Kamis, 07 Maret 2013

Pembunuh Cahaya Part 2

Saira melangkah mengikuti Leo memasuki kamar tidur mereka, tiba-tiba merasa takut kepada suaminya. Leo benar-benar terasa asing, seperti bukan dirinya. Dan Saira merasa tidak nyaman dengan Leo yang sekarang menjadi suaminya ini.

“Kenapa engkau marah-marah kepadaku, Leo?” Saira memberanikan diri bertanya, mencoba bersikap lembut kepada suaminya, bukankah dulu Leo berkata bahwa dia sangat menyukai kelembutan Saira?

Tetapi Leo tetap bersikap dingin, sama sekali tidak tersentuh dengan kelembutan Saira, ditatapnya Saira dengan sinis, “Suami mana yang tidak marah ketika isterinya malahan mengunjungi lelaki lain di hari pertama setelah mereka menikah, seolah tidak tahan untuk segera menghambur ke pelukan lelaki itu?”

Wajah Saira memucat mendengar tuduhan Leo, tetapi dia mencoba membela diri, “ Kau yang meninggalkanku untuk bekerja di hari pertama pernikahan kita, dan aku bingung tidaj tahu harus bagaimana, lagipula aku ke sana bukan untuk menemui Andre, aku ingin menengok rumah kacaku.”


“Alasan.” Leo menatap Saira dengan merendahkan, “Dari awal aku sudah curiga ada sesuatu yang lebih di antara kalian. Dan jangan mencoba melempar kesalahan dengan menyalahkanku karena pergi bekerja, aku berkerja kau pikir untuk siapa? Untuk menghidupi isteriku juga. Kau juga menerima keuntungan dari rumah mewah, pakaian mahal dan makanan enak yang akan selalu disediakan untukmu, jadi kuharap kau menghargainya dan jangan menjadi perempuan cengeng hanya karena aku pergi bekerja.”

Kata-kata kasar Leo sekali lagi telah membuat hari Saira terasa teriris, dia sampai mundur satu langkah, menjauhi suaminya, menatap Leo dengan wajah tidak percaya,

“Leo..?” suaranya bergetar, “Ada apa sebenarnya...?” tanyanya lirih. Menagan perasaan.

Leo tampaknya tidak tersentuh melihat ekspresi Saira, dia menatap dingin, “Tidak ada apa-apa. Hanya saja tiba-tiba aku menyesali keputusan bodohku untuk menikahi seorang perempuan kampung dari kelas rendahan yang tidak tahu terimakasih dan malahan sibuk menjalin affair dengan lelaki lain.” Mata Leo tampak kejam menatapnya, “Dan kupikir aku terlalu muak untuk tidur sekamar denganmu, keluar dari kamarku, dan tidurlah di salah satu kamar kosong di rumah ini. Dimanapun itu, carilah yang paling jauh dari kamarku.”

“Leo?” kali ini Saira tidak mampu menahan air matanya, dia merasa sangat bingung,

Leo melangkah ke pintu, sebelum ke luar dia menoleh dengan dingin, “Aku akan pergi keluar, dan aku harap ketika aku pulang, kau cukup tahu diri untuk memindahkan seluruh barangmu dari ruangan ini.”

***

Saira tidak tahu harus berbuat apa, ini adalah hari pertama pernikahannya. Dan Leo sudah memperlakukannya dengan begitu kejam.

Sebenarnya ada apa dengan leo? Apa salah Saira sehingga Leo setega itu dan sekasar itu kepadanya? Benak Saira berpikir keras, tetapi dia tidak menemukan pertanda apapun. Bahkan setelah pesta pernikahan itu sebelum Saira masuk ke kamar, Leo masih bersikap lembut kepadanya, memeluknya mesra di dansa pengantin mereka sambil berbisik betapa bahagianya dia ketika pada akhirnya bisa menikahi Saira.

Sambil mengusap air matanya, Saira mengemasi pakaiannya. Dia sebenarnya tidak ingin melakukannya, diusir seperti ini dari kamar suaminya dan direndahkan karena disuruh mengemasi pakaiannya sendiri dan berpindah tempat.

