Pagi harinya, seperti biasa Alexa menuju dapur untuk sarapan sebelum berangkat bekerja. Dan seperti kemarin, dia mendapati Nathan sudah ada di dapur, menyantap menu yang sepertinya makanan kesukaannya, pasta sayuran dengan saus keju dan mayones.
Nathan mengangguk kepadanya dan tersenyum lebar, "Selamat pagi Princess."
Pipi Alexa langsung memerah, ini kedua kalinya Nathan memanggilnya dengan sebutan Princess, membuatnya merasa sedang berhadapan dengan pangeran tampan yang baik hati dan sempurna, dengan senyum ramahnya yang lembut. Nathan selalu tampak baik dan murah senyum kepadanya, seolah-olah dia mengisyaratkan bahwa dirinya tidak berbahaya untuk Alexa.
"Selamat pagi." Alexa menatap Nathan dengan malu-malu, "Kau selalu bangun pagi-pagi sekali sepertinya."
Nathan menganggukkan kepalanya, menuangkan secangkir cokelat panas untuk Alexa dan meletakkan mug dengan isi yang harum dan mengepul itu ke depan Alexa, "Aku terbiasa sejak dulu. Kau tahu dulu aku kuliah sambil bekerja, aku harus selalu bangun pagi untuk memulai hariku yang sibuk. Tapi tentu saja aku tidak perlu melakukan dua pekerjaan sekaligus berbarengan dengan kuliah seperti dulu, sayangnya kebiasaan itu terlanjur terpatri di diriku, begitu matahari mengintip di balik cakrawala, aku langsung membuka mataku."
Alexa tersenyum, menyadari bahwa Nathan benar-benar hidup dengan penuh kerja keras sebelum menuai kesuksesan seperti sekarang.
"Itu kebiasaan yang bagus." gumamnya pelan, menyesap cokelat hangat itu dan menyukai rasa manis khas yang meleleh di dalam mulutnya.
Nathan tertawa, "Yap. Kebiasaan bagus, aku hanya jengkel sekali-kali kalau tiba di hari libur dan aku ingin bangun siang, tetapi tetap saja tak bisa dan tetap bangun pagi-pagi sekali." Nathan menyuap suapan terakhirnya, meletakkan piringnya dan menyesap teh di cangkirnya, "Aku melihatmu berdansa dengan Daniel semalam, kalian tampak begitu dekat dan cocok."
"Ya. Daniel... eh Daniel mengajakku berdansa, dia bilang kita bisa lebih mengenal seseorang kalau kita mencoba berdansa dengannya." Alexa menjawab dengan serba salah, tiba-tiba merasa tidak enak kepada Nathan.
Nathan terkekeh, "Jangan merasa tidak enak kepadaku. Aku tidak apa-apa kok." tatapannya tampak penuh pengertian, "Aku malahan senang kau mencoba mengenal kami berdua lebih dekat. Aku yakin akan ada kesempatan untukku nantinya."
Alexa menganggukkan kepalanya, menatap Nathan dan seketika sebuah pikiran terbersit di benaknya. Nathan benar-benar lelaki yang baik.... seharusnya Alexa mengambil pilihan mudah dan memutuskan untuk memilih Nathan, mungkin semuanya tidak akan serumit ini.
Tetapi entah kenapa masih ada yang menahannya, dipikir-pikir itu semua mungkin karena Alexa hampir-hampir tidak mengenal baik Nathan maupun Daniel sebelum kedua lelaki itu diperkenalkan kepadanya oleh Albert Simon.
Dan mengingat tentang Albert Simon, kenapa lelaki tua itu tidak tampak dimana-mana setelah makan malam bersama mereka dulu?
"Aku tidak melihat kakek Albert Simon sejak lama... apakah dia pergi?"
Nathan mengangguk. "Sepertinya kakek ada urusan bisnis di London, kakek akan segera kembali. Meskipun aku sempat berpikir dia sengaja pergi supaya kita bertiga bisa lebih leluasa untuk saling mengenal." Senyum Nathan tampak menggoda, "Aku pikir, kalau kau bersedia, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat, agar kita bisa lebih saling mengenal."
"Kemana?" Alexa menatap Nathan, lelaki ini sungguh tampak tidak berbahaya meskipun samar-sama masih ada sesuatu yang misterius dan tersembunyi di baliknya, mungkin dengan menghabiskan waktu bersama Nathan, Alexa bisa sedikit mengetahui kepribadian Nathan yang sebenarnya.
"Tidak perlu jauh-jauh dari sini, mungkin kita bisa ke toko buku di hari minggu, atau apapun itu, kita rencanakan nanti ya." Nathan tampak berubah sikap menjadi tegang dan kaku, dan ketika Alexa melirik ke belakang, tahulah dia apa penyebabnya.
Ada Daniel di sana, berdiri dengan sikap menantang dan tatapan penuh cemooh kepada Nathan, lelaki itu bersedekap, entah sejak kapan dia berdiri di sana, tetapi setelah dia tahu semua orang menyadari kehadirannya, Daniel melangkah dengan angkuh ke ruang sarapan.
Lelaki itu mengambil tempat duduk di sebelah Alexa, berhadapan dengan Nathan.
"Selamat pagi." Daniel menyapa Alexa, dan sama sekali tidak melirik ke arah Nathan, sengaja bersikap seolah Nathan tidak ada di ruangan itu.
"Eh selamat pagi." Alexa melirik berganti-ganti ke arah Nathan dan Daniel. Suasana pagi yang santai tiba-tiba berubah menjadi tegang. Setegang senar tipis yang direnggangkan hingga mencapai titik maksimalnya, besiap untuk putus dan melukai siapapun yang ada di dekatnya.
Dalam diam Daniel mengambil sarapannya dan menuang kopi hitam untuk dirinya sendiri. Sementara Nathan bersikap sama, diam-diam menyuap makanannya. Tinggalah Alexa yang merasa seperti terhimpit di tengah-tengah, dorongan untuk melarikan diri sangat kuat terasa karena tidak tahan oleh aura permusuhan yang ditebarkan oleh dua kakak beradik ini. Dia pura-pura melihat jam tangannya.
