Selasa, 02 Juli 2013

Embrace The Chord Part 13


Apapun..

Tiba-tiba saja Rachel merasa menyesal sudah menjanjikan sesuatu yang sepertinya bisa digunakan Jason untuk memanfaatkannya. Tetapi sudah terlanjur, lagipula, melihat perban di tangan Jason itu membuat Rachel merasa sangat bersalah. Tangan kanan merupakan tangan yang vital bagi seorang pemain biola, tangan itu berguna untuk memainkan busur penggesek biola, dan sangat penting dalam menciptakan suara. Tangan kanan  bagi seorang pemain biola bertanggung jawab dalam hal kualitas nada, ritme, dinamik, artikulasi dan timbre, tetapi sekarang Jason terluka di tangan kanannya, kata Calvin, lelaki itu bahkan kesulitan menggerakkan jari-jarinya...

Rachel menatap Jason dengan tatapan was-was sementara mata lelaki itu tampak berkilat penuh rencana.

Apa yang ada di benak lelaki ini?

Tiba-tiba saja Jason menatap Rachel tajam dan tersenyum mencurigakan, "Oke, sudah kuputuskan."

"Sudah diputuskan apa?" Rachel bertanya, penasaran dengan sikap Jason yang penuh misteri.

Senyum Jason melebar, "Kau akan menjadi pengganti tangan kananku, selama tangan kananku tidak bisa digunakan, sampai aku sembuh."

Mata Rachel membelalak, masih berharap kalau dia salah duga karena tidak menyangka bahwa lelaki itu akan meminta hal yang begitu konyol dan egois kepadanya, 

"Menjadi pengganti tangan kananmu? apa maksudmu?"

Jason
Jason memasang wajah datar yang menjengkelkan, "Karena kau aku jadi invalid, aku tidak bisa menggunakan tangan kananku, bukan hanya untuk bermain biola tetapi juga kegiatan-kegiatan lainnya, seperti menulis, menyuapkan makanan, menyisir rambutku." Lelaki itu tampak geli sendiri dengan kata-katanya, tetapi matanya bersinar menantang ketika menatap Rachel, "Apalagi setelah operasi lusa, aku akan semakin tak bisa menggerakkan tanganku karena masih dalam proses penyembuhan. Jadi Kau bertugas menggantikan tangan kananku."

Mata Rachel melirik dirinya sendiri yang memakai kruk dengan kaki dibebat, "Aku sendiri terluka di bagian kaki dan membutuhkan orang lain untuk menopangku, aku tidak bisa menjadi tangan kananmu." gumamnya jengkel.

Jason memasang wajah datar, "Kalau begitu biarkan aku menjadi kakimu, aku akan menopangmu." gumamnya tak peduli, lalu melemparkan tatapan menuduh kepada Rachel,  "Kau bilang kau mau melakukan 'apapun' untukku."

Rachel terdiam, teringat janjinya lagi, lalu memandang Jason lama, kemudian menghela napas panjang. Ya ampun, sepertinya dia terperangkap dalam jebakan Jason yang licik.

*** 

"Kenapa?" Calvin duduk di pinggir ranjang, menatap Rachel lembut, perempuan itu tadi memaksa untuk menengok Jason di kamarnya, tetapi setelah kembali wajah Rachel bukannya lega, malahan lebih kusut dari biasanya.

Rachel menatap Calvin dan mencoba tersenyum, 

"Tidak apa-apa." sebaiknya Calvin tidak tahu kalau Rachel sudah bersedia menjadi pengganti tangan kanan Jason. Lelaki itu pasti akan marah dan merasa bahwa Jason memanfaatkan Rachel.

Tetapi tentu saja Calvin tidak mau menyerah, "Dia marah padamu ya?"

Rachel meringis, mungkin lebih baik kalau Jason marah kepadanya, mungkin membentak, mencaci dan menyalahkannya. Tetapi tidak, Jason begitu dingin dan penuh perhitungan sehingga Rachel tidak bisa menebak apa yang ada di dalam kepalanya. Lelaki itu tampak  misterius dan Rachel tiba0tiba merasa takut dan tidak nyaman, karena dia tidak bisa mengetahui apa rencana Jason selanjutnya.

Rachel menggelengkan kepalanya, mengetahui bahwa Calvin masih menantikan jawabannya,

"Tidak, dia tidak marah kepadaku."

'Kau sudah meminta maaf bukan?" Calvin bertanya lagi, merasa tidak puas dengan jawaban Rachel.

Rachel menganggukkan kepalanya, "Sudah."

"Lalu kenapa kau masih tampak sedih?"

"Tidak apa-apa Calvin." Rachel menggelengkan kepalanya, sebaiknya Calvin tidak usah tahu tentang apa yang dikatakan Jason kepadanya, kalau tidak sifat Calvin yang protektif kepadanya mungkin akan membuat Calvin melabrak Jason.

Lagipula, kalau Jason memang mau mengerjainya, dia pantas bukan diperlakukan seperti itu? Karena dia yang bersalah....

