Jumat, 01 Februari 2013

Sweet Enemy Part 4



"Pulang sendirian lagi?" 

Keyna menoleh mendengar sapaan yang akrab itu. Dia mendapati Jason sedang bersandar pada mobil hitam legamnya, tersenyum menatapnya. Senyumnya lebar dan ramah, sama sekali tidak tampak kalau dia adalah penghancur wanita seperti yang dikatakan oleh Davin.

Kalaupun dia memang seorang penghancur wanita, sepertinya sah-sah saja, Keyna membatin, mengamati ketampanan Jason yang halus. Lelaki itu bisa dibilang sangat tampan sampai mendekati cantik. Matanya sendu tapi bening, seolah menarik siapapun yang tergoda untuk tenggelam bersamanya.

"Iya." Keyna menjawab dan mengerutkan keningnya, apa yang dilakukan Jason sore-sore begini di depan kampusnya?

"Kau harus membiarkan supir pribadimu menjemput, sudah kubilang, berbahaya kalau seorang perempuan berjalan-jalan sendirian malam-malam, apalagi kampusmu terkenal sebagai kampus anak-anak kaya. Siapa tahu ada yang mengawasi dan mencari kesempatan, lalu melihatmu sedang jalan sendirian? Kau akan diculik."

Jason mengulangi lagi peringatannya, sama seperti kemarin ketika berpapasan dengan Keyna di jalan. Lelaki itu begitu serius dengan kata-katanya sehingga Keyna merasa takut. Tetapi perkataan lelaki itu memang ada benarnya. 

"Kau sendiri apa yang kau lakukan di sini?"

Jason mengangkat bahu dan tertawa, "Mungkin aku sedang mengawasi kampus ini, mencari kesempatan kalau-kalau ada anak orang kaya berjalan sendirian yang bisa kuculik." Lelaki itu membuka pintu mobilnya, "Mau masuk?"

Sejenak Keyna ragu. Tetapi Jason tampak begitu tulus. Dan dia kan sahabat Davin, meskipun Davin sudah memperingatkannya tentang kebencian Jason kepada perempuan. Keyna yakin dia bukan termasuk salah satu tipe yang Jason incar untuk dibuat patah hati.

*** 
"Davin bercerita kalau kau selalu mendapatkan nilai-nilai tinggi di sekolah, begitulah cara Mama Davin menemukanmu, dengan penyaringan anak-anak cemerlang untuk mendapatkan beasiswa." Jason memulai percakapan, sambil menyetir mobilnya dengan tenang.

Keyna menganggukkan kepalanya,

"Ya, waktu itu perwakilan yayasan Nyonya Jonathan menemuiku dan menawarkan beasiswa, waktunya tepat sekali karena kondisi keuangan kami sedang sulit." Keyna menatap Jason sambil tersenyum, "Ayahku seorang tukang bangunan, dan meskipun dia mengupayakan segala cara untuk menyekolahkanku, membiayai kuliahku akan terlalu berat untuknya." 

Jason menoleh sebentar dan menatap Keyna dengan tatapannya yang bening,

"Lalu ayahmu meninggal ya? Aku turut berduka Keyna."

Suara itu benar-benar tulus sehingga Keyna melemparkan senyum lembut kepada Jason,

"Ya, ayah mengalami kecelakaan di tempatnya bekerja. Setelah ayah meninggal, Nyonya Jonathan menawariku beasiswa sepenuhnya dan aku boleh tinggal di rumahnya, jadi di sinilah aku sekarang."

"Kau tidak pernah curiga kenapa Nyonya Jonathan begitu baik kepadamu? Banyak anak lain yang juga cemerlang dan hidup dalam kemiskinan. Tetapi kenapa kau? Kenapa kau yang dipilih?" Tatapan Jason yang memandang jauh ke depan terlihat kelam dan misterius,

Keyna mengangkat bahunya,

"Yah... mungkin karena aku ada di saat yang tepat dan tempat yang tepat. Kebetulan seperti itu akan selalu ada kan?" 

