Kamis, 13 Desember 2012

Sweet Enemy - Special One Shoot By Request

Prolog :
Kemarin, seorang sahabat meminta tolong kepadaku untuk membuat sebuah oneshoot fanfiction :)
aku mempostingnya di sini juga tetapi tentu saja dengan nama cast yang sudah kusesuaikan.
Ceritanya sederhanya, karena dimaksudkan hanya sebagai oneshoot saja,
Tidak menutup kemungkinan cerita ini dikembangkan sendiri oleh masing-masing yang terinspirasi, silahkan mari berkreasi sebebas-bebasnya  :)
Ahkirnya, Semoga bisa menjadi hiburan yah *peluk erat semuanya*
 
 
 
“Itu dia orangnya baru datang”,  Erland menunjuk dari jendela di lantai paling atas mansion itu , “Dia anak miskin itu, yang dipungut oleh mama Davin ”
“Mana?” Jason ikut-ikutan mengintip di jendela dan mengernyit, “Sepertinya dia biasa-biasa saja? Apa yang membuat mama Davin  memungutnya?”
“Karena dia anak kesayangan di sekolah yang didirikan oleh mama Davin, nilai-nilai pelajarannya paling sempurna, dan otaknya jenius, meskipun dia datang dari keluarga miskin, dengar-dengar ayahnya baru meninggal karena kecelakaan di tempat kerja, dan dia tidak punya siapa-siapa lagi, karena itulah Nyonya Jonathan memutuskan menjadi penyandang dananya”
Jason melirik ke arah Davin yang tampak tidak tertarik, sedang menenggelamkan diri dalam buku bacaanya. Lelaki itu tampak begitu dingin, muram dan tidak tersentuh, hanya beberapa orang yang bisa berdekatan dengannya, Jonathan Davin putera dari konglomerat nomor satu di negara ini, Jason dan Erland adalah sebagian yang beruntung. Mereka dekat bukan karena Davin membuka diri, tetapi karena kedua orangtua mereka memang bersahabat dan mereka sudah berkenalan sejak kecil.
Davin bukanlah orang yang dekat dengan kedua orangtuanya. Papanya tidak pernah ada di mansion, sibuk dengan bisnisnya, dan Mamanya lebih senang berkeliaran di luar dengan kegiatan amal dan kebaikan hatinya, merasa bahagia karena dipuja orang sebagai pribadi yang darmawan. Meskipun Davin sangat menghormati kedua orang tuanya itu
Dan Keyna, orang yang mereka bicarakan itu tentunya menjadi subjek  terbaru mamanya untuk menuai pujian dari semua orang. Davin mengernyit kesal. Mamanya selalu membuatnya repot, dan sekarang, dia menampung anak gelandangan itu di sini, di mansionnya. Davin harus selalu berinteraksi dengan anak gelandangan dari keluarga miskin itu.
“Tapi dia cantik”, Jason bergumam lagi, kali ini mengamati dengan lebih intens, “Davin, kau benar-benar tidak ingin melihatnya?”
“Tidak.”, Davin mengangkat kepalanya dari buku, merasa terganggu karena kedua temannya itu mengganggu konsentrasinya membaca, “Toh aku akan bertemu dengannya nanti, dia akan tinggal di mansion ini.”
Erland mengernyit, “Mamamu memutuskan supaya dia tinggal di mansion keluarga Jonathan? Aku pikir dia hanya akan menanggung biaya hidup dan pendidikannya.”
“Keyna tidak punya rumah, karena ayahnya begitu miskin dan tidak mampu membayar hutang, rumah mereka disita oleh Bank, karena itu mama memutuskan menempatkannya di sini”, Davin mencibir, membayangkan betapa senangnya Keyna mendengar keputusan mamanya. Anak gelandangan itu pasti tidak akan melepaskan kesempatan sekalipun supaya bisa tinggal di mansion mewah, mansion keluarga Jonathan. Tinggal tunggu waktu saja sebelum anak gelandangan itu mencoba menggerogoti harta namanya. Semua orang sama, semuanya mengincar harta keluarga Jonathan. Begitupun anak gelandangan itu, Davin sangat yakin Keyna punya rencana buruk untuk menggerogoti kekayaan keluarganya.
“Kau tidak menyukainya ya?” Jason menangkap sorot kebencian di mata Davin.
Dengan acuh Davin mengangkat bahunya, “Aku tidak suka semua gelandangan miskin pengincar harta.”
Jason dan Erland saling melemparkan pandangan tahu sama tahu, akan gawat bagi Keyna, kalau Davin tidak menyukainya. Karena Davin terkenal kejam dan tak berbelas kasihan kepada orang-orang yang tidak dia suka.
***
Keyna turun dari Limousine yang dikirimkan Nyonya Jonathan kepadanya, dan tertegun menatap Mansion yang begitu indah di depannya. Astaga. Mansion ini besar sekali, seperti istana di negeri dongeng. Ini adalah mansion terbesar yang pernah Keyna lihat, yang bisa Keyna bayangkan. Tetapi kemudian Keyna mengernyit, mansion ini terlalu besar, terlalu mewah dan Keyna merasa tidak nyaman kalau harus tinggal di sini.
Dia sudah berusaha menolak ketika Nyonya Jonathan memintanya tinggal di Mansion keluarga Jonathan yang terkenal itu, setelah Keyna tinggal sebatang kara karena kematian ayahnya. Tetapi Nyonya Jonathan bersikeras, dan Keyna tidak bisa menolaknya, Nyonya Jonathan sudah membiayai sekolahnya, Keyna sangat berhutang budi kepadanya.