Tetapi harga dirinya menuntutnya melakukannya, dia tidak mau ketika Leo pulang nanti dan menemukan dirinya masih ada di kamar ini, Leo akan semakin merendahkannya.

Apa yang harus dia lakukan? Nuraninya menjerit, memintanya melarikan diri saja dan kabur dari rumah ini, kembali ke lindungan rumah kacanya yang nyaman. Tetapi Saira adalah perempuan dewasa, bukan remaja lagi yang bisa kabur kalau menemukan permasalahan yang tidak sanggup untuk dia hadapi. Saira harus bisa berbicara dengan Leo dan meluruskan semuanya, mungkin saja Leo memang benar-benar cemburu dan salah paham tentang hubungannya dengan Andre? Saira akan menjelaskan bahwa Andre adalah gay dan Leo tidak perlu mencemaskan hubungannya dengan Andre, begitu ada kesempatan.

***

Leo memasuki rumah mewah itu, yang terletak dipinggiran kota yang tenang dan sepi. Sontak seorang pelayan membukakan pintu untuknya dan membungkuk memberi hormat, Leo menatapnya tenang,

“Bagaimana keadaannya?”

“Nona Leanna sangat baik kondisinya sekarang, tuan. Beliau bahkan bisa meminum obatnya tanpa perlawanan seperti biasanya.”

“Apakah dia mau makan?” Leo bertanya cemas, karena dia tahu persis, Leanna sering menjerit-jerit mencarinya dan tidak mau makan, dia akan melemparkan makanannya ke segala arah dan mengamuk, yang bisa menenangkannya hanyalah Leo. Leanna kebanyakan hanya mau makan kalau disuapi oleh Leo.

Sang pelayan menganggukkan kepalanya dengan bersemangat, “Nona sangat tenang hari ini, beliau meminum obatnya dengan patuh dan kemudian mau memakan sup dan nasinya ketika pelayan menyuapinya.”

Bagus, dengan langkah tergesa Leo melangkah menaiki tangga menuju lantai atas, ke ruangan yang terletak di ujung, dengan pemandangan indah ke arah taman yang menghijau. Leo membuka pintu dengan hati-hati, kamar itu temaram seperti biasa. Suasana kesukaan Leanna, meskipun sebenarnya tidak ada bedanya bagi Leanna, batin Leo dengan sedih.

Leana sedang duduk di atas kursi rodanya seperti biasanya. Termenung menatap ke arah pemandangan balkon. Suasana sudah menggelap, tetapi apakah Leanna merasakan perbedaannya? Leo kadang-kadang bertanya-tanya ketika dirinya selalu menemukan Leanna sedang duduk termenung menghadap pemandangan di arah balkon, seolah-olah perempuan itu sedang menikmati pemandangan. Padahal Leo persis bahwa tidak ada pemandangan apapun yang bisa dinikmati oleh Leana dengan kedua matanya yang buta.

Dengan lembut Leo meremas pundak Leanna dan berdiri di belakangnya.

“Hai sayang, kata pelayan kau sangat baik hari ini, aku bangga padamu.”

Seulas senyum tampak hadir di bibir Leanna ketika merasakan kehadiran Leo.

“Leo? Bisiknya lemah, jemarinya dengan lembut meremas tangan Leo di pundaknya, “Kangen.”

“Aku juga merindukanmu, Leanna, sangat, tapi kau tahu terkadang aku harus pergi bukan? Untuk membuat hidup kita semakin baik?” dengan lembut Leo memutar dan berlutut di depan kursi roda Leana, “Aku senang kau bersikap baik hari ini, tidak memecahkan apapun dan membuat pelayan kerepotan, kau membuatku sangat bangga.”

Ada secercah kebahagiaan di mata Leanna ketika menunduk menatap Leo yang berlutut di bawahnya, “Aku senang membuatmu bangga.” Bisiknya lemah.

Leo menatap Leanna dengan penuh sayang dan keharuan. Leanna adalah perempuan yang sangat cantik, dulunya. Sekarang dia begitu rapuh dan kurus, tampak begitu lemah hingga seolah kalau Leo salah memegangnya, Leanna akan hancur berkeping-keping.

