Sabtu, 29 Desember 2012

Perjanjian Hati Part 5


Created On Bandung 23rd, December 2012

Part 5

Ketika kau harus memilih, mana yang akan kau pilih?
Seuatu yang ada dalam genggamanmu, tetapi masih kau ragukan
Atau sesuatu yang dulu pernah ada dalam genggamanmu, sempat terlepas, tetapi ingin kembali pulang?







Nessa ternganga, begitupun Delina dan Ervan yang ada di ruang tunggu iccu itu. Dengan gugup Nessa menelan ludah, menatap Kevin yang tampak begitu serius, menatap Delina dan Ervan yang mengamati mereka dengan penuh keingintahuan. Nessa bingung harus bicara apa. Kalau menurut kata hatinya, seharusnya dia langsung menolak mentah-mentah lamaran itu, bukankah saat ini mereka sedang mempersiapkan pernikahan yang hanya sandiwara? Kenapa Kevin melamarnya di sini, di depan kedua adik mereka? Bagaimana Nessa harus menanggapinya? dengan sungguh-sungguh atau bersandiwara?
 
"Kevin...?" Nessa bergumam lirih berusaha supaya tidak terdengar oleh Delina dan Ervan yang ada di ujung ruangan.
 
Kevin menatap Nessa dengan mata membara, tampak tersiksa,
 
"Please." Mulutnya membentuk permohonan tanpa bersuara.
 
Nessa menelan ludah lagi. Kevin pasti punya alasan melakukan ini, mungkin dia akan menjelaskannya nanti. Dan jika ternyata mereka salah arah, Nessa berharap Kevin bisa mengeluarkannya dari masalah ini.
 
Dengan menguatkan hati, Nessa menganggukkan kepalanya.
 
"Baik Kevin aku bersedia menikah denganmu."
 
Terdengar suara helaan napas Delina di sudut ruangan, lega. Sementara Nessa mencuri pandang ke ekspresi adiknya yang tercekat. Mungkin sama seperti dirinya, Ervan kaget dan tidak menyangka hubungan Nessa dan Kevin berkembang secepat ini.
 
Sedangkan Kevin, lelaki itu memejamkan matanya tampak lega luar biasa. Lalu dengan cepat, seolah takut Nessa berubah pikiran, dia menyelipkan cincin yang mereka beli barusan ke jemari Nessa,
 
"Itu jadi cincin pertunangan kita. Besok kita beli lagi cincin pernikahan.", bisiknya serak sambil mengecup jemari Nessa yang bercincin. Kevin lalu berdiri dari posisi berlututnya, tampak menjulang di depan Nessa, "Baiklah Nessa, karena kau telah menyetujuinya, kita akan menikah besok."
 
"Besok??!"

Pernikahanku bersama tukang pijit pribadiku :)

 
 
 
Ketika suamiku menikahiku dulu, di pesta pernikahan semua teman-temannya menggodanya, dan berkata :
 
"Wah sudah enak kamu ya wan, sekarang sudah ada yang mijit kalau capek."
 
Suamiku hanya menyenggolku pelan dengan sikunya, dan aku tersenyum malu-malu.
 
 
 
 
 
 
 

Pernikahan ini sudah berjalan lebih dari satu tahun. Kadangkala semua tidak berjalan mulus, tentu saja ada perbedaan pendapat, tetapi kami belajar untuk berkompromi. Terkadang kami harus duduk berdua mencoba memecahkan permasalahan pelik, terkadang kami hanya berpelukan, pasrah kepada jalan Allah ketika dirasa kami tak kuat lagi. Tetapi semua mendorong kami untuk lebih dewasa, lebih pengertian dan lebih berbesar hati. Pernikahan ini mengajarkan kami untuk saling menghargai dan mampu meminta maaf serta memberi maaf dengan tulus satu sama lain.
 
Tentang pijit memijit ..... sepertinya teman-teman suamiku salah. Bukannya suamiku yang selalu dipijit di saat kecapekan, tetapi ternyata pernikahan ini mengembangkan bakatnya sebagai tukang pijit pribadiku. Di saat tubuhku pegal-pegal sehabis naik motor pulang kantor, suamiku sudah siap dengan balsem di tangan dan pijitannya yang melemaskan otot-ototku, di saat hamil mudaku dulu sampai akhirnya keguguran, hanya pijitan suamiku di kakiku setiap malamlah yang bisa mengantarkanku tidur pulas, lepas dari sakit badan yang menderaku. Pun di saat aku demam, dia siap sedia memijit tubuhku yang panas membara sekaligus menggigil kedinginan, meringankan rasa nyeri yang menyelimuti tubuhku.
 
Senyumku selalu muncul setiap mengingat momen itu, dan tentu saja aku mensyukurinya. Pernikahan kami mungkin masih muda, belum sebanding dengan mereka yang sudah melalui tahun demi tahun, ditempa oleh berbagai gelombang tetapi mampu bertahan. Tetapi aku yakin, selama kami bisa saling ikhlas dan tulus untuk meringankan penderitaan satu sama lain - meskipun dengan perbuatan yang tampaknya sepele seperti memijit, tetapi memiliki dampak besar bagi hati - kami mungkin bisa menjadi pasangan yang berbahagia dan penuh syukur, sampai akhir nanti. ;)
 
*Terimakasih tukang pijit pribadiku, yang selalu siap dengan balsem di tangannya :*
 

Jumat, 28 Desember 2012

Perjanjian Hati Part 4

 
 
Created on Bandung, 22nd December 2012
 
Part 4
 
Pernikahan.... aku pernah mendengar suatu pepatah yang mengatakan:
"Janganlah kau menikahi seseorang yang menurutmu kau bisa hidup dengannya. Tetapi nikahilah seseorang yang menurutmu, kau tidak bisa hidup tanpanya"
 
 
 
 
 
 
 
Perempuan itu sangat cantik, duduk di sana di tengah kebun bunga sambil meminum tehnya dari cangkir yang elegan. Rambutnya disanggul dengan formal ke atas, dan gaunnya tampak sangat indah, berwarna hijau, menyatu dengan alam taman bunga di sekelilingnya. Mama Kevin dan Delina ini pasti sangat cantik di masa mudanya, karena bahkan di masa tuanyapun gurat-gurat kecantikannya masih menyisa di sana.
 