Saat ini, sebatang kara di dunia ini Keyna sepenuhnya tergantung kepada kebaikan hati Nyonya Jonathan. Dia masih ingin sekolah, dan menyelesaikan pendidikannya. Itulah impian ayahnya, supaya Keyna menjadi anak pintar dan berpendidikan, sehingga bisa hidup lebih baik daripada ayahnya yang tidak mengenal bangku sekolahan. Digenggamnya kalung perak di lehernya, kalung itu sederhana, dengan liontin bulat yang bisa dibuka, di dalamnya ada foto Keyna bersama ayahnya. Kalung perak itu adalah benda miliknya yang paling berharga, satu-satunya peninggalan ayahnya, hadiah ulang tahunnya yang ke tujuh belas, dan dibeli ayahnya dari seluruh uang tabungannya selama bekerja sebagai buruh bangunan.
Seorang pelayan menjemputnya ke depan pintu dan membungkukkan tubuhnya dengan formal,
“Selamat datang, Nyonya Jonathan sudah menginformasikan kedatangan anda, silahkan masuk, kamar anda sudah disiapkan.”
Keyna menatap pelayan itu dengan gugup,
“Eh… apakah Nyonya Jonathan ada di mansion?”
Pelayan itu menggeleng, “Beliau tidak ada di mansion jam-jam segini, biasanya di malam hari beliau baru ada, itupun kalau tidak ada undangan-undangan jamuan makan malam penting, tetapi saat ini Tuan Muda ada di mansion. Mari saya antar anda ke kamar anda.”
Keyna mengangguk gugup, membiarkan pelayan itu mengambil kopernya, sejenak Keyna merasa malu karena koper bututnya tampak tidak pantas berada di dalam mansion semewah ini. Tetapi pelayan laki-laki itu tampaknya tidak memperhatikannya.
Dengan ragu Keyna mengikuti pelayan itu melangkah menaiki tangga lingkar dengan pegangan keemasan yang berkilau menuju lantai dua.
“Ini kamar anda, semoga anda betah di sini.”, Pelayan itu membukakan sebuah pintu besar dan mempersilahkan Keyna masuk.
Keyna masuk, lalu terpesona. Astaga. Luas kamar ini munkin sama dengan luar mansion kecil yang dia tinggali bersama ayahnya dulu, bahkan mungkin lebih besar. Interiornya mewah, bergaya eropa dengan nuansa keemasan. Karpet yang melingkupi seluruh lantainya juga begitu tebal, sampai-sampai Keyna merasa malu karena sepatu jeleknya tampak tidak pantas untuk menginjak karpet kamar itu.
“Silahkan anda beristirahat dulu, kalau anda butuh sesuatu tinggal tekan intercom di samping ranjang, kami akan menyediakannya. Oh ya, nanti malam silahkan turun ke bawah untuk makan malam, Nyoya Jonathan ingin bercakap-cakap dengan anda nanti.”
Keyna mengangguk, dan pelayan itu melangkah pergi setelah meletakkan koper Keyna di kamar, meninggalkan Keyna sendirian, berdiri ditengah ranjang dan terpana, seolah-olah sedang berada di negeri dongeng.
Suara pintu terbuka mengagetkan Keyna dari lamunannya, dia menoleh ke pintu dan terpana. Sosok yang berdiri di depannya adalah sosok yang paling tampan yang pernah Keyna lihat. Lelaki itu bersandar di pintu kamarnya yang sudah ditutup dan menatap Keyna dengan pandangan penuh penghinaan,
“Kuharap kau nyaman di kamar ini”, suara yang keluar begitu dingin, dan tanpa sadar Keyna memundurlan langkah menjauh.
“Kau.. kau siapa? Kenapa kau masuk ke kamarku tanpa permisi?”
Davin mengangkat alisnya jengkel,
“Kenapa aku harus meminta permisi kepadamu? Ini mansionku.”
Keyna tertegun, jadi inilah dia, Davin Jonathan, pewaris tunggal kerajaan bisnis keluarga Jonathan yang terkenal itu. Keyna sering mendengar namanya disebut-sebut di berita atau di tabloid-tabloid. Jonathan Davin putera mahkota kerajaan bisnis Jonathan yang berkepribadian buruk dan sering bertengkar dengan wartawan. Keyna dulunya tidak pernah tertarik dengan berita-berita itu, dia terlalu sibuk belajar di pagi hari dan kerja sambilan di malam harinya, tetapi satu yang pasti. Jonathan Davin yang asli jelas lebih tampan dari apa yang ditayangkan di televisi atau di tabloid-tabloid.
“Aku kesini untuk memperingatkanmu.”, Davin melemparkan pandangan mencemooh kepada Keyna, “Kau pasti merasa beruntung sekali karena mamaku mengizinkanmu tinggal di mansion kami. Tapi kau jangan terlalu berbesar hati, aku akan menendangmu langsung dari mansion ini segera setelah kau lulus sekolah nanti, karena tempat yang pantas untukmu bukanlah di mansion ini, tetapi di tempat kumuh, bersama para gelandangan sejenismu!”, Davin mengernyit menatap Keyna, lalu membalikkan tubuh dan melangkah pergi meninggalkan kamar Keyna, dengan pintu berdebam di belakangnya.
***
“Sepertinya kalian sangat rukun”, Jason tertawa geli ketika dia dan Davin berpapasan dengan Keyna di lorong mansion, lalu Keyna hanya menganggukkan kepalanya dan bergegas menjauh, sementara Davin hanya menatap dengan pandangan dingin.
