Minggu, 03 Maret 2013

Prolog Pembunuh Cahaya

 “Hai.”

Ketika lelaki itu mendekatinya, Saira menatapnya dengan bingung, lelaki itu tidak seharusnya berada di sini. Dengan setelan serba hitam, rambut yang disisir rapi ke belakang dan penampilan yang luar biasa elegan , dia seharusnya berada di luar sana bersama para tamu yang berkelas itu. Tetapi entah tersesat atau bagaimana lelaki itu bisa menemukan jalannya kemari, di ruangan belakang dekat gudang tempat Saira membereskan pot-pot bunga dan berbagai macam tanaman serta beberapa karung tanah bersama pegawainya untuk dinaikkan ke dalam truck pick up mereka.

“Apakah anda tersesat?” Saira bertanya pelan, lalu menepiskan tanah dari bajunya, dia mengangkat beberapa pupuk tadi dan itu mengenai pakaiannya, penampilannya pasti sangat bau dan berantakan tetapi lelaki itu tampaknya tidak peduli, dia mengembangkan senyuman yang luar biasa manis.

“Aku sengaja ke bagian belakang untuk mencari siapa di balik tanaman indah yang membuat pesta ala taman terbuka untuk perusahaanku berhasil.


Perusahaanku? Oh oke, Jadi lelaki ini adalah pemilik perusahaan yang kebetulan menyewa mereka untuk menyediakan stok tanaman bagi dekorator taman terkenal yang mendekor pesta mewah ala taman terbuka milik perusahaan itu.

“Saya menyediakan tanaman sesuai spesifikasi yang diminta oleh dekorator anda, dan dia mempunyai standar yang tinggi dalam menentukan jenis tanaman apa yang harus  dia pasang di depan. Keindahan dekorasi di pesta di depan murni karena tangan emas dekorator anda.” Saira tersenyum merendah.

Sementara lelaki itu mengernyitkan matanya tampak tidak setuju. “Tidak, dekoratorku tidak akan berhasil kalau kau tidak menyediakan tanaman berkelas tinggi, aku bahkan masih terkagum-kagum akan keindahan varietas anggrek berwarna warni yang menghiasi bagian depan taman.”

“Anggrek memang salah satu produk andalan rumah kaca kami.” Mata Saira berbinar, matanya memang selalu berbinar kalau membicarakan tentang bunga anggrek, dia menumbuhkan tanaman itu dan merawatnya dengan tangannya sendiri, seperti seorang ibu yang menunggu dengan penuh kasih sang bayi tumbuh berkembang dan menjadi remaja yang cantik jelita

“Dan yang pasti dirawat dengan sepenuh hati.” Lelaki itu melemparkan tatapan memuji yang membuat pipi Saira memerah, Lalu dia mengulurkan tangannya, “Kenalkan aku Axel Leonard, pemilik Green Enterprises. Teman-temanku memanggilku Leo.”

Saira menyambut uluran tangan lelaki itu, terpesona. “Saira Paramadina.” Jawabnya dengan suara pelan dan ragu.

Lelaki itu tampak ingin berkata-kata, tetapi kemudian salah satu pegawainya muncul di belakangnya. Dari percakapan mereka, Saira mendengar bahwa ada tamu penting yang sudah datang di pesta di depan. Lelaki itu lalu melemparkan tatapan penuh permintaan maaf kepada Saira,

“Maafkan aku, sebenarnya aku masih ingin bercakap-cakap denganmu, mungkin nanti di lain kesempatan.” Dia melemparkan senyuman yang sopan lalu membalikkan badan dan meninggalkan Saira.

Tanpa sadar Saira menghela napas panjang, aura lelaki itu tampak begitu mengintimidasi dan membuatnya tanpa sadar menahan napas dengan jantung berdebar. Dia lelaki yang tampan dan yang pasti luar biasa kaya. Green Enterprises adalah perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang cukup terkenal, mereka juga sudah mengembangkan diri menjadi penghasil produ-produk kemasan yang berbahan kelapa sawit.