Mama Kevin mendongak ketika melihat Kevin datang bersama Nessa yang gugup, lalu senyum ramahnya mengembang.
 
"Silahkan duduk." gumamnya menyilahkan sambil mengedikkan bahu dengan lembut pada kursi di depannya.
 
Dengan tenang Kevin menarikkan kursi untuk Nessa, dan duduk di sebelahnya.
 
"Mama tidak masuk angin, minum teh sore-sore di luar seperti ini?"
 
Sang mama tersenyum lembut dan menatap Kevin dengan sayang,
 
"Mama cukup kuat kalau hanya duduk-duduk di luar Kevin, lagipula mama bosan kalau di dalam terus, pemandangan taman ini di sore hari sangat indah, sayang untuk dilewatkan."
 
Mama Kevin benar. pikir Nessa mengiyakan. Pemandangan taman ini tampak luar biasa, dengan dedaunan yang rimbun dan tertata rapi serta bunga-bunga dan rumput hijau yang mengelilingi, ditambah lagi kolam ikan yang cantik dengan gemericik air terjun buatan yang mendamaikan suasana. Nessa dengan senang hati akan rela melewatkan waktunya untuk duduk-duduk di taman ini menikmati keindahan suasananya.
 
Tak disadarinya mama Kevin mengamati Nessa dengan penuh perhatian. Ketika Nessa tersadar, dia langsung bergumam gugup menyadari ketidaksopanannya karena langsung duduk dan melamun, bukannya memperkenalkan diri,
 
"Eh, maaf... saya... saya Nessa.", gumam Nessa sambil mengulurkan tangannya gugup.
 
Mama Kevin menyambut uluran tangan Nessa, tampak geli melihat kegugupan Nessa,
 
"Dan perkenalkan aku mamanya Kevin dan Delina." dia melirik Kevin penuh arti, "Begitu mendengar tentangmu dari Kevin dan Delina, aku benar-benar didera rasa ingin tahu."

Kamis, 27 Desember 2012

Seandainya aku tahu

 

Aku sangat mencintai isteriku, dengan caraku sendiri. Mungkin semua orang yang melihatku hanya akan menyimpulkan bahwa aku adalah lelaki pendiam yang kaku. Tetapi mereka pasti tak akan menyangka betapa dalamnya cintaku kepada isteriku, begitu pula sebaliknya. Kami pasangan bahagia, saling mencintai, sampai nanti.
 




Isteriku. Dia perempuan yang cantik dan baik hati. Menerimaku apa adanya, dan merawat kedua anak kami yang lucu-lucu dengan sepenuh hatinya. Terkadang aku begitu tersentuh ketika aku pulang dari pekerjaanku di malam hari, dia sudah menunggu dengan secangkir teh hangat dan pelukannya yang tak kalah hangatnya, membuatku lupa akan keletihanku bekerja seharian. Ah, berapa berharganya dia untukku.
 
Pekerjaanku sebagai staff di sebuah retail Supermarket terbesar di Jawa membuatku mengorbankan banyak waktu pribadiku demi pekerjaan. Tetapi aku bersemangat melakukannya. Demi isteriku, demi keluargaku. Aku pikir aku harus bekerja keras sekarang, mumpung aku masih muda, supaya nanti di masa tua kami sekeluarga bisa hidup tenang dan berkecukupan, tak perlu membanting tulang lagi untuk hidup. Setiap aku kelelahan bekerja, kubayangkan wajah isteriku, kubayangkan masa depan kami ketika kami mapan dan berkecukupan. Dimana kami berdua nanti bisa punya banyak waktu bersama-sama.
 
Malam itu aku pulang jam sebelas malam, Supermarket sangat ramai tadi menjelang tutup tahun, sehingga semua karyawan harus siap lembur sampai tutup toko. Kubuka pintu rumah, ruangan sudah gelap. anak-anak pasti sudah tidur, tiba-tiba batinku terenyuh membayangkan wajah si bungsu yang baru berumur 2 tahun, betapa jarang aku menggendongnya karena kesibukanku. Si sulungpun tak ada bedanya, kami menjadi tidak akrab, karena pagi hari aku sudah berangkat sebelum dia bangun dan ketika aku pulang dia sudah tidur. Kebersamaan kami hanyalah di hari minggu yang singkat, bahkan kadang aku harus mengorbankan hari mingguku untuk masuk kerja kalau ada keadaan darurat.
 
Kutemukan isteriku tertidur di ruang tamu, menungguku. Kudekati dia dan kutatap wajah damainya dalam tidur, lalu kukecup keningnya lembut. Ah, Ya Allah. Aku mencintainya dan terus menerus  merindukannya, pekerjaan ini telah sedemikian menyita waktuku hingga kadang-kadang aku merindukan saat-saat bersamanya, mencurahkan kasih dan cintaku kepadanya sebebas-bebasnya seperti waktu dulu. Tetapi kutegarkan hatiku. Ini semua demi mereka, keluargaku. Demi kebahagiaan mereka di masa depan.
 