Davin melemparkan pandangan marah kepada Jason, “Jangan bercanda, aku benar-benar terganggu dengan kehadirannya di mansion ini.”
“Tapi kau tidak berbuat apa-apa untuk mengusirnya dari sini.”
“Hmmm…”, Davin tampak berpikir, “Jangan salah, aku sedang membuat sebuah rencana.”
“Rencana apa?”, Jason menatap Davin dengan pandangan tertarik
“Rencana yang bisa membuat mama mengusirnya dari mansion ini.”
***
Mansion itu heboh, ketika di pagi harinya Nyonya Jonathan berteriak malah karena salah satu kalung rubi favoritnya hilang. Kalung itu adalah benda yang berharga, selain karena harganya yang tak ternilai, kalung itu adalah kalung warisan yang diturunkan secara turun temurun kepada pengantin keluarga Jonathan.
Seluruh isi mansion begitu heboh, seluruh pelayan ribut mencari kalung itu, dan ketika tak juga ditemukan, mereka mulai saling menuduh.
“Dulu tidak pernah ada barang yang hilang di mansion ini.”
“Iya dulu mansion ini sangat aman”
“Atau jangan-jangan karena anak itu? Kau pernah lihat kan? Anak angkat nyonya Jonathan yang ditempatkan di lantai dua itu, kemarin dia datang dan kalung Nyonya hilang, sungguh suatu kebetulan.”
“Betul juga, sebelum kedatangan anak itu, mansion ini tidak pernah terdengar ada kejadian pencurian apapun.”
Davin kebetulan lewat dan mendengar percakapan para pelayan yang saling berbisik-bisik itu. Dia tersenyum. Bagus. Bara sudah dinyalakan, tinggal menunggu angin menghembus supaya apinya membakar Keyna.
Dengan langkah tenang Davin melangkah memasuki ruang kerja mamanya yang kebetulan sedang ada di rumah,
“Aku dengar kalung mama hilang.” Davin langsung menyapa dan duduk di kursi, di seberang meja kerja mamanya.
Nyonya Jonathan mengangkat kepalanya dari berkas dihadapannya dan mengerutkan alisnya, “Benar-benar kecerobohan luar biasa, kalung itu warisan turun temurun keluarga Jonathan, kalau para pelayan itu tidak bisa menemukannya, mama akan memecat mereka semua.”
“Mama sudah lapor polisi?”
“Belum”, Nyonya Jonathan bersedekap, “Mama ingin para pelayan mencarinya dulu, kalau sampai malam mereka tidak bisa menemukannya, mama akan menghubungi polisi.”
Davin mengangkat bahunya, “Bukankah ini suatu kebetulan?”
“Kebetulan apa?”
“Bahwa kalung mama hilang setelah anak gelandangan itu masuk ke rumah ini.”
Davin Jonathan! Jaga bicaramu.”, suara Nyonya Jonathan meninggi, “Kau tidak tahu apa yang kau tuduhkan. Keyna adalah anak baik di sekolah, dan dia jenius dengan nilai tertinggi, bagaimana  mungkin kau mencurigainya mengambil kalung itu?”
“Aku tidak mencurigainya, aku hanya berpikir bahwa itu suatu kebetulan.”, Davin menatap mamanya dengan penuh perhitungan, “Kalung itu tidak ketemu sampai sekarang, dan kamar anak gelandangan itu adalah satu-satunya tempat yang belum diperiksa pelayan, tidak ada ruginya kan mama memeriksa kamar anak itu?”
Nyonya Jonathan termenung mendengar perkataan anak tunggalnya itu. Benar juga, tidak ada ruginya kan kalau dia memerintahkan pelayannya memeriksa kamar Keyna?
***
Keyna sedang belajar dan mencoba memecahkan soal aritmetika yang rumit ketika pintu kamarnya terbuka dan beberapa pelayan masuk, diikuti Nyonya Jonathan sendiri dan Davin yang menatapnya dengan sinar kebencian yang aneh di belakangnya.
“Nyonya Jonathan?”, Keyna langsung berdiri dari kursi belajarnya.
Nyonya Jonathan hanya menatapnya datar, “Kau tidak keluar ya seharian ini?”
“Iya Nyonya Jonathan, sepulang sekolah saya langsung belajar di kamar.” Keyna menatap wajah-wajah yang menatapnya itu dengan bingung. Ada apa? Kenapa semua orang menatapnya dengan aneh.
Nyonya Jonathan berdehem sebentar dan menggumam, “Kalau begitu kau mungkin belum dengar, kalung rubiku hilang entah kemana pagi tadi, dan seluruh penjuru rumah sudah dicari, tinggal kamar ini yang belum.” Tiba-tiba pandangan Nyonya Jonathan tampak malu, “Maafkan aku Keyna, mungkin kami terpaksa memeriksa kamarmu, aku harap kami tidak akan menemukan kalung itu disini.”
Wajah Keyna pucat pasi antara perasaan terhina dan sedih. Kalung Nyonya Jonathan hilang, dan dia sebagai pendatang yang datang dari kelas miskin, harus menghadapi penghinaan karena dicurigai. Dengan pedih Keyna mengangkat dagunya, “Silahkan periksa kamar ini.”
Ketika para pelayan bergerak memeriksa seluruh bagian kamar, Keyna sungguh yakin bahwa mereka tidak akan menemukan apapapun di kamar ini. Keyna sungguh tidak mengambil kalung rubi itu, bahkan dia tidak terpikirkan sama sekali akan bentuk kalung rubi itu.
Tetapi kemudian, seorang pelayan membuka laci pakaian Keyna dan terkesiap. Semua menoleh ke arah suara itu dan tertegun.