"Kurasa aku harus bersiap-siap sebelum berangkat ke kantor." Alexa memandang Nathan dan Daniel berganti-ganti. "Aku duluan ya." dia beranjak berdiri dan meninggalkan cangkir cokelatnya yang baru habis separuh.
"Sampai jumpa nanti di kantor ya." Nathan tersenyum ramah kepada Alexa, sementara Daniel bersikap acuh tak acuh dan sibuk menyuap makanannya.
Alexa menganggukkan kepalanya sebelum kemudian melangkah pergi dengan tergesa-gesa, begitu sampai di luar ruangan dia menghela napas panjang.
***
"Kau mau mengajaknya pergi ke mana?" Daniel yang memulai percakapan terlebih dulu, menatap Nathan dengan mata abu-abunya yang tajam.
Nathan melirik ke arah Daniel, menyesap tehnya dengan gerakan elegan, lalu bergumam ringan,
"Bukan urusanmu."
Daniel langsung menggertakkan giginya, "Kau tidak boleh mengajaknya semaumu. Saat ini dia milik kita berdua."
"Aku tidak pernah menganggap dia milik siapapun." Nathan menyela dengan tatapan mengejek, "Belum menjadi milik siapapun sampai dia memilih siapa yang akan menjadi suaminya. Kau tidak berhak mengklaimnya, Daniel, saat ini Alexa adalah milik dirinya sendiri, manusia yang bebas. Dan kalau memang Alexa bersedia pergi denganku, kenapa tidak?" Nathan berdiri, menatap Daniel dengan tatapan mencemooh. "Kurasa lebih baik aku pergi sebelum kau mengobarkan perang di pagi hari."
Ketika Nathan hendak melangkah keluar pintu, Daniel bergumam dingin.
"Kau tidak akan menang Nathan, segala tindakanmu dipenuhi oleh rencana tersembunyi yang aku tahu bukan rencana baik. Dan apapun yang didasari oleh rencana buruk tidak akan berhasil."
Nathan menoleh dari balik bahunya dan tersenyum, "Kau belum tahu sehebat apa rencanaku, Daniel."
"Alexa akan tahu siapa yang benar-benar tulus dan siapa yang mempunyai rencana tersembunyi."
Nathan langsung membalikkan tubuhnya, menatap Daniel sambil mengangkat alisnya,
"Kau bersikap seolah kau tulus kepada Alexa. Tapi aku tahu bahwa kau sama sekali tidak tulus, Daniel. Kau mendekati Alexa semata-mata demi untuk mengalahkanku dan memenangkan kedudukan utama di keluarga Simon." Mata Nathan berkilat, menyiratkan emosi yang selama ini berhasil disembunyikannya dengan baik, "Aku harap Alexa benar-benar bisa membuka matanya untuk melihat siapa yang paling tulus di antara kita."
Dan kemudian lelaki itu pergi, meninggalkan Daniel yang duduk dengan geram mencengkeram gelas kopinya seakan ingin meremukkannya.
***
Ketika Alexa sedang menyelesaikan tugas-tugasnya, atasannya memanggil. Alexa berdiri menatap kepala bagian personalia yang katanya adalah orang kepercayaan Nathan. Memang sejak Nathan dan Daniel sama-sama memimpin perusahaan ini, orang-orang langsung membentuk dua kubu pendukung. Dari jajaran direksi sampai karyawan kelas bawah, semua punya jagonya masing-masing. Dan pak Firman, kepala Personalia ini adalah salah satu pendukung Nathan.
"Alexa. Saya ingin memperkenalkanmu dengan bagian analisa legal kita yang baru, beliau adalah pengacara perusahaan. Dan kemungkinan kau akan dipekerjakan sebagai staffnya untuk hal-hal yang berhubungan dengan administrasi." Pak Firman menatap Alexa dengan tenang. Membuat Alexa tiba-tiba bertanya-tanya, lelaki di depannya ini sudah pasti merupakan sedikit orang yang tahu bahwa Alexa adalah tunangan dari dua cucu Albert Simon, kalau begitu apakah pak Firman juga akan mengarahkan pilihan Alexa kepada Nathan yang notabene didukungnya?
"Baik Pak." Alexa hanya duduk di sana, menatap ke arah Pak Firman yang mengangkat telepon dan bercakap-cakap dengan orang di seberang sana. Beberapa saat kemudian dia menutup teleponnya dan menatap ke arah Alexa kembali.
"Silahkan, kau bisa ke ruangan besar."
Alexa mengerutkan keningnya, teringat pertemuan pertamanya dengan Nathan di ruangan besar itu. Apakah jangan-jangan semua ini ada hubungannya dengan rencana Nathan?
Tetapi dia tidak bertanya lagi, sambil menahan kebingungannya, Alexa berpamitan dan melangkah masuk ke dalam ruangan besar. Dia berdiri dengan ragu di sana dan kemudian mengetuk pintunya.
Orang-orang yang berada di balik pintu itu membuatnya mengerutkan keningnya. Ada beberapa dari jajaran direksi di sana, termasuk direktur keuangan dan juga.... Ada Daniel bersama Nathan, duduk di meja bundar yang berseberangan.
Nathanlah yang pertama kali menatapnya dan mempersilahkannya masuk dengan ramah, "Masuklah Alexa, tidak apa-apa. Semua orang yang berada di ruangan ini tahu posisimu seperti apa di sini."
Apakah maksud Nathan orang-orang ini tahu bahwa dia adalah tunangan dari Nathan dan Daniel?
Alexa menelan ludahnya dengan gugup, menyadari tatapan-tatapan mata yang seakan menelanjanginya. Dia kebingungan. Pada saat itulah, Daniel memundurkan kursi di sebelahnya dan menepuk-nepuknya, ada senyum di matanya,
"Sini Alexa, jangan berdiri di sini saja. Duduklah di sini."
