Alexa
menatap jemari Daniel yang terulur, sejenak merasa ragu. Tetapi mungkin benar
apa yang dikatakan oleh Daniel tadi, bahwa untuk mengenal seseorang, bisa
dicoba dengan berdansa bersama.
Pada
akhirnya, Alexa menerima uluran tangan Daniel.
Daniel
tersenyum dan menggenggam tangan Alexa, dengan lembut mengajaknya ke tengah
ruangan, tepat di bawah kubah yang beratapkan kaca memantulkan langit gelap
berbintang yang indah.
Mereka
berdiri berhadapan, dan Daniel lalu merangkulkan tangannya di pinggang Alexa,
membawa tangan Alexa supaya melingkar di lehernya, tubuh mereka merapat,
diiringi oleh suara musik lembut yang sangat pas.
Kaki
Daniel bergerak, dan kaki Alexa mengikuti, tubuh mereka seakan diciptakan untuk
berdansa bersama, begitu pas. Kepala Daniel berada di atas puncak kepala Alexa,
dan lelaki itu tersenyum,
“Aku
baru sadar bahwa kau begitu mungil, Alexa.”
Alexa
mendongak, langsung bertatapan dengan mata abu-abu yang tampak demikian tajam
di bawah bayangan gelap ruangan. Pipinya memerah, dan berharap supaya suasana
cukup gelap sehingga tidak kelihatan.
“Mungkin
kau yang terlalu tinggi.” Alexa menjawab sekedarnya, membuat Daniel terkekeh,
“Mungkin
juga.” Lelaki itu merapatkan pelukannya di pinggang Alexa, membuat tubuh mereka
makin merapat, “Sepertinya kita cocok bersama.”
Alexa
tidak membantah, hanya diam saja dan menikmati dansa itu, mengikuti kemana
tubuh Daniel membawanya. Alexa tidak pernah berdansa sebelumnya apalagi di
usianya yang dewasa ini. Daniel adalah dansa pertamanya, tetapi mereka berdua
melakukannya seolah-olah sudah bertahun-tahun berdansa bersama...
***
Renata
masih tertegun, di bawah tatapan Nathan yang menunggu jawaban, dia menghela
napas panjang dan menyandarkan tubuhnya ke kursi,
“Entahlah
Nathan.” Tiba-tiba ekspresi wajah Renata yang keras dan angkuh tampak melemah,
“Daniel pasti tidak akan suka dengan kehadiranku yang ikut campur.”
Nathan
menganggukkan kepalanya, “Tentu saja dia akan tidak suka, saat ini benaknya
hanyalah dibutakan oleh keinginan untuk mengalahkanku dan menguasai seluruh
warisan kakek kami.. Dia pasti akan membenci kita karena mengganggu seluruh
rencananya.” Nathan menatap Renata dalam-dalam seolah-olah ingin menembus ke
dalam hatinya, “Tetapi ingat Renata, saat ini kita sedang mencoba
menyelamatkannya. Kalau dia menikahi Alexa, sama saja dia mengingkari hati
nuraninya demi harta dan kekuasaan.”
Renata
menatap Nathan dan mengangkat alisnya, “Kau... bukankah kau juga berada di
posisi yang sama dengan Daniel? Kau menutup perasaan dan belas kasihanmu,
melakukan segala cara supaya bisa memasuki keluarga itu dan menguasainya bukan?
Apa moivasimu sebenarnya, Nathan? Balas dendam?”
“Pengakuan.”
Nathan membalas cepat, dengan tatapan mata yakin. “Aku hanya menginginkan
pengakuan, Renata. Selama ini keberadaanku sebagai anak haram tidak diakui, pun
keberadaan ibuku yang sudah meninggal dalam keadaan terlupakan. Lagipula aku
tidak punya kekasih yang kutinggalkan demi untuk mengejar Alexa. Kalau Alexa
bersamaku, itu akan lebih adil bagi Alexa... daripada kalau dia memilih Daniel
sedangkan hati Daniel ada bersamamu.”
