Sabtu, 29 Desember 2012

Perjanjian Hati Part 5


Created On Bandung 23rd, December 2012

Part 5

Ketika kau harus memilih, mana yang akan kau pilih?
Seuatu yang ada dalam genggamanmu, tetapi masih kau ragukan
Atau sesuatu yang dulu pernah ada dalam genggamanmu, sempat terlepas, tetapi ingin kembali pulang?







Nessa ternganga, begitupun Delina dan Ervan yang ada di ruang tunggu iccu itu. Dengan gugup Nessa menelan ludah, menatap Kevin yang tampak begitu serius, menatap Delina dan Ervan yang mengamati mereka dengan penuh keingintahuan. Nessa bingung harus bicara apa. Kalau menurut kata hatinya, seharusnya dia langsung menolak mentah-mentah lamaran itu, bukankah saat ini mereka sedang mempersiapkan pernikahan yang hanya sandiwara? Kenapa Kevin melamarnya di sini, di depan kedua adik mereka? Bagaimana Nessa harus menanggapinya? dengan sungguh-sungguh atau bersandiwara?
 
"Kevin...?" Nessa bergumam lirih berusaha supaya tidak terdengar oleh Delina dan Ervan yang ada di ujung ruangan.
 
Kevin menatap Nessa dengan mata membara, tampak tersiksa,
 
"Please." Mulutnya membentuk permohonan tanpa bersuara.
 
Nessa menelan ludah lagi. Kevin pasti punya alasan melakukan ini, mungkin dia akan menjelaskannya nanti. Dan jika ternyata mereka salah arah, Nessa berharap Kevin bisa mengeluarkannya dari masalah ini.
 
Dengan menguatkan hati, Nessa menganggukkan kepalanya.
 
"Baik Kevin aku bersedia menikah denganmu."
 
Terdengar suara helaan napas Delina di sudut ruangan, lega. Sementara Nessa mencuri pandang ke ekspresi adiknya yang tercekat. Mungkin sama seperti dirinya, Ervan kaget dan tidak menyangka hubungan Nessa dan Kevin berkembang secepat ini.
 
Sedangkan Kevin, lelaki itu memejamkan matanya tampak lega luar biasa. Lalu dengan cepat, seolah takut Nessa berubah pikiran, dia menyelipkan cincin yang mereka beli barusan ke jemari Nessa,
 
"Itu jadi cincin pertunangan kita. Besok kita beli lagi cincin pernikahan.", bisiknya serak sambil mengecup jemari Nessa yang bercincin. Kevin lalu berdiri dari posisi berlututnya, tampak menjulang di depan Nessa, "Baiklah Nessa, karena kau telah menyetujuinya, kita akan menikah besok."
 
"Besok??!"


Kali ini yang bersuara kaget bukan hanya Nessa, tetapi juga Ervan dan Delina.
 
Kevin menghela napas panjang, lalu menoleh sedih ke arah ruangan iccu.
 
"Mama sedang memperjuangkan hidupnya di sana serangan ini tidak akan terjadi satu kali saja, pasti akan terjadi lagi, dan setiap terjadi kita mempunyai resiko kehilangan mama, satu-satunya permintaannya adalah bisa melihat aku menikah." Kesedihan di mata Kevin bukanlah sandiwara, lelaki itu benar-benar sakit dengan kondisi mamanya, "Aku tidak mungkin menolak permohonan mama kan? Akan hidup dengan penyesalan yang mendalam kalau sampai mama meninggal dan aku tidak bisa melakukan amanat satu-satunya darinya."
 
Delina mengusap air matanya dengan pedih, membiarkan dirinya dipeluk oleh Ervan.
 
Sementara itu, Ervan mengamati Kevin dan Nessa berganti-ganti.
 
"Apakah... apakah kalian yakin? aku tidak tahu seberapa lama dan seberapa dalam hubungan kalian berdua... meskipun aku sangat senang kalian bersatu, tapi... pernikahan mempunyai dasar pertimbangan lain selain cinta dan pemenuhan amanat untuk orang lain... pernikahan adalah komitmen seumur hidup... untuk selamanya kalau bisa." gumam Ervan, mencoba mencari jawaban dari ekspresi dua manusia di depannya.
 
Wajah Nessa memucat, tetapi tidak bisa berkata-kata. Ervan benar, pernikahan adalah hal yang sangat serius untuk dilakukan. Mereka melakukan janji di hadapan Tuhan, dan itu bukan main-main. Selain itu, jangankan komitmen seumur hidup, mereka bahkan tidak mempunya cinta satu sama lain yang bisa mendukung komitmen itu. Apa yang harus dia lakukan? dia menyetujui sandiwara ini dari awal dan kemudian terseret arus, tidak bisa kembali lagi.
 
Kevin merangkul Nessa dengan sebelah lengannya,
 
"Tidak apa-apa. Kami saling mencintai." jawab Kevin tegas, mengetatkan rangkulannya untuk menegaskan maksudnya, "Aku akan menemui ibumu Nessa, untuk meminta izin."
 
***
 
"Jadi begitu ceritanya bu. Mohon maaf saya mendesak secara mendadak seperti ini. Tetapi kondisi mama sayalah alasan satu-satunya saya mempercepat pernikahan ini, meskipun resepsi akan tetap dilaksanakan empat bulan lagi."
 
Ibu Nessa menatap Kevin yang begitu serius dengan permintaannya. Sebagai seorang ibu, tentu saja dia kaget anaknya dilamar mendadak seperti ini. Oh. mama Kevin dan Kevin sendiripun sudah menemuinya minggu kemarin, untuk membicarakan persiapan pernikahan. Tetapi itu untuk pernikahan empat bulan lagi, bukannya pernikahan dadakan besok pagi.
 