Di laci baju itu, dibawah pakaian-pakaian Keyna, ada kalung rubi itu tergeletak di sana.
Wajah Nyonya Jonathan berubah-ubah antara kekecewaan dan kemarahan,
“Aku sudah berbuat baik kepadamu, aku tidak menyangka kau melakukan perbuatan yang begitu tidak terpuji.”
Keyna pucat pasi, sungguh tidak menyangka kenapa kalung itu ada di sana, dia sungguh tidak tahu. Bagaimana bisa? Bagaimana mungkin?
Kemudian dia menangkap sinar kemenangan dan seringai menghina sekilas dari Devin dan dia sadar. Lelaki itu pernah mengancam akan mendepaknya keluar dari mansion ini. Keyna sangat yakin ini adalah pekerjaan Davin untuk memfitnahnya.
“Nyonya… saya sungguh-sungguh tidak mengambil kalung itu.” Suara Keyna bergetar karena semua pelayan dan Nyonya Jonathan menatapnya dengan menuduh, “Saya tidak tahu bagaimana bisa kalung itu berada di sana.”
“Apa kau pikir kalung itu bisa jalan sendiri?”, gumam Davin dengan pandangan menghina.
Nyonya Jonathan menghela nafas panjang. “Kita bicarakan ini nanti, Keyna, kau ikut ke ruanganku, aku harus mengevalusi kebijakanku memberikan bantuan kepadamu, kau sungguh-sungguh mengecewakanku!”, dengan marah Nyonya Jonathan membalikkan badannya dan pergi, para pelayan langsung mengikutinya.
Sementara itu Davin tetap tinggal di sana, bersedekap dan menatap Keyna dengan santai,
“Well sepertinya kau akan lebih cepat didepak dari sini, tidak perlu menunggu sampai kau lulus sekolah.” Gumamnya mengejek.
Mata Keyna berkaca-kaca antara perasaan malu dan marah luar biasa,
“Kau sungguh jahat!”, desisnya penuh emosi.
Tanpa perasaan Davin terkekeh dan kemudian matanya berubah kejam ketika melangkah mendekati Keyna, membuat Keyna memundurkan langkahnya setengah takut,
Davin terus mendekat sampai Keyna terjebak di tembok,
“Tempatmu bukan di sini, tempatmu di sana di tempat kumuh bersama para gelandangan, aku sudah pernah bilang kan? Jadi jangan bermimpi kau bisa tinggal dan menikmati kemewahan di mansion ini.”, Tatapan Davin tiba-tiba tertarik ke kilatan cahaya dari dada Keyna, matanya beralih dan menemukan kalung perak yang sangat bagus di sana.
“Kalung apa itu?”, tangannya meraih kalung itu dan Keyna dengan defensif berusaha melindungi kalung peninggalan ayahnya, tetapi Devin memaksa sehingga rantai kalung itu lepas, dan Davin merenggut kalung itu dalam genggaman tangannya,
“Jangan!!”, Keyna berusaha berteriak dan meraih kalung itu, tetapi tubuh Davin terlalu tinggi.
Davin menatap kalung itu, lalu dengan jahat mengantonginya, “Sepertinya kalung itu sangat berharga ya? Aku akan mengambilnya, sebagai hukuman karena kau mencuri kalung ibuku.”
“Aku tidak mencuri kalung itu, aku tahu kau yang memfitnahku!!”, Keyna berteriak, berusaha mengejar Davin, “Kembalikan kalungku!”
“Tidak, aku memutuskan akan memilikinya.”, dengan kejam Davin membalikkan langkah dan meninggalkan Keyna yang menangis di belakangnya.
***
Sore sudah beranjak malam ketika Keyna turun dari bis. Dia diusir dari mansion itu karena di tuduh mencuri, dan Nyonya Jonathan mengatakan akan mencabut semua bantuannya kepada Keyna, serta Keyna harus berterimakasih kepadanya karena Nyonya Jonathan memutuskan tidak akan melaporkan Keyna kepada polisi, karena kalau tidak, Keyna akan dipenjara.
Sekarang Keyna berdiri di dekat kompleks rumah kumuh, rumahnya yang dulu. Dan bingung harus berbuat apa. Dia tidak punya rumah karena rumahnya bersama ayahnya dulu sudah disita, dan dia tidak punya siapa-siapa. Dan… perutnya lapar, tapi dia juga tidak punya uang, yang dia bawa ketika keluar dari mansion Nyonya Jonathan hanyalah pakaian-pakaiannya.
Sambil menekan perutnya yang mulai terasa perih, Keyna melangkah ke emperan sebuah toko yang sudah tutup. Dan duduk di sana. Seperti melengkapi kepedihannya, hujan turun dengan derasnya, meniupkan hawa dingin dan cipratan air yang mulai membasahinya, emperan toko itu ternyata tidak cukup melindunginya.
Lapar dan sakit hati, Keyna teringat akan ayahnya dan menangis. Diingatnya ketika ayahnya pulang sambil membawa jatah makan siang di proyek bangunannya untuk Keyna, ayahnya berpuasa tidak makan siang supaya bisa membagi jatah makan siangnya dengan Keyna, mereka lalu makan sepiring berdua, meskipun hanya makanan sederhana, tetapi karena dimakan dengan penuh rasa syukur dan bahagia, terasa begitu nikmat.
Ayahnya adalah sosok malaikat dalam hidup Keyna, meskipun mereka tidak beruntung dalam hal keuangan, tetapi mereka berbahagia dalam kesederhanaan, bisa memiliki satu sama lain.  Keyna selalu mengingat pesan ayahnya supaya dia selalu menjaga hatinya,