Seperti biasanya, Leo merebahkan kepalanya di pangkuan Leana, membiarkan perempuan itu mengusap kepalanya, memberinya secercah kedamaian.

Leo memejamkan matanya. Saatnya makin dekat.... saat yang dia tunggu-tunggu sudah menjelang...

***

Saira pindah ke kamar tamu yang berada di ujung lorong, dengan malu, karena semua pelayan tampak kaget dengan kepindahannya. Tetapi Saira menegarkan hati, mengatakan bahwa ini adalah keputusannya sebagai nyonya rumah yang tidak dapat diganggu gugat. Seumur hidupnya Saira tidak pernah menjadi nyonya rumah, tetapi ternyata menjadi isteri Leo ada untungnya juga di rumah ini, karena semua pelayan takut dan tunduk kepadanya tanpa berani membantahnya.

Kamar itu sama bagusnya dengan kamar-kamar yang lain di rumah itu, dan Saira mengatur pakaiannya yang hanya sedikit di dalam lemari yang sangat besar itu.

Setelah itu dia duduk dengan ragu, dan menunggu Leo pulang. Dalam hati dia bertanya-tanya, apakah keputusanya mengikuti perintah Leo tadi dengan pindah dari kamar utama sudah benar? Ataukah ini hanya memperburuk keadaan?

Haruskah Saira bertahan saja di kamar itu dan memaksa Leo menjelaskan semuanya kepadanya? Tetapi bagaimanapun juga Saira tidak sanggup kalau harus menerima penghinaan dan sikap kasar Leo kepadanya.

Mungkin ini adalah keputusan yang tepat, ketika mereka berpisah kamar mungkin Leo bisa berpikir dengan lebih tenang dan menyadari bahwa dia terlalu berlebihan dalam kecemburuannya kepada Andre, dan setelah Leo tenang, Saira akan menjelaskan semuanya kepada Leo, kenyataan tentang Andre dan bahwa Leo sebenarnya tidak perlu cemburu kepada Andre.

Tetapi ternyata penantian Saira sia-sia. Malam itu ternyata Leo tidak pulang ke rumah.

***

 Saira bangun dengan mata bengkak dan sembab, semalam setelah menunggu berjam-jam dan menyadari bahwa Leo tidak pulang ke rumah, Saira menghabiskan waktu dengan menangis dan meratapi diri, larut dalam kebingungan yang menakutkan. Dia tidak tahu apa yang terjadi, dia tidak tahu kenapa Leo memperlakukannya seperti ini.

Dan dia merasa sangat sendirian, benar-benar sendirian di rumah ini. Sambil menghela napas, Saira melangkah ke kamar mandi dan mencuci mukanya di wastafel, ketika menatap ke arah kaca dia mengernyit menatap matanya yang bengkak dengan lingkaran hitam di sekitar matanya.

Ini bukanlah penampilan seorang pengantin yang sedang berada di masa bulan madunya. Tidak akan ada pengantin berbahagia yang bangun tidur dengan kepala pening dan mata sembab, tidak mengetahui keberadaan suaminya...

Saira merasa matanya kembali panas, ingin menumpahkan air mata di sudut-sudutnya, tetapi dia kemudian menghela napas panjang, berusaha menenangkan diri.

Masalah tidak akan bisa diselesaikan hanya dengan menangis.

Saira harus mencari tahu kenapa Leo tiba-tiba berubah menjadi orang yang tidak dikenalinya. Leo yang menjadi suaminya bukanlah lelaki lembut yang begitu penuh kasih sayang yang dicintainya. Dan Saira tidak mau diam saja, dia tidak mau diperlakukan kasar tanpa tahu apa kesalahannya.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Saira melangkah keluar dan menuju ruang makan. Sarapan lengkap sudah disiapkan di sana. Dan tiba-tiba perut saira berbunyi ketika mencium harumnya omelet dan nasi goreng yang tersedia di sana. Tidak bisa dipungkiri, meski perasaannya berkecamuk, tubuhnya berteriak mengirimkan alram yang mengatakan bahwa dia lapar, karena semalam, setelah Leo pergi, tidak ada sama sekali nafsunya untuk malan.