Dengan lembut, ibu Nessa melirik ke arah putri satu-satunya yang dari tadi tidak bersuara, sibuk dengan pikirannya sendiri.
 
"Nessa, ibu terserah padamu nak, karena kau yang menjalaninya."
 
Nessa meringis. Bagaimana bisa dia terjebak dalam situasi ini? Sepanjang jalan ke rumah tadi, Nessa ingin meledak kepada Kevin, marah karena ditempatkan dalam posisi seperti ini tanpa rencana. Tetapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa kepada Kevin, karena Ervan ikut bersama mereka untuk mengambil baju ganti sebelum kembali ke rumah sakit lagi, sementara Delina masih di rumah sakit, berjaga menunggui mamanya.
 
"Nessa sudah setuju dengan saya ibu, toh kami memang sudah berencana menikah, betul kan Nessa?" sela Kevin cepat, mencegah Nessa mengeluarkan penolakan.
 
Nessa hanya menganggukkan kepalanya lemah.
 
Ibu Nessa menghela napas panjang,
 
"Baiklah nak, ibu memberikan restu. Ibu yakin, pernikahan ini bertujuan baik, dan semua yang bertujuan baik pasti akanberujung baik."
 
***
 
"Kakak yakin ?" Ervan mendekatinya, ketika Nessa sedang melangkah memasuki kamarnya. Ervan sudah membawa tas ransel berisi beberapa baju ganti dan selimut. Lelaki itu akan menemani Delina menginap di ruang tunggu iccu sambil menunggu mama Kevin bisa dipindahkan ke kamar pribadi. Dia sudah akan berangkat lagi ke rumah sakit diantar Kevin. Kevin sendiri belum bisa menginap di rumah sakit, dia harus mempersiapkan segala urusan untuk pernikahan dadakan itu di pagi harinya, baru mungkin dini hari nanti dia akan menyusul Delina dan menggantikan adiknya menunggui mamanya.
 
Nessa menatap mata adiknya, ada kecemasan di sana. Nessa tahu pikiran Ervan terlalu tajam dalam melihat semua ini. Ervan pasti merasa semua terlalu cepat, dan dia terlalu mengenal kakaknya untuk mengabaikan kecemasan yang berkecamuk di dalam hati Nessa,
 
Sambil tersenyum kepada adiknya, Nessa menganggukkan kepalanya,
 
"Pernikahan ini adalah jalan yang terbaik." gumamnya.
 
Ervan menatap Nessa tajam, mencoba menembus mata kakaknya,
 
"Apakah... apakah ada yang kau rahasiakan kepadaku?"
 
Nessa langsung menatap Ervan waspada. Apakah sandiwara mereka begitu kelihatan di mata Ervan?
 
"Kenapa kau berpikiran seperti itu?"
 
Ervan mengangkat bahunya, tersenyum miris,
 
"Entahlah kak." Senyumnya berubah menjadi permintaan maaf, "Maafkan aku, bukannya aku tidak percaya akan cinta kalian, tetapi ini semua terlalu cepat... aku...aku bahkan tidak menyangka kakak Delina mau berkomitmen kepada seseorang, Delina selalu cerita kalau kakaknya sangat menghindari pernikahan, dia selalu ingin menjadi lelaki bebas. Lamarannya tadi, aku takut dia terlalu tergesa-gesa karena dorongan hatinya ingin menyenangkan mamanya..... Kalau yang dilamarnya bukan kakak, mungkin aku akan tenang-tenang saja. Tetapi kau, kakakku, dan aku sangat menyayangimu. Aku tidak ingin ada penyesalan nantinya."
 
Nessa merasakan matanya panas dan berkaca-kaca. Ingin rasanya dia mengungkapkan semuanya kepada adiknya, yang sangat disayanginya. Tetapi dia tidak bisa. Ervan akan merasa sangat bersalah, karena sandiwara dengan skenario yang kacau ini asal muasalnya adalah demi kebahagian Ervan dan Delina.
 
"Kakak sudah siap Ervan, kau jangan mencemaskan kakak ya."
 
"Apakah kau mencintai Kevin?" Ervan berdehem salah tingkah, "Maksudku, Kevin memang sangat mudah dicintai dengan berbagai kelebihannya itu, tapi apakah kau benar-benar mencintainya untuk hidup bersamanya dalam satu pernikahan?"
 
Bagaimana mungkin? Nessa meringis kesal. Kevin tidak mudah dicintai. Lelaki itu arogan, angkuh dan suka memaksakan kehendak. Tapi Nessa bisa apa? Semoga Tuhan memaafkannya karena melakukan perjanjian palsu untuk menikah. Semoga Tuhan mengerti bahwa ada alasan baik di balik sandiwara yang berujung tak terduga ini.
 
"Kakak mencintainya Ervan." Nessa berbohong dengan lancar, "Tenang saja ya, seperti kata ibu tadi, apapun yang dilakukan dengan tujuan baik, pasti akan berujung baik."
 
***
 
Mereka menikah pagi itu di rumah sakit. Kondisi mama Nessa sudah membaik sehingga bisa dipindah ke kamar pribadi yang luas dan lebih privat. Pernikahan itu sederhana, hanya dihadiri oleh beberapa perwakilan keluarga keduabelah pihak sebagai saksi.
 
Semua berlangsung begitu cepat, tiba-tiba saja Kevin sudah memakaikan cincin kawin itu. Cincin dengan berlian besar yang ditolaknya kemarin, ke jemarinya, dan mereka sudah sah sebagai suami isteri.
 
