengingat kebaikan dan kelembutan hati Azka
kepadanya, melihat betapa sedihnya lelaki itu ketika pertengkaran mereka di
cafe. Oh astaga, dia tidak tahu kalau seperti ini kisahnya. Kalau saja dia
tahu...
Kalau saja dia tahu dia akan
berbuat apa? Tidak mungkin kan dia menerima cinta Azka dan membuat Azka
meninggalkan Celia? Batin mereka berdua pasti akan sama-sama tersiksa,
berbahagia di atas penderitaan perempuan lain.
Keenan
menghela napas panjang, “Sekarang kalian sudah tidak perlu bingung lagi. Aku
sudah mengatasi Celia.”
Sani
menatap bingung ke arah Keenan, “Mengatasi Celia? Apa maksudmu?”
Keenan
menatap Sani dengan pedih, “Aku sadar bahwa selama ini aku egois, membiarkan
Azka menanggung semuanya, aku hampir sama jahatnya seperti Celia, mengetahui
kelemahan Azka adalah kebaikan hatinya, dan aku memanfaatkannya... Tetapi
ketika hari itu aku melihat betapa menderitanya Azka, aku tidak tahan. Aku ini
adiknya dan adik macam apa yang bisa membiarkan kakaknya menderita padahal tahu
bahwa dia bisa berbuat sesuatu?”
“Maksudmu....?”
Sani bertanya-tanya, akan kemana arah dari kata-kata Keenan itu.
“Yang
dicintai Celia sebenarnya adalah aku. Aku tahu persis itu sejak awal mula.”
Keenan terkekeh, “Aku mendatangi Celia pagi ini dan menawarkan pertunangan,
berpura-pura mencintainya dan memintanya meninggalkan Azka. Perempuan itu
langsung menyambarnya bagaikan ikan hiu yang kelaparan.”
“Astaga
Keenan? Kenapa kau melakukan itu?”
“Karena
aku menyayangi Azka, sejak kecil dia selalu menjaga dan melindungiku, bahkan
sampai dewasapun dia selalu melakukannya. Sekarang giliranku untuk membuatnya
bahagia.”
“Tetapi
kau tidak benar-benar mencintai Celia..”
“Tidak
apa-apa.” Keenan tersenyum, “Aku sudah mengambil seluruh jatah kebahagiaanku di
muka, sekarang giliran Azka yang mendapatkannya.”
⧫⧫⧫*
Sepeninggal
Azka, Sani masih merenung kebingungan. Pada akhirnya dia memberanikan diri,
menelepon nomor Azka.
“Halo
Sani?” pada deringan pertama telepon itu langsung diangkat, seolah-olah Azka
memang sedari tadi duduk merenung menatap ponselnya.
“Azka.”
Sani memejamkan matanya, merasa bersalah
ketika mendengar nada letih di suara Azka, lelaki itu menanggung beban berat
karenanya, “Aku... bisakah aku ke cafe? Aku ingin bicara.”
bersambung ke part 10
Makasih mba saaann... u r the best.. =D
BalasHapusmba saaaaann.... akhirnyaaa kluar jg..dtggu yg slanjutnya...
BalasHapusudh kangen ma pasangan ini nih...
btw mpe brp part ya mba?
oya mba nunggu" ada pdf ato epub passionate love yg UH ma FTDS ga??? *heboh karna blm djawab... hihi maaf mba*
BalasHapusMksih mbak santhy.yg d tggu2 d posting jg
BalasHapusThx mb santhy..^^ lanjutkan..*-* figh fighting...;)
BalasHapusAnd then Keenan saya tugaskan sebagai asiaten Azka untuk menghancurkan Celia kikikikik *evil laugh*
BalasHapusBaek bener si Keenan...
BalasHapusOhhh Wooww,,Keenaaannnn..knp engkau berkorban??kbagusan Celia sm Keenan
BalasHapusMnding Celia cpt2 ktauan boongny biar g dpt siapapun trmsuk Keenana ataupun Eric.. *iri*
Mksh Mba Santhy,,, *peyuk2*
makasih mbak :*
BalasHapusthx mbak sann. hehe. ayo sani maafin azka yah yah yah.
BalasHapusmudah2an keenan bahagia ya mbak sama celia. trus si celia tobat setobattobatnya krn ud dpt si keenan.
makasi mbak san. ga sabar nunggu kelanjutannya. tambahin dong mbak, ehehehe
akhir'y dipost juga,,,makasih mbak
BalasHapusAsssoooy
BalasHapusMakasih keenan, hihihi
Akhirnya semua udah ke bongkar
Semoga Sani berbahagia ama Azka
Hihihi
Makasih mb san :*
akhirnya publish jg....kasian azkanya, keenan u're the best....sani, please maafin azka...thank U mba santhy
BalasHapusKyaa mbak saaan, akhirnya di post juga lanjutannya. Baguus banget part ini. Keenan kereeeenn. Maksih mbak santhy. PC lanjut mbak. Makasih sekali lagi. ;)
BalasHapusmbak lanjut yg pembunuh chaya donk
BalasHapusASTAGA KEENAN GANTENG BAIK YA, SAYANG W SAMA LU,, CELIA TINGGALIN AJA NIKAH AMA W YUK
BalasHapusya ampun keenan kenapa jadi kamu sih yang ngelamar celia. kenapa tidak menunggu saja rencana Azka dan Eric berhasil. celia bakal dijebak sama mereka untuk ngebuktiin kalo celia nga cocok buat kalian berdua.