“Kita ini orang miskin Keyna, tetapi jangan sampai kita juga miskin hati. Isilah hatimu dengan kebaikan, maka kau akan menjadi orang kaya di hadapan Tuhan.”
Dan sekarang ayahnya sudah tiada. Kecelakaan di tempat kerja, ayahnya tertimpa batu ketika sedang mengopernya ke atas, ayahnya berkerja sebagai buruh bangunan di sebuah proyek pembangunan apartement, dan ayahnya meninggal seketika.  Di tengah hujan deras ini, hati Keyna hancur mengingat ayahnya, dan kalung Liontin kenangan ayahnya sudah direnggut oleh Davin yang jahat itu. Air mata Keyna mengalir deras. Rasanya lebih baik dia mati saja.
***
“Mama masih kecewa dengan Keyna, mama tidak menyangka dia akan berbuat seperti itu.”. Nyonya Jonathan mendesah sedih sambil menatap makan malamnya, hujan deras turun di luar, dan dia hanya berdua dengan Davin di meja makan yang besar itu. Tuan Jonathan sedang dalam perjalanan bisnisnya di luar negeri.
Davin mendengus kesal, “Yah, mama seharusnya tahu, orang miskin biasanya memang tergoda menjadi pencuri ketika mereka dihadapkan pada barang-barang berharga.”
Nyonya Jonathan menggelengkan kepalanya, “Dulunya mama berpikir Keyna akan berbeda.”, Nyonya Jonathan mendesah, “Kau tahu, kita berhutang budi kepadanya.”
Hutang Budi? Davin mengernyit
Nyonya Jonathan menatap Davin dan tersenyum lembut, “Kau masih kecil waktu itu, mungkin kau lupa.”, Nyonya Jonathan mulai bercerita, “Dulu ada seorang pemain biola terkenal, namanya Robert, dia  berasal dari keluarga miskin, tidak mengenal sekolah, tetapi sangat berbakat, dia sahabat papamu.”
Davin tidak mengingatnya, tetapi entah kenapa ada dorongan samar-samar ingatan di benaknya.
“Suatu hari, ada penculik, kau waktu itu sedang berumur 5 tahun, kau bermain-main sendirian di lorong kantor papamu, di saat yang sama, Robert sedang mengunjungi papamu untuk persiapan kunjungannya ke austria, dia menerima kontrak kerja untuk tampil di konser-konser besar di seluruh dunia, masa depannya sangat cerah.” Tatapan Mata nyonya Jonathan menerawang, mengenang masa lalu, “Dan dia menemukan penculik itu sedang berusaha menculikmu, penculik itu sudah menyekap dan membawamu, tetapi Robert mencegahnya…”, Nyonya Jonathan menghela nafas panjang, “Penculik itu membawa pisau… dan melukai Robert… tetapi dia berhasil menyelamatkanmu, petugas keamanan datang dan penculik itu ditangkap, kau selamat, kembali dalam pelukan kami.”
“Dimana Robert sekarang ma?”, Davin mengernyit, dia tidak pernah mendengar pemain biola terkenal bernama Robert sampai sekarang. Kalau dia memang berbakat dan bermasa depan saat itu, pasti sekarang dia sudah di elu-elukan dan terkenal sampai penjuru dunia.
Nyonya Jonathan menyusut air matanya, “Robert….. penculik itu mencabik tangan kirinya dengan pisau, dan mengenai urat yang paling penting, luka itu membuat Robert tidak akan pernah bisa bermain biola seumur hidupnya, karirnya hancur dan seluruh masa depannya hancur, papamu sebenarnya berusaha menolongnya, tetapi dia menolak semua bantuan dari papamu, dia menghilang.”, Nyonya Jonathan menatap Davin sendu, “dua puluh tahun kemudian, tanpa sengaja aku bertemu dengan Keyna dan melihat kemiripannya dengan Robert…..”
“Apakah maksud mama…?”, wajah Davin memucat ketika berhasil menarik kesimpulan.
“Ya Davin, Keyna adalah anak perempuan Robert, dan kita punya hutang budi yang begitu besar kepada keluarga mereka, karena menyelamatkanmulah Robert kehilangan masa depannya, membuatnya dan anak perempuannya hidup miskin selama ini.”, tiba-tiba tatapan mata Nyonya Jonathan berubah tajam, “Mama tahu bukan Keyna yang mencuri kalung mama.”
Wajah Davin yang sudah pucat mendengar informasi itu semakin memucat, “Apa?”
“Kau yang melakukannya.”, Nyonya Jonathan menatap tajam, “Mama tahu Keyna tidak akan berbuat begitu, dia terlalu jujur dan polos untuk mencuri.”
“Kalau begitu kenapa mama mengusirnya dari mansion ini?” suara Davin berubah cemas. Dia telah salah paham selama ini, dia telah membuat Keyna terusir dari rumah ini,  karena pandangan jahatnya pada kemiskinan Keyna. Padahal semua penderitaan yang  menimpa Keyna, semuanya berakar kepadanya! Karena ayah Keyna berusaha menyelamatkannya!
“Mama ingin kau belajar dari kesalahanmu, supaya kau tidak gegabah bertindak, dan menilai orang dari kaya dan miskinnya… Davin, mau kemana kau.”
Davin bahkan tidak menoleh ketika tergesa meninggalkan ruangan,
“Aku akan mencari Keyna!”
Dan Nyonya Jonathan duduk di ruang makan itu, melap bibirnya dengan elegan dan tersenyum, Davin rupanya telah belajar menjadi dewasa.