Aku bekerja keras sekarang demi kemudahan di masa depan nanti. Tidak apa-apa sekarang aku kehilangan saat-saat bersamaku dengan keluargaku, nanti pasti bisa kutebus kalau karirku sudah meningkat dan kami sudah lebih mapan. Bukankah orang selalu bilang kita lebih baik bersakit-sakit dahulu dan bersenang-senang kemudian?
 
***
 
Telepon di ruanganku berbunyi, dan aku mengangkatnya, suara kakak iparku terdengar di seberang.
 
"Bisa izin dari tempat kerja? Anita kecelakaan di jalan....."
 
***
 
Aku terpekur menatap jenazah yang dibaringkan di ruang tamu itu. Dadaku terasa kosong dan hampa. Bahkan air mataku sudah tak bisa keluar lagi karena kesedihanku sudah mencapai puncaknya, tak tertahankan.
 
Isterikulah yang terbaring tak bernyawa di sana. Sebuah mobil menyerempetnya ketika dia hendak menjemput anakku dari SD-nya. Aku bahkan tidak sempat menemani isteriku disaat-saat terahkirnya, karena isteriku menghembuskan napas terahkirnya di rumah sakit, ketika aku sedang berjuang menembus kemacetan jalanan dari tempat kerjaku.
 
Lalu tiba-tiba air mataku menetes, air mata pertama sejak tragedi ini menimpaku. Dan kemudian seperti bendungan yang bocor, air mata itu mengalir tanpa henti, membuat aku sampai membungkuk, berlutut di depan jenazahnya dengan isak keras tak tertahankan. Ya Allah, Ya Allah, hamba tidak kuat Ya Allah.... sedu sedanku menyayat perih, seperih luka hatiku yang berdarah sedih.
 
Seandainya aku tahu waktuku bersama isteriku begitu pendek, akan kucurahkan seluruh kasih sayangku untuknya. Akan kuberikan semua waktuku untuk memujanya, membuatnya bahagia, membuatnya menyadari bahwa dia begitu dicintai. Seandainya saja aku tahu bahwa hari esokku bersama isteriku tak lagi datang, tak akan kusia-siakan waktuku untuk semua pekerjaan dan rencana-rencana masa depan kami yang sekarang tak mungkin terwujud lagi. Tetapi penyesalan memang selalu datang terlambat, dan manusia seperti aku hanya bisa berandai-andai.
 
Ya Allah... Seandainya saja aku tahu....
 
End
 
*Cintailah kekasihmu, seolah-olah dia akan mati besok pagi. Setidaknya ketika  ternyata kau benar-benar kehilangannya, kau tak akan dipenuhi penyesalan dan berandai-andai.
 
 

Perjanjian Hati part 3

 
Created on Bandung, December 22nd, 2012

Part 3
Terasa begitu menyakitkan kehilanganmu dulu..
Terasa begitu menghancurkan kalbu ketika mencoba melupakanmu....
Sampai akhirnya kusadari, kau tak seberharga itu
Dan ternyata aku tidak mencintaimu sedalam itu









Hening sejenak. Lalu Kevin berdehem di seberang sana.
 
"Kau yakin?'
 
Kenapa di saaat Nessa berusaha menguatkan dirinya demi adiknya, Kevin malahan bertanya seperti itu? Nessa mengerutkan keningnya.
 
"Ya. aku yakin."
 
"Aku akan marah besar kalau kau berubah pikiran di tengah-tengah rencana kita."
 
Memangnya dia siapa? dan apa peduli Nessa kalau Kevin marah? Tetapi tiba-tiba Nessa teringat bahwa Kevin bisa menakutkan kalau dia mau.
 
"Aku tidak akan berubah pikiran." gumam Nessa, berusaha terdengat meyakinkan.
 
"Bagus. Kalau begitu aku akan mengatur semuanya."
 
Lalu percakapan ditutup, tanpa ucapan apapun. Meninggalkan Nessa yang mengerutkan kening karena ketidak sopanan Kevin.
 
***

Sabtu, 22 Desember 2012

Untuk Perempuan yang Kupanggil : Ibu

Untuk dia, perempuan tegar yang pernah menggendongku dengan penuh kelembutan
Untuk dia, perempuan kuat yang pernah memelukku dengan penuh perlindungan
Untuk dia, perempuan yang menabung pengertian ketika mengandungku
Untuk dia, perempuan yang sudah memaafkanku bahkan sebelum aku berbuat kesalahan
Untuk dia, Perempuan yang kupanggil : ibu

Selamat hari ibu.
Terimakasih sudah menjadi ibu yang begitu baik
Hingga aku bisa tumbuh seperti sekarang ini

Selamat hari ibu juga untuk semua ibu di dunia, untuk  yang sedang berharap segera menjadi ibu, dan untuk para perempuan, calon ibu di masa depan :)

Kamis, 20 Desember 2012

Perjanjian Hati Part 2

Created on Bandung, 15 Desember 2012




Part 2
Kalaupun demi cintamu
Kakakmu ini harus berkorban
Akan kulakukan
Akan kulakukan...
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Nessa membelalakkan matanya mendengar kata-kata Kevin. Sejenak dia mencoba mencerna apa yang barusan di dengarnya lagi, berharap ada kemungkinan dia salah dengar. Tetapi kemudian ketika dia menyadari bahwa apa yang dikatakan Kevin itu benar-benar seperti yang dimaksudkannya, wajahnya merah padam oleh kemarahan bercampur rasa terhina.
 