Perutnya terasa perih dan melilih, dan meskipun Saira tidak selera makan, dia mengambil piring dan mengisinya dengan sedikit omelet dan sayuran untuk mengganjal perutnya. Saira tidak boleh jatuh sakit hanya karena dia kelaparan. Entah kenapa dia merasa bahwa dirinya harus tetap kuat dan bertahan.

Karena yang lebih buruk mungkin akan datang.

Leo pulang beberapa saat kemudian, ketika Saira sudah berhasil menyelesaikan makannya yang dipaksakan dilakukannya karena dia tidak berselera. Suara khas mobil Leo yang memasuki halaman rumah yang luas itu membuat Saira menegang, meletakkan sendoknya dan duduk menanti dengan cemas di meja makan.

Langkah-langkah Leo tampak tergesa menaiki tangga, Saira mendengarnya dengan waspada sampai kemudian mendengar suara lelaki itu membanting pintu kamarnya, lalu kemudian menarik napas lega.

Lama kemudian ketika tidak ada tanda-tanda Leo akan keluar dari kamarnya, Saira melangkah menuju ruang tengah, duduk di sudut sofa cokelat muda yang nyaman dan merenung, Kenapa dia jadi takut menghadapi pertemuannya dengan Leo? Apakah karena penghinaan Leo begitu menggores hatinya sehingga membuatnya trauma bahkan hanya untuk berbicara dengan lelaki itu?

Tetapi perempuan mana yang tidak trauma ketika dilamar dengan penuh cinta, dinikahi dengan keyakinan bahwa dia telah menemukan belahan jiwanya yang akan menyayangi dan menjaganya, hanya untuk kemudian menemukan suaminya telah berubah seperti pria lain yang begitu kasar, menghinanya dan bersikap sangat jahat kepadanya?

Sebuah gerakan dipintu mengalihkan perhatian Saira dan membuatnya terkesiap. Leo berdiri di sana, dengan wajah dingin dan tak terbacanya, menatap Saira dengan tajam. Rambutnya basah karena lelaki itu sepertinya habis mandi. Ini hari minggu jadi sepertinya Leo tidak akan pergi ke kantornya.

Jantung Saira berdegup kencang, Apakah ini saatnya mereka berbicara dan meluruskan semua salah paham atau entah apapun itu yang seolah membuat Leo sangat marah dan membencinya?

Ekspresi Leo tidak tetap tidak terbaca ketika dia melangkah memasuki ruang baca dan bersedekap menatap Saira,

“Kau pindah dari kamar.”

Saira mendongakkan dagunya, berusaha tampak tegar di bawah tatapan Leo yang tajam, “Ya. Sesuai permintaanmu.” Batin Saira melanjutkan bahwa permintaan Leo, dilakukan dengan merendahkan dan menghina Saira, tetapi tentu saja dia tidak mengeluarkannya dalam kata-kata, dia tidak mau memperkeruh keadaan.

“Bagus,” Suara Leo sangat dingin hingga Saira terkesiap dan menatap terkejut ke arah Leo, tidak menyangka bahwa jawaban seperti itu yang keluar dari bibir suaminya.

“Kenapa kau bersikap seperti ini kepadaku, Leo?” Saira mengernyit menatap suaminya, mencoba mencari kelembutan dan kasih sayang di sana, yang biasanya terpancar ketika suaminya itu menatapnya. Tetapi tidak ada apapun di ekspresi Leo yang datar dan dingin, yang ada malahan seulas sinar kejam di sudut matanya,

“Karena aku kecewa kepadamu.” Leo menyipitkan matanya. “Karena setelah menikahimu aku baru sadar bahwa aku tidak pernah mencintaimu.”

Kata-kata Leo bagaikan petir  yang menyambar hati Saira, langsung menghanguskannya tanpa ampun. Tetapi Saira bukanlah perempuan yang lemah, dia tegar. Kalau memang hal ini adalah kenyataan, dia akan menerimanya. Leo bisa saja menghancurkan hatinya dan membuatnya menangis di kamar karena hatinya hancur. Tetapi di depan Leo, Saira akan berjuang supaya bisa tegar, tidak akan dibiarkannya dirinya tampak lemah di depan Leo.