Alexa sadar kalau ekspresi Nathan mengeras melihat ajakan spontan Daniel kepada Nathan. Tetapi akhirnya dia menurut, mengambil kursi di sebelah Daniel dan duduk dengan kaku di sana, dirasakannya Daniel dengan sengaja mengulurkan tangannya ke bagian belakang kursinya, sebuah sikap sembrono yang mencerminkan keintiman dan kepemilikan yang disengaja, pasti ditujukan kepada Nathan.
Nathan sendiri pura-pura tidak melihat meskipun rahangnya tampak mengeras. Lelaki itu menunduk membaca kembali berkas di depannya dan ketika berbicara suaranya berubah formal.
"Kehadiran Alexa diperlukan di sini karena saya akan menempatkannya dalam posisi yang saya kira aman untuknya menjadi tunangan saya tanpa harus kerepotan menyembunyikannya dari karyawan lain."
"Tunangan kami." Daniel menyela untuk mengkoreksi, suaranya dalam dan dingin.
Sejenak ruangan itu hening. Para direksi saling melemparkan pandangan tidak enak, menyebarkan suasana canggung di sana.
Nathan berdehem, berusaha memecahkan suasana itu. "Jadi hanya kita di dalam ruangan ini, dan pak Firman yang kali ini berhalangan hadir di rapat ini yang mengetahui posisi Alexa sebenarnya. Saya harap kalian semua mendukung sampai tiga bulan ke depan." Matanya beralih menatap Alexa. "Sampai Alexa menentukan siapa pilihannya, dan juga menentukan pula siapa yang akan memimpin perusahaan ini."
Semua mata tiba-tiba memandang ke arah Alexa, dengan berbagai spekulasi yang tersirat, membuat Alexa menundukkan kepalanya dengan gugup.
"Karena itu saya akan menempatkan Alexa sebagai staff di bagian legal perusahaan ini. Saya sudah merekrut pengacara ahli yang akan memimpin divisi yang berada di bawah HRD dan mengurus seluruh bidang hukum perusahaan."
Seakan sudah direncakan, pintu itu diketuk dari luar. Alexa mengamati Nathan seolah sedang menahan senyumnya ketika bergumam.
"Masuk."
Pintu itupun terbuka, dan masuklah seorang perempuan berambut hitam legam dan diatur dengan sedemikian cantiknya. Pakaiannya profesional dan kecerdasannya tampak bersinar di matanya yang cemerlang, di luar semua itu, perempuan itu tampak sangat cantik dan mempesona. Alexa bahkan terpesona oleh keanggunan kelas tinggi yang dipancarkan oleh perempuan itu.
"Perkenalkan ini Renata, yang akan menjadi pengacara legal kita yang baru."
Karena begitu terpesona oleh penampilan Renata, Alexa terlambat menyadari bahwa sekujur tubuh Daniel yang sedang duduk di sebelahnya menegang, lelaki itu tampak marah dan seolah-olah siap meledak.
"Licik sekali Nathan, Bravo. Selamat, sepertinya kau mendapatkan rekan baru yang mendukungmu." Daniel menggertakkan giginya, menatap Nathan dengan tatapan membara. dan kemudian dia berdiri dengan marah, dan berjalan berderap hendak meninggalkan ruangan itu.
Alexa mengamati betapa Renata menatap Daniel dengan tatapan sedih. Dan ketika Daniel hanya melewatinya tanpa menoleh, Renata tidak bisa menahan diri untuk berseru dan memanggilnya.
"Daniel." suaranya serak dan indah, seindah penampilannya. Tetapi ternyata hal itu tidak membuat Daniel menoleh, lelaki itu terus berjalan, keluar dari ruangan dan membanting pintu di belakangnya.
Renata menoleh ke arah Nathan dan ke wajah-wajah direksi di ruangan itu. "Perkenalkan saya adalah pengacara legal perusahaan yang baru. Semoga kita bisa bekerjasama ke depannya." Renata menatap ke arah pintu, "Mohon maaf, saya harus pergi." Renata membungkukkan badannya dan buru-buru membalikkan badan keluar ruangan.
Seketika itu juga Alexa tahu bahwa Renata mengejar Daniel...
Dia menoleh ke arah Nathan, mengernyitkan keningnya meminta jawaban. Tetapi Nathan menghindari tatapannya.
"Well kita bisa melanjutkan ini besok. Menunggu saudara saya supaya lebih bertanggung jawab dan tahu kewajibannya untuk menghadiri meeting ini sampai akhir." gumamnya sinis dan kemudian menutup rapat itu.
Para direksi mengucap salam, dan kemudian satu persatu meninggalkan ruangan, tinggalah Alexa dan Nathan berdua di ruangan itu.
Alexa menatap ke arah pintu yang tertutup, dan mengernyit ke arah Nathan.
"Apa maksudnya tadi itu?"
Nathan menghela napas, menyandarkan tubuhnya di kursi besarnya.
"Aku memang sedikit jahat." lelaki itu tersenyum, "Memasukkan mantan tunangan Daniel ke perusahaan ini. Tetapi bagaimanapun juga, Renata adalah pengacara terbaik di kelasnya yang direkomendasikan oleh banyak orang."
"Mantan tunangan Daniel?" Alexa tidak salah dengar bukan?
Nathan mengangkat bahunya, "Mungkin belum bisa dibilang mantan tunangan, meskipun setahuku mereka berdua sudah sempat mencari cincin bersama. Bagaimanapun juga, Daniel dan Renata sudah menjalin hubungan bertahun-tahun lamanya." Mata Nathan tampak tajam ketika menatap Alexa. "Kau tahu tidak, Alexa? Daniel begitu saja meninggalkan Renata tanpa penjelasan, tepat ketika kau masuk ke dalam keluarga kami. Apakah menurutmu itu suatu kebetulan?"
***
Alexa membaringkan tubuhnya di ranjang dengan lelah. Benar-benar lelah. Pikirannya berkecamuk. Masih jelas diingatnya kemarahan Daniel ketika meninggalkan ruang meeting tadi.