Renata
terdiam, seolah-olah berusaha mencerna kata-kata Nathan, “Kalau memang aku
setuju untuk membantumu. Bagaimana caranya kau mendekatkanku kepada Alexa dan
Daniel?” Daniel sudah tidak pernah menghubunginya lagi sejak meninggalkannya.
Hubungan keluarga mereka yang semula baikpun pada akhirnya merenggang.
“Kau
adalah seorang pengacara keuangan yang sangat handal. Aku akan memasukkanmu ke dalam perusahaan, sebagai
konsultan hukum.”
Renata
mengangkat alisnya sekali lagi, “Itu akan membuat Daniel marah besar. Dan
kakeknya mungkin tidak akan setuju kau memasukkanku ke sana.”
“Kakek
adalah urusanku.” Nathan tersenyum, “Dia mungkin akan mengangkat alisnya dan
menyadari bahwa masuknya kau ke perusahaan adalah salah satu rencanaku untuk
menjatuhkan Daniel, tetapi dia tidak akan berbuat apa-apa untuk mencegahnya.
Kakek kami orang yang adil, dia tahu bahwa yang paling ahli strategilah yang
akan memenangkan persaingan ini.” Nathan mengulurkan tangannya dan menunggu
balasan Renata, “Aku menganggap pertanyaanmu tadi sebagai persetujuan, jadi, apakah
kita bisa dikatakan bekerjasama mulai sekarang?”
Renata
menatap uluran tangan Nathan, masih mencoba berpikir ulang sebelum menyambut
uluran tangan itu.
***
Ketika
Nathan turun dari mobilnya di depan mansion itu, dia mendapati rumah itu sepi.
Para pelayan biasanya banyak yang berlalu lalang kalau Albert Simon berada di
rumah. Sepinya rumah menunjukkan kalau kakeknya itu mungkin sedang berada di
luar kota.
Nathan
membuka pintu besar mansion itu lang melangkah melalui lobby, hendak menaiki
tangga menuju kamarnya, ketika dia mendengarkan suara musik.
Itu
suara musik dansa lembut yang mengalir dari bagian belakang mansion, di ujung
lobby di bawah tangga.
Siapa yang menyalakan
musik dansa malam-malam begini?
Dengan
penuh ingin tahu, Nathan melangkah menuju bagian ujung lorong, ke ruangan yang
biasanya digunakan Albert Simon untuk menjamu tamu-tamunya di acara pesta dansa
resmi yang dulu sering diadakannya.
Nathan
berdiri di ambang pintu lengkung besar itu dan tertegun.
Di
depannya terhampar pemandangan Daniel dan Alexa, yang sedang berdansa dengan
rapatnya, posisi mereka seperti sepasang kekasih yang sedang menikmati alunan
musik sambil berpelukan.
Alexa
membelakanginya sehingga tidak menyadari kehadiran Nathan. Tetapi Daniel
menghadap ke arahnya dan langsung menyadari kehadiran Nathan di ambang pintu.
Daniel
melemparkan tatapan mata penuh kemenangan kepada Nathan, dan kemudian seolah
sengaja, dia mempererat pelukannya ke tubuh Alexa.
Seketika
itu juga Nathan menggertakkan gigi, dipenuhi amarah, karena tahu persis bahwa
pada detik ini, Daniel sudah berhasil mengalahkannya.
Dengan
langkah geram, Nathan membalikkan badan dan pergi meninggalkan ambang ruangan
itu.
***
Musik itu berhenti.
Alexa
membuka matanya, tersadar bahwa sedari tadi dia menutup matanya menikmati dansa
itu. Dia mengangkat kepalanya dan menatap Daniel yang masih tersenyum.
“Maafkan.”
Pipi Alexa bersemu merah, dan tanpa dinyana, Daniel mengulurkan jemarinya,
menyentuh pipi Alexa.
