Rabu, 13 Februari 2013

Menghitung Hujan Part 05


Apakah cinta sejati hanya bisa diartikan dengan debaran pasti?
Apakah cinta sejati bahkan pernah ada?
Jika hati terpaut melintas masa
Dan kata-kata takkan pernah cukup
untuk melepas ragu berpadu rindu
Hadirmu dalam genggam hangat jemari
Sesederhana itu aku mencinta
pun sesulit itu kau menjadi nyata



Ketika ponselnya berbunyi, Reno mendesah melihat nama yang tertera di layar, dia mendesah. Tiba-tiba merasa lelah. Mamanya pasti akan membujuknya untuk pulang menengok Diandra.

Dengan enggan diangkatnya ponsel itu, "Iya mama?"


"Mama sudah menelepon Nana."

Suara di seberang telepon itu membuat Reno tertegun, "Apa?"

"Mama sudah menelepon Nana. Mama bilang ingin bertemu perihal Diandra dan kamu."

Jemari Reno yang memegang ponsel bergetar, "Mama tega melakukan itu pada Reno?"

Sang mama mendesah penuh penyesalan di seberang sana. "Maafkan mama, Reno. Mama harus melakukannya. Kalau tidak hatimu yang keras itu tak akan runtuh. Mama hanya ingin kau melembutkan hatimu, menengok Diandra, kasihan dia."

"Apakah mama tidak kasihan kepadaku? melakukan kekejaman ini kepadaku? Kepada Nana? dia tidak tahu apa-apa!" Reno menggeram, mulai marah.

"Maafkan mama Reno... mama putus asa." sang mama menghela napas lagi, "Mama hanya ingin kau menemui Diandra."

"Baiklah." Reno bergumam tajam. "Reno akan menemui Diandra. Selamat, mama dan diandra mendapatkan apa yang kalian mau. Tapi Reno minta mama tidak menemui Nana. Jangan pernah menemui Nana dan menyakitinya." Reno memutuskan sambil memejamkan matanya dengan sedih.

Hening..

Lalu sang mama bergumam dengan hati-hati, "Hanya karena Nana kau berubah seperti ini, Reno...kau marah kepada mama, kau meninggalkan Diandra, semuanya kau lakukan hanya karena Nana?"

"Bukan 'hanya'..." Reno menyela. "Mama harus tahu, Nana adalah segalanya untukku. Dan dengan melakukan apa yang mama lakukan itu, mama telah menghancurkan hatiku, anakmu sendiri."

Dan Renopun menutup telepon dengan hati kalut.

*** 

Nana datang ke restoran yang dimaksud sore itu dengan jantung berdegup kencang. Oh betapa inginnya dia menelepon Reno dan menanyakan semuanya, tetapi hatinya melawan.... dia ingin mendengar penjelasan dari sisi orang yang mengatakan bahwa dirinya adalah mama Reno.

Benarkah Reno meninggalkan tunangannya yang sedang sakit di kota asalnya? Dan kenapa mama Reno menganggap bahwa ini semua ada hubungannya dengannya?

Apakah....apakah Reno meninggalkan tunangannya karena Nana? Reno mengatakan bahwa dia mencintai Nana... 

Perasaan bersalah langsung menggayuti hatinya, membuatnya berat. Seberat mendung hitam yang tampak tertatih-tatih membawa muatan uap air yang semakin menggelayut di langit.

Sebentar lagi hujan. Nana menyelipkan rambutnya ke belakang telinga dan menghirup udara dengan nikmat. Hembusan udara sebelum hujan turun terasa menyenangkan, menyejukkan dan menguatkan. Nana butuh merasa kuat untuk menghadapi apa yang akan didengarnya nanti, penjelasan dari mama Reno.

Dia berdiri di ambang pintu restoran itu dan memutar mata. Tidak ada yang dikenalinya di sana. Mama Reno ditelepon mengatakan bahwa dia akan menunggu Nana di restoran itu jam empat sore. Dan bodohnya Nana lupa menanyakan nomor mama Reno yang bisa dia hubungi. Sekarang dia beridiri bingung, tidak tahu harus berbuat apa.