Nathan memang sengaja memunculkan Renata. Dua saudara itu benar-benar saling membenci rupanya hingga tidak tanggung-tanggung saling menyerang, menggunakan segala cara.
Lalu setelah ini apa? Akankah Daniel juga akan memunculkan wanita di masa lalu Nathan untuk ditunjukkan kepada Alexa, demi membalas Nathan?
Tetapi bagaimanapun juga, mengetahui bahwa Daniel memiliki seorang wanita yang serius di masa lalunya dan menjalin hubungan cukup lama, benar-benar membuat Alexa terkejut. Tidak percaya dengan kata-kata Nathan, Alexa langsung mencari di mesin pencari di internet ketika sudah kembali ke ruangannya. Dia menggunakan kata kunci nama Daniel dan Renata.
Hasil yang keluar adalah berita-berita gosip mengenai hubungan mereka, dan beberapa foto ketika mereka menghadiri sebuah pesta bersama, tampak begitu serasi dengan pakaian indah yang senada. Semua orang memuji Daniel dan Renata sebagai pasangan yang sangat cocok bersama. Alexa menemukan bahwa nama Daniel banyak muncul di kolom gosip karena lelaki itu sering memacari wanita-wanita dari kalangan artis. Tak terhitung dengan jari barisan artis yang pernah menjadi kekasihnya, mulai dari model sampai penyanyi... rupanya Daniel punya masa lalu dengan begitu banyak perempuan.
Penasaran, Alexa mencari nama Nathan di mesin pencari. Dan rupanya, berbeda dengan Daniel, Nathan rupanya cukup tertutup dalam hal percintaannya. Atau mungkin lelaki itu menjauhi perempuan dari kalangan artis sehingga tidak masuk ke kolom-kolom gosip seperti Daniel. Berita-berita tentang Nathan kebanyakan ada di kolom-kolom bisnis dan beberapa pembahasan tentang perusahaan miliknya yang melejit kesuksesannya.
Malam ini Alexa berbaring dengan tatapan nyalang ke langit-langit kamar dan kebingungan. Masih diingatnya tatapan dalam dan intens Renata ketika menatap Daniel tadi, perempuan itu benar-benar masih mencintai Daniel.... meskipun Daniel hanya melewatinya dengan kejam seperti itu.
Dan melihat deretan kekasih masa lalu Daniel, tiba-tiba saja Alexa merasa takut. Mereka semua begitu cantik, jauh sekali Alexa kalau dibandingkan dengan mereka. Dia hanya perempuan biasa, bukan dari kalangan jet set, perempuan pintar kaya berpendidikan tinggi seperti Renata, ataupun model cantik seperti pacar Daniel yang lainnya.
Dan Daniel mengatakan akan mengejar Alexa dengan kekuatan penuh. Apakah itu mungkin? Sekarang Alexa jadi bertanya-tanya tentang motif Daniel kepadanya.
Lamunannya terhenti oleh sebuah ketukan pelan di pintu kaca balkonnya. Alexa terduduk dan menatap gugup ke arah balkonnya dengan waspada.
Dia mengernyit ketika melihat Daniel berdiri di sana, tampak kusut dan jengkel. Lelaki itu menempelkan telapak tangannya di kaca pintu yang terkunci itu, menatap Alexa dengan tatapan tajam mata abu-abunya yang mengintimidasi.
"Buka pintunya Alexa, aku ingin bicara." Suara Daniel terdengar memaksa dan tak terbantahkan, membuat Alexa duduk diranjang, kebingungan harus melakukan apa.
Bersambung ke Part 12
"Tidak perlu jauh-jauh dari sini, mungkin kita bisa ke toko buku di hari minggu, atau apapun itu, kita rencanakan nanti ya." Nathan tampak berubah sikap menjadi tegang dan kaku, dan ketika Alexa melirik ke belakang, tahulah dia apa penyebabnya.
Ada Daniel di sana, berdiri dengan sikap menantang dan tatapan penuh cemooh kepada Nathan, lelaki itu bersedekap, entah sejak kapan dia berdiri di sana, tetapi setelah dia tahu semua orang menyadari kehadirannya, Daniel melangkah dengan angkuh ke ruang sarapan.
Lelaki itu mengambil tempat duduk di sebelah Alexa, berhadapan dengan Nathan.
"Selamat pagi." Daniel menyapa Alexa, dan sama sekali tidak melirik ke arah Nathan, sengaja bersikap seolah Nathan tidak ada di ruangan itu.
"Eh selamat pagi." Alexa melirik berganti-ganti ke arah Nathan dan Daniel. Suasana pagi yang santai tiba-tiba berubah menjadi tegang. Setegang senar tipis yang direnggangkan hingga mencapai titik maksimalnya, besiap untuk putus dan melukai siapapun yang ada di dekatnya.
Dalam diam Daniel mengambil sarapannya dan menuang kopi hitam untuk dirinya sendiri. Sementara Nathan bersikap sama, diam-diam menyuap makanannya. Tinggalah Alexa yang merasa seperti terhimpit di tengah-tengah, dorongan untuk melarikan diri sangat kuat terasa karena tidak tahan oleh aura permusuhan yang ditebarkan oleh dua kakak beradik ini. Dia pura-pura melihat jam tangannya.
"Kurasa aku harus bersiap-siap sebelum berangkat ke kantor." Alexa memandang Nathan dan Daniel berganti-ganti. "Aku duluan ya." dia beranjak berdiri dan meninggalkan cangkir cokelatnya yang baru habis separuh.
"Sampai jumpa nanti di kantor ya." Nathan tersenyum ramah kepada Alexa, sementara Daniel bersikap acuh tak acuh dan sibuk menyuap makanannya.
Alexa menganggukkan kepalanya sebelum kemudian melangkah pergi dengan tergesa-gesa, begitu sampai di luar ruangan dia menghela napas panjang.
***
"Kau mau mengajaknya pergi ke mana?" Daniel yang memulai percakapan terlebih dulu, menatap Nathan dengan mata abu-abunya yang tajam.