***
Davin mengumpat-umpat sepanjang perjalanan, hujan deras ini menghalangi perjalanannya mencari Keyna ke daerah perumahan kumuh, tempat rumah Keyna dulu berada, Davin tahu alamat ini dari mamanya.
Ketika sampai, Davin makin frustrasi, karena lokasi perumahan kumuh itu sangat jelek, dan penuh dengan gang sempit yang saling berdesak-desakan, dan tidak bisa dimasuki mobil. Dengan marah Davin keluar dari mobilnya, membiarkan tubuhnya diterpa hujan, lalu berdiri mengitarkan pandangan ke sekeliling.
Bagaimana dia bisa menemukan Keyna di sini? Bagaimana dia bisa menemukan alamat lama rumah Keyna?
Davin yakin Keyna pasti kembali ke sini, dia tidak punya siapa-siapa, bekas rumahnya bersama ayahnya dulu pasti menjadi tujuan utamanya.
Sejenak rasa cemas dan bersalah menyesaki dadanya. Tuhan, kalau sampai Keyna kenapa-kenapa, maka Devin akan menanggung rasa bersalah seumur hidupnya.
Matanya menyipit ketika menemukan sesuatu yang bergerak-gerak di emperan toko di sudut sana, dengan penuh harapan, Davin berlari menembus hujan ke sana.
Di temukannya Keyna sedang duduk meringkuk kedinginan di emperan toko itu, bekas-bekas air mata ada di pipinya.
Semula Keyna tidak mengenali lelaki yang tiba-tiba berdiri menjulang di depannya, seolah muncul begitu saja dari tirai hujan, tetapi begitu mengenali bahwa lelaki itu adalah Davin, tatapannya berubah waspada,
“Kenapa kau kemari?”
Davin langsung berlutut sampai kepala mereka hampir sejajar,
“Maafkan aku.”
Keyna mengernyit,
“Apa?”
“Aku sungguh menyesal, maafkan aku, kuharap kau mau pulang kembali ke mansion bersamaku.”
Pulang ke mansion? Untuk kemudian disiksa oleh Davin kembali dengan kebenciannya? Tidak!
“Tidak! Aku tidak mau!”, wajah Keyna berubah keras kepala, “Aku bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang-orang kaya seperti kalian, aku akan mencari pekerjaan sambilan dan rumah sementara besok, kau… kau tidak akan pernah bisa menyakiti dan menghina orang-orang miskin seperti aku lagi!”
Hati Davin terasa dirobek oleh perkataan Keyna yang penuh kepedihan itu,
“Keyna, aku minta maaf.” Bisiknya lembut, “Aku telah salah paham selama ini, Mama sudah menjelaskan semuanya kepadaku, dan aku menyesal, ini…”, Davin mengeluarkan Liontin Keyna dari tangannya, “Ini liontinmu, aku lihat ada foto ayahmu di sana, ini pasti sangat berharga untukmu, kukembalikan kepadamu.”, dengan tak kalah lembut Davin menggenggamkan Liontin itu di jemari Keyna.
Keyna langsung menerima kalung itu dan menggenggamnya erat-erat. Oh Terimakasih Tuhan! Kalung itu ahkirnya kembali kepadanya.
Tetapi dia tetap menatap Davin dengan waspada, “Ke.. kenapa kau berubah pikiran secepat itu?”, pikiran buruk berkecamuk di benak Keyna, apakah Davin punya rencana jahat yang lain untuknya.
“Keyna, percayalah, aku sungguh menyesal, kumohon kau ikut aku pulang kembali ke mansion, akan aku ceritakan semuanya, aku bersumpah akan memperlakukanmu dengan baik sekarang.” Davin mulai frustrasi, berusaha meyakinkan Keyna.
Kemudian cerita itu mengalir dari bibirnya, cerita tentang bagaimana Robert ayah Keyna menyelamatkan Davin, dan betapa seluruh keluarga Jonathan, terutama Davin berhutang budi kepada ayah Keyna
Setelah mendengar cerita itu, Keyna tertegun. Benarkah ini semua? Tetapi Davin tidak mungkin berbohong, lelaki itu tampak benar-benar tulus kepadanya.
“Kalau begitu…kau tidak akan berbuat jahat kepadaku lagi?”
“Aku berjanji, kau bisa pegang kata-kataku.”
Keyna menghela nafas panjang,
“Aku… aku bisa hidup sendiri tanpa bantuan keluarga kalian.”
“Aku tidak akan mengizinkanmu melakukannya!”, suara Davin meninggi, “Kumohon Keyna, apakah kau ingin menyiksaku dalam penyesalan?, kumohon ikutlah pulang ke mansion bersamaku, izinkan aku membalas budi dan menebus kesalahanku.”
Keyna termenung.
“Kumohon Keyna.” Nada frustrasi mulai mewarnai suara Davin, lelaki itu tampak benar-benar tersiksa.
Ahkirnya Keyna menganggukkan kepalanya yang langsung disambut dengan desahan lega Davin, Lelaki itu melepaskan jaketnya dan memakaikannya di kepala Keyna,
“Tapi kau akan basah…”
“Tidak apa-apa, aku lebih kuat daripada kau.”, dengan lembut Davin menghela Keyna dan mereka berlari menembus hujan masuk ke mobil.
Aku akan memperlakukanmu dengan baik Keyna, kau akan di sayangi sepenuh hati. Akan aku tebus masa-masa penuh penderitaanmu, karena kemiskinan, akan kubuat kau bahagia sepenuhnya. Mungkin aku tidak bisa mengucapkan terimakasih secara langsung kepada ayahmu, tetapi Ayahmu akan tenang di sana, karena kau ada dalam penjagaanku.
Janji Davin dalam hati, sambil tersenyum lembut menatap Keyna, lalu melajukan mobilnya, menembus hujan, kembali ke arah mansion.
TAMAT
 