Mama Kevin tampak lemah dan pucat, tetapi senyum bahagianya memancar ketika dia meremas jemari Nessa, dan mengucapkan terimakasih dengan lemah, air mata menetes dari mata indahnya, membuat jantung Nessa serasa ditusuk-tusuk oleh rasa bersalah. Tuhan, seandainya saja mama Kevin tahu ini semua hanya sandiwara, betapa hancurnya perasaannya.
 
Delinapun memeluknya dengan rasa terimakasih dan kasih sayang persaudaraan yang tulus, membuat Nessa semakin sesak dadanya. Semua orang berterimakasih padanya, tetapi kenapa rasa bersalah tetap menggayutinya, rasa bersalah dan ketakutan tersembunyi... ketika dia menyadari bahwa dia sudah menjadi isteri sah Kevin.
 
***
Nessa diantarkan masuk oleh petugas kamar hotel mewah di dekat rumah sakit tempat Mama Kevin di rawat. Kevin sengaja memesankan kamar untuk bulan madu mereka di sana, karena tempatnya dekat dengan rumah sakit sehingga mereka bisa bergegas ke sana kalau-kalau ada apa-apa.
 
Nessa duduk di sofa di kamar itu dengan gugup, sambil menatap Kevin yang melepas jasnya dan melemparkan dasinya ke kursi.
 
Inilah kesempatan pertama kalinya mereka bisa berdua saja. Sebelumnya selalu banyak interupsi, dan Kevin begitu sibuk mempersiapkan pernikahan dadakan ini sehingga susah di temui. Bahkan tadi pagi Nessa baru melihatnya pertama kali, beberapa menit sebelum pernikahan dilangsungkan.
 
"Kita harus bagaimana?" gumam Nessa lemah, pada akhirnya.
 
Kevin menghempaskan tubuhnya di sofa diseberang Nessa,
 
"Maafkan aku menempatkanmu pada situasi sulit seperti ini." Dengan frustrasi dia mengusap wajahnya, "Aku juga tidak menyangka akan berujung seperti ini.... "
 
Nessa menghela napas panjang dan menatap Kevin dalam,
 
"Apakah kita bisa mengurus perceraian dengan mudah nantinya....?" Dan dia akan menyandang status janda, di usianya yang masih muda. Perceraian itu mungkin mengandung konsekuensi yang sangat berat, selain pandangan masyarakat, belum lagi berbagai pertanyaan dari keluarganya nantinya, bagaimana mungkin Nessa bisa menghadapinya?
 
Tatapan Kevin tampak mengeras,
 
"Jangan bicarakan perceraian dulu. Kita jalani saja pernikahan ini dengan sebaik-baiknya dulu. Semoga nanti ada jalan keluar." suara Kevin berubah serius, "Aku berjanji Nessa, selama menjadi suamimu, aku akan menghormatimu sebagai isteriku."
 
Nessa menelan ludahnya, apa maksud Kevin dengan menjalani pernikahan ini dengan sebaik-baiknya? Apakah mereka juga harus... pipi Nessa memerah.
 
Kevin tampaknya memahami ekspresi Nessa itu, senyumnya tampak miris,
 
"Tidak Nessa, jangan takut. Aku tidak akan menyentuhmu, jika itu yang kau takutkan."
 
Tanpa sadar Nessa menghela napas lega. Pernikahan ini sudah terasa seperti ikatan yang menyesakkan dada. Nessa tidak akan bisa menanggungnya kalau mereka harus lebih terikat lagi.

"Apakah kita akan tidur bersama dalam satu kamar nantinya?", tanya Nessa was-was.

Kevin melemparkan tatapan meminta maaf kepada Nessa,

"Ya Nessa, kita akan tidur bersama, setelah mama pulang, kau akan ikut pindah ke rumahku, tinggal di kamarku, dan tidur seranjang denganku, kita harus melakukannya. Kalau tidak, akan muncul gosip di kalangan pelayan yang mungkin akan sampai ke telinga mamaku. Jangan takut." Kevin menyadari ekspresi Nessa yang berubah pucat, "Aku tidak akan berbuat tidak senonoh kepadamu, aku berjanji....

Nessa menghela napas lega, tetapi rupanya Kevin belum selesai dengan ucapannya.

"Kecuali kalau kau yang meminta kepadaku."

Ucapan susulan Kevin itu langsung mendapat hadiah pelototan mata dari Nessa.

"Aku cuma bercanda." Gumam Kevin terkekeh geli sambil menatap Nessa. "Tetapi aku sungguh-sungguh Nessa, kalau kau yang memintanya, aku pasti tidak akan menolak untuk melakukan sesuatu yang lebih." Suaranya berubah sensual.

Nessa menatap Kevin dengan pipi merah padam dan napas terengah, merasa malu sekaligus marah,

"Itu hanya akan terjadi dalam mimpimu!" serunya mantap kemudian, dan disambut dengan gelak tawa Kevin. Kurang ajar lelaki itu!
 
***
 
Dalam seminggu, mama Kevin sudah boleh pulang, wajahnya masih pucat dan lemah meskipun tampak lebih sehat dari terakhir kali keluar dari iccu.
 
"Mama sudah tidak sabar mempersiapkan resepsi pernikahan kalian." Sang mama tersenyum ketika Kevin merebahkannya di atas ranjang.
 
"Istirahatlah dulu saja mama, mama harus lebih kuat lagi. Toh kami sudah menikah, jadi resepsi pernikahan hanyalah syarat saja." suara Kevin terdengar serak.
 