“Saira, sudah semua?” rekan kerjanya sekaligus sahabatnya, Andre membangunkannya dari lamunannya, “Kalau semua sudah beres, kita bisa pulang sekarang.”

“Sudah beres semua.” Jawab Saira cepat, lalu mengibaskan kembali kotoran tanah dan pupuk dari bajunya, dan naik ke kursi penumpang di pick up mereka. Andre menyusul kemudian dan menjalankan mobilnya, pulang ke rumah Saira.

Rumah Saira adalah rumah mungil yang terletak di pinggiran kota yang dingin dan berbukit, tetapi memiliki halaman yang sangat luas, di sana Saira melanjutkan untuk merawat dan mengembangkan seluruh tanaman yang ada di rumah kaca warisan mamanya. Rumah kaca itu besar, dengan berbagai macam varietas tanaman dan bunga hias yang indah, anggrek adalah jenis yang paling banyak di sana, karena anggrek adalah bunga kesukaan mamanya.

Setelah lulus kuliah di bidang pertanian yang mendukung hobinya merawat tanaman dan bercocok tanam, Saira fokus untuk mengembangkan bisnis rumah kacanya, semula memang berat, karena mamanya dulu kebanyakan hanya menjual tanaman anggrek dan tanaman hias hasil dari rumah kacanya,  kepada sahabat-sahabatnya. Tetapi sejak mamanya meninggal, Saira berusaha mengembangkannya, dengan dibantu Andre, sahabatnya sejak kecil yang memiliki bakat di bidang pemasaran, mereka menawarkan pasokan tanaman ekslusif dan berkualitas  ke semua pihak. Pada akhirnya ada beberapa hotel besar, rumah makan dan butik-butik terkenal yang menerima pasokan tetap mereka setiap saat untuk menghias tempat mereka dan juga selalu mengambil tanaman dari mereka untuk taman-taman yang ada di sana. Bisnis Saira berkembang bukan hanya menjual tanaman hasil rumah kacanya, tetapi juga memasok bunga-bungaaan yang indah untuk hiasan hotel. Selain itu Saira juga menerima tender untuk memasok tanaman bagi even-even tertentu, seperti untuk dekorasi pernikahan, pesta dan sebagainya. Dan sekarang dia dan Andre sudah bisa menggaji beberapa pegawai untuk membantu mereka.

Seperti sekarang, mereka menerima tender untuk memasok tanaman yang dipesan oleh dekorator tanaman ternama untuk menghias acara pesta eklusif bertema taman terbuka yang diadakan oleh Green Enterprises.

Tak disangkanya sang pemilik perusahaan sendiri yang menemuinya karena kagum pada tanaman yang dihasilkan oleh rumah kacanya. Pipi Saira terasa memerah ketika membayangkan senyum Leo, tetapi kemudian dia menepuk pipinya, berusaha menyadarkan dirinya, Leo memuji tanamannya, bukan memuji dirinya, dia mengingatkan dirinya sendiri dalam hati.

***

“Halo lagi Saira.”

Hampir saja Saira terlonjak dan menjatuhkan pot tanaman yang sedang dipegangnya, dia menoleh dan ternganga melihat Leo berdiri di sana, di pintu masuk rumah kacanya.

Lelaki itu masih tampak tidak cocok karena dia masih memakai jas hitam yang elegan dan menempel pas ditubuhnya, seolah dijahit khusus untuknya.

Apa yang dilakukan pria itu di sini?

“Aku tadi di depan dan menemui.... kekasihmu dan dia bilang aku bisa menemuimu di sini. Ada tawaran bisnis yang ingin kutawarkan kepadamu.”

“Andre bukan kekasihku.” Saira langsung membetulkan kata-kata Leo membuat lelaki itu mengangkat alisnya penuh arti, “Dan kalau masalah penawaran bisnis, anda bisa membicarakan dengan Andre.” Itu memang betul, kalau menyangkut tender dan sebagainya semua diatur oleh Andre, Saira hanya bertugas sesuai dengan hasratnya, menyediakan tanaman yang indah dan berkualitas, menikmati setiap saat yang bisa dihabiskannya di rumah kaca ini.