“Kalau begitu kau bisa membatalkan pernikahan kita. Kau belum menyentuhku dan kita baru dua hari menikah. Aku rasa kita bisa mengajukannya ke pengadilan.” Jawab Saira tenang.

Kali ini giliran Leo yang menyipitkan matanya, dia menatap Saira dengan pandangan menyelidik,

“Kenapa kau bisa semudah itu mengatakan tentang perpisahan?” kata-katanya tajam menusuk, setajam ucapannya, “Apakah kau memang tidak mencintaiku dan hanya mengincar hartaku, jadi kau merasa senang ketika aku mengajukan perceraian?” Leo mendekat dengan mengancam, membuat Saira otomatis memundurkan langkahnya, “Apakah kau sudah merencanakan ini bersama Andre kekasihmu? Kau pikir kau bisa membodohiku?”

“Andre bukan kekasihku.” Saira menegaskan nada suaranya, berusaha terdengar tegar meskipun bergetar, “Dan kenapa kau memutarbalikkan fakta Leo? Bukankah kau yang mengatakan menyesal menikahiku dan tidak menginginkan pernikahan lagi?”

Lama Leo terpaku, menatap Saira dengan tatapan terpaku, “Perempuan cerdik.” Gumamnya kemudian, “Kau pikir aku akan menceraikanmu semudah itu? Kalau aku membatalkan pernikahan ini, aku harus memberikan kompensasi kepadamu, kalau aku menceraikanmu, kau akan mendapat bagian yang tak sedikit dari hartaku kepadamu, semua hal itu menguntungkanmu, dan aku tidak akan membiarkannya,” Mata Leo menyipit, “Tidak akan ada perceraian.” Desisnya, “Tidak sampai aku bisa membuktikan perselingkuhanmu sehingga kau bisa kuceraikan tanpa membawa apapun yang bukan hakmu.”

Lalu seperti yang sebelumnya, Leo membalikkan badannya dan meninggalkan Saira sendirian.

***

Saira sudah tidak tahan lagi, air matanya sudah tumpah tak karuan di kamar luas yang sepi itu. Sementara setelah pertengkaran tadi, Leo pergi lagi entah kemana. Sepertinya lelaki itu sengaja pulang hanya untuk menyakitinya.

Sejak tadi Saira sudah menahan diri untuk tidak menghubungi Andre, dia tidak mau sahabatnya itu cemas, selain itu jauh di dalam dirinya, Saira masih berharap kalau semua ini hanyalah mimpi, kalau sebenarnya semuanya baik-baik saja, kalau dia tinggal membuka matanya dan kemudian mendapati Leonya yang dulu sudah kembali.

Ada apa dengan Leo? Itulah pertanyaan yang selalu terngiang-ngiang di benak Saira. Kebingungan yang menyakitkan, membuat air matanya tumpah karena dirinya merasa disalahkan atas sesuatu yang tidak pernah dia perbuat.

Ada yang lebih besar dari kecemburuan Leo kepada Andre, hanya sesuatu yang besarlah yang bisa menyebabkan sinar kebencian yang tiba-tiba menyeruak begitu besar di mata Leo.  Apapun itu Saira harus tahu, karena dia tidak tahan berdiam diri di sini, penuh air mata dan tak tahu harus berbuat apa.

Saat ini hanya satu orang yang bisa membantunya, sahabatnya yang paling mengerti dirinya di atas segalanya. Saira mengambil resiko menyulut kemarahan Leo yang lebih besar dengan menghubungi Andre, tetapi bagaimanapun juga Leo toh sudah marah besar tanpa alasan kepadanya, jadi tidak ada gunanya Saira sibuk memikirkan menjaga perasaan Leo sementara lelaki itu tidak mempedulikannya.

Di pencetnya nama Andre di ponselnya, dengan penuh tekad, lalu Saira menunggu. Pada deringan ke tiga Andre mengangkat teleponnya,

“Saira?” suara Andre yang lembut terdengar di seberang.

Saira menghela napas panjang, menahan rasa tercekat yang dalam ketika tangisnya mulai menyeruak lagi,

“Andre...”

***
Bersambung ke part 2
 

36 komentar:

  1. aq nangis buat Saira...
    hehe
    makasih ya Mbak San... muah muah

    BalasHapus
  2. ya ampuuun itu Leana kekasih Leo kah??
    Kasihan Saira.. :'(
    Sbr yah Saira.. Tabhkan hati mu teman!