Nathan melirik ke arah Daniel, menyesap tehnya dengan gerakan elegan, lalu bergumam ringan,
"Bukan urusanmu."
Daniel langsung menggertakkan giginya, "Kau tidak boleh mengajaknya semaumu. Saat ini dia milik kita berdua."
"Aku tidak pernah menganggap dia milik siapapun." Nathan menyela dengan tatapan mengejek, "Belum menjadi milik siapapun sampai dia memilih siapa yang akan menjadi suaminya. Kau tidak berhak mengklaimnya, Daniel, saat ini Alexa adalah milik dirinya sendiri, manusia yang bebas. Dan kalau memang Alexa bersedia pergi denganku, kenapa tidak?" Nathan berdiri, menatap Daniel dengan tatapan mencemooh. "Kurasa lebih baik aku pergi sebelum kau mengobarkan perang di pagi hari."
Ketika Nathan hendak melangkah keluar pintu, Daniel bergumam dingin.
"Kau tidak akan menang Nathan, segala tindakanmu dipenuhi oleh rencana tersembunyi yang aku tahu bukan rencana baik. Dan apapun yang didasari oleh rencana buruk tidak akan berhasil."
Nathan menoleh dari balik bahunya dan tersenyum, "Kau belum tahu sehebat apa rencanaku, Daniel."
"Alexa akan tahu siapa yang benar-benar tulus dan siapa yang mempunyai rencana tersembunyi."
Nathan langsung membalikkan tubuhnya, menatap Daniel sambil mengangkat alisnya,
"Kau bersikap seolah kau tulus kepada Alexa. Tapi aku tahu bahwa kau sama sekali tidak tulus, Daniel. Kau mendekati Alexa semata-mata demi untuk mengalahkanku dan memenangkan kedudukan utama di keluarga Simon." Mata Nathan berkilat, menyiratkan emosi yang selama ini berhasil disembunyikannya dengan baik, "Aku harap Alexa benar-benar bisa membuka matanya untuk melihat siapa yang paling tulus di antara kita."
Dan kemudian lelaki itu pergi, meninggalkan Daniel yang duduk dengan geram mencengkeram gelas kopinya seakan ingin meremukkannya.
***
Ketika Alexa sedang menyelesaikan tugas-tugasnya, atasannya memanggil. Alexa berdiri menatap kepala bagian personalia yang katanya adalah orang kepercayaan Nathan. Memang sejak Nathan dan Daniel sama-sama memimpin perusahaan ini, orang-orang langsung membentuk dua kubu pendukung. Dari jajaran direksi sampai karyawan kelas bawah, semua punya jagonya masing-masing. Dan pak Firman, kepala Personalia ini adalah salah satu pendukung Nathan.
"Alexa. Saya ingin memperkenalkanmu dengan bagian analisa legal kita yang baru, beliau adalah pengacara perusahaan. Dan kemungkinan kau akan dipekerjakan sebagai staffnya untuk hal-hal yang berhubungan dengan administrasi." Pak Firman menatap Alexa dengan tenang. Membuat Alexa tiba-tiba bertanya-tanya, lelaki di depannya ini sudah pasti merupakan sedikit orang yang tahu bahwa Alexa adalah tunangan dari dua cucu Albert Simon, kalau begitu apakah pak Firman juga akan mengarahkan pilihan Alexa kepada Nathan yang notabene didukungnya?
"Baik Pak." Alexa hanya duduk di sana, menatap ke arah Pak Firman yang mengangkat telepon dan bercakap-cakap dengan orang di seberang sana. Beberapa saat kemudian dia menutup teleponnya dan menatap ke arah Alexa kembali.
"Silahkan, kau bisa ke ruangan besar."
Alexa mengerutkan keningnya, teringat pertemuan pertamanya dengan Nathan di ruangan besar itu. Apakah jangan-jangan semua ini ada hubungannya dengan rencana Nathan?
Tetapi dia tidak bertanya lagi, sambil menahan kebingungannya, Alexa berpamitan dan melangkah masuk ke dalam ruangan besar. Dia berdiri dengan ragu di sana dan kemudian mengetuk pintunya.
Orang-orang yang berada di balik pintu itu membuatnya mengerutkan keningnya. Ada beberapa dari jajaran direksi di sana, termasuk direktur keuangan dan juga.... Ada Daniel bersama Nathan, duduk di meja bundar yang berseberangan.
Nathanlah yang pertama kali menatapnya dan mempersilahkannya masuk dengan ramah, "Masuklah Alexa, tidak apa-apa. Semua orang yang berada di ruangan ini tahu posisimu seperti apa di sini."
Apakah maksud Nathan orang-orang ini tahu bahwa dia adalah tunangan dari Nathan dan Daniel?
Alexa menelan ludahnya dengan gugup, menyadari tatapan-tatapan mata yang seakan menelanjanginya. Dia kebingungan. Pada saat itulah, Daniel memundurkan kursi di sebelahnya dan menepuk-nepuknya, ada senyum di matanya,
"Sini Alexa, jangan berdiri di sini saja. Duduklah di sini."
Alexa sadar kalau ekspresi Nathan mengeras melihat ajakan spontan Daniel kepada Nathan. Tetapi akhirnya dia menurut, mengambil kursi di sebelah Daniel dan duduk dengan kaku di sana, dirasakannya Daniel dengan sengaja mengulurkan tangannya ke bagian belakang kursinya, sebuah sikap sembrono yang mencerminkan keintiman dan kepemilikan yang disengaja, pasti ditujukan kepada Nathan.
Nathan sendiri pura-pura tidak melihat meskipun rahangnya tampak mengeras. Lelaki itu menunduk membaca kembali berkas di depannya dan ketika berbicara suaranya berubah formal.
"Kehadiran Alexa diperlukan di sini karena saya akan menempatkannya dalam posisi yang saya kira aman untuknya menjadi tunangan saya tanpa harus kerepotan menyembunyikannya dari karyawan lain."
"Tunangan kami." Daniel menyela untuk mengkoreksi, suaranya dalam dan dingin.