Jason tersenyum muram, "Tidak ada yang namanya kebetulan, Keyna. Semua hal terjadi pasti ada alasannya." Dia lalu menghentikan mobilnya. Mereka ternyata sudah sampai di ujung jalan dekat mansion keluarga Jonathan.

"Maaf. Aku menurunkanmu di sini." Jason tersenyum meminta maaf, "Davin melarangku mendekatimu. Yah. Kau pasti sudah diperingatkan tentang reputasiku." Senyumnya berubah serius, "Tetapi selama kau masih tidak mau menggunakan supir pribadimu itu, aku akan menjemputmu setiap hari sepulang kuliah."

"Aku tidak perlu dijemput setiap hari." Keyna menoleh kaget mendengar kata-kata Jason, "Aku baik-baik saja."

"Tidak. Aku sudah memutuskan. Kau terlalu polos dan menganggap semua orang di dunia ini baik hati. Kau akan mudah ditipu dan dimanfaatkan orang. Harus ada seseorang yang menjagamu." 

"Aku bisa menjaga diriku sendiri." Sela Keyna keras kepala, "Terimakasih sudah mengantarku." dengan sopan Keyna melangkah pergi dan berjalan menuju mansion.

Setelah beberapa langkah, dia merasa ingin tahu. Dengan sembunyi-sembuyi dia menoleh dan mendapati mobil Jason masih terparkir di sana, mengawasinya. Dan mobil itu baru pergi setelah Keyna memasuki gerbang rumah dengan aman.

*** 

"Dia bilang dia akan menjemputku setiap hari." Keyna setengah berbisik saat berbicara di ponselnya, Sefrina tadi meneleponnya dan mengatakan bahwa besok pagi dia belum bisa masuk karena sakit. Mereka bercerita-cerita tentang hari itu, dan Keyna pun teringat akan Jason.

"Aneh..." Sefrina tampak tercenung di seberang sana, "Kenapa dia repot-repot melakukan itu? Kau harus hati-hati Keyna, jangan-jangan dia mengincarmu sebagai korban berikutnya."

"Perempuan-perempuan yang menjadi korban Jason adalah perempuan kaya dan semuanya cantik. Aku sama sekali bukan tipenya." Keyna membantah, "Lagipula aku merasa aneh, dia berkali-kali mengingatkanku tentang bahayanya berjalan sendirian karena aku bisa diculik, dia tampak serius dengan perkataannya."

"Tapi dia ada benarnya juga Keyna. Bahaya kalau kau selalu pulang sendirian. Kita tidak tahu siapa orang jahat yang mengincar di luar sana. Kami anak-anak orang kaya selalu diawasi setiap saat dengan ketat oleh kedua orangtua kami, supir pribadi kami dibekali kemampuan bela diri juga, untuk menghindari insiden itu, karena dari pengalaman, banyak sekali kejadian penculikan itu." Sefrina tampak berpikir di seberang sana. "Demi keselamatanmu juga Keyna.... Kalau kau mau aman dan terhindar dari penculikan, sekaligus mengindari Jason, gunakan fasilitas supir pribadi yang diberikan oleh keluarga Jonathan."

Keyna termenung mendengar nasehat Sefrina. Mungkin memang ada benarnya juga...

*** 

Dia tadi mengawasi dengan kesal ketika lelaki itu ternyata menunggui Keyna pulang. Dia sudah menyiapkan pisau di tangannya, dengan beberapa pegawainya yang kekar dan ahli. Rencananya untuk menculik Keyna sudah hampir berhasil. Karena dari pengamatannya, Keyna selalu pulang dari kampus sendirian, tanpa ada supir pribadi yang menjemputnya. Perempuan bodoh! dia seperti mengumpankan dirinya kepada para penjahat. Lalu lelaki pengganggu itu muncul dan menjemput Keyna. Dan rencana penculikannya hancur berantakan. Lelaki itu sepertinya akan terus mengganggu. Dia harus mencari cara lain....