"Saya tidak tahu kenapa anda melakukan penghinaan yang begitu besar kepada kami. Tapi yang perlu anda tahu, kami tidak butuh uang atau pemberian apapun dari anda, coba anda tanyakan ini ke Ervan dan mungkin dia akan menghajar anda."
 
Kevin hanya diam di sana dan mengamati Nessa tajam, seolah-olah ingin menelanjangi seluruh isi hatinya. Lama kemudian lelaki itu tampaknya telah mengambil kesimpulan dan tersenyum,
 
"Oke, jangan marah. Kata-kataku tadi hanyalah ujian, aku memang mengatakannya kepada siapapun, yang dekat dengan Delina."
 
Nessa mengernyit,
 
"Apa?"
 
"Kau tahu, kata-kata itu tadi, bahwa aku akan membayar mereka dengan timbal balik mereka harus meninggalkan Delina." Wajah Kevin mengeras, "Kau akan terkejut mengetahui berapa banyak yang setuju untuk menyambar umpanku mentah-mentah."
 
"Tidak semua orang miskin tidak punya harga diri." sela Nessa sinis.





Selasa, 18 Desember 2012

Perjanjian Hati Part 1


Created On 14 December 2012

Part 1

Tak pernahkah kau mengerti? Hatiku ini sudah ada dalam genggamanmu
Lalu kau buang begitu saja.....
Begitu saja....
 











Nessa menangis, sungguh-sungguh menangis mendengarkan alunan lagu itu dari pemutar musik miliknya. Hujan turun dengan derasnya di luar, tetapi sederas apapun hujan itu, tak akan bisa mengalahkan derasnya darah yang mengalir dari hatinya yang remuk redam, dihancurkan begitu saja oleh kekasihnya, tanpa ampun.
 
Ingatannya melayang pada sore yang berhujan, saat itu hanya ada dia, dan Marcell, kekasihnya.
 
"Kita sudah tidak boleh bertemu lagi."
 
Nessa mengernyit dan mendongak menatap Marcell yang lebih tinggi darinya,
 
"Apa maksudmu?"
 
"Aku sudah tidak bisa menemuimu lagi Nessa, maaf."

"Kenapa Marcell?", dia mulai gemetaran, menyadari bahwa semua ini benar-benar nyata.

"Kau tahu kenapa, aku sudah tidak kuat dengan desakan ibuku dan sebagainya. Maafkan aku Nessa, aku menerima pertunangan dengan Susan. Selamat tinggal."
 
Hanya seperti itu, tanpa penjelasan apa-apa, tanpa pelukan perpisahan, dan Marcell pergi meninggalkan Nessa dengan hati hancur.
 
***

Senin, 17 Desember 2012

Verna dan Hujan - The Epilog

Created on, Bandung December 17, 2012
 
Disclaimer : Bandung dengan hujannya yang ( hampir ) setiap hari melahirkan cerita ini. Mau tak mau membuat saya merenungkan hujan dari dua sisi, Hujan yang mendatangkan kebahagiaan bagi manusia yang mencintainya sepenuh hati, dan hujan yang mendatangkan kesedihan bagi manusia yang belum bisa melepaskan masa lalunya.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Anak kecil berambut ikal lebat itu berjalan menelusuri teras, dan menatap halaman yang sangat hijau dengan taman yang tertata indah itu dengan bahagia. Hujan turun rintik-rintik, dan suara kodok yang bersahut-sahutan menembus hujan sangat menarik perhatiannya.
 
Langkahnya terhenti ketika menemukan sesosok lelaki yang selalu dipanggilnya 'Om' sedang duduk di teras sambil mengamati hujan.
 
"Om sedang apa?", tanyanya dibalik senyum ceria anak-anak
 
Bayu menoleh dan membalas senyuman Rio, yang baru berusia empat tahun,
 
"Om sedang menatap hujan sayang, sini duduk di sebelah om."
 
Rio duduk di sebelah Bayu dan bertopang dagu menatap hujan, lalu setelah lama dalam keheningan, dia merasa bosan.
 
"Bosan om." , gumanya sambil cemberut.

Sabtu, 15 Desember 2012

Verna dan Hujan Part 5

Created on December 15, 2012 - Bandung

Disclaimer : Bandung dengan hujannya yang ( hampir ) setiap hari melahirkan cerita ini. Mau tak mau membuat saya merenungkan hujan dari dua sisi, Hujan yang mendatangkan kebahagiaan bagi manusia yang mencintainya sepenuh hati, dan hujan yang mendatangkan kesedihan bagi manusia yang belum bisa melepaskan masa lalunya.

 
 
 
 
 
 
Ponsel itu jatuh dari tangan Verna, meluncur ke lantai.
Tanza langsung berdiri dengan cemas, membungkuk dan meletakkan ponsel itu ke genggaman tangan Verna yang terpaku.
"Kenapa Ver?"
Dengan susah payah Verna menelan ludah, lalu berusaha bersuara,
"Nadia...."
"Nadia? Tadi Nadia yang menelepon? Ada apa?"
"Bayu..."
"Kenapa Nadia dan Bayu?" Nada suara Tanza tampak frustrasi karena jawaban Verna yang terpatah-patah.
Air mata mengalir di pipi Verna tanpa dapat ditahan, tiba-tiba ketakutan melandanya. Bayu kritis, oh Tuhan, bagaimana mungkin dia hidup tanpa kesadaran bahwa Bayu juga hidup? Sadar dan bahagia bahwa mereka masih menghirup udara yang sama, menginjak bumi yang sama.... meskipun tidak bisa saling memiliki....
"Verna?" suara Tanza makin meninggi, meminta perhatian sekaligus cemas melihat air mata yang mengalir deras di pipi Verna.
"Nadia... Nadia menelepon, katanya..... Bayu... Bayu kecelakaan, Tanza. Kondisinya kritis..."
***