“Aku sudah membicarakan draft awal kesepakatan bisnis dengan Andre, tetapi aku tetap ingin menemuimu, karena kata Andre. kalau menyangkut tanaman kau yang paling ahli.”

“Boleh saja, anda ingin membahas tanaman apa?”

“Bisakah kita membicarakan sambil makan malam? Makan malam informal saja, kau dan aku membicarakan secara santai tentang bisnis kita dan pemilihan makanan.”

Pada akhirnya Saira menerima tawaran itu, dan tidak disangka pertemuan itu membawa mereka ke pertemuan-pertemuan berikutnya yang membuat mereka berdua semakin dekat.

***

“Aku sangat senang menghabiskan waktu denganmu.” Leo menatap Saira dengan lembut, ketika mereka makan malam bersama di akhir pekan.

Sudah hampir tiga bulan mereka berhubungan, sejak pembicaraan masalah bisnis yang berlanjut dengan tender kontrak selama lima tahun dari seluruh cabang perusahaan Leo dimana seluruh dekorasi kantor mereka dan taman mereka di pasok oleh rumah kaca Saira, mereka menjadi sangat dekat.

Bisa dikatakan hampir setiap hari sepulang kerja, selarut apapun Leo selalu mampir dan kemudian mereka makan malam bersama. Mereka sangat cocok dalam semua pembicaraan, baik menyangkut hal-hal serius seperti masalah politik negara ini, sampai ke hal santai seperti film dan musik. Setiap saat mereka bersama sangat menyenangkan dan terasa begitu cepat. Ketika mereka berpisah, Saira sudah langsung merindukan saat pertemuan mereka  selanjutnya.

Semula Saira tidak pernah berpikir bahwa Leo memiliki perasaan lebih kepadanya, dia mengira Leo benar-benar tertarik kepada tanaman hasil rumah kacanya dan kesepakatan bisnis mereka, tetapi kemudian Andre menggodanya, mengatakan bahwa kalau Leo tertarik dengan kesepakatan bisnis, dia bisa saja mengirim salah satu pegawai atau sekertarisnya untuk mengaturnya, tidak usah datang sendiri, apalagi sampai mengajak Saira makan malam hampir setiap hari.

Sekarang sudah tiga bulan mereka berkenalan, dan mereka sudah sangat dekat dan mengenal satu sama lain. Seperti halnya Saira, Leo juga sudah tidak mempunyai ayah. Tetapi ibu Saira meninggal karena sakit, enam bulan yang lalu, sedangkan Leo masih memiliki seorang ibu yang katanya tinggal di pinggiran kota di rumah besar milik keluarga mereka. Leo sendiri memiliki sebuah rumah di kompleks mewah di tengah kota.

Malam ini, entah kenapa Leo tampak misterius, lelaki itu banyak berdiam diri dan tidak penuh canda seperti biasanya, dan ketika mereka sampai di rumah makan, Leo telah mengatur sebuah makan malam resmi yang mewah, tidak seperti makan malam santai yang biasanya mereka lakukan setiap malam.

Dan sekarang lelaki itu menatap dirinya dengan tatapan mata serius dan penuh harap, suaranya ketika berkata-kata terdengar serak dan lembut.

“Aku mencintaimu Saira, kau mungkin tidak percaya cinta pada pandangan pertama, tetapi aku merasakannya. Semakin lama kita melewatkan waktu bersama, aku semakin merasa yakin. Aku ingin menjagamu Saira, aku ingin menghabiskan hidupku denganmu, menjadi tua bersamamu.” Lelaki itu mengeluarkan kotak hitam dari saku jasnya dan kemudian membukanya di depan Saira yang ternganga kaget, “Saira Paramadina, aku mencintaimu, maukah kau memberiku kehormatan dengan menikahiku?”