BalasHapuscewek rubah seperti celia mah bagusnya ditendang ke timbuktu sana. apa2an banget tuh cewek mudah banget pindah kelain hati.udah ngelakuin kesalahan, bohongnya ke banyakan lagi.
nge rela banget kalo kamu mesti ngegantiin azka buat merit sama celia. yang cocok buat kamu tuh aku loh wkwkwk
mba santhy itu si celia kedok kebohongan dia yg pura2 cacat dan hobi selingkuh itu kapan ya bakal ke buka.aku pengen banget liat dia mati kutu diberondong kecaman dr azka dan keenan.
btw utk bab2 selanjutnya, azka dan sani dibuat lebih mesra dong mba. aku suka banget sama mereka. azka cowok gentle dan bertanggung jawab pasti cocok banget didampingi istri secantik dan sebaik sani.
makasih ya mba :D
si Celia bisa g di muti dlu trus dlempar ke laut jd makananny Hiu???
BalasHapusMurahan bener jadi cewek,,,*evil smirk..
Mbak Santh,,can't wait the next part,,
Keep Healthy mbak,,
Loph u,,mmuuacchhh
Salam kenal mba shan,,,kyaaa mba santi bikin penasaran,,,
BalasHapusGarela Keenan sama Celia oh astagaaaa!!!hikzhikzhikz
BalasHapusAzka Sani cepet jadian nih......
Thanks Mbak Shanty
Horee,,, Keenan jadi pahlawan...
BalasHapusIkhhh si Celia tuh ya,,,bener -bener,,,,,,,!!!!
HOreeee Azka ama Sani mau baikan,,,,,,,,,, <3 <3 <3
Makasih udah cepet di Publish mBa Shanty
terharu denger cerita dari keenan...*nangis dpelukan keenan..
BalasHapusmba san dirimu emang paling pinter kalau bikin ANDILAU...
thanks mbg ku yang cantik..*kecup basah
Wadooohhh...
BalasHapusCelia rakus, azka mau, erick mau, keegan pun mau....
Bagi 1 donk...
keenan you'r the best
BalasHapuscelia ke laut aja sono,keenan buat aku aja
#ngarep
makasih mbak san
Wah..keenan jgn dong, kn celia jga suka teman Azka..
BalasHapusArgh.... kapan kebohongan Celia terbongkar jadi Keena juga g harus ma Celia.... duh tu cewe licik banget, egois emm.... pokoknya g banget...
BalasHapusmbak Santhy ditunggu lanjutannya yach... Thanks
Celia siram air panas tuhhh biar jalan hahhahhahha sebel liatnya udah ngejerat zka sekarang keenan.... pengen dehhh kayak sani ditaksir milyader :)
BalasHapusakhirnyaaa....makasih ya mbak dah di posting..serasa dapet hadiah ultah dari mbak Santhy ^-^
BalasHapusKeenan baik sekali. Saya jadi kasihan dengan kakak-beradik itu. Semoga di cerita selanjutnya mereka tahu kalo Celia sudah bisa jalan. Trims untuk update cerita yang ini. Saya tetap tunggu lanjutannya.
BalasHapusAku sebel dech ma Celia ... Plin-plan ... Asal ada coke (COWOK Keren ) diembat .... Biuh... Menjengkelkan sekali.... Eh Celia ... Kelaut aja dech Loe .... Hahahaa
BalasHapusMakasih mbak shanty ... DI tunggu kelanjutannya :))
Lah...eric gimana eric mbak san...
BalasHapusEricccccc dimana kau!!! Selamatkanlah keenan dari si kuntil anak..
celia..neo jinjaa !!! -_______-
BalasHapusahh~~michigetdaaa~~ >.<
oh ya kak, balas e-mail ak yah :D
read my story in http//:carissimaa.blogspot.com
BalasHapusthanks (sory for spoiler)
Mbak Santhy..!!!!! *TelenToa* New Reader nih.
BalasHapusMba Aku padamuuuu bgt.. salah deh, aku pada Azka. wkwks gubrak! Beneran Mbak, kamu beneran parah bikin ini cerita, bener bener bikin aku ga tidur semaleman. Baca part awal smpe part ini. Bener bener kerasa feelnya! AZKA! kamu itu makan apa seh, sampe seganteng itu. Aku mikirin Azka itu kayak artis Korea. Bener bener deh,Muaaach bgt buat mbak :D .
Keren bgt mba ! Semangat terus ya mba buat nulisnya, aku jdi ngefans kamu :D hehe