*** 

"Bagaimana harimu?" Davin mengetuk pintu kamar Keyna dan mendapati Keyna sedang belajar di mejanya. Dengan langkah elegan, lelaki itu duduk di pinggir ranjang Keyna. Davin masih memakai jas dan dasinya sudah dilonggarkan. Lelaki itu tampak lelah.

"Baru pulang kerja?" Keyna meletakkan buku pelajarannya dan mengernyit, Davin tampak pucat. "Kau tidak apa-apa Davin?"

"Sepertinya aku sedikit flu. Aku batuk-batuk dari tadi dan tenggorokanku sakit." Lelaki itu berdehem, "Tapi aku sudah minum obat flu, sebentar lagi juga sembuh."

"Oh." Keyna melirik Davin dengan cemas, "Sepertinya kau harus ke dokter."

"Tidak, aku tidak apa-apa." Tiba-tiba lelaki itu membaringkan tubuhnya di ranjang Keyna.

Keyna menoleh kaget, hampir berdiri dari duduknya,

"Davin??"

"Please. Jangan berteriak." Lelaki itu mengernyit, membuat Keyna tertegun, padahal dia sama sekali tidak berteriak, Davin berbaring dan menutup matanya dengan sebelah lengannya, "Kepalaku pusing seperti berdentam-dentam, biarkan aku berbaring sebentar di sini."

Keyna terdiam, merasa kasihan kepada Davin, sepertinya lelaki itu benar-benar sakit. Ya sudah, biarlah. Lagipula Keyna masih belum ingin tidur, dia harus belajar sampai larut malam untuk persiapan ujian minggu depan. 

Waktu berlalu, dan Keyna larut dalam kegiatan belajarnya. Diiringi suara dengkuran halus Davin yang sepertinya jatuh lelap ke dalam tidurnya, mungkin karena pengaruh obat flunya.

Keyna menguap dan melirik jam di dinding, sudah jam dua pagi, dan dia mengantuk. Dengan bingung diliriknya Davin yang masih pulas di atas ranjangnya. Lalu dia harus bagaimana?

Dengan bingung Keyna memutar kursinya dan menghadap ke arah ranjang. Davin sedang tidur pulas. Dan ketika tidur lelaki itu tampak sangat tampan. Gurat-gurat sinis di wajahnya tidak tampak dan lelaki itu kelihatan begitu polos seperti bayi, bibirnya sedikit terbuka dan napasnya teratur.

Keyna larut dalam kenimmatan memandangi maha karya Tuhan di depannya. Tuhan pasti sedang tersenyum ketika menciptakan sosok ini.

Mata itu terbuka. Seketika itu juga langsung menatap tajam ke arah Keyna. Membuat Keyna berjingkat dari duduknya karena kaget.

Lelaki itu tampaknya tipikal orang yang langsung sadar ketika bangun, dia mengerutkan keningnya menatap Keyna.

"Kenapa kau menatapku?"

Keyna merasa pipinya memerah, "Aku tidak menatapmu." dipalingkannya wajahnya, tidak mampu menahankan tatapan tajam Davin kepadanya.

Lelaki itu beranjak duduk di ranjang, memandangi sekeliling dan menatap Keyna lagi,

"Kenapa aku tidur di kamarmu?" gumamnya menuduh.

Keyna menaikkan alisnya jengkel. "Kau yang datang kesini ketika aku sedang belajar lalu tiba-tiba tidur di ranjangku. Coba tanya dirimu sendiri."

"Oh." Davin tampak mencoba mengingat-ingat, "Maaf."

Lelaki itu tanpak sakit, Keyna menatapnya dengan cemas, "Kau tidak apa-apa Davin? bagaimana pusing dan flumu?"

"Aku masih pusing." Lelaki itu tampak terhuyung, "Aku akan kembali ke kamarku,"

Pintu tertutup di depan Keyna, meninggalkan Keyna yang menatap cemas.