Mama Kevin tersenyum lembut dan menggenggam jemari Kevin,
 
"Terimakasih sayang, terimakasih. Mama merasa tenang dan bahagia sekali dengan pernikahan kalian. Mama sangat menyayangimu dan ingin kau bahagia, kau tahu itu kan...." dengan lembut sang mama mengusap dahi Kevin, "Kau adalah anakku yang sangat kucintai, detik itu, ketika aku menggendong bayimu yang menangis keras-keras, aku sudah menasbihkanmu di dalam hatiku sebagai anak laki-lakiku."
 
Kevin tersenyum lembut dan mengecup dahi mamanya.
 
"Istirahatlah mama sayang, aku juga sangat mencintaimu."
 
Ketika mamanya tertidur kemudian, Kevin melangkah keluar kamar dengan tergesa-gesa, hampir tersandung, membuat Nessa cemas dan mengikutinya keluar.
 
"Kevin ada apa?" Nessa berdiri, menatap Kevin yang berpegangan pada uliran tangga di luar kamar. Punggung Kevin tampak bergetar.
 
Dengan gugup, Nessa mendekat, dan menyentuh pundak Kevin.
 
"Kevin, kenapa?"
 
Lalu secepat kilat, tanpa diduga, Kevin membalikkan badan dan merengkuh tubuh Nessa kuat-kuat, memeluknya seakan ingin meremukkan tulangnya. Tubuh Nessa terasa sakit, tetapi ditahankannya ketika merasakan isakan Kevin tenggelam di rambutnya. Ah Ya Tuhan, lelaki arogan ini menangis di pelukannya.
 
Dengan lembut, Nessa melingkarkan lengannya di punggung Kevin yang keras, mengusapnya lembut, membiarkan lelaki itu menumpahkan perasaannya.
 
"Dokter bilang....", suara Kevin terdengar serak dan tersengal, "Dokter bilang mama sudah tidak bisa bertahan lagi.... kita... kita tinggal menghitung hari..." lalu isak itu terdengar lagi.
 
Nessa memeluk Kevin kuat kuat, mencoba menyalurkan kekuatan kepada lelaki itu. Lelaki yang sebenarnya tidak begitu dikenalnya, tetapi sekarang sudah menjadi suaminya.
 
Lama Kevin menumpahkan perasaannya, sampai kemudian lelaki itu mengangkat kepalanya dari rambut Nessa, matanya tampak basah.
 
Ditatapnya Nessa dengan lembut,
 
"Terimakasih Nessa."
 
Tiba-tiba perasaan hangat menjalari dada Nessa, menemukan sisi Kevin yang rapuh ini ternyata menghangatkan perasaannya.

Lalu tiba-tiba tatapan Kevin meredup, lelaki itu kemudian mendekatkan kepalanya dan mengecup dahi Nessa, sebelum Nessa sempat menghindar. Kecupan yang lembut dan sopan, tetapi entah kenapa membuat tubuh Nessa seperti tersetrum ketika menerimanya.

Lelaki itu lalu membalikkan tubuh dan melangkah pergi tanpa kata, meninggalkan Nessa yang berdiri di sana sambil merasakan panas membara di bekas kecupan Kevin di dahinya.
 
***
 
Ketika Nessa sedang memberi nilai pada gambar hasil karya anak didiknya, pintu ruangan kelasnya diketuk. Nessa memang tidak berniat untuk pulang cepat, dia menunggu Kevin menjemputnya, lelaki itu sekarang mengantar jemputnya setiap Nessa bekerja, dan tidak mengizinkan Nessa naik kendaraan umum lagi. Ketika Kevin sedang sibuk dengan pekerjaannya, dia akan mengirimkan supir.
 
Pernikahan ini sudah berjalan hampir dua minggu, dan mereka baik-baik saja. Kevin mengajak Nessa tinggal di rumahnya bersama ibunya dan Delina. Mereka tidur seranjang meskipun Kevin menepati janjinya untuk tidak menyentuhnya.
 
Pada malam-malam pertama tentunya terasa canggung, Nessa tidak pernah seranjang dengan lelaki manapun seumur hidupnya, kecuali dengan Ervan, itupun ketika mereka masih berumur 7 tahun. Ketika tanpa sengaja kaki atau lengan mereka bersenggolan, Kevin akan segera meminta maaf dengan canggung, lalu mereka akan bergeser dengan cepat masing-masing di ujung sisi ranjang yang berseberangan.
 
Tetapi lama kelamaan mereka terbiasa, mereka akan mengucap selamat tidur tanpa kata, lalu menempati posisi masing-masing, sambil berusaha tidak menyentuh satu sama lain di ranjang itu.
 
Setidaknya setelah Kevin menangis di pelukannya waktu itu, Nessa menemukan sisi positif dalam diri Kevin. Lelaki itu memang arogan, angkuh dan suka memaksakan kehendaknya. Tetapi dia juga lelaki yang bertanggung jawab, yang sangat mencintai mama dan adik perempuannya. Nessa bisa memahami itu karena dia juga begitu sayang dengan ibunya dan Ervan.
 
Ponsel di tangannya berdering. Dan Nessa melirik ke layarnya, lalu mengernyitkan matanya, Marcell? Nessa masih menyimpan nomor Marcell di ponselnya ternyata, dan ini nomor yang sama, yang berdering dan membuat layar ponselnya terus berkedip-kedip, tak mau menyerah.
 
Nessa mendiamkan ponsel itu, ragu. Tetapi Marcell di seberang sana tampak tak mau menyerah, Kenapa Marcell meneleponnya lagi? Sambil menghela napas panjang, Nessa mengangkat telepon itu.
 