Mata Saira membelalak kaget melihat cincin berlian yang berkilauan itu, dia mengalihkan tatapan matanya ke arah Leo, melihat keseriusan yang terpancar di sana.

“Astaga Leo, apakah kau serius?”

Leo menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lembut, “Aku mencintaimu, Saira.”

“Tetapi kita.... kita belum saling mengenal lama...”

“Tidak perlu waktu lama untuk mengenali cinta sejatimu.” Jawab Leo mantap, “Kalau kau menerima lamaran ini, kau akan membuatku menjadi pria paling bahagia di dunia.”

Saira menelan ludah, perasaannya bergejolak, dia juga mencintai Leo tentu saja, kebersamaan mereka telah menumbuhkan benih-benih cinta yang makin lama makin kuat, dan lamaran Leo ini benar-benar membuat dirinya sungguh bahagia.

Tiba-tiba matanya terasa panas, air mata bahagia berdesakan menyeruak di sudut matanya, Saira menelan ludahnya lalu menghela napas panjang, mengambil keputusan terpenting dalam kehidupannya,

“Ya. Leo... aku mau menikah denganmu.”

Lelaki itu memejamkan matanya dengan penuh kelegaan, lalu mengecup jemari Saira lembut,

“Terimakasih Saira.” Bisik Leo serak, penuh cinta.

***

Perempuan itu duduk di kursi roda, dengan mata kosong, dalam kegelapan kamar yang temaram. Suasana kamar itu lengang, dan mewah.

Lalu pintu terbuka dan seorang lelaki memasuki kamar, dengan lembut lelaki itu berlutut di depan kursi roda perempuan itu, dan dengan lelah meletakkan kepalanya di pangkuan si perempuan, memejamkan matanya dan tidak mengucapkan apa-apa.

Jemari perempuan itu bergerak, membelai kepala lelaki itu, meskipun matanya tetap kosong menatap ke depan.

Suasana begitu sakral dan syahdu.... suasana kedekatan yang agung dan penuh kasih sayang.

***
Bersambung ke Part 1

33 komentar:

  1. wah udah di post.

    mb santhy emang paling jago bkin yg ngegantung
    hehe

    makash mb santhy

    BalasHapus
  2. Yayy!!! ada new story :DD
    mbak Shanty suka bikin penasaran nie >,<
    dtunggu next chapter ya mbak~ :))

    BalasHapus
  3. yeay~ ada yang baru nih :3
    langsung baca ah :D
    gomawo kak santhy^^

    BalasHapus
  4. wah cerita baru,,,biqin tambah penasaran nieh

    BalasHapus
  5. wah cerita baru,,,biqin tambah penasaran nieh

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. akhirnya, ini cerita yg pling aq tunggu2. penasaran klnjutan kisah cowo yg bnci tokoh cewenya.
    apa ada hubunganya dg wnita yg dikursi roda? ibu/pacar leo?
    hee...belum apa2 udh berspekulasi.
    thanks mba shanty tuk cerita yg pasti bakal mngetarkan qalbu.tsaah...

    BalasHapus
  8. Hoaaaa the other stories is coming! \m/

    BalasHapus
  9. leo nikahin saira pasti ad missi tertentu n bhubungan sama perempuan tua dikursi roda itu.... hmmmmm ... bikin penasaran... thanks teteh <33333

    BalasHapus
  10. cerita baruuu..:D
    hmm jlan ceritanya terlalu mulus..ada apa ya ntr..? bkin pnasaran.XD
    jgn blg mrk ntr sodaraan..*tebak2* hha~ :p

    BalasHapus
  11. adooooh...aku penasaran banget huhuhu

    BalasHapus
  12. Ini cerita yang ditunggu tunggu >·<
    Penasaran..

    BalasHapus
  13. my another fav novel... Thank u mbak santhy :D *lope*

    BalasHapus
  14. perempuan di kursi roda itu buta ya mbak...?