“Kenapa
kau minta maaf? Aku yang harusnya berterimakasih karena kau mau berdansa
denganku.”
Alexa
menganggukkan kepalanya, melangkah mundur, dan Daniel tidak menahannya, lelaki
itu melepaskan pelukannya.
“Mungkin
aku harus kembali ke kamar.” Alexa menatap ke arah langit kaca di atas, tidak
ada jam di ruangan ini, mungkin mereka sudah berdansa cukup lama.
Daniel
menganggukkan kepalanya, “Selamat beristirahat Alexa, kuharap kau menikmati
dansa tadi.”
Alexa
menganggukkan kepalanya, “Terimakasih Daniel, aku pergi dulu.” Tiba-tiba
perasaan gugup yang dirasakan ketika bersama Daniel, yang tadi sempat
menghilang ketika mereka berdansa, muncul lagi. Dia buru-buru membalikkan
tubuhnya, menganggukkan kepalanya sekali lagi dengan sopan kepada Daniel, lalu
melangkah pergi.
Sepeninggal
Alexa, Daniel melangkah ke rak bar di ujung ruangan, menuang minuman untuk
dirinya sendiri, dan kemudian membanting tubuhnya di sofa dengan gelas di
tangannya.
Dia
mendongakkan kepalanya yang bersandar di sandaran sofa, lalu menempelkan gelas
berisi minuman dingin itu ke dahinya.
Perempuan
mungil itu membuatnya bergairah. Saking bergairahnya hingga Daniel harus
menahan Alexa agar tidak terlalu merapat kepadanya.
Daniel
sudah lama tidak bersama perempuan, sejak memutuskan untuk memenangkan
persaingan ini dengan Nathan, Daniel meninggalkan semua perempuan di
belakangnya dan berkomitmen dengan apa yang pernah dikatakannya, bahwa dia akan
mengejar Alexa dengan kekuatan penuh.
Semula
Daniel mengira ini semua akan mudah, Alexa sepertinya adalah perempuan yang
lemah dan gampang ditaklukkan. Tetapi ternyata mengejar Alexa lebih sulit
daripada mengejar wanita manapun di masa lalunya.
Biasaya
Daniel bisa membaca perempuan, dia akan tahu apakah perempuan itu tertarik
kepadanya, baik dari tatapan matanya maupun dari gerak-geriknya. Daniel sangat
ahli mengenai perempuan, dan setahunya, hampir semua perempuan yang dikejarnya
membalas perasaannya.
Tetapi
Alexa berbeda, entah karena perempuan itu terlalu polos, atau memang Alexa sama
sekali tidak tertarik kepadanya.... Daniel tidak bisa membaca Alexa. Dia tidak
tahu apakah rayuannya berhasil atau tidak, dia tidak tahu apakah ada setitik
ketertarikan Alexa kepadanya, yang bisa dibacanya hanyalah sikap gugup dan
tidak nyaman kalau dia mendekati Alexa.
Alexa
mungkin takut kepadanya akibat perkenalan kasarnya di bar waktu itu... karena
itulah Daniel berusaha memperbaiki semuanya dengan bersikap lembut, berharap
Alexa tidak takut kepadanya lagi.
Seorang
perempuan yang takut kepadanya tidak akan mudah jatuh cinta kepadanya bukan?
Daniel
mengernyit. Dan sekarang dia malahan merasa bergariah kepada Alexa, tubuh
mungil perempuan itu, yang merapat ke tubuhnya, membuat dirinya bergejolak,
sebuah perasaan yang tidak pernah dirasakannya kepada perempuan manapun...
bahkan kepada Renata kekasihnya yang terakhir.