"Halo..."
 
"Nessa ini aku..." suara Marcell terdengar serak dan tersiksa di seberang sana. "Aku dengar... aku dengar kau sudah menikah dengan tuan Kevin...." Apakah isakan Marcell yang terdengar di sana? , "Aku tak kuat lagi Nessa, aku mau mati saja."
 
"Astaga Marcell jangan bicara sembarangan!", Nessa berseru kaget mendengar kalimat Marcell, suara diseberang sana tampak rapuh dan tidak main-main.
 
"Aku mencintaimu Nessa, aku sangat mencintaimu! Meskipun aku hanyalah pecundang lemah yang tak mampu melawan keluargaku, aku sangat mencintaimu. Aku tak kuat lagi menahan beban demi keluargaku, kau yang kucintaipun sudah menikah dengan lelaki lain, jadi untuk apa aku hidup??"
 
"Marcell." Nessa bergumam tenang, berharap ketenangannya menular kepada Marcell yang tampak histeris, "Tenangkan pikiranmu Marcell, kau ada di mana?"
 
"Aku akan mati saja..... sekarang aku ada di tempat perpisahan kita dua tahun yang lalu.... aku... aku akan terjun dari jembatan itu... Selamat tinggal Nessa...."
 
"Marcell!! Jangan lakukan apapun! aku akan kesana!!", Nessa meraih tasnya dengan cepat dan berlari menembus koridor Taman Kanak-Kanak, dan bertabrakan dengan Kevin yang sedang berjalan dari arah berlawanan.
 
"Nessa ada apa?" Kevin menyentuh kedua lengan Nessa yang panik.
 
Nessa menahankan napasnya yang tersengal,
 
"Marcell... Marcell di taman kota... mencoba bunuh diri... lompat dari jembatan..." setiap kata-katanya berhamburan, bercampur dengan kepanikannya.
 
Kevin mencerna kalimat itu dalam sedetik, kemudian menggandeng Nessa dan mengajaknya melangkah ke mobilnya yang diparkir di depan secepat kilat,
 
"Ayo." gumamnya, mendorong Nessa duduk di kursi penumpang, lalu masuk ke kursi pengemudi dan melajukan mobilnya secepat kilat.
 
***
 
Bersambung ke part 6
 
 
 

115 komentar:

  1. mba shnty trims ya....komen dlu baru baca. o ya postkn part 6 jga la #ngarep hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama sayaaang semoga menikmati yaah, ini baru diposting beberapa menit kok sudah ada yg komen ya hihihihi :)
      *peluk sayang*

      Hapus
  2. w0w penasaraaan!!? Gm5 kelanjutanya? Kekeke... Thankyou mbak san, ceritanya selalu bgs2 nih
    :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama sama sayaaang hehehehe semoga tetep mau menemani bab demi bab sampai ending yaah ;*

      Hapus
    2. aduh deg2an nunggu perjanjian hati part 6,, d publish hri ini kan mbak ? :D. Thank u mbak san

      Hapus
  3. Mbak.. Hiks..
    Lnjut ke bab brikutny..
    Bgus bgt..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mendy sayaaaang semoga sabar menunggu yaaaah hehehehe makasih sayang *peluk sambil usap2 mendy yg baru sembuh dari sakit*

      Hapus
  4. wow wow wow..
    Kasian Marcell..
    Tpi Nessa jgn pisah ma kevin ya.. :)
    Thanks mba San.. *peluk cium*

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaaa sila beneran nungguin nih, jangan lupa mam siangnya lho ya hehehe
      dilema tuh Nessa-nya jadinya :)

      Hapus
    2. iya donk mba.. Pasti di tunggu.. Udh mam jg sklian koq mba >.<
      Part 7 kpan ne mba? :D
      Smga cpet, pling lama senin, soal'y bsok mba da hari special *ngarep*

      Ah Nessa jangan galau donk, ntar Kevin aq embat qmu g' nyesel? *.*

      Hapus
    3. hihihii iyaa sayaang tungguin yaaah :) nanti begitu aku masuk aku postingkan bab berikutnya :D
      *peluk*

      Hapus
  5. Makin seru aj mksih mbak santhy

    BalasHapus
  6. yaampuun tambah penasaran inii.
    duuh jangan sampe deh nessa blik lg ma marcel.


    sampe part brapa ini mbaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe semoga sabar menunggu yaaah bab2 berikutnya akan lebih penuh dilema ;)
      semoga Nessa bisa menentukan yang terbaik untuk dirinya :)

      Hapus
  7. kyaaaaa >,< i'm going to crazy mba ! :D
    keren keren ..
    semoga besok udah di post lagi part 6 nya, hehhe
    makasih mba shanty, keep writing yaa ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. heeeee sabar yah deaaar nungguin kelanjutannya, aku akan berusaha supaya tiap hari bisa posting
      besok libur dear aku sampai selasa, biasanya dirumah susah internetan :D tapi akan aku usahakaan hehehe *peluk*
      makasih sayaang dorongan semangatnya untuk menulis ;)

      Hapus
  8. Makasih mbaaa... luv u pullll... deg deg an..nunguu part 6...