Sejenak ruangan itu hening. Para direksi saling melemparkan pandangan tidak enak, menyebarkan suasana canggung di sana.
Nathan berdehem, berusaha memecahkan suasana itu. "Jadi hanya kita di dalam ruangan ini, dan pak Firman yang kali ini berhalangan hadir di rapat ini yang mengetahui posisi Alexa sebenarnya. Saya harap kalian semua mendukung sampai tiga bulan ke depan." Matanya beralih menatap Alexa. "Sampai Alexa menentukan siapa pilihannya, dan juga menentukan pula siapa yang akan memimpin perusahaan ini."
Semua mata tiba-tiba memandang ke arah Alexa, dengan berbagai spekulasi yang tersirat, membuat Alexa menundukkan kepalanya dengan gugup.
"Karena itu saya akan menempatkan Alexa sebagai staff di bagian legal perusahaan ini. Saya sudah merekrut pengacara ahli yang akan memimpin divisi yang berada di bawah HRD dan mengurus seluruh bidang hukum perusahaan."
Seakan sudah direncakan, pintu itu diketuk dari luar. Alexa mengamati Nathan seolah sedang menahan senyumnya ketika bergumam.
"Masuk."
"Perkenalkan ini Renata, yang akan menjadi pengacara legal kita yang baru."
Karena begitu terpesona oleh penampilan Renata, Alexa terlambat menyadari bahwa sekujur tubuh Daniel yang sedang duduk di sebelahnya menegang, lelaki itu tampak marah dan seolah-olah siap meledak.
"Licik sekali Nathan, Bravo. Selamat, sepertinya kau mendapatkan rekan baru yang mendukungmu." Daniel menggertakkan giginya, menatap Nathan dengan tatapan membara. dan kemudian dia berdiri dengan marah, dan berjalan berderap hendak meninggalkan ruangan itu.
Alexa mengamati betapa Renata menatap Daniel dengan tatapan sedih. Dan ketika Daniel hanya melewatinya tanpa menoleh, Renata tidak bisa menahan diri untuk berseru dan memanggilnya.
"Daniel." suaranya serak dan indah, seindah penampilannya. Tetapi ternyata hal itu tidak membuat Daniel menoleh, lelaki itu terus berjalan, keluar dari ruangan dan membanting pintu di belakangnya.
Renata menoleh ke arah Nathan dan ke wajah-wajah direksi di ruangan itu. "Perkenalkan saya adalah pengacara legal perusahaan yang baru. Semoga kita bisa bekerjasama ke depannya." Renata menatap ke arah pintu, "Mohon maaf, saya harus pergi." Renata membungkukkan badannya dan buru-buru membalikkan badan keluar ruangan.
Seketika itu juga Alexa tahu bahwa Renata mengejar Daniel...
Dia menoleh ke arah Nathan, mengernyitkan keningnya meminta jawaban. Tetapi Nathan menghindari tatapannya.
"Well kita bisa melanjutkan ini besok. Menunggu saudara saya supaya lebih bertanggung jawab dan tahu kewajibannya untuk menghadiri meeting ini sampai akhir." gumamnya sinis dan kemudian menutup rapat itu.
Para direksi mengucap salam, dan kemudian satu persatu meninggalkan ruangan, tinggalah Alexa dan Nathan berdua di ruangan itu.
Alexa menatap ke arah pintu yang tertutup, dan mengernyit ke arah Nathan.
"Apa maksudnya tadi itu?"
Nathan menghela napas, menyandarkan tubuhnya di kursi besarnya.
"Aku memang sedikit jahat." lelaki itu tersenyum, "Memasukkan mantan tunangan Daniel ke perusahaan ini. Tetapi bagaimanapun juga, Renata adalah pengacara terbaik di kelasnya yang direkomendasikan oleh banyak orang."
"Mantan tunangan Daniel?" Alexa tidak salah dengar bukan?
Nathan mengangkat bahunya, "Mungkin belum bisa dibilang mantan tunangan, meskipun setahuku mereka berdua sudah sempat mencari cincin bersama. Bagaimanapun juga, Daniel dan Renata sudah menjalin hubungan bertahun-tahun lamanya." Mata Nathan tampak tajam ketika menatap Alexa. "Kau tahu tidak, Alexa? Daniel begitu saja meninggalkan Renata tanpa penjelasan, tepat ketika kau masuk ke dalam keluarga kami. Apakah menurutmu itu suatu kebetulan?"
***
Alexa membaringkan tubuhnya di ranjang dengan lelah. Benar-benar lelah. Pikirannya berkecamuk. Masih jelas diingatnya kemarahan Daniel ketika meninggalkan ruang meeting tadi.
Nathan memang sengaja memunculkan Renata. Dua saudara itu benar-benar saling membenci rupanya hingga tidak tanggung-tanggung saling menyerang, menggunakan segala cara.
Lalu setelah ini apa? Akankah Daniel juga akan memunculkan wanita di masa lalu Nathan untuk ditunjukkan kepada Alexa, demi membalas Nathan?
Tetapi bagaimanapun juga, mengetahui bahwa Daniel memiliki seorang wanita yang serius di masa lalunya dan menjalin hubungan cukup lama, benar-benar membuat Alexa terkejut. Tidak percaya dengan kata-kata Nathan, Alexa langsung mencari di mesin pencari di internet ketika sudah kembali ke ruangannya. Dia menggunakan kata kunci nama Daniel dan Renata.
Hasil yang keluar adalah berita-berita gosip mengenai hubungan mereka, dan beberapa foto ketika mereka menghadiri sebuah pesta bersama, tampak begitu serasi dengan pakaian indah yang senada. Semua orang memuji Daniel dan Renata sebagai pasangan yang sangat cocok bersama. Alexa menemukan bahwa nama Daniel banyak muncul di kolom gosip karena lelaki itu sering memacari wanita-wanita dari kalangan artis. Tak terhitung dengan jari barisan artis yang pernah menjadi kekasihnya, mulai dari model sampai penyanyi... rupanya Daniel punya masa lalu dengan begitu banyak perempuan.