*** 

Davin terserang flu keesokan harinya. Suara batuknya terdengar ke seluruh penjuru rumah saking kerasnya. Batuknya terdengar kering dan itu pasti menyakitkan. Keyna memutuskan untuk tidak masuk kuliah untuk menunggui Davin, Nyonya Jonathan sedang ada di luar negeri. 

"Pergilah." Davin terbatuk-batuk dan mengusirnya, dokter sudah memeriksanya dan memberikan obat. Dan sekarang Keyna sedang mencoba membantu Davin meminum obatnya. Tetapi lelaki itu dengan kasar menolak bantuannya.

"Pergilah, kenapa kau tidak masuk kuliah?"

"Aku harus menungguimu, aku tidak mungkin meninggalkanmu sendirian dengan kondisi seperti ini."

"Aku sudah biasa seperti ini." Tatapan Davin tampak sedih, "Sakit sendirian dan hanya ditemani pelayan sementara kedua orang tuaku pergi entah kemana."

Keyna menatap Davin dan menyadai kepedihan di mata lelaki itu. Kasihan lelaki ini, dia hidup bergelimang harta, tetapi kehilangan kasih sayang orangtuanya. Kini Keyna mengerti apa yang menyebabkan Davin selalu bersikap sinis dan penuh kebencian.

"Sekarang berbeda, kau mempunyai seorang adik, dan adikmu akan merawatmu." Keyna menyerahkan pil-pil obat dari dokter ke arah Davin bersama dengan segelas air putih, "Ini minumlah obatmu."

Davin menatap Keyna, tampak tertegun dengan perkataan Keyna tadi, sejenak dia ingin membantah, lalu dia menghela napas dan menerima obat itu dan meminumnya, ditatapnya Keyna dengan kesal setelahnya,

"Sudah kuminum. Puas?"

"Puas. Sekarang tidur."

Lelaki itu menggerutu, tetapi tidak membantah. Mungkin tubuhnya sudah terlalu sakit. Dia masuk ke dalam selimutnya, terbatuk-batuk sebentar, dan tak lama kemudian, mungkin karena pengaruh obat langsung tertidur pulas.

Keyna menghela napas panjang. Semoga obat itu bisa meredakan sakit Davin. Lelaki itu tampak begitu tersiksa ketika batuk, meskipun demikian tatapan sinis dan kejamnya tidak hilang, Keyna tersenyum, dasar Davin...

Suara bel dipintu mengalihkan perhatian Keyna, tampak pelayan membuka pintu dan terdengar percakapan-percakapan di sana.

Keyna beranjak dengan hati-hati, merapikan selimut Davin lalu melangkah keluar ruangan. Dia menengok ke lobby mansion di lantai bawah.

Jason ada di sana. Lelaki itu mendongak dan menatapnya dengan tatapan mata yang bening

Bersambung Ke Part 5

Oneshoot :  http://anakcantikspot.blogspot.com/2012/12/sweet-enemy-special-one-shoot-by-request.html 

Baca Part 1  http://anakcantikspot.blogspot.com/2013/01/sweet-enemy-part-1.html
 
Baca Part 2  http://anakcantikspot.blogspot.com/2013/01/sweet-enemy-part-2.htm 
Baca Part 3  http://anakcantikspot.blogspot.com/2013/01/sweet-enemy-part-3.html



29 komentar:

  1. makasih mbak santhy udh d post SE... Apakah mbak santhy sudah sembuh? Aku harap iya... :).. *big hug and kiss*

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama2 sayaaang
      ini baru berusaha makin sembuh sayang, masih proses pemulihan dan istirahat, InsyaAllah makin sehaat heee :))

      Hapus
  2. Thank you mbak...
    Makin penasaran nih sama kisah selanjutnya :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe semoga makin nambah part makin suka yaaah *peluuk*

      Hapus
  3. sdh smbuh kah mbak santhy.mksih ud posting

    BalasHapus
    Balasan
    1. sedang pemulihan sayaaang, InsyaAllah makin sehat doain yaaa heee,,,sana2 nira sayaaang :D

      Hapus
  4. *Ciyum2 mba santhy*
    Mba... kangen banget nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. heeee Yanaaaaa *balas peluk cium*
      kangen jugaaa huhuhhu lama banget berasa ga buka blog ini dan ngobrol2 hehehe

      Hapus
  5. Mbak santhy Cantik, Mbak santhy udah sehat???, semoga mbak santhy sehat teruss.Aminnn

    Thanks ya mbak dah diposting.
    Semangat..........