    BalasHapus
  9. mbaaaaaaaaaaaaaaaaa Santhhhhhy,,,,si Marcell bisa ga dmatiin adja????

    lelaki CEMEN yg DOYAN nangis,,,dbuang ke LAUT adja~~~xixixiixii

    danke so much, yagh~~~

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaaa kasihan marcell hihihihihi :)

      sama2 riska sayaaaang :*

      Hapus
  10. sesak napas ini... pengen buru2 ke part berikutnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. meluncuuurrrrrr *langsung monyongin bibir mau kasih napas buatan, eh malah digampar sama Sri* huhihihi

      semoga sabar menunggu yaah :*

      Hapus
  11. Mata berkaca2 bacanya,mba emank jago bkin hati pembaca seperti di obrak abrik,,#ehh..
    Maksih ya mba ku, G̲̮̲̅͡åк̲̮̲̅͡ sbar ngu bab 6..xixixi
    "Peyuuukk"

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehhehe sama2 sayaaaang :*
      semoga sabar menunggu part berikutnya yah :D

      Hapus
  12. thx mbak santhy


    salam buat kevin :-*

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama2 sayaaang :D
      makasih juga udah mau baca yaaah hehehehe
      udah disalamin tuh sama mas kevin, hihihihi :)

      Hapus
  13. sudah masuk bagian dilema2nya nessa...
    aku berharap nessa tdak cerai dr kevin ya mbak,,krna aku slalu sdih ngeliat org2 yg bercerai apapun alasannya...T_T
    *berharap tumbuh benih2 cinta di hati nessa dan kevin...amin....
    ehmmm,,,
    thanks mbak san...*peluk sangat kuat...hehheheh^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. betuk Novita, semoga pernikahan yg diniati dari kebaikan ini berujung kebahagiaan dan kebaikan pula yaa amiiin :)
      Kevin masih misterius kalo nessa kayaknya udah mulai deg2an yah dear ;)

      Hapus
  14. nessa kevin akhirnya menikah, semoga ga sampe cerai...

    jiah si marcell mau mati ngapain ngomong2...

    thanks mbk santhy

    BalasHapus
    Balasan
    1. amiiiin Diii hehehehe
      waaa kasihan Marcell dia kan ternyata mencintai Nessa hehehehhe :D
      giliran Nessa yang bingung tuh ya :)

      Hapus
  15. #ngucek-ngucek mata baru bangun tidur trus langsung jerit2 histeris liat ada kevin .

    Baaahhh ..
    Cemen kali kau marcell ..
    Tak guna lah hidup kau tu ..
    Laki-laki kok macam gitu sikapmu ..
    Hadeeeehhh
    kalau aku jadi kepin mah, aku dorong aja tuh s'xan marcell nya ke sungai mbak . Biar tau rasa dy . Kok berani2nya gangguin bini orang . :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehhehe waduuuuh kasihan marcell hehehhe :D :D
      maapkan aku yaah dear telat balasnya hehehe kmrin liburan ga bisa online dear :D
      semoga mau menunggu yah gimana nasib si marcell ;)

      Hapus
  16. haduh.. Marcell, jangan bikin ulah deehhhh...
    mba, part 6 nya kapan?hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. part 6 nya nanti yah sayaaang hehehehe soalnya liburan sampai tanggal 1 jd ga bisa manfaatin internet kantor buat posting hihihihi psssttt :p

      Hapus
  17. cept mba postingnya..bc dl yach mba....hehehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe sayaaang tungguin yaaah aku lagi liburan kantor sampai tanggal 1 hehehhe nanti begitu aku masuk aku posting yaah ;)

      Hapus
  18. mba santhy,terharu liat kevin.buat qu frustasi,peluk kevin mba santhy.next chapter lama ya nunggunya :((

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehhe iyaaa, ternyata kevin punya kasih sayang yang mendalam dalam dirinya yaah ;)
      semoga di next chapter makin lama makin sayang sama kevin yaaah ;)
      *peluk*

      Hapus
  19. Kakak post skrg aja yg ke 6... please..... hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. sayaaang aku belum bisa posting hehehe lagi liburan di rumah mertuaaa ga bisa posting baru :) nanti yah sayang begitu aku masuk kantor hari rabu aku langsung postingin bab 6 nya, semoga mau menunggu yaaa *peluk usap2 biar nur sabar* hehehe

      Hapus
  20. wah wah gimana ni nessa?
    kevin ato marcell??o_O
    sma kevin aj deh yaa..marcell mah payah--"

    smakin seru mbk..gak sabar nunggu klnjutannyaXD

    BalasHapus
    Balasan
    1. hmmmm dilema nessa yah sayang ;p
      semoga sabar menunggu yaah begitu aku masuk aku postingin bab 6 nya :)
      *peluk*

      Hapus
  21. Yeaahhh...udh part 5 ajah...ditunggu mbak part 6 nya, itu si marcel mah buang aje ke laut...udh ga brani memperjuangkan cintanya, masih s4 nindas si nessa, eh giliran nessa dpt kevin trus baik2in...lanjut nikah mw bunuh diri...ihhh sok mah bunuh diri, ga usah pake pengumuman...*paling bete ama cowo kaya marcel...habis manis sepah dibuang, giliran ada yg mau sepahnya , ga trima... #emosi

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi astrid kejam sekali sama marcell :) kasihaaaan hehehehhe semoga nessa gak galau lagi nanti di bab enam yaah
      *usap2 astrid biar nggak emosi*

      Hapus
  22. Huaaaaa,,nikah beneraaannnnn...yeayyyy...
    Jgn mpe cerai yakz Mba?? *kedip2*
    Keviiiinnn akuuhh padamuuuu pkkny,,xixixi
    Marcell matii ajjaaa *esmosi*
    Galau deh nunggu part 6,, uffhht...
    Mksh byk Mba Santhy,,smg lburanny mnynangkaannn *peluk2*

    BalasHapus
    Balasan
    1. amiiiin sayaaang mari kita doain mereka nlanggeng yaah hehehehe
      waaaa marcell kalo baca komen2 disini pasti langsung kabur ketakutan soalnya banyak yang benci sama dia hihihihi
      sama2 sayaaang semoga bisa menghibur ya
      *peluk sayang*