"Kursi untuk berapa orang?" Seorang pelayan menyapanya sopan, membuat Nana sedikit kaget, dihentakkan dari lamunannya.

"Eh.. untuk dua orang."

"Mari ikuti saya."

Dengan pasrah Nana mengikuti pelayan itu, diantarkan ke kursi di sudut untuk dua orang. Untunglah posisinya cukup bagus, sehingga Nana bisa mengamati siapa yang masuk dan keluar dengan leluasa. Dia menajamkan pandangannya, mengamati setiap orang.

Tetapi tampaknya tidak ada yang menunggunya atau mengenalinya di sini. Nana duduk dengan bingung. Memesan secangkir minuman hangat untuk menemaninya, dan kemudian dia menunggu.

Dan menunggu

Dan terus menunggu ..

Hampir dua jam berlalu, dan tidak ada yang datang menghampirinya ataupun menghubunginya. Nana menghela napas, menatap hujan yang makin deras di luar. 

Sepertinya orang yang mengaku mama Reno tidak akan datang. Nana sudah menyerah untuk menunggu, mungkin itu hanya orang iseng? ataukah mungkin mama Reno mengurungkan niatnya?

Nana meraih dompetnya, membayar dan kemudian melangkah pergi dari restoran itu. 

***

"Dia ada di sana." Sang mama menunjuk ke kamar rumah sakit yang ada di lorong. Reno hanya menatap mamanya datar. Tidak menjawab, dia masih merasa kesal atas pemaksaan yang dilakukan mamanya untuk membawanya ke sini. Yah... setidaknya mamanya menepati janjinya untuk tidak mencoba menemui ataupun mengganggu Nana lagi.

Reno lalu berlalu hendak menuju kamar Diandra. Tiba-tiba sang mama memanggil namanya pelan, membuat Reno menghentikan langkahnya dan menoleh,

"Ada apa mama?"

Wajah mamanya tampak pedih, menghadapi sikap marah anaknya. "Mama minta maaf melakukan ini semua, memaksamu datang demi Diandra.... ini semua demi yang terbaik untukmu nak, mama yakin Diandra yang terbaik untukmu begitu juga sebaliknya... bukan perempuan entah darimana yang tiba-tiba muncul dan membuat keadaan kacau balau."

"Mama tidak berhak menyalahkan Nana. Kalau ada yang ingin mama salahkan, itu Reno." Reno menatap mamanya dengan pedih, "Dan mama tidak tahu apa yang membuatku bahagia." Reno bergumam pelan, dan membalikkan tubuhnya, meninggalkan sang mama yang tertegun.

*** 

Reno membuka pintu kamar perawatan Diandra dengan hati-hati. Kamar itu sepi, papa dan mama Diandra rupanya memilih menunggu di Cafe. Mereka terlalu marah kepada Reno sekarang untuk bertemu dan menyapa Reno, tetapi demi Diandra mereka mengalah dan memberi kesempatan Diandra untuk bertemu dengan Reno.

Diandra sedang tidur. Dan hati Reno mencelos ketika menyadari betapa kurusnya Diandra. Tubuhnya tampak ringkih dan lemah, dan bahkan pergelangan tangannya yang terhubung dengan jarum infus tampak begitu rapuh.

Seolah-olah Reno akan mematahkannya kalau dia bertindak sedikit kasar kepadanya.

Hati Reno terasa tersayat-sayat menatap Diandra, dia duduk di kursi di sebelah Diandra yang terbaring tidur, mendesah dalam hati. Kenapa kau begitu mencintaiku Diandra? kenapa kau tidak dengan mudah melepaskanku? melupakanku dan meraih kebahagiaanmu? Toh aku sudah begitu kejam kepadamu....kenapa kau tidak membenciku dan berpaling saja?

Seakan merasakan kehadiran Reno, pelan-pelan mata Diandra terbuka, buku mata yang tebal memayungi matanya ketika dia berusaha memfokuskan pandangannya.

"Reno..?" Diandra bergumam pelan, tampak terkejut, rupanya orangtuanya tidak memberitahukan kepadanya tentang kedatangan Reno.

"Hai." Reno tersenyum, "Aku dengar kau sakit."

Diandra memalingkan mukanya, tampak malu. "Aku tidak apa-apa kok."