Kamis, 13 Desember 2012

POSTINGAN BARU 4 NOVEL KARYA SANTHY AGATHA

PS : ALL POSTINGAN UNTUK REVISI 4 NOVEL KARYA SANTHY AGATHA AKU BUATKAN POSTINGAN BARU DI HALAMAN DEPAN YAH, MENGINGAT POSTINGAN YANG LAMA, KARENA BANYAKNYA YANG BERAPRESIASI JUMLAH KOMENTAR YANG ADA DI POSTINGAN LAMA SUDAH MEMENUHI MAKSIMAL QUOTA ( 200 KOMENTAR ) HEHEHEHE *JADI MALU* JADI KALAU ADA YG MAU NANYA2 TENTANG 4 NOVEL INI, KOMENTNYA DI POSTINGAN YANG BARU INI YAH DEAR, JANGAN DI YANG LAMA, KARENA TAKUTNYA NGGAK BISA MUNCUL HEEEE
*PELUK SAYANG SEMUANYA*

A Romantic Story about Serena
Genre : Roman, novel

Dalam hidupnya, Impian Serena hanyalah ingin menjadi perempuan yang biasa-biasa saja. Dia ingin menikah dengan Rafi kekasihnya, membentuk keluarga kecil yang bahagia, lalu seperti akhir kisah klise lainnya: bergandengan tangan di usia senja, melangkah menuju matahari terbenam.
Tetapi ternyata apa yang dia inginkan meskipun sederhana, tidak semudah itu menjadi kenyataan. Kecelakaan itu telah merenggut semua yang diimpikannya, orang tuanya, merenggut rencana pernikahannya dengan Rafi yang kemudian tak berdaya dan membuatnya harus berjuang sendirian, dan menghancurkan semua
mimpi
-mimpinya yang sebelumnya terbungkus dalam rencana masa depan yang telah tersusun rapi. Semuanya hancur.
Dalam perjuangannya untuk bangkit itulah dia harus berhubungan dengan Damian, seorang taipan kaya yang sombong, arogan, suka memaksakan kehendak, dan...punya obsesi seksual terpendam terhadap dirinya. Serena membutuhkan Damian lebih demi menyelamatkan Rafi, sedangkan Damian membutuhkan Serena untuk memuaskan hasrat obsesif yang terus menerus menyiksanya terhadap Serena.

Dua manusia yang seharusnya tidak pernah bersilang jalan inipun dipertemukan oleh keadaan. Dua manusia yang saling membenci satu sama lain tetapi dikalahkan oleh hasrat dan kebutuhan. Hubungan mereka panas membara, luar biasa sampai mereka bisa terbakar habis di dalamnya. Mereka menjalin hubungan karena keterpaksaan, yang lama kelamaan menjadi hubungan saling membutuhkan, saling merindukan dan saling memuaskan dan….. akhirnya menyerah untuk saling mencintai.



Sampai kemudian tiba saatnya Serena harus memilih antara Hasratnya pada Damian, lelaki arogan yang terus menerus menyakitinya tetapi berhasil merenggut hatinya, atau cintanya kepada Rafi, lelaki yang baik, yang pernah meninggalkannya untuk berjuang sendirian, tetapi tetap menjaga janjinya dalam sebentuk cincin pertunangan di jari manisnya."





From The Darkest Side
Genre : Roman, novel, Thriller

Hidup Sharin semula biasa-biasa saja. Dia adalah anak yang tidak diakui ibunya sendiri, seorang artis ternama yang memilih merahasiakan keberadaannya di depan umum dan membiarkannya dibesarkan oleh kakek dan neneknya. Sampai kemudian Cathy, ibunya memintanya berkenalan dengan calon ayah tirinya, seorang lelaki muda yang begitu berkuasa. Darren Leonidas, milyader kaya keturunan Yunani yang tampaknya menyimpan rahasia kelam yang berhubungan dengan masa lalu Sharin.

Begitu memasuki rumah calon ayah tirinya itu, ada nuansa gelap yang melingkupi Sharin, seolah-olah ada sepasang mata yang selalu mengawasinya sepanjang waktu, berusaha menunggu saat dia lengah untuk menyakitinya. Dan sikap calon ayah tirinya, yang entah kenapa begitu tampan, muda, kaya, berkuasa dan misterius itupun tampaknya sama sekali tidak membantu Sharin untuk memecahkan misteri yang melingkupinya, karena Darren – sang calon ayah tirinya – tampaknya merahasiakan sesuatu. Sesuatu yang cukup gelap dan menakutkan, sesuatu menyangkut Sharin dan masa lalunya. Sesuatu yang bisa dengan kejam melukai orang lain demi mencapai tujuan jahatnya.
Kisah ini adalah kisah thriller romance yang diilhami oleh ide yang hampir sama di semua kisah romance di dunia : Cinta segitiga. Tetapi cinta segitiga disini sangat unik, karena hanya melibatkan dua orang J. Kalian akan disuguhi suasana mencekam, darah, kekejaman sekaligus pelampiasan hasrat dan petualangan seksual yang luar biasa panas antara tokoh2 di dalamnya.

Unforgiven Hero
Genre : Roman, novel

Rafael Alexander adalah seorang pengusaha sukses keturunan dari keluarga kaya yang berpengaruh. tetapi sebenarnya Rafael menyimpan rasa bersalah yang menyiksa seumur hidupnya. Di masa mudanya, Rafael pernah menyebabkan kecelakaan parah yang membunuh seorang sopir taxi tua yang ternyata meninggalkan seorang anak perempuan bernama Elena menjadi sebatang kara.