Mengingat
Renata membuat Daniel merasa bersalah. Dia telah meninggalkan Renata begitu
saja setelah memberinya sejuta harapan. Tetapi itu mungkin yang terbaik bagi
Renata, dan bagi dirinya.....Seandainya saja Daniel bisa menjelaskannya kepada
Renata, pasti akan dia lakukan, selain karena Alexa, Daniel punya alasan sendiri
kenapa dia meninggalkan Renata, alasan itu tidak mungkin diungkapkannya kepada
Renata karena akan lebih menyakiti perempuan itu. Biarlah Renata berada dalam
kondisi yang sekarang, membencinya karena menjadi lelaki yang tidak bertanggung
jawab.
Daniel
tidak merasa bergairah kepada Renata. Renata adalah perempuan intelek, sangat
pandai dan berasal dari keluarga kelas atas yang bersahabat dengan keluarganya,
karena itulah ketika mamanya menyuruhnya mendekati Renata dan meninggalkan
sikap playboynya di masa lalu yang suka mengencani perempuan-perempuan yang
tidak berkelas, Daniel melakukannya tanpa pikir panjang.
Bersama Renata memang
menyenangkan, mereka bisa mengobrol dan berdiskusi dalam waktu panjang,
menghabiskan waktu bersama tanpa terasa, dan menikmati hubungan mereka yang
tanpa terasa berjalan begitu lama. Ketika Renata mengisyaratkan menginginkan
hubungan yang lebih serius, Daniel tidak keberatan.... tetapi kemudian dia
menyadari bahwa dia tidak pernah memandang Renata sebagai kekasih, dia mungkin
menganggap Renata sebagai partner, sahabat, teman diskusi yang menyenangkan,
tetapi bukan sebagai kekasih... Karena Daniel sama sekali tidak merasakan
gairah sebagai seorang lelaki kepada perempuannya kepada Renata.
Dia bahkan
tidak mampu membayangkan berada di tempat tidur bersama Renata, kalau sudah
begitu akan seperti apa hubungan mereka nanti sebagai suami isteri?
Daniel
menggelengkan kepalanya, berusaha menepiskan pikirannya tentang Renata. Dia
tidak akan bisa maju kalau terus menerus dibebani oleh rasa bersalah di masa
lalu. Renata memang perempuan baik, yang terbaik dari semua mantan kekasihnya,
karena itulah ada rasa bersalah yang pekat ketika dia harus menyakiti Renata,
meskipun sebenarnya keputusan ini adalah keputusan yang terbaik bagi Renata dan
dirinya.
Tetapi
sekarang dia harus melupakan Renata, dan fokus kepada Alexa. Nathan melihat
mereka berdua berdansa tadi, dan dia melihat kegeraman yang nyata di mata
Nathan karena sudah kalah satu langkah dari Daniel, tidak tahu apa yang akan
direncanakan Nathan nanti untuk mengejar ketertinggalannya. Yang pasti Daniel
harus waspada.
Tiba-tiba
saja Daniel mengingat Alexa, dan kemudian menelaah gairahnya sendiri kepada
perempuan itu.
Yah.
Kalau memang ternyata gairahnya sebesar ini kepada tunangannya itu, hal itu
akan menghilangkan kekhawatirannya akan pernikahannya nanti dengan Alexa.
Kalau
mereka bisa begitu cocok dalam berdansa, bisa dipastikan mereka akan sangat
cocok di tempat tidur.
***
Nathan
menggenggam rokok di tangannya dan meremasnya dengan geram. Dia selalu merokok
ketika tidak bisa menahan emosinya, menenangkan dirinya dengan menghisap asap
rokok sambil menghitung sampai sepuluh. Tetapi rokok itu hancur di tangannya,
menjadi serpihan menyedihkan beraroma tembakau dan mint.
Nathan
membuang serpihan rokok itu ke lantai dan menyalakan sebatang lagi, jemarinya
masih bergetar ketika menyulut api dari pemantiknya ke batang rokok di
bibirnya. Ketika rokok itu berhasil menyala, Nathan menghisap dan menghembuskan
napasnya. Berhasil menarik napas dan menenangkan dirinya setelah hisapan
ketiga.