Penasaran, Alexa mencari nama Nathan di mesin pencari. Dan rupanya, berbeda dengan Daniel, Nathan rupanya cukup tertutup dalam hal percintaannya. Atau mungkin lelaki itu menjauhi perempuan dari kalangan artis sehingga tidak masuk ke kolom-kolom gosip seperti Daniel. Berita-berita tentang Nathan kebanyakan ada di kolom-kolom bisnis dan beberapa pembahasan tentang perusahaan miliknya yang melejit kesuksesannya.
Malam ini Alexa berbaring dengan tatapan nyalang ke langit-langit kamar dan kebingungan. Masih diingatnya tatapan dalam dan intens Renata ketika menatap Daniel tadi, perempuan itu benar-benar masih mencintai Daniel.... meskipun Daniel hanya melewatinya dengan kejam seperti itu.
Dan Daniel mengatakan akan mengejar Alexa dengan kekuatan penuh. Apakah itu mungkin? Sekarang Alexa jadi bertanya-tanya tentang motif Daniel kepadanya.
Lamunannya terhenti oleh sebuah ketukan pelan di pintu kaca balkonnya. Alexa terduduk dan menatap gugup ke arah balkonnya dengan waspada.
Dia mengernyit ketika melihat Daniel berdiri di sana, tampak kusut dan jengkel. Lelaki itu menempelkan telapak tangannya di kaca pintu yang terkunci itu, menatap Alexa dengan tatapan tajam mata abu-abunya yang mengintimidasi.
"Buka pintunya Alexa, aku ingin bicara." Suara Daniel terdengar memaksa dan tak terbantahkan, membuat Alexa duduk diranjang, kebingungan harus melakukan apa.
Bersambung ke Part 12
visualisasinya keren2 gila sin mba san, jd mupeng :v
BalasHapuseh mba san, nathan tuh cinta engga sih ke alexa???
nah itu dia cinta enggak ya :D
Hapusheeee iyaaa buat posting naskah yang paling lama nyari2 visualisasinya nih hihihi
klo nathan ga cinta, ya..sm daniel ajah ka hahahaha :v
Hapustp mba, visualisasi cerita ini yg keren2 bngt :o, salut deh ;)
mksh yah mba san ^^ #peluk erat
oya satu lagi, itu mba san sering bngt revisi2 novel2 yg udah di post knp sih? padahal, selama aq baca, engga ada mslah ko mba #manggut
Hapusyaaa jadi bimbang deh si alexa ,ayo daniel buktikan kamu tulus ke alexa
BalasHapusthx mba san :)
makin seru aja,,,makasih mba san...
BalasHapusWaaaa Nathan licik ...
BalasHapusThanks mb :)
dibanjirin updatean minggu ini makasih
BalasHapusyaaah kynya alexa masih belum ada feel ma daniel ato nathan deh..huhu belum kliatan euy alexa suka sapa..mba san gada bocoran tah?hehehe
BalasHapusini berapa part mba btw?#kepo deh saya
makasii mbaa ^-^
Yeai makin seruu yuhuuu
BalasHapusYaampun mbsan visualisasinya bikin ngileeerrr aaak
pokoknya ma tetep daniel dah
semangat daniel. Semangat dapetin hatinya alexa ihihi
makasih mb san :*
mba san.. Ak ng'voteeee daniel.. Ending nya sama dia aja yaahh???
BalasHapusaaaaaaaaaaaaaa,,,,,
BalasHapusganbate daniel!!
ha ha ha ha
Nathan...daniel...???
BalasHapusAlexa pilih yg trbaik menurutmu aja dehh."":)
Nathan...daniel...???
BalasHapusAlexa pilih yg trbaik menurutmu aja dehh."":)
Nathan...daniel...???
BalasHapusAlexa pilih yg trbaik menurutmu aja dehh."":)
Hufff, tegang bener bacana....
BalasHapusNathan ternyata fair jg dgn berterus terang rencana kpd Alexa.... ♌•͡˘.˘ •͡♌ Hmm••
Sulit...bener2 sulit pilihan Alexa.....
X_Xhadoº°˚˚˚˚°ÂºohhX_X jd pusing sendiri....
( ´ ▽ ` ) mαkαsÃhhhh.....Mba San ^^
nathan jahat juga. hehehe
BalasHapusbingung deh alexa nya . aku dukung daniel . :)
Arrhh.. gantung bgt.. hope daniel bisa meyakinkan ke alexa klo dia cinta padanya.. mba san.. tambah bonus lg donk.. ** sambil kedip2 mata''
BalasHapuspkoknya akuu suka daniel cupppp #lemparnathan
BalasHapusaku tu msih bingung nathan itu cmburu krn cinta atau tkut kalah si ckckck sumpah nathan ini licik bget ternyata ckck.... ayo alexa dibuka aj pintunya daniel mu ngmg tuhhh
mkasih mba^^ dtugu klnjutannya oke
Mba San 1 bab lagi dunk please....
BalasHapusTanggung dgn ceritana...
•-̶̶•̸Ïž•̸Thank You•̸Ïž•̸-̶̶• :) Mba San
jangan minder alexa. km yg terbaik buat daniel
BalasHapusGo daniel!! Go go go daniel!!
BalasHapusTaklukan alexa
demi deh mba nathan nya terlalu ganteng menggoda iman cuy ckck *ngecessss*
BalasHapusnama aslinya nathan siapa sih mbaa? :D hehe
Gak perduli semengenaskan apa masa lalunya Nathan, yg jelas kalo udah namanya balas dendam itu, udah gak benar..
BalasHapusJadi, Go Daniel Go Daniel!!
Nathan, cepet sadar ya!!
Dan Alexa, pilih Daniel ya!!
Thank mbak, san!!
Wuah . . . Jdi bingung nie, siapa yg tulus cinta ama alexa sbenarnya mba san?