Dengan kekuasaan dan kekayaannya, Rafael berusaha menebus kesalahannya itu. Bagaikan malaikat pelindung, dia diam-diam mengatur segala aspek kehidupan Elena hingga menjadi mudah.
Bahkan dengan kekuasaannya pula, dia memaksa Elena untuk terikat dengannya, ketika kemudian Elena mengetahui bahwa Rafael adalah orang yang menyebabkan kematian ayahnya, kebencian meledak di antara mereka, Elena tidak bisa memaafkan Rafael.
Tapi karena terbiasa mendapatkan apa yang dia mau, Rafael ahkirnya menggunakan cara paksaan untuk memiliki Elena, dia menculik Elena ke tempat terpencil, jauh dari siapapun, berada sepenuhnya di bawah kuasanya, hanyut di dalam ledakan gairah Rafael, dan hanya bergantung kepadanya.
Konflik terjadi ketika ada perasaan yang mulai terlibat dari hubungan yang semula hanyalah penebusan dosa dan pamer kekuasaan ini. Ketika perasaan itu semakin dalam, akankah Elena bisa memaafkan laki-laki yang telah merenggut nyawa ayahnya dalam kecelakaan itu?




Sleep With The Devil
Genre : Roman, Novel, Thriller

Ketika bisnis orang tuanya jatuh, Lana terpaksa melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana orang-orang yang dicintainya satu persatu hancur. Ibunya terpuruk dalam rasa malu dan kecewa lalu meninggal karena digerogoti penyakit yang sumber utamanya adalah dari hatinya yang hancur, ayahnya ahkirnya meninggal dalam sebuah kecelakaan yang diindikasikan bunuh diri dengan sengaja karena tidak kuat menghadapi beban hidup, meninggalkan Lana Sendirian.Sebatang kara di dunia ini, Lana menyadari bahwa penghancur hidup keluarganya, yang menjadi pembunuh tak langsung kedua orang tuanya adalah Mikail Raveno, Pria berdarah italia, penguasa bisnis yang punya hobby menghancurkan dan menguasai perusahaan-perusahaan kecil yang dia incar, termasuk perusahaan orang tua Lana. Mikail Raveno berdarah dingin, dan ditakuti karena tidak punya belas kasihan.Dengan nekad, Lana menyamar menjadi pelayan bar favourite Mikail.
Dan Lana mencoba mencari cara untuk membalaskan dendamnya kepada lelaki kejam itu, ingin mencari kepuasan dengan melukai Mikail, meskipun hanya sedikit. Tetapi sayangnya, penjagaan keamanan di sekeliling Mikail tidak tertembus. Lana malahan berahkir dalam cengkeraman Mikail, dirinya di beli diluar kehendaknya, diculik paksa dan dipenjara di rumah Mikail.

Kenapa Mikail menyekapnya? Apakah Mikail mengetahu niat Lana untuk membalaskan dendam kematian kedua orangtuanya? Dan kenapa semakin lama, Mikail semakin tidak ingin melepaskan Lana?
Novel ini begitu panas, oleh gejolak dan percikan gairah dua manusia yang saling bermusuhan, yang sama-sama bertemperamen keras, Lana seorang perempuan mandiri yang meledak-ledak harus berhadapan dengan Mikail, lelaki arogan yang terbiasa mendapatkan apa yang dia mau.


Sweet Enemy - Special One Shoot By Request

Prolog :
Kemarin, seorang sahabat meminta tolong kepadaku untuk membuat sebuah oneshoot fanfiction :)
aku mempostingnya di sini juga tetapi tentu saja dengan nama cast yang sudah kusesuaikan.
Ceritanya sederhanya, karena dimaksudkan hanya sebagai oneshoot saja,
Tidak menutup kemungkinan cerita ini dikembangkan sendiri oleh masing-masing yang terinspirasi, silahkan mari berkreasi sebebas-bebasnya  :)
Ahkirnya, Semoga bisa menjadi hiburan yah *peluk erat semuanya*
 
 
 