Dia
menyandarkan tubuhnya dalam kegelapan kamarnya. Telinganya menajam ketika
mendengar suara pintu kamar di sebelahnya di buka.
Alexa sudah masuk ke
kamar rupanya dia tidak berlama-lama berdansa dengan Daniel...
Bayangan
Daniel yang sudah berhasil mengajak Alexa berdansa bersama dengan begitu intim
membuatnya marah luar biasa. Daniel selalu mengalahkannya, lelaki itu selalu
merenggut apa yang seharusnya menjadi milik Nathan.
Masih
diingatnya memori tahun berlalu, ketika Nathan berusia belasan tahun dan
berusaha melacak siapakah ayahnya. Dari seluruh informasi yang dikumpulkannya,
pada akhirnya dia berhasil menemukan alamat rumah lelaki yang diyakininya
sebagai ayah kandungnya, seorang pria asing yang dulu dekat dengan ibunya, dan
kemudian menghilang beberapa saat sebelum ibunya mengandung dirinya.
Hari
itu hujan turun dengan derasnya, dan Nathan berdiri di seberang jalan, membawa
payung besar, dan berdiri tak kentara di bawah pohon, mengamati rumah besar dan
megah milik ayah kandungnya.
Dia
hanya ingin melihat ayah kandungnya, hanya ingin tahu seperti apa rupanya. Nathan
berusaha meyakinkan dirinya untuk menahan diri dan tidak langsung menemui
ayahnya. Dia masih harus memastikan apakah ayahnya akan menerimanya ataukah
akan menolaknya mentah-mentah.
Lalu
sebuah mobil hitam yang besar datang memasuki pekarangan rumah itu. Nathan
menajamkan matanya, dan kemudian dari pintu belakang, sosok laki-laki asing
keluar dari sana.
Melihat
parasnya, seketika itu juga Nathan tahu bahwa laki-laki itu adalah ayah
kandungnya, karena dia bagikan melihat sosok dirinya sendiri ketika sudah menua
di cermin, semua yang ada di lelaki itu, ikal rambutnya, mata cokelatnya,
bentuk wajahnya, semuanya sama seperti yang diwariskannya kepada Nathan.
Dengan
penuh semangat, melupakan tekadnya untuk hanya melihat dari kejauhan, Nathan
mendekat, ingin lebih nyata melihat ayah kandungnya.
Tetapi
ketika dia sudah berada di belakang mobil itu, sosok yang lain keluar dari
dalam mobil, sosok seorang perempuan yang sangat cantik dengan pakaian mahal,
dan sosok anak lelaki remaja sebaya dirinya.
Anak
lelaki itu berpakaian mahal tentu saja sangat bertolak belakang dengan Nathan
yang berpakaian sederhana dan usang hasil dari cucian berkali-kali dan terlalu
sering karena dia tidak punya banyak pakaian. Dan Nathan langsung menyadari
bahwa yang ada di depannya ini adalah keluarga ayahnya. Ayahnya ternyata
memiliki keluarga sendiri. Sebuah keluarga sempurna dengan isteri cantik dan
anak yang tampan.
Anak
lelaki itu menatap Nathan dan mengangkat alisnya, menatap Nathan yang terpaku
ke arahnya,
“Siapa
kau?” gumam anak lelaki yang mungkin adalah saudara tirinya itu. Suaranya terdengar sombong, mungkin karena dia terbiasa menjadi anak lelaki kaya.
Nathan
bergeming bingung harus menjawab apa, dan kemudian isteri ayah kandungnya
menyentuh bahu anak lelaki itu,
“Sudahlah
Daniel, mungkin dia hanyalah orang yang meminta-minta, berikan saja uang
kepadanya dan dia akan pergi. Ayo masuk, hujannya semakin deras saja, nanti kau
basah.”