    BalasHapus
  15. Penasaran ama kelanjutanx,, thanks mbak shanty :D

    BalasHapus
  16. yeeeaa kjutan !!judul baru lagi ..mksih mba shanty udah posting yah ..
    slalu excited bngeet baca novel2 mba !!!smangat ...

    BalasHapus
  17. wah mbak san.. jangan..jangann..... :ih jadi takut sendiri ngungkapin kecurigaanku disini.. hi... :kabur ah sebelum digetok sama mbak san nya ihihihi...

    BalasHapus
  18. kyaaaa dr tdi ngecek g' da post'an, brusan coba cek.. Eh ada Pembunuh cahaya.. Mantep!

    Haduuuuuh mba San hoby bagi2 kentang ne u,u

    Ah.. Mba San.. Mksih ;)
    Di tungg ya next chap'y..
    Dan udah g' sbar nunggu colorful of love naik cetak *.*
    *peluk erat-erat mba San*

    BalasHapus
  19. Prolognya aja udh bgini, haduhhhh tegang....
    Makaci kak santhy

    BalasHapus
  20. akhirnyaaa....
    emm ibu nya Leo kah itu? xixixi
    *berdoa semoga di Bandung turun hujan, biar bs ketemu lg sama Nana dan Reno* :DDD

    BalasHapus
  21. cerita cintanya terlalu mulus di awal

    pas masuk di bagian cerita pastinnya menguras air mata dan sarat emosi

    BalasHapus
  22. Woww.m wowww.. new story.. ehmmm.. sepertinya.. ada sesuatu yg tersembunyi.. gak sabar baca lanjutannya.. makasih mba san.. yg senantisa kasih kejutan.m n bagi2 kentang... hahahaaaa..

    BalasHapus
  23. Makasih mbak Shanty ... Ada New Story lagi... Wadechhh sukaaaaaa

    BalasHapus
  24. Telat baca new story Mb Santhy, penuh teka-teki & bikin penasaran. Mksh Mb Santhy :-)

    BalasHapus
  25. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  26. waah.. jangan2 wanita di kursi roda itu ibunya leo.. trs, ibu ny leo jd kyk gtu gra2 depresi ngeliat suaminya selingkuh sma org lain... trs, org lain ny itu ma2 ny saira.. jd leo mw bls dndam... hehehe.. blm ap2 ja udh berkhayal..hehhehe.. penasaran mbaa.. lanjuttt

    BalasHapus
  27. wahh, penasaran ama cerita ini nih?? masak saira yg di kursi roda??
    dari judulnya aja udah agak gimana gitu...
    makasih mbk santhy... :*

    BalasHapus
  28. OMG....
    Mb san, emang jagonya bikin penasaran deh :D

    BalasHapus
  29. aduh mbak santhy suer jadi parno sendiri ngebayangin lanjutannya,,


    yang penting nextnya aja, wah ternyata bukan hanya aku yang bolak-balik blognya mbak santy juga blognya PN, cuma nyari postingan barupokonya mbak santhy ceritanya mantabs

    BalasHapus
  30. Mbak sayaaaaannngggg... sudah lama nggak main..
    *nyeruput es jeruk punya dede Saira*
    wahh.. dede sairanya udh gede yah, hihihihi
    ur so amazing as always mba.. :* :* :*

    BalasHapus
  31. Aih aih pasti ni cerita penuh derita n air mata..

    #nyiapin tisu segunung

    BalasHapus
  32. Duh lama sekali ∂ķΰ ƍάќ>:/ nongol ϑîsini...kangen banget menyapa dirimu. Smoga tahes slalu (tahes=sehat)​\=D/ ƗƗɐƗƗɐ"̮ \=D/ ƗƗɐƗƗɐ"̮ \=D/ ,lg nunggu2 paketan UH dan FTDS dr Erica.

    BalasHapus
  33. mba santhy kepo banget nih,,,,
    was-was nunggu kelanjutan'y..
    semangat y mba,,

    BalasHapus