59 komentar:

  1. Bgus bgt..
    Terharu ak..:')

    Trus brkrya mbak..:d

    Love

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mendyyy makasih deaaaar
      *peluk sekenceng2nya sampe mendy sesak napas*
      :D :D

      Hapus
    2. Bner mbak.. D lnjutin..:')
      Ak brusan baca ulang lgi..:')
      Mau nangis lgi ak jdiny..:')

      Hapus
  2. mbak shanty...
    ceritanya dlanjutin ea... ea...
    please #peluk erat ampe pagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. hmmmm dalam bayanganku sih, nanti Keyna tinggal diMansion itu... dan Devin bertekad akan jadi kakak yg baik dan melindunginya... tapi kemudian benih2 cinta mulai tumbuh *berkhayal* hee

      Hapus
  3. Mbak santhy.. thanks telah sharing cerita ini.. so sweet.. pengen bgt ada lanjutannya.. gimane kedua org ini jatuh cinta satu sama lain... hehe... =)

    BalasHapus
    Balasan
    1. heeee iyaaa deaar
      ini naskah aslinya fanfiction permintaan salah satu sahabat jd request dibuatkan satu oneshoot :)
      kalau di sini nama tokohnya diganti heee :D
      yup yup kalau dilanjutkan pasti kisahnya so sweer banget heee dimana Devin dan Keyna menjalani hidup kayak kakak adik, tp lama-lama sayang :p

      Hapus
  4. mba klo bisa diterusin dong cerita nya
    mpe nangis nich

    BalasHapus
    Balasan
    1. deaaar hehehe doain yah semoga ada inspirasi untuk menggarap oneshoot ini jadi berseri :) kisah ini sebenarnya one request salah seorang sahabat...tp mungkin lucu juga yah kalau diceritakan kisah mereka ketika mencoba menjadi kakak adik :)

      Hapus
  5. Waahh,pantesan lama "semedi" ndak nongol2 di SWTD (biarpun banyak yg nyari),rupanya disini...hehehe,beneran "puasa" nih ye,biar gk keceplosan spoilerz...hehehe
    Romantic story " You Got Me From Hello" jgn lupa ya postingannya...#modus pemaksaan.
    Hehehe,trus nulis dan tetep sehat yach.

    BalasHapus
  6. ayo kasi semangat mbak shanty biar ceritanya dlanjutin..



    *puppy eyes

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe iyaaah habis unforgiven hero selesai edit kayaknya bisa dilanjutin jd novel nih hehehe :)

      Hapus
  7. Asiiiiiik....ditunggu novelnya yg ini ya mba, ceritanya bagus banget...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehee iyaaah mungkin ga dibikin novel, dibikin kisah bersambung aja kali yah hehehe :D

      Hapus
  8. baru empet baca....

    hidungku lagi meler + meler baca ini,,,,
    campur air mata pula,
    jadi bingung mana air mata mana ingus hehehehe


    pisss mba,,,,
    aku suka ceritanya, lanjutkan y mba....
    *peluk mba santhy

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi asalkan air mata dan ingusnya ga ketelen gpp fathy :p *menatap curiga* hihihihi
      waaah fathy lagi flu juga, samaaa... semangattt yaah mari kita berusaha supaya lekas sembuh
      *peluk*

      Hapus
    2. nah itu dia mba, kayanya ketelen deh
      hehehe,,, mba tau aja, jadi malu...

      mba sakit juga? dh minum obat mb,,,,
      lomba yuk mba siapa cepet sembuh dapetin mikail...

      xixixixixi

      mba semangat terus yah!!!!!

      Hapus
  9. wew....
    mbak Shanty emang TOP BGT dah...
    *peluk erat mbak Shanty n Damian n Mikail :-*

    BalasHapus
    Balasan
    1. asyiik dipeluk rame2 barengan sama Damian dan Mikail hehehehhe
      makasih sayaaang *peluk*

      Hapus
  10. (˘̩̩̩^˘̩̩̩) menangis haru, menyentuh bgt mb santy, big hug mb santhy :*
    Friday nite jd merah bgni mata gara" devin ,

    BalasHapus
    Balasan
    1. heeee malam ini menangis yah maafkan akuu hehehe semoga malam minggu besok bisa senyum2 ditemani Verna dan Hujan part 5 yah :)

      Hapus
    2. Asiiik, wah verna >̴̴̴̴̴͡.̮Æ ̴͡" kediip bahagia, itu yg kutunggu" hehee. Makasih sblm'y mba big hug

      Hapus
  11. Malam ini kan?? Gak sabar menunggu, menanti akhir kisahnya... thanks Mba San ^.* have a ♥ly day!!

    BalasHapus
  12. mba' santhy salam kenal ya....sejak baca Arsas & SWTD,mba' santhy jd penulis favoritku...ceritanya yg ini bagus banget,smoga bs jd novel yg baru lg :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dearrr hehehhe makasih ya udah mau membaca dan menyukai karyaku2
      iyaaah semoga inspirasinya berkembang yaah dan bisa dilanjutkan *peluk peluk*

      Hapus
  13. wow,keren.br komen ni,lnjtkan mba.keren bgt crtnya,peluk :)

    BalasHapus
  14. Ya udah mbak santy dibikin three shot aj biar ada kelanjutannya
    hehehe.. (Bantuin yg lain ngerayu mbak santy sambil nyodorin sogokan segenggem penuh bunga tujuh rupa...)