Isteri
ayah kandungnya lalu mengamit lengan ayah kandungnya yang sama sekali tidak
menoleh ke arahnya. Nathan ingin berteriak, memanggil ayah kandungnya tetapi
suaranya tercekat, hingga kemudian, anak lelaki berpakaian mahal itu melemparkan
uang ke arahnya, jatuh ke tanah, tepat di antara kedua kakinya. Dan kemudian
anak lelaki itu membalikkan tubuhnya, meninggalkan Nathan yang masih terpaku di
sana.
Nathan
masih ingat, dia membungkuk dan mengambil uang itu, lalu menggenggamnya ke
dalam tangannya. Uang itu adalah lambang penghinaan anak lelaki yang kemudian
diketahuinya bernama Daniel kepadanya, lambang penghinaan dari perempuan itu
yang ternyata adalah isteri sah ayahnya.
Seharusnya
Nathan bisa menjadi anak dari ayahnya, merasakan kasih sayangnya, diakui
sebagai keluarga, seharusnya ibunya bisa menjadi isteri yang diakui, bukannya
menderita hidup sebagai seorang buruh, membanting tulang mengerjakan beberapa
pekerjaan sekaligus hanya agar dia dan Nathan bisa makan.
Kematian
ibunya yang mengenaskan dalam kemiskinan dan penderitaan tidak akan pernah
dilupakannya. Ibunya meninggal dalam penderitaan, padahal ayahnya begitu kaya.
Tekad Nathan untuk membalas dendam semakin besar sejak kejadian di hari itu.
Dia
bahkan masih menyimpan uang dari Daniel di kala itu, uang itu selalu menjadi
pengobar dendamnya, di saat-saat Nathan memilih untuk menyerah.
Ketika
Nathan kuliah mati-matian dan sekaligus bekerja untuk membiayai kuliahnya,
Nathan sempat ingin menyerah saja. Tetapi dia menatap uang yang selalu
disimpannya di kotak kecil dari perak miliknya, mengingat kembali rasa terhina yang menjalari
tubuhnya ketika Daniel melemparkan uang itu kepadanya, menganggapnya sebagai
gembel peminta-minta. Semua kebencian langsung menyeruak di sana, menjadi bahan
bakarnya untuk bertahan.
Hingga
di sinilah dia sekarang, siap membalas dendam dan menuntut balas.
Nathan
membunuh rokoknya di asbak, dan kemudian menatap kelamnya malam dari jendela
kaca yang terbuka ke arah balkonnya.
Dia
tidak akan kalah dari Daniel. Lelaki itu dan mamanya sudah merebut ayah kandungnya, merebut
kehidupan Nathan sebagai anak yang seharusnya bisa diakui, dan merebut apa yang seharusnya berhak menjadi milik ibunya....... dan Nathan tidak
akan membiarkannya memenangkan persaingan ini dan merebut Alexa...
Bersambung
ke Part 11
makin seru..makin seru...lanjut mbak santhy
BalasHapussmoga lappynya gk da masalah lagi..
ya ampun,
BalasHapusga bisa komen apa2 -,- tambah penasaran..
mbak santhy lanjutnya jgn lama - lama ya hehehehe
kasian jg kisah bang nathan,aku jd iba .
BalasHapusKalo nathan gk berjodoh ma alexa,sini merapat kepangkuanku aja.Dengan senang hati aku akan menerima,hehe.
Makasih mbak san buat postingannya,
ganbate ia,dan mga puasanya lancar.
Salam buat om irawan,:)
Makin penasaran nih......
BalasHapusBuat kak shanty , makasih udh di posting lg........
Moga segala urusan kak shanty slalu lancar......
makin seru,,,daniel mulai ada rasa sama alexa tu......