    Mba San thanks *peluk

    BalasHapus
  3. Huaaaa hiks hiks hiks
    Kejam sekali kau leo
    Puk2 saira, klo andre G̲̮̲̅͡åк̲̮̲̅͡ gay sm andre aj ya
    Ternyata pacarnya leo, bkn mamahnya
    º°˚˚°º♏:)Ą:)K:)Ä:)§:)Ǐ:)♓º°˚˚°º ya mba san

    BalasHapus
  4. Jangan2 Saira di nikahin Leo buat diambil matanya lagi buat Leana... hiiiih Leo jahat
    Endingnya nggak enak nih kayanya. Mba Sannnnnnnn :'(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener mbak party kyaknya gitu deh..
      Judulnya aj pembunuh cahaya iya gak?
      Jgn" ni cerita horor ya hiyyyy...

      Hapus
  5. mnding leo mninggl aj de mba.... gpp la crtax pndek. keki eeee....mogax matax saira g bs dambl leo

    BalasHapus
  6. LEO i hate u co yg paling ngeselinnnn bgttttt..*marah2gajlas*
    Aduh nyesek baca nya mb san jd mw ikutan nangis bareng sairah hu//.\\hu
    Sabar ya saira saayaangg cup cup

    Hiks hiks hiks.:'( Makasih ya mb..

    BalasHapus
  7. Sedih baca kegalauan Saira:(
    Leo sadis amat

    Pembunuh Cahaya, hubungan dengan penglihatan kah? :D

    Mksih bnyak Mba San:)

    BalasHapus
  8. Huaaaaa.. Galau berat bacanya..
    Aku rasa Leanna ini adeknya Leo deh..
    Klo iya leo jahat bngt ya nikahi saira buat ngambil matanya..
    *timpuk Leo..

    BalasHapus
  9. mudah mudahan part 3 udah ketahuan alurnya.

    BalasHapus
  10. mesti leo dendam sama keluarganya saira , dia menikahi saira hanya sandiwara kan mbak * oke ini sok tau hhe */

    BalasHapus
  11. Benar2 menegangkan fiuuhh........

    BalasHapus
  12. paling si Leanna ini dlunya cinta mati ama Andre,,,
    Tp dy g tau klo ternyata Andre ntuh GAY,, #sotoy,,
    Saira,,,dirimu harus tegar,,
    Walau badai menghadang,,,langit kan kembali biru seperti semula,,

    Makasiih mbak Santh,,#dekap erat mbak Santh,,

    BalasHapus
  13. Leo jahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaatttttttttttt....!!!!!!





    Udah mau ngmong itu aja.

    Thks mba santhy

    BalasHapus
  14. smoga si leanna adeknya leo.namanya mirip2.
    kali aja si leanna ini cinta ama andre trus di tolak.si lea kclakaan.en leo ngira pnyebabnya saira.
    untuk crita ini aq penasaran sangat.
    makasih mba san :-*

    BalasHapus
  15. Aduh sedih banget baca part ini:-( ada apa yach ?

    BalasHapus
  16. semakin dan semakin penasaran dgn apa yg terjadi..ckck

    keren mbk san..gk sbar nunggu kbenarannya terungkap..hehe;)

    BalasHapus
  17. Leanna kayanya adik leo, cinta banget sama andre tapi ga tau kalo andre gay, #sotoy
    ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ "̮ ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ "̮
    Jahat banget leo sebel!!!

    BalasHapus
  18. Gw tendang tu laki2 klo ada ddepan gw....
    Enak aja...
    Tu alena2 apaNya leo mba san???
    Jgan 2.pacarNya???

    BalasHapus
  19. *mendidih* pinjem golok lucas wat bacok leo LoL

    BalasHapus
  20. Sungguh menyedihkan awal pernikahan diawali dgn perlakuan yg begitu kasar oleh suami.. sabar ya saira.. T.T jgn2 leana itu adiknya leo.. menjadi kondisi begini karna andre.. jd skr leo mao balas dendam dgn cara nyika saira krn dia tau klo saira dekat dgn andre.. mba san... makasihh.. jd galau ne mikir lanjutan cerita ni. Hehehheeee...