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaaa pake bunga tujuh rupa.... *sambil melindungi paku yg tertancap di kepala*
      #eeehh ini kisah horor suzana atau apa yah ngeriii

      *langsung kabuuurr*
      hehehehe :)

      Hapus
  15. Hai mba Santhy. Salam kenal.Pertama kali tahu mba dr hasil membaca ebook novel yg ARSAS. Langsung terpukau... Penulisannya tidak kalah dengan novel-novel terjemahan yg sering saya baca. Lanjutnya, ketemu dengan SWTD lg. Seru ceritanya. Buat cerita ini, di sambung lg ya mba. Biar tambah mantap... Saya kemarin baca yg ini, tapi yg versi request dr shbtnya mba. Pokoknya mantap dah mba.. Di tunggu karya-karya yg lainnya... ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. halooo deaaaar :)
      salam kenal jugaaa heeeee
      makasih ya dear untuk semangatnya, dan bahkan dear udah mau baca tulisanku + suka, rasanya bangga sekaligus seneeeeng banget ada yang mau mengapresiasi hehehe :)
      iya dear, oneshoot ini masih terbuka untuk disambung, pasti begitu ada inspirasi langsung dilanjutin hee :)

      Hapus
    2. iya mba. pokoknya ditunggu lanjutannya.. ini jg lg sementara nunggu kiriman buku yg SWTD datang. walaupun sdh baca via online, tetap pengen punya versi buku aslinya. rasanya sayang sj kalau tdk punya bukunya. tetap semangat nulis y mba.. ^.^

      Hapus
  16. WHOAAAAA,,,,, mba Santh,,,,aq hampir adja nangis baca cerita ini,,,untung masih sadar klo aq lg dkantor,,,klo ga bakal dsangkain gila aq,,,,huhuuhuhuuhuuu,,,
    Seru mba Santh,,,beneran degh,,,
    Siang2 gini,,,cuaca mendung,,,TOP MARKOTOP degh,,,

    Peluk kuat mba Santhy,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaaaa mba riskaaa ahkirnya main ke sini jugaaa *peluk hangat kesenengan* hehehhe

      kalo pas mendung2 baiknya baca Verna dan Hujan mbak sama yang judulnya 'mencari soulmate" dijamin ikut mendung mba hehehehhehe

      makasih mbaaa riskaaaa udah mau baca coretan2ku heeee :D

      Hapus
    2. Aq seneng degh baca tulisanny mba Santhy,,,
      Perasaanku kayak di aduk2 gitu,,, serasa bikin adonan donat,,whuahahahahahaaa,,,

      Makasih juga mba dagh nulis sesuatu yg bikin hati nie klepek2 tak b'daya,,,*peluk mba Santhy,,,

      Hapus
    3. mbaaaaa bahas donat siang2 aku jadi keingetan donat kentang yang digoreng panas2 trus dimakannya sambil diaduk di gula halus nyaaaammm *ngiler akut* hihihihihi

      *peluk sayang mba riska sambil ngiler kelaparan* hihihihihi

      Hapus
    4. Donat dpakein gula halus,,,,????
      Wuih,,,itu nikmat bangetzz mba Santhy,,,
      Makanan favorit dri jaman kecil,,
      Mama sllu buatin itu klo mw dekat lebaran,,& sllu habis sblum dmasukan ke toples,,whuahahahahaaa,,

      Hapus
  17. mba, picturenya aq suka.
    kyknya tuh cewek ringan amat yaa..
    xixixi..

    tq mba, pelukkk...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehhe iya yah trus backgroundnya baguss makanya langsung dipasang hihihihi :)

      Hapus
  18. ah.. inikan oneshoot yang dulu fanfiction cast nya KyuMin itu kan mbak ?
    hehe kenalin aku Tias, aku pembaca setiamu yang baru :D
    aku suka bgt sama novelnya A Romantic Story About Serena ^^
    salam kenal ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenaaaal hehehehe
      iyaaaaa itu permintaan khusus dear hihihhihi :)
      makasih sayaaang yah udah suka sama Arsas ;D
      *tersipu malu*

      Hapus
  19. ceritanya sukses bikin aq yang cengeng ini nangis.... hiks..hiks...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayuuu hehehhe
      senengnya berarti pesan di kisahnya sampai ke pembacanya yaah
      *bagi tissue ke ayu* :)

      Hapus
  20. Halo mbak, ketemu lagi sama komen saya. Hihi...
    Yup, aku mau baca-baca cerita mbak shanty yg lain. :D
    Terus nulis ya mbakkk *peluk

    BalasHapus
    Balasan
    1. eeeeh ayaaa ketemu lagi hihihihi
      :) siaaap semoga kisah2 yang lain juga suka yaah
      makasih sayaang aku akan semangatttt :D

      Hapus
  21. dilanjutin ya mbaaaaa....baru one shoot ajah dah bikin aku haru biruuuuuu....pleeeeaaaassseeeee...#puppy eyes

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehhe iyaaa sayaaang
      nanti kalau ada kesempatan pasti dilanjutin :)
      tungguin yaaah *peluk*

      Hapus
  22. keyna!.. hahaha namanya sama...
    bagus banget itu ceritanya mbak santhy.... lanjuttt!

    BalasHapus
  23. Mbak...bagus banget..
    bener...

    BalasHapus
  24. mbak tapi kok yg episode 6 sweet enemy nya blm ada ya?

    BalasHapus
  25. kereeeeeeeeeeen!!!!!!!!!! >.<
    aku terharu bacanya, apalagi pas adegan dimana ayah keyna rela puasa di tengah pekerjaannya yang berat demi membawa makanan pulang buat keyna, sumpah aku mewek pas baca adegan itu :'(

    BalasHapus
  26. namanya kayak akyu Keyna awwww....kerennnnn peluk2 mbak Shanthy cerita puasti jugak mantabs, hmmmm.....can't wait the book huwaaaaa.....

    BalasHapus
  27. keren kak.... ceritanya menyentuh...
    aku reader baru... :)

    BalasHapus
  28. baca pertama karya mba shanty di Unforgiven Hero...langsung jatuhhh cinta dwehhh sama mba shanty...kuereennn2, ciamik, wowwww smua karya2nya....

    BalasHapus
  29. duh mbk keren banget ceritanya...

    BalasHapus
  30. bagus bangetttttt feelna dpt,,, terharu,,, moment ujan2an

    BalasHapus