Reno menghela napas panjang, meraih jemari rapuh Diandra dan menggenggamnya, "Maafkan aku Diandra."

Wajah Diandra tanpak menyimpan kepedihan yang amat sangat, "Kau selalu meminta maaf kepadaku dan aku akan selalu menolaknya Reno...." ada air mata yang mengalir di situ, membuat mata Diandra mengerjap, "Tidak ada gunanya permintaan maaf itu, pada akhirnya kau tetap dengan tegas melukaiku dan meninggalkanku."

"Aku tidak pernah dengan sengaja ingin menyakitimu, Diandra." Reno menghela napas panjang, "Tetapi karena jantung ini... aku harap kau mengerti..."

Diandra mengusap air mata yang berjatuhan di pipinya. "Karena jantung itu..." perempuan itu tersenyum pahit, "Aku sudah mencoba memahami, Reno... aku mencoba. Setiap malam aku berbaring di kegelapan, menelaah alasan yang kau paparkan kepadaku... tetapi aku tetap tidak bisa menerima. Bagaimana mungkin sebuah jantung bisa mengubah perasaanmu sedemikian cepat?" Wajah Diandra tampak kesakitan, "Perasaan  yang sudah kita bangun sekian lama, yang kita pupuk dari kecil sampai sekarang.... tahukah kau..." Suara Diandra tertelan oleh isak tangisnya, "Sejak dulu aku hidup dengan kesadaran bahwa aku akan menjadi isterimu..... dan kau... kau menghancurkannya begitu saja."

Reno tertegun menatap Diandra yang menangis terisak-isak. Dia tidak tahu harus mengatakan apa. Semua orang tidak ada yang bisa menerima penjelasannya. Mungkin tidak masuk akal jika ditelaah secara logika... tetapi Reno yang paling tahu, Reno yang merasakannya. Dan perasaan itu nyata.... saat ini dia tidak bisa mengucapkan maaf kepada Diandra, karena perempuan itu tidak akan menerimanya. 

"Lalu kau ingin aku berbuat apa, Diandra?" gumam Reno putus asa, lelah atas penghakiman yang terus menerus ditimpakan kepadanya..


Diandra menatap Reno lurus-lurus. "Aku tidak pernah berlku egois sebelumnya, Reno. Kau tahu selama ini aku selalu mencoba mengutamakan kebahagiaanmu lebih dulu, bahkan pada saat aku memutuskan pertunangan itu dengan kejam, aku melepaskanmu." Air mata Diandra mengalir makin deras, tetapi perempuan itu tetap menatap Reno dengan tajam, "Aku ingin bersikap egois sekarang. Sekali saja dalam hidupku aku ingin memenangkan kebahagiaanku sendiri." 


Diandra menghela napas, dan Reno menunggu,


"Jangan kembali kepada perempuan itu. Aku mohon." Diandra tampak begitu sedih, "Aku buang harga diriku untuk memohon padamu. Tinggalah di sini, kita lanjutkan hidup kita yang sudah tertata hingga masa depan. Aku...aku akan membuatmu mencintaiku kembali, aku tahu rasa cinta itu masih ada...." Suara Diandra terendam oleh isak tangisnya. "Aku sudah mencoba Reno, tetapi aku tidak bisa tanpaku... kalau kau meninggalkanku lagi.... kali ini aku... aku akan mati."


Reno membeku mendengar perkataan Diandra itu.


*** 


Reno tidak datang lagi. Nana duduk dengan gelisah di kursi itu, kursi biasanya dia duduk berdua dengan Reno. Sudah hampir seminggu Nana duduk di kedai kopi itu setiap sore, tetapi Reno tidak ada. Dia mencoba menghubungi nomor ponsel Reno, tetapi selalu tidak aktif.


Hati Nana gelisah. Apakah ini ada hubungannya dengan telepon yang mengaku sebagai mama Reno waktu itu? Apakah...  jika informasi waktu itu benar... Reno pulang menemui tunangannya dan tak kembali? 