BalasHapusMba san,xie xie ni
^_^
kalo dua-duanya ga ada yang dapetin alexa,mungkin lebih seru yaaa mbak... bikin ending yang berbeda barangkali... *bisa ditimpukin all readers nie (maap maap buat pendukung daniel n nathan)
BalasHapustapi,, apapun hasil akhirnya... pasti itu yang terbaik menurut mbak penulis kita yang cantik. emosinya dapet banget..
big hug buat mbak santhy.
makasi ya mbak santhy cantik, mbak T.O.P.B.G.T dech,, *cium telapak tangan :D
BalasHapusnah ini br bs d buka.......di manapun n kapanpun aq ttp 1 ht ma mata abu2.......thanks mbk san.....*peluk erat
BalasHapusNathan bener-bener licik ya ...
BalasHapusAyo dong daniel sma alexa bersatu hehehe ....^^ mksih mbak san, ditunggu part selanjutnya ^o^
makin seruuuuuuuuu
BalasHapusnathan bener2 licik ya
kayanua si daniel udah beneran ga da feeling ke renata deh buktinya lgsg pergi ht aja
alexa jgn sampe terkecoh dong cma gara2 hasutannya si nathan ttg mantan tunangannya daniel
ikuti kata hatimu
Bacanya deg deg an:3 aaaaa tetep dukung daniel!!!! Maju danielllll, penasaran sama lanjutannya, si daniel mau apa hihihi:-D
BalasHapusaku yg bukan alexa aja bingung mau milih siapa !!! apa lagi alexa , siapa pun yg jadi pasangan alexa mencintainya dengan tulus bukan krna apa pun harta /jabatan
BalasHapusmas Daniel.. semangat ye.. mumumu hahahahah :D
BalasHapus#alaydikitae
Pilih dua2nya ga bisa ya mba :D
BalasHapusAlexa dilema tingkat tinggi, dua cogan ini emang nga ada matinya. Nathan dan Daniel sama2 kuat seperti Roland dan Gabriel.
BalasHapussama2 churming dan berkharisma.
tapi disini aku langsung positif mendukung Daniel, krn cogan satu ini punya daya pikat yg sangat2 unik shg walaupun aku belum membaca keseluruhan ceritanya bisa langsung mendukung Daniel jadi pilihan hati si cantik Alexa. Nathan mgkn punya pesona lemah lembut tapi dia seperti ular berbisa, sedangkan Daniel walaupun arogan karakternya tulus dan apa adanya. tanpa dibuat2 utk menutupi sebuah kelicikan.
go Daniel go...
taklukan hati Alexa biar Nathan bisa hormat kepadamu sbg saudara.
makasih ya mba Santhy :D
MY DANIEL JANGAN MAU KALAH DARI SI NATHAN!!!!GO DANIEL GO DANIEL GO!!!
BalasHapusKalo dipikir-pikir Nathan tidak cinta sama Alexa dan intinya cuma buat menghancurkan kelurganya my Daniel!!!!
sepertinya daniel lebih tulus dech dari nathan
BalasHapussemoga alexa bisa melihat ketulusan dan juga niat baik daniel hehe
Tuh Alexa, pintu balkon nya dibuka gih, Daniel mau ngomong. Dengerin baik - baik yaaa. :D
BalasHapussaia paling suka mb, kalo udah moment nya Alexa sama Daniel... Feelnya lbh bs dirasakan daripada moment Alexa sama Nathan.
mb San keren deh. :Db
kalo saia jd karyawan perusahaan nya Albert Simon, dengan bangga saia mengatakan saia ada di kubu Daniel \:D/
Wah, kelihatan dari post 1 - sekarang kalau hati Alexa sudah terpaut sama Daniel tapi Alexa belum menyadarinya hehehe,,, sok tahu nich! :)
BalasHapusAhh Nathan tuh kadang nyebelin tapi kadang juga gak nyebelin. Dia licik tapi jujur gitu kalo dia lagi licik, Daniel kayak bocah ih scene terakhir, ngetuk-ngetuk pintu. Udah kayak mau minta makan aja wkwkw...
BalasHapusyaaahh dah bersambung lagi, kuraaaang huhu
BalasHapusMbak San, sama Daniel ja #ngarep
pertarungan sebenarnya baru saja dimulai..
BalasHapusDaniel Vs Nathan..
dan aku TeamDaniel.. yo yo yo, Go Go Go Daniel..!!!
wahh alexa galau tingkat tinggi nich,,, bahasa anak sekarang,,
BalasHapusayo semangat jangan sampe salah pilih,,,
wahhh Alexa ngerasa minder sama mantan2nya Daniel.. apa itu bisa diartiin kalo Alexa lbh tertarik ke Daniel? hihihi aku tetep dukung Daniel deh pokoknya :D
BalasHapusDanieeeel.... Aku padamuuuu <3
BalasHapusCan hardly wait till read d nxt part....
Mbak Santhy ure a great author XD
Omo omo, kereeen. Beruntung banget dapet alamat blog nya mbak santi. ^^
BalasHapusDitunggu part selanjutnya go daniel (bad boy) hehehe.
mbak, yang part 14 nya udah ada apa belum ya?
BalasHapusSelamat malam bossku semua...
BalasHapusKamu Sering Kalah Main Judi?
Sudah Tidak Jaman Lagi Kalah Main Judi
Kami Hadir Dengan Inovasi Terbaru & Tercangih, Dengan Jackpot Yang Super Pasti & Gampang Untuk Menang Terus Di Setiap Hari .
Transaksi Cepat, Aman & Terpercaya.
Tersedia 7 Games Dalam 1 User ID :
New Game ------>> GAME SAKONG
Poker, Domino, Bandar Ceme, Capsa, Ceme Keliling, dan Live Poker
Minimal Deposit Rp.15.000,-
Minimal Withdraw Rp.15.000,-
Promo Bonus Harian + Mingguan + Bulanan :
- Bonus Deposit
- Bonus Turn Over Harian 0.5%
- Bonus Refferal 10% + 10%
Untuk Informasi Lebih Lanjut Segera Hubungi CS Kami 24 Jam : www,royalqq,poker