      Hapus
  23. marcell lebay deh mau mati aja pake telpon dulu,
    mati mah mati aja hehehehehe

    kevin pertahankan nessa yah


    mba santhy terimakasih,,,, *huge hug 4 mba santhy

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi satu lagi yang kejam sama marcell ;D jangan yaa fathy sayang kasihan dia menahan perasaan ;)

      sama2 sayaaaang semoga sabar menunggu kelanjutannya yaaa ;)

      Hapus
  24. marcell ya gimna sih klw mau bunuh diri mah bunuh diri aja ngapain sih ajak2 nessa jd binggung kan dia harus pilih yg mana tuh,,,,,,,,,cape dehhhhhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihihi ini satu lagi yang jengkel sama Marcell, sabar ya sayaaang :)
      semoga di bab 6 nanti nessa nggak galau lagi ;)

      *peluk-peluk*

      Hapus
  25. mbak santhy yg so sweet jangan pisahkan kevin dari nessa loh, marcell laki2 cemen..gak pantas buat nessa hehehe piiiis ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. heeeeee kok nggak ada yang simpati sama marcell yah :)
      iyaaaa sayaaang semoga Nessa sama Kevin langgeng yaaah :D

      Hapus
  26. Neh Marcell laki2 ato bencong seh... Gk berguna banget... Grr...

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaaaaa sabar Yuneee
      *kabur ketakutan, takut kalo Yumee marah*
      hehehe :D

      Hapus
  27. Marcell ganggu aja ni ahhh

    makasi mba udah diposting, can't wait part berikutnya:*

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama sayaaaaaang ;) hehehehehe
      semoga jelas yah nanti yah apa yang akan dilakukan marcell :D biar nessa ga galau lagi hehehe

      semoga juga mau sabar menunggu part berikutnya yaah :d

      Hapus
  28. aaaa... penasaraaaannnn.. kpn lnjut part 6 dn part 7?? part 7 tmat kn mbak??

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe sabar yah sayaaang, aku baru liburan tahun baru niiih jd belum bisa posting, nanti segera setelah aku masuk kantor aku postingin bab selanjutnya yaah :D

      Hapus
  29. huwaaaaaa baru bacaaaaa :)
    langsung suka kepin hihi baca part sebelumnya ah

    BalasHapus
  30. Ah,,gak sabar nunggu part 6 nya ,,,
    penasaran,,,
    Marcell cemeng bangetz sih,,
    biarin aj dia bunuh diri nganggu aja,,,
    mba Santhy party 6 y entr malem yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. alfira sayaaang :) maapkan akuu aku baru sempet buka blog, ini liburan tahun baru ada acara keluarga hehehe
      nanti kalo dah masuk kantor aku langsung postingin part berikutnya yaah semoga mau menunggu :)

      Hapus
  31. Gilee mbak :* ceritanya bagus buanget, penggambaran detailnya dan kata katanya bikin perasaanku ikut teraduk. Gak sabar baca part 6. Keep writing mbak shanty :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. fia sayaang makasih yaaah aku jadi makin bersemangat hehehe semoga part2 berikutnya bisa bikin makin suka yaaa ;)
      *peluk sayang*

      Hapus
  32. huh penasaran.... ceritanya makin menark ja nih mbak..... ayo dunk di lanjut bab 6 nya,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. nisa sayaaaang semoga mau menunggu yaah aku lagi liburan tahun baruan sayaang, nanti begitu masuk kantor langsung aku postingkan part berikutnya yaah, semoga mau menunggu yaah ;D

      Hapus
  33. Mbak santi emank keren banget q selalu suka ama tulisannya.. gila keren banget pagi2 dikantor udah mau mewekk kerennn
    semangat nessa sama kevin .... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. yanti sayaang makasih yaah udah mau baca trus suka pula sama tulisanku hehehe aku jadi rasanya melayang2 sambil malu2 hehehehe :)
      semoga di part2 berikutnya makin suka yaah ;)

      Hapus
  34. pagi2 sarapan sma crtanya mbk shanty dech....
    keren bgt mbk....
    dtggu lnjtny yaaaaaa.........

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe iya tutty, semoga bisa bikin sarapannya makin sedap yaaa hehehehe ;)
      iyaa sayaang semoga sabar menunggu lanjutannya yaah nanti begitu aku masuk aku postingkan bab berikutnya yah, lagi liburan tahun baru :D

      Hapus
  35. Balasan
    1. Nophy sabar menunggu yaaah :) aku lagi liburan tahun baru, nanti begitu masuk aku postingkan bab berikutnya yaah *peluk*

      Hapus
  36. Mbak Shanty.... aku jd fans baru mbak nih. Hehe.. tulisan mbak bagus-bagus. Ditunggu lanjutannya y mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aya sayaaang aku jadi maluu :) jadi sahabarku aja yaah ;) syukurlah tulisanku bisa menghibur yah :) semoga yg selanjutnya jg selalu bisa menghibur :)
      *peluk sayang*

      Hapus
  37. Huaaa seruuu mb....
    Lanjutkan *ala sby*
    Hohohoh
    Kasian marcell, tp kevin gimana
    *galau*
    Hihihi

    BalasHapus
  38. Mba santhy... happy new year 2013.. smoga makin sukses n selalu bahagia bersama keluarga tercinta.. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. sayaaaang happy new year juga 2013 ;)
      semoga kebahagiaan dan berkah Allah selalu menyertai kita yah ditahun yang baru ini

      Hapus
  39. mbak san san santhyyyyyyy...
    aku ngeborong komen disini
    baru bacaaaa..
    asiiiiiiiiiiiikk... ceritanya ga galau lagi, hahahaha..
    aduuh, Kevin cool ya...
    suka deeh...
    nessa pasti tersentuh hatinya.. kevin cool gitu ternyata hatinya lembuutt... tampang galak hati pink.. hehehehe..
    mbak santhyyy.. aku tunggu dg setia part 6 nya mbaakk...