Tiba-tiba jantung Nana terasa berdenyut. Ketika Reno tidak ada, dia baru menyadari bahwa dia merindukan kehadiran laki-laki itu di hari-harinya, merindukan tawanya, merindukan kedekatan mereka bersama, saling berbagi cerita,


Tanpa sadar, Nana mungkin sudah jatuh cinta kepada Reno....


*** 

Bersambung ke Part 6


Baca Part 3 http://anakcantikspot.blogspot.com/2013/01/menghitung-hujan-part-3.html
Baca Part 4 http://anakcantikspot.blogspot.com/2013/02/menghitung-hujan-part-4.html

50 komentar:

  1. Reno pilih yang mana nih mbak Santhy? Biar adil pilih aku aja yach XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. *renoooo ada yang mau sama renooo* sambil teriak2 oanggil Reno....
      hihihihi :) iya tuh Renonya dilema :)

      Hapus
  2. haaaaaaa.... Akhirnya posting juga,, dari tadi siang (Wita) bukabuka trus blog kakak nunggu postingan cerbung selanjutnya.
    Akhirnyaaaaaaaa:-)
    Makasih k' santhy..
    Salam kenal yahh..
    Semangat trus bikin cerbungnya.
    Lanjutkan
    :-):-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. waah maafkan sayaang tadi dikantor lagi sibuk audit ISO jadi aku ga bisa online huhuhu
      ini malam2 baru bisa posting akhirnya hee
      iyaa makasih sayaang aku akan semangaatttt
      hehehe
      :D :D

      Hapus
  3. hm, galau bngt mbak ceritanya... G tega diandra skt hti, tpi kasihan jga nana... ~_~

    BalasHapus
  4. Ach...d lema mendalam..
    Mbak shan, untung aku g pernah sakit jantung.. Xexexe

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaa iyaaaaa jangan sampai sayang yah atit jantung :)
      eeh jangan sampai sakit semuanya juga hihihihi

      Hapus
  5. gabungin semangat 45 dg semangat nasional.
    Wkkwkw

    seperti mau perang saja.
    Salut dengan karya karya mba'.
    8jempol dah(potong jempol tetangga sebelah :)
    Mba' sweet enemynya dilanjut juga yahhh.. Penasaran, mungkinkah sefrina yang merencanakan penculikan itu?. Ataukah ada yg ingin menjadi superhero berpura2 menyelamatkan kiena dari penculikan?.
    Mengenai menghitung hujan>>kyaaaaa..
    Sad banget mba' g' bisa bayangin jika berada pada posisi diandra..
    Untung hanya cerita..
    Hehe ngoceh lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi aku semangat ngedance aja yah dear :))

      hmmmm sweet enemy sekarang tentu udah nemu jawabannya
      hehehehe *aku yang telas balas komennya maap yaa T__T*

      iyaaa sayaang ngerasain dilemanya Reno emang berat banget hihihihi untung aku ga diposisi tokoh2nya disini *tarik napas lega* hihihi

      Hapus
  6. Baru bisa nyempetin waktu,leyeh-leyeh ambil ngebut baca satu persatu cerbung baru yg terlewatkan(banyak skalee,telat banget dech...).‎​\=D/ ƗƗɐƗƗɐ"̮ \=D/ ƗƗɐƗƗɐ"̮ \=D/, smoga yg nulis sehat selalu ‎​Ɣª.biar ngalir trus karya-nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi jadinya dilembur yah sayaang'

      amin sayaaang aku akan berusaha sehat supaya otak jadi encer.. hihihii :D

      Hapus
  7. mba san, cerbung ini gag trmasuk dlm book set ya? Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. cerbung ini nggak dimasukin sayang krn sampai sekarang belum beres draftnya alias belum tamat heheeh :))

      Hapus
  8. Tiap baca ini hati aku ikut sakit buat diandra, gimana rasa sakitnya dia. Reno keterlaluan tapi ga bisa nyalahin juga, jantung adalah penopang hidup ahhhh galau!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. heeee iyaa deaar Diandra yang paling menderita di sini, dia melihat merasakan kekasihnya meninggalkannya.. :)
      dan dia harus hidup dengan kesadaran bahwa reno pergi darinya demi wanita lain..
      uuuh untung aku ga diposisi diandra yaah T__T