BalasHapusmakasi udah posting mba san,d tunggu ke lanjutannya,, (^_^)
jd aku kasian liat nathan menderita bgt kl dia nggak dapet alexa sini buatku aja wkwkwkwk tp msh pilih daniel deh
BalasHapushuaaaa ngerii ni nathan..keknya bls dendamny bakalan sadis huhuhu
BalasHapusayo danieeelll semangattt^^
kejutan nii dr mba san dkasih tvt part 10..hihihi makasi mbaaa :))
wow wow wow , kayaknya daniel mulai mulai nih, semakin seru .
BalasHapuskok aku jadi mikir kalo daniel sama alexa nathan sama renata yah
.hihi
Mba..... Nathan sama Renata az dech...biar g' gangguin Daniel ma Alexa... Ya mba... Ya mba... Ya mba...... Pliiiiiiiiiisssss!!!!!
BalasHapusSalam kenal mbak, aku penggemar barunya mbak,, ceritanya bagus2 banget mbak, lanjutnya jangan lama-lama ya mbak ntar aku mati penasaran hehehe..
BalasHapustapi makasi udah bikin cerita yang bagus2, :)
Fiuuuhh الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ akhirnya baik jg laptopnya, udh kangen am smua critanya(tiap hari cek)xxiixixii
BalasHapusSemakin menengangkn aj nih :D
º°˚˚°º♏:)Ą:)K:)Ä:)§:)Ǐ:)♓º°˚˚°ºea mba san
Please 1 bab lagi dunk Mba San, tanggung banget...
BalasHapusMakin seru ceritana....
( ´ ▽ ` ) mαkαcíhhhh..... Mba San *Cup*
"Kalau mereka bisa begitu cocok dalam berdansa, bisa dipastikan mereka akan sangat cocok di tempat tidur."
BalasHapusaduh..daniel-daniel yg dipikirin malah t4 tidur. pernikahan kan bukan cuma urusan t4 tidur. tp tanpa t4 tidur pernikahan akan terasa hambar..hehe....
OMG mba Santhy akhirnya update jg niih si Daniel akuh
BalasHapus*plak
u.u ga bisa komen deeh cerita2nya yg mba Santhy buat always bikin aku penasaran kelanjutannya
thx mba saannn,mba san posting jason dan rachel juga dong xD
BalasHapusMakin seru aj nih..:D
BalasHapusMkasih mbak Santhy..:D
Smoga puasany sllu lncar..o:):D
aduh si daniel kayanya udah mulai ada feeling nih ke alexa
BalasHapusdia aja bergairah kl deket alexa pake mikir ke ranjang2 lagi hahaha
hmm kasian sih sama nathan yg sempet dihina sama daniel n ibunya tp dia terlalu dipenuhi sama balas dendam nih
kayanya balas dendamnya bakal ngeri deh
ga sabar nunggu part selanjutnya
Teteeeehhhhh...aq kangeeeennnnn...#pelukygkenceng
BalasHapuseiiyyy....daniel pkiranyksitu mulu..
Nathan...jahaaattttt
im sure.. daniel is the winner..
BalasHapusGO DANIEL GO DANIEL.......♥♥♥
BalasHapusPOKOKNYA DANIEL HARUS MENANG!!!!! Go Daniel go Daniel!!
BalasHapusharus kuat, jangan goyah....
BalasHapusaku masih tetep sama daniel... ayo daniel... keluarkan juga kartu as mu... pasti punya kan... aku dah gk sabr nunggu..
mbak san... arigato banget#bahasa apaan ni?
trims mbak san.
terima kasih mbak santhy.. ^_^
BalasHapuskn udah ketebak nih klo daniel mulai suka sm alexa, nah..klo nathan, suka juga engga sm alexa mba san?? :o
BalasHapusWuaa makasih mb san postingannya :-)
BalasHapusAyoo Daniel tetep semangat dapetin alexa ihihi ♡♥|
Miss you mbak shanty :*
BalasHapuswooo tambah seru nih. Go Daniel!!!