“Itu dia orangnya baru datang”,  Erland menunjuk dari jendela di lantai paling atas mansion itu , “Dia anak miskin itu, yang dipungut oleh mama Davin ”
“Mana?” Jason ikut-ikutan mengintip di jendela dan mengernyit, “Sepertinya dia biasa-biasa saja? Apa yang membuat mama Davin  memungutnya?”
“Karena dia anak kesayangan di sekolah yang didirikan oleh mama Davin, nilai-nilai pelajarannya paling sempurna, dan otaknya jenius, meskipun dia datang dari keluarga miskin, dengar-dengar ayahnya baru meninggal karena kecelakaan di tempat kerja, dan dia tidak punya siapa-siapa lagi, karena itulah Nyonya Jonathan memutuskan menjadi penyandang dananya”
Jason melirik ke arah Davin yang tampak tidak tertarik, sedang menenggelamkan diri dalam buku bacaanya. Lelaki itu tampak begitu dingin, muram dan tidak tersentuh, hanya beberapa orang yang bisa berdekatan dengannya, Jonathan Davin putera dari konglomerat nomor satu di negara ini, Jason dan Erland adalah sebagian yang beruntung. Mereka dekat bukan karena Davin membuka diri, tetapi karena kedua orangtua mereka memang bersahabat dan mereka sudah berkenalan sejak kecil.
Davin bukanlah orang yang dekat dengan kedua orangtuanya. Papanya tidak pernah ada di mansion, sibuk dengan bisnisnya, dan Mamanya lebih senang berkeliaran di luar dengan kegiatan amal dan kebaikan hatinya, merasa bahagia karena dipuja orang sebagai pribadi yang darmawan. Meskipun Davin sangat menghormati kedua orang tuanya itu
Dan Keyna, orang yang mereka bicarakan itu tentunya menjadi subjek  terbaru mamanya untuk menuai pujian dari semua orang. Davin mengernyit kesal. Mamanya selalu membuatnya repot, dan sekarang, dia menampung anak gelandangan itu di sini, di mansionnya. Davin harus selalu berinteraksi dengan anak gelandangan dari keluarga miskin itu.
“Tapi dia cantik”, Jason bergumam lagi, kali ini mengamati dengan lebih intens, “Davin, kau benar-benar tidak ingin melihatnya?”
“Tidak.”, Davin mengangkat kepalanya dari buku, merasa terganggu karena kedua temannya itu mengganggu konsentrasinya membaca, “Toh aku akan bertemu dengannya nanti, dia akan tinggal di mansion ini.”
Erland mengernyit, “Mamamu memutuskan supaya dia tinggal di mansion keluarga Jonathan? Aku pikir dia hanya akan menanggung biaya hidup dan pendidikannya.”
“Keyna tidak punya rumah, karena ayahnya begitu miskin dan tidak mampu membayar hutang, rumah mereka disita oleh Bank, karena itu mama memutuskan menempatkannya di sini”, Davin mencibir, membayangkan betapa senangnya Keyna mendengar keputusan mamanya. Anak gelandangan itu pasti tidak akan melepaskan kesempatan sekalipun supaya bisa tinggal di mansion mewah, mansion keluarga Jonathan. Tinggal tunggu waktu saja sebelum anak gelandangan itu mencoba menggerogoti harta namanya. Semua orang sama, semuanya mengincar harta keluarga Jonathan. Begitupun anak gelandangan itu, Davin sangat yakin Keyna punya rencana buruk untuk menggerogoti kekayaan keluarganya.
“Kau tidak menyukainya ya?” Jason menangkap sorot kebencian di mata Davin.
Dengan acuh Davin mengangkat bahunya, “Aku tidak suka semua gelandangan miskin pengincar harta.”
Jason dan Erland saling melemparkan pandangan tahu sama tahu, akan gawat bagi Keyna, kalau Davin tidak menyukainya. Karena Davin terkenal kejam dan tak berbelas kasihan kepada orang-orang yang tidak dia suka.
***

Rabu, 12 Desember 2012

Dear Kamu .... RE: For U Dearest



-----Original Message-----
From: anak cantik [mailto:anakcantik3@gmail.com]
Sent: Tuesday, February 28, 2012 1:20 PM
To: Suamiku tercinta [mailto:xxxxxx@xxxxxxx.co.id]
Subject: Dear Kamu .... RE: For U Dearest


Dear Kamu


Pernah ada (mungkin masih) bimbang itu menggayuti hati saya
Pernah ada (mungkin masih)ragu itu tak tertepis di kalbu saya
Kenangan saat itu saat saya hanya bisa menahan pilu menatapmu,
Menatapmu yang sedang menatapnya lalu kau bilang : entahlah
Saat itu saya meyakinkan hati bahwa yang penting ada kamu, saya mau
Dan bahkan tetap ada rindu tanpa ampun, menyelip tak tahu malu
Menghantam semua bimbang dan ragu, bikin lidah saya kelu




Selasa, 11 Desember 2012

Verna dan Hujan Part 4

Created on : Bandung, 10 December 2012




Disclaimer : Bandung dengan hujannya yang ( hampir ) setiap hari melahirkan cerita ini. Mau tak mau membuat saya merenungkan hujan dari dua sisi, Hujan yang mendatangkan kebahagiaan bagi manusia yang mencintainya sepenuh hati, dan hujan yang mendatangkan kesedihan bagi manusia yang belum bisa melepaskan masa lalunya.










Verna tertegun, tapi ketika kesadarannya kembali, dia langsung menengok lagi ke arah café itu.

Itu benar-benar Tanza dan Nadia!

Dengan gemetar, Verna berdiri di tengah hujan yang begitu deras, tiupan angin menghantarkan seluruh percikan air ke tubuhnya, payungnya tak bisa lagi menyembunyikannya. Tetapi Verna tak peduli. Perasaannya campur aduk, antara terkejut dan… kecewa.

Tanza mengenal Nadia? Dari pemandangan yang dilihatnya tadi, Tanza tampak begitu akrab dengan Nadia, tatapan di antara keduanya penuh senyum. Mereka tampak bagaikan sahabat lama yang dekat.

Kenapa Tanza tidak pernah menunjukkan kalau dia mengenal Nadia? Bahkan lelaki itu bersikap seolah-olah dia benar-benar orang baru, di luar lingkup kisah Verna yang rumit. Apakah Tanza berbohong kepadanya? Kalau iya, kenapa?

Tiba-tiba Verna merasakan ketakutan yang dalam, bahwa persahabatannya dengan Tanza selama ini hanyalah berisi kebohongan semata.
***




Sabtu, 08 Desember 2012

Verna dan Hujan Part 3


Create on  1 Desember 2012, Bandung

 
 
Disclaimer : Bandung dengan hujannya yang ( hampir ) setiap hari melahirkan cerita ini. Mau tak mau membuat saya merenungkan hujan dari dua sisi, Hujan yang mendatangkan kebahagiaan bagi manusia yang mencintainya sepenuh hati, dan hujan yang mendatangkan kesedihan bagi manusia yang belum bisa melepaskan masa lalunya.