      Hapus
  9. Hhmm... Sebenernya mau nunggu sampe epilog dulu baru baca. Tp kl karya mba shan, mana tahannn.... #fyuhh.. Td jam 7 buka PN, ada UH, langsung baca.... Kan bikin penasaran tuuhhhh.... Huhuhu.... Semoga bisa menahan hasrat di FTDS. Krn sampe skr belom baca.#yesss

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi eh dear rugi lho ga baca FTDS duluan hihihi soalnyaaa 2 editorku ( yg udah baca sampai tamat) sepakat (padahal ga janjian lho) kalau mereka paling suka FTDS di antara semuanya :)) hehehehe *tatapan menggoda* hihihi

      Hapus
  10. Menghitung hujan~~
    ku kira menghitung hari :D V kekekee~~

    Kyaaaaaaaa..... Puitis~~~
    puitus banget kaa~~~ xxD
    klepek" aku dari part pertama setiap baca awalnya >///<

    reno~~~ awalnya karena jantung mungkin, tapi setelah mengenal nana dy sendiri malah tanpa sadar jtuh cinta karena nana :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi itu idenya dari twitter ada yang bilang 'menghitung hujan' trus trrriiinggg langsung terciptalah cerbung ini hehehe

      iyaa deaar menghitung hujan memang lebih puitis dear sengaja dibikin gitu hihihi soalnya kan bikinnya pas hujan+galau :))
      biasanya hujan+ galau = puitis dear

      Hapus
  11. sama siapapun ending'y setuju.. Toh Dianra dan Nana sama2 mencintai Reno.. Klo Reno plih diandra, mgkin Nana msih bsa bhagia toh dia udh mulai mnrma kenytaan klo Rangga udh g' ada.. Sedangkan Diandra, dia akan sngt skli klo Reno plin Nana. Diandra udh mnmani Reno dr kecil dan mrka udah brsma skian lama...

    Sya ajh dilema plih yg mana.. Huhuhu..
    Sabar Dianra..
    Sabar Nana..

    Mba San, drmu emng pinter bkin galau....
    Thanks.. *peluk erat*

    BalasHapus
    Balasan
    1. *Diandra
      *Diandra akan sngt sedih skli

      Hapus
    2. yap diandra-lah yang paling menanggung kesedihan disini
      Nana juga merasakan kesedihan di tinggal Rangga, tetapi rangga kan tetap menjaga cintanya kepada Nana sampai mati

      berbeda dengan Diandra dia harus mengalami kepedihan kekasihnya meninggalkannya begitu saja krn perempuan lain hihihihi
      :))
      semoga para tokohnya menemukan kebahagiaan yaah :D

      Hapus
  12. makash mb santhy.
    sukses bkin galau.
    ky makan buah simalakama..
    pilih nana kasian diandra..
    pilih diandra kasian nana yg udah mulai cinta reno.
    nana udah pernah kehlangan rangga jangan sampe dia kehilangan reno
    :'(

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihhii ngerasain kebingungan yang dirasakan oleh Reno yah dear hehehehe :))

      Hapus
  13. mb santhy mrka bertiga haruz happy ending.

    pliss hadirkan second male bwt diandra,..

    cntohnya dokter yg ngerawat dia gtu.

    *hehe
    mengarang bebas

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihihi amiiin semoga senua tokohnya di endingnya menemukan kebahagiaan yaah :))

      Hapus
  14. kyaaaa... ><" galau... Galau... *mondar mandir* kak gmn nasib nana?? Kenapa diandra egois.. Huhuu.. Tpi gk bs jg sihh nyalahin diandra.. Kasian jg dia.. :(
    reno yg galau koq aku ikut2an yahh..
    Semoga gk salah pilih ya.. Fufufu..

    Kak adkah seseorang yg akan muncul lagi ntar.. Jangan smpe sad ending.. Aku gk suka.. ><" biar semua bahagia..