BalasHapusmbk tvt yg post ulang ku cb buka msh gak bs loh,gak tau y kalo pke laptop.soalnya aq lwt hp aja.
BalasHapusaq slalu dukung Daniel sjk bc prolognya. thanks mbk saaannn....aq merindukanmu:D
akhirnyaaaaaa, mbak Santhy posting lg..
BalasHapusbig hug buat mbak San..\(~o~)/
Jga keshatan spya gak kmbuh lg tipesnya,ya Mbak.. :)
Makin seru aja dch . . .
BalasHapusMbk san, mkch yua dh posting ^_*
Daniel cemungum,qiqiqi
Semenderita apapun Nathan, saya kok tetap di Team Daniel yak ? :D
BalasHapushahahahaha
lanjut mbak Shan :D
Ditunggu ETC nya :)
yah memang.. Gak mungkin ada asap kalau tak ada api...! Dendam itu mengerikan... Dan itu terjadi pada nathan.. Kehidupan di masa lalu telah menumbuhkan rasa dendam yang kuat.. Dan cerobohnya daniel dengan sikap angkuhnya memperlakukan orang seperti itu.. #manusiawi.. Kebanyakan kita temukan kejadian seperti ini..
BalasHapusAduh.. Bingung mau koment apalagi..! Thanks mbk san
mb san yg no9 kok tetep gk bs dibuka ya?:(....posting lg ya mb...
BalasHapusmb san yg no9 kok tetep gk bs dibuka ya?:(....posting lg ya mb...
BalasHapusYeayyyyyyy daniel mulai bener2 ada rasa sama alexa tapi rasanya ke..... Wkwkwk gpp lah nanti juga tumbuh cinta:b tetep dukung daniel!! Nathan jahat (˘˘̯) alexa udahhhh pilih daniel, jgn nathan dia jahat, depannya doang baik taunya ada udang dibalik batu:O
BalasHapusUhh Daniel jadi suka beneran nih ya sama Alexa hihi semoga nanti Daniel bisa bales rencananya Nathan deh..
BalasHapusakhirnya posting juga kirain sakit,,,,,,
BalasHapusluph you mba santi
Alexa pilih Daniel aja ....
BalasHapusThanks mb Santhy postingannya :)
sukaakk sama kalimat daniel ini mbak : Kalau mereka bisa begitu cocok dalam berdansa, bisa dipastikan mereka akan sangat cocok di tempat tidur.
BalasHapuswkwkwkwkw.... ;D semangat mbaaak Santhy....
mba santhy kasian aku sama nathan :'( tp daniel juga kasian :(
BalasHapusmba 22nya aja ya jadi suami alexa jd poliandri gittu .___.VVVV
pokoknya nathan......
BalasHapusgo nathan go.....
lebih suka nathan..
pkoknya nathan musti ma alexa....
if Twilight have Team Edward Vs team Jacob.
BalasHapusso, in here have too.
Team Daniel Vs Team Nathan.
whater u choice??
Always team Daniel.
Selamat malam bossku semua...
BalasHapusKamu Sering Kalah Main Judi?
Sudah Tidak Jaman Lagi Kalah Main Judi
Kami Hadir Dengan Inovasi Terbaru & Tercangih, Dengan Jackpot Yang Super Pasti & Gampang Untuk Menang Terus Di Setiap Hari .
Transaksi Cepat, Aman & Terpercaya.
Tersedia 7 Games Dalam 1 User ID :
New Game ------>> GAME SAKONG
Poker, Domino, Bandar Ceme, Capsa, Ceme Keliling, dan Live Poker
Minimal Deposit Rp.15.000,-
Minimal Withdraw Rp.15.000,-
Promo Bonus Harian + Mingguan + Bulanan :
- Bonus Deposit
- Bonus Turn Over Harian 0.5%
- Bonus Refferal 10% + 10%
Untuk Informasi Lebih Lanjut Segera Hubungi CS Kami 24 Jam : www,royalqq,poker