    BalasHapus
  21. mbak san penasarannnnnnnnnnnnnn,,,ditunggu lanjutannya ;)

    BalasHapus
  22. Ish kampret banget si Leo ini
    Sabar ya Saira
    Nanti aku getok si Leo
    Haduh~ mb san, ini ntar jadinya gimana yak
    Makin penasaran :3

    BalasHapus
  23. baca part 2 sedih banget ;(
    kasian saira.....
    menurut aku kyk'a leo ada dendam sama keluarganya saira deh hbs dari pertama leo kejam banget sama saira.
    pernikahannya cuma sandiwara doang tuh...

    btw mba santhy, leona siapa'a leo? ko manggilnya sayang?
    tp kl dliat dari nama'a hampir sama. apa adik'a?
    penasaran akut hehehehe

    BalasHapus
  24. Teteh, kpan ath dilanjutin'y? Tiap hari nisa nungguin trs.. :(
    penasaran bget.
    Suka deh smw krya teteh ini.
    O y, aku Nisa.. Pmbaca baru, yg bru nongol :D
    udh bca krya teteh smw'y yg udh dipublish di portal novel.
    Ga sbar nunggu tiap episode'y.

    BalasHapus
  25. thank u mbak san, jdi g sbar bca hardcoverx dri PH smpai PC hehe :D
    and mbak san sedih karena bntr lgi pisah ama rafael, darren ama ayang lucas. Khukhu, apakah ada novel lainx lgi??
    Thank u mbak santhy cantik, semangat trs ya :D

    BalasHapus
  26. Kasihan Saira,,
    Leo kejam ,,dendamkah dia ama saira,,
    Dan Leona,siapa dia,istri,pacar to adik ???

    Uhhh,penasaran tingkt dewa,
    kir2 di bab berapa yaa semua akn terungkp,,
    Thank u mba santhy,,semoga sehat slalu dan bisa nulis tiap hariy,agr tdk membuat para readers penasaran ,,

    BalasHapus
  27. MBak T^T

    Engkau telah membuat airmataku menetes #jiaaah bahasanya =_=

    Hehehehe XD

    Demi Spongebob dan Patrick yg ada di Bikino Bottom, tokoh pria kali ini bener-bener ngeselin ya. -_-

    Tapi entah kenapa aku yakin ada akhir yg begitu bahagia yg bakal dikasih Mbak Santhy untuk cerita ini. I Believe it.

    Seneng rasanya kalo ngeliat tokoh cowoknya nanti nyesel dan menangis ampun supaya bisa diteriam cintanya dan... Kutunggu kau Leo...
    #evil smirk. XD

    Mbaaaakkk kuuu!! =3=

    Keren banget *O*)d

    Mbak yang ada dipikiran Dila itu si Leana ada hubungannya sama Andre, dan entah kenapa dila jadi penasaran banget sama cerita ini =_=


    Lanjut ya mbak sayang.
    :*
    #kecup Mbak Santhy seluruh tubuh XD

    BalasHapus
  28. Mbak Santy kapan yahh bikin tokoh ceweknya yang kejam gitu hehehehe??
    Pingin aq tokoh ceweknya yang kejam biar nggak cowok2nya aja yg kejam
    hihihi
    Lanjut yahh Mbak makin penasaran sama Saira dan Leo

    BalasHapus
  29. kpan nie lanjutannya kak shan? penasaran

    BalasHapus
  30. uda 4hari gak ada postingan.. *gigit jari* kak shan kmna ya?? KªΩбέñ nie cerita slanjutnya

    BalasHapus
  31. mbak cantik sakitkah dirimu....kok gak ada postingan ya...menunggu dengan galau....
    hujan lagi disini double galau deh jadinya gak bisa pulang kerja.....

    BalasHapus
  32. tth shant cant kmn yaa...
    ku setia menunggumu..

    BalasHapus
  33. Aigoo!! Melihat koment2 diatas pd nyebut berhubungan dg mata?? No!! Saira (˘̩̩̩^˘̩̩̩ƪ) ...

    BalasHapus