 
 
 
 
 
Hening.

Verna terhenyak menatap saudara kembarnya yang melemparkan pandangan jauh ke sudut ruangan café.

Hanya sesaat Verna mengenali saudara kembarnya yang dahulu sangat mencintainya. sedetik kemudian tatapan mereka beradu dan saat itu juga Verna sadar kalo Nadia sudah kembali, Yang ada di depannya ini adalah Nadia yang memancarkan api kebencian disorot matanya, ditambah rona muak yang menyeruak dari parasanya yang cantik.

“Kapan tepatnya?” Verna memecah kesunyian yang canggung itu.

“Minggu kedua bulan depan” Nadia menjawab acuh. “Dan yang pasti gue gak berharap lo dateng” tambahnya cepat.

Gue juga gak mau dateng kok kalo memang itu mengganggu…, Verna membatin

 “Gue harap semua lancar.” Verna menelan ludahnya, “Kalau-kalo lu butuh bantuan..”

“Nggak, gue nggak butuh bantuan apapun dari lo.” Sela Nadia sambil menatap Verna benci, “Gue rasa sudah cukup lo merusak hidup gue, gue harap setelah ini kita ga usah ketemu lagi“ , dengan kejam Nadia melemparkan tatapan tajam ke Verna, “Gue pasti akan tau apa yang lo lakuin selama ini di belakang gue, inget gue ngawasin Bayu terus-terusan, gue minta lo berhenti mikirin Bayu, dia punya gue, dulu dan nanti ” Nadia beranjak dari kursi, memunggungi Verna dan segera berlalu.

Verna memandangi sosok saudara kembarnya menjauh dan kemudian menghilang. Dadanya terasa sesak oleh tangis yang tertahan, dipandanginya gelas Nadia yang belum tersentuh, seketika kenangan masa kecilnya bersama Nadia membayang, dia teringat betapa dirinya yang tomboi menjadi tumpuan Nadia yang lemah lembut, betapa kala itu, bahkan sampai sekarang, Verna mencintai saudara kecilnya itu.

Saat tangis tak lagi bisa dibendungnya, Verna segera beranjak dari kursi dan meninggalkan café.

***



Tentang SWTD Hardcopy dan Arsas Edisi Hemat

Dear all readers yang kusayangi

Semoga hari ini dan hari-hari selanjutnya, kita selalu dipenuhi kebahagiaan ya ;)


Dear, untuk versi hardcopy/ cetak SWTD sudah terbit dengan detail bukunya sbb :
 
sampul softcover, Kertas novel, tebal 263 halaman, harga penerbit Rp. 56.000
Font huruf SWTD memang lebih kecil dari Edisi Asli ARSAS sebelumnya, hal ini dimaksudkan untuk meminimalisasi biaya produksi, agar bisa lebih murah.Huruf2nya memang lebih kecil, tetapi semoga tetap nyaman di baca ya ;)
Oh ya, di dalam SWTD versi cetak ini ada halaman bonus berisi 'A Romantic Story About Serena The Epilog' semoga kalian semua menikmatinya yah ;)

Untuk A Romantic Story About Serena, ada juga edisi hematnya, harga Rp. 56.000 ( harga penerbit) detail bukunya :
 
Softcover dengan font huruf diperkecil dan buku lebih tipis, hanya setebal 255 halaman, tujuannya sama, untuk meminimalisasi biaya produksi agar harga bisa lebih murah. Huruf2nya memang lebih kecil, tetapi semoga bisa tetap nyaman di baca ya

Untuk buku Sleep With The Devil dan Arsas Edisi Hemat ini, all readers hanya membayar untuk biaya produksi, komisi penerbit dan ongkos kirim saja. Tidak ada royalti penulis yg diambil untuk disumbangkan ke pihak manapun, untuk menghindari suara-suara negatif yang berkembang di luar. Anggap saja sumbangan dialokasikan ke masing-masing pembeli ya :)

Tetapi untuk pembeli yang masih berniat menyumbang kepada Yayasan Yatim tersebut, edisi A Romantic Story About Serena versi asli masih tersedia dengan harga Rp. 75.000 dan font huruf lebih besar, softcover, kertas novel dan lebih tebal tentunya ;)

Untuk Epub/ Softcopynya :
 
Arsas : boleh minta kepada admin portalnovel/ PN Angel's mba Ertika Sani
SWTD : akan dibagikan nanti free setelah postingan SWTD tamat di portalnovel ( bisa daftar dulu di om Admin/ mba Ertika Sani :)
 
Berikut link pesannya di nulisbuku.com
 



 
Semoga All readers juga mau menunggu terbitnya 2 novel yang lain, yang tentunya ( dengan seizin om Admin www.portalnovel.blogspot.com yang baik hati ) akan dimuat juga secara bersambung di portalnovel ;), yaitu Unforgiven Hero dan From The Darkest side

sinopsisnya bagi yang penasaran bisa di tengok di sini :


Salam hangat dan Peluk erat
Santhy Agatha


*Ps : Untuk pembelian khusus reseller/ beberapa toko buku online lain, tidak menutup kemungkinan bisa mendapatkan harga lebih murah, karena ada kebijakan diskon dari pihak nulisbuku.com sendiri, untuk reseller yang membeli buku langsung dalam jumlah besar ( di atas 50 eksemplar per judul ), bagi reseller/ OS harap melakukan konfirmasi langsung dengan pihak nulisbuku.com melalui email ke : admin@nulisbuku.com mengenai pengaturan diskonnya