    BalasHapus
    Balasan
    1. naoraaa sayaaang udah lumayan sehat sayang lagi proses pemulihan tp kondisi udah lebih baik :) makasih sayang atas doanyaaa heee amiiiinnn

      sama2 sayaaaang yuuk kita saling semangaattt
      :))

      Hapus
  6. akhir akhir y d post juga, terima kasih mba...
    Semoga tetep sehat yah

    BalasHapus
    Balasan
    1. heeee Tuhe nungguin lama yaaah,,,,maafkan akuuu
      heeee amin doanya sayaang :)

      Hapus
  7. wahh akhirnya bisa ketemu davin lagi..hehe
    hayo keyna ad yg mau nyulik tuu..

    mbk san udh smbuhkah?
    moga sehat selalu yaa:))

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihihi kangen yaa ama Davin :))
      hehehe iyaa ada yang mau nyulik kira2 siapa yaah apa perlu dibikin kuis lagi? hehehe :))

      udah pemulihan sayaang kondisi udah lebih baik :))
      amiin doanya sayaang

      Hapus
  8. kakak abis edit UH ya??? kok ad nma elena nya? hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi waaa ketahuaaan aku habis nyiapin naskah UH buat portalnovel dear hehehe jadi nama elenanya kebawa habis mirip elena sama keyna hihihihi

      Hapus
  9. ada nama elena di scene terakhir , paragraf 6.

    BalasHapus
    Balasan
    1. heeee iya sayaaang siaaap udah dikoreksiii makasih yah deaaar :))

      Hapus
  10. Mba Santhy udh sembuh??†ђąηk ўσυ buat postingannya..:D

    BalasHapus
    Balasan
    1. kondisi udah lebih baik dari sebelumnya sayaang doain yaaa
      sama2 sayaaaang *peluk*

      Hapus
  11. ✽̶┉♏∂ƙ∂șîħ┈⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴.. Mba Shanty. Mudh2n Ʊϑɑ̤̈̊ħ sembuh ya.

    BalasHapus
  12. Makasih mbak Santh,,,
    Akhirny si Davin & Keyna post juga,,
    mmmuuaaccchhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe iyaa sayaaang makasih udah mau menunggu yaaah
      hehehe kangeeeennn *peluk erat*

      Hapus
  13. Aih,,,curiga aq,,,
    Jangan2 nama kecilny Keyna is Elena,,,
    Wkwkwkwk
    Danke mba Santh,,,,mmuuaacchh

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukaaaaan hehehehe :)) aku habis nyiapin naskah UH buat PN dan naik cetak T_____T jadinya kebawa nama elenanya hihihihihi

      Hapus
  14. ahyee.. Kak shanty sudah sembuh kahh??

    Seneng'y bs baca cerita kak lagi..
    Disini makin so sweet lohh tp koq ad nama 'elena' kak.. Kkk kepikiran UH ya.. Hehee *piss*

    lanjut ahhh.. Salam kiss.. *muaaahh*

    BalasHapus
    Balasan
    1. sayaaaang heeeeeee aku sudah baikan kok doain yaah biar sembuh sempurna hehehehe

      hihihihihi syukurlah sayang suka yaah :)) hhuhuhu iyaa itu gara2 habis nyiapin naskah uh jadi kebawa Elena hahahaah
      tp udah dikoreksi sayaang :D

      Hapus
  15. mbak udah sembuh???
    mbak santhy sakit..ehh...si davin ikutan sakit??
    aduuh...gak tau kenapa, aku curiga sama Sefrina

    BalasHapus