    Dankeee..
    muah muah muah

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehhe waaaaa merry pas baca udah langsung di bab 5 yah hihihihi :)
      semoga bab2 berikutnya makin suka dan penasaran yaaah, aku masih tepar atit nih :) begitu sehat aku postingkan bab berikutnya yaah hehehehe

      Hapus
  40. mb santy....
    aku bisa koment...
    akhirnya...

    BalasHapus
  41. mbk shanty ko bab 6nya blummmmmmm...................
    (ngarep sambil nyengir ddpn komp)

    BalasHapus
    Balasan
    1. tutty ;)
      tungguin yaaaaah kmrin kena sakit jd tepar istirahat dulu dirumah :) begitu sembuh aku akan postingkan :D

      Hapus
  42. mbaaaaa...part 6 nya jgn lama2 yaaa d uploadnya,dah penasaran soalnya...hehehe
    pliiiiizzz

    BalasHapus
    Balasan
    1. ratih sayaaaang tungguin yaaaaaah hehehehhe maapkan aku mundur dr janji soalnya kena sakit tak terencanakan hiks
      *peluk sayang*

      Hapus
  43. Masih setia menunggu part 6 :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. titaniaa sayaaang maafkan aku mundur dr yang direncanakaan, ini kena sakit tak terencana, jd sementara tepar dulu huhuhuhu semoga sabar menunggu yaah ;)

      Hapus
  44. mbg kok part 6 nya blm d posting,,,,,
    katanya hari ini........
    "cemberut" sambil jungkir balikin meja.............

    BalasHapus
    Balasan
    1. amanda sayaaaaang maafkan yaaaah wuaaa mejanya jangan dijungkir balikin heee :)
      aku lg sakit+tepar dear jd kmrin ga bisa posting hueeeee semoga hari ini bisa yah, semoga mau nungguin :))

      Hapus
  45. ketok2 meja kantor sambil nunnggu part 6
    hehehehe tetap setia... hehehe

    Penasaran tingkat akut stadium akhir :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yanti sayaaaaang maafkan udah bikin menunggu yaaah hiksssss maafkan mundur dr yg dijanjikan, kmrin sakit jd harus bebaringan di rumah, ga bisa posting hikkkssss semoga mau nunggu yah, InsyaAllah sore ini :)

      Hapus
  46. jadi sukaaaaa deh sama kevin...:*:*:*
    btw, itu ngapain sih marcell pake mo bunuh diri segala? >.<
    ditunggu updatenya mba-ku...ceritanya kereeeeeen...d^_^b

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehehe marcell kasihan yah, mungkin dia juga tersiksa batinnya hihihi *peluk sayang*

      Hapus
  47. iya aq juga sabar menunggu di dpn pintu rumah mbak santhy sambil *ndodhok* nungguin mbak santhy keluar hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. *bukain pintu buat steffie*
      waaaah makasih steffie dateng ke rumah hihihihi :D

      Hapus
  48. mba santhy mba santhy penontonnya udah pada nungguin nih bab selanjutnya...
    #sambil ketok pintu rumahnya mba santhy

    BalasHapus
    Balasan
    1. siska sayaaang maapkan yaah kmrin mundur dr yg dijanjikan, soalnya lg tepar istirahat di rumah, semoga bisa hari ini yaah *peluk sayang*

      Hapus
  49. waah mohon maaf buat pembaca semua, santhy nya lagi sakit jd belum bisa lanjutin part berikutnya, sabar yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaaaa hiiiiksssss maapkan yah semuanyaaa jd telat dr yg dijanjikaaan semoga sabar menunggu yaaah
      *cium mas irawan* eeeeeh :p

      Hapus
  50. Cepet sembuh ya mba santy :)

    BalasHapus
  51. semangat mba, lekas sembuh..
    happy new year.

    BalasHapus
  52. Selalu sabar mbaak.. Semoga lekas sembuh :* :*
    (pijitin kakinya mbak Santhy biar cepet sembuh ;) )

    BalasHapus
  53. cepet sembuh ya mbak santhy *big hug and kiss*

    BalasHapus
  54. pasti kecapean bis tahun baru nich jd tepar dechhh... so moga cepet sembuh mba... cemunguutttt....

    BalasHapus
  55. moga cepat sembuh ya mbak, duh mas Irawan baik n pengertian banget *big hug* ..Tuhan berkati mbak Santhy n kel..

    BalasHapus
  56. Salam kenal mbak santhy... Fans baru nih. Pertama baca SWTD n ARSAS langsung tertarik baca yg laennya. Nemu ini deh.. Langsung sukaaaa... Ditunggu next chapternya ya mbk... N moga cpt smbuh ya..
    #kagum sama imajinasi & pemilihan kata2 yg tepat. 4 jempol mbak..

    BalasHapus
  57. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  58. So sweet ya ceritanya..
    Bagus banget malah ^^
    Bab 6 blum di update juga ya mbak ??

    BalasHapus
  59. mbak . . Aku reader baru, salam kenal yaa . . Aku suka sama cerita2 mbak . . Izin ngubek2 ya . .muehehe

    BalasHapus