    Makasih dh dipublish kak cantik..
    Ttp semangat nulis ya.. *peluk sayang* :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. *peluk dear biar brenti mondar-mandir* hehehehe

      naah itu dia galaunya Reno, kita2 dia akan memilih yang aman ya?
      aku juga pinginnya semua tokohnya menemukan kebahagiaan masing2 dear hehehe
      iyaa sayaang sama2 senang bisa berbagi
      aku akan semangaatt
      *ikutan mondar mandir sama dear sambil pelukan* hihihi

      Hapus
  15. menurutku yg terakhir agak bingung
    apakah aq salah ya*clingak clinguk ga jelas

    "Aku sudah mencoba Reno, tetapi aku tidak bisa tanpaku...

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaa iya deaar makasih koreksinya akan aku edit yaah hihihihi :))

      Hapus
  16. Aduuuh~
    Galau tingkat dewa tiap baca cerbung nya mb san
    Kasian banget diandra, diputusin dgn kejam setelah bertahun2 bersama gt, ya jelas aja mau mati
    Tapi nana gimana?
    *galau bareng reno*
    Hahahaa
    Mb san, bikin mereka bertiga happy ending ya pleaseeee~

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe Menghitung hujan memang selalu membawa galau dear, aku yg tiap habis posting aja galau..binguung T___T

      hehehehe
      yep semoga semua tokohnya menemukan kebahagiaan yaah :*

      Hapus
  17. haaaiyyyaaaa,,,,reader pada ikutan dilema binti galau,,wwkwkwkwkwk

    Mbak Santh,,makasih so much,,,
    Aq ikutan Authorny aja degh,,,xixixixixiii

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi iya nih riska aku juga galau huhuhuhu ini Menghitung hujan kan belum selesai draftnya jadi sebenere penulisnya juga masih galau hihihihi

      Hapus
  18. hidup itu memang penuh dengan pilihan
    galau + kepo cyiiiiinnnnn
    tingkyu mbg, smbil kecup pipi mbg shanty

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe yeep dan ketika cinta harus memilih...
      yakinlah bahwa cinta tak pernah salah
      #kok berasa lirik lagu apaa gitu yah* hihihihi

      Hapus
  19. Ttp Semangat mbak shanty, aku tunggu lanjutannya .. Ok... Thanks

    BalasHapus
  20. Sakitt rasanya hati ini. Hiks.. Hiks.. Hikss..Hiks..
    Mbak santhy emang paling jago buat readersnya galau.

    Angkat Jempol bwat mbak santhy.

    Thanks ya mbak santhy cantikkk dah diposting.. Jadi gak sabar nunggu kelanjutannya. mwu nanya, Menghitung hujan berapa part mbak??

    Tetap semangat ya mbak nulis lanjutannya.
    Peluk erat mbak santhy cantikkk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaaa kok naora jd sakit hatinya habis baca iniii huhuh maapkan akuu hehehehe T__T

      menghitung hujan sebenernya sampai sekarang belum tamat dear jd belum tahu ada berapa part, itu juga alasannay MH ga dimasukin ke book set colorful of Love soalnya belum selesai hehehe :))

      Hapus
  21. Bener kata Mb Santhy MH emang cocok pas hujan and lg galau, dilema buat smuanya. Mksh & tetap smangat;-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi iyaa deaar bikinnya juga harus nunggu hujan dan galau, kalo ga feelnya ga dapet *untung pas musim hujan kalau ga bsia ga tamat2 nih* hihihiii

      Hapus
  22. Chapter ini hadiah ulang tahunku kemaren :)
    Makasih mbak Shanty udah nge-post this precious chapter of "menghitunh hujan". Rasa yang Reno apakah tak bisa diingkari lagi? Sedih liat Diadra~Oh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat ulang tahun sayaaaang
      semoga mimpi2nya dikabulkan dan selalu ada dalam rahmat, berkah dan perlindungan Allah yah sayaang
      *salaman selamat ultah dengan bersemangat meskipun telat* hihihihi

      Hapus
  23. thx u so much,jd galau :(( reno aq rena.hohoh

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama2 deaaar hihihihi Rena mirip Serena, mirip Reno juga hihihihi
      *peluk*

      Hapus
  24. Kak, aku penggemar novel kakak loh. aku suka novel kakak yang perjajian hati. aku boleh minta izin ga kak. aku mau copy novel ini ke versi kpop nya kak. boleh ga kak? kalo ga boleh ga apa2 sih kak, aku ga maksa kakak hihihi :)

    BalasHapus