Tiba-tiba Rachel bertanya-tanya, pertanyaan yang kemarin lupa untuk dipikirkannya.... Si penyergap itu, lelaki menakutkan itu jelas-jelas mengincar tangan dan wajah Rachel dengan pisau, seperti sudah direncanakan sebelumnya. Lelaki itu bukan penculik acak, Rachel memang sudah ditargetkan.

Ketika Rachel sadarkan diri, polisi sudah menemuinya dan menanyakan semuanya kepada Rachel. Rachel sendiri berusaha membantunya sebisanya, tetapi ketika polisi menanyakan pertanyaan itu, dia sendiri tidak punya jawabannya.

Kenapa si penyergap itu berusaha melukainya? Dan siapakah dia?

*** 

Arlene menampar Andrew keras-keras, melampiaskan kemarahannya.

"Bodoh!" dia berteriak kencang, marah luar biasa, sementara Andrew hanya terpatung diam dan tampak pasrah, "Aku menyuruhmu melukai anak ingusan brengsek itu! Bukannya melukai Jasonku, dan dari semua bagian tubuhnya, kenapa kau melukai tangannya?!"

Arlene tentu saja mengikuti perkembangan berita tentang Jason yang heboh ditayangkan di televisi. Dia sama sekali tidak menyangka semuanya akan menjadi seperti ini.

Ya ampun. Jasonnya! Kesayangannya! Kekasihnya! 

Lelaki itu sekarang terluka, di bagian tangan yang vital pula! Dan itu semua karena kebodohan Andrew.

"Kau harus menebus kesalahanmu ini dengan berhasil di tugas berikutnya Andrew! Kali ini jangan sampai gagal, kau harus bisa melukai Rachel!" suaranya masih tinggi karena emosi, dan ketika Andrew hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, Arlene mendengus lalu membalikkan badan dan meninggalkan Andrew,

Dalam langkahnya, dia membayangkan Jason, dan kemudian dia sadar bahwa sampai detik ini, tidak ada polisi yang datang menanyainya. Padahal kalau Jason mau mengatakan kepada polisi bahwa sebelum penyerangan atas Rachel itu, Arlene jelas-jelas mengatakan bahwa dia merencanakan menyakiti Rachel, pasti sekarang Arlene sudah berada di dalam sel penjara.

Tetapi sepertinya Jason tidak mengatakan apa-apa kepada polisi. Kenapa Jason melindunginya?

Apakah jangan-jangan, Jason masih mencintainya sehingga memutuskan untuk melindunginya?

Bibir Arlene mengembangkan senyum penuh harap. Ya. Jason pasti masih mencintainya! Segera setelah Andrew berhasil melakukan misinya dan menyingkirkan Rachel selamanya, Jason pasti akan kembali kepada Arlene!

*** 

Hari ini adalah hari operasi tangan Jason yang kedua, lelaki itu duduk dan menunggu. Matanya menatap ke arah tangannya yang diperban,  kemudian dengan senyuman jahil lelaki itu menekan nomor telepon Rachel yang sangat dihapalnya.

"Halo?" suara Rachel yang lemah terdengar di seberang, Jason bahkan bisa membayangkan bagaimana dahi Rachel mengerut dan bibir mungilnya mengerucut.

"Aku mau kau ke sini."

Lalu tanpa menunggu jawaban Rachel, Jason mematikan ponselnya. Menunggu.

Senyumnya melebar ketika terdengar ketukan di pintu kamarnya, kamar Rachel memang berada di sebelahnya sehingga mudah bagi mereka untuk saling mengunjungi. Jason sebenarnya bisa mengunjungi Rachel ke kamarnya, tetapi karena dia harus dioperasi beberapa jam lagi, dia dilarang keluar-keluar dari kamarnya, berbeda dengan Rachel yang cedera terkilir dan tidak ada infus yang mengikatnya.

"Masuk." Jason bergumam tenang, tahu siapa yang ada di depan pintu.

Pintupun terbuka dan Rachel masuk, perempuan itu masih memakai kruk tetapi sepertinya kakinya sudah lebih baik. Setengah melangkah Rachel berjalan mendekati ranjang Jason dan berdiri di sana dengan ragu.

Jason mengangkat alisnya, "Duduklah, kalau tidak kau bisa ambruk karena berdiri terlalu lama. Ada yang ingin kubicarakan."

Rachel menurut, dan duduk meskipun benaknya dipenuhi pertanyaan.

Hening sejenak, Jason menatap Rachel dalam-dalam, dan kemudian bergumam,

"Aku ingin kau menjadi kekasihku."

Kali ini mata Rachel membelalak, dan kalau kakinya tidak terkilir, mungkin dia sudah berdiri dari duduknya, 

"Apa maksudmu?" Matanya membalas tatapan serius Jason, berusaha mencari candaan dan jebakan yang tersembunyi di sana. Tetapi Jason tampak tenang, tersenyum misterius dan mengangkat dagunya angkuh.

"Bukan kekasih yang sebenarnya." gumamnya dingin, "Aku tidak butuh kekasih di saat-saat seperti ini. Aku menawarkan itu supaya semuanya lebih mudah bagi kita."

"Apanya yang lebih mudah?" kata-kata bantahan sudah berkumpul di ujung bibir Rachel, dia masih bingung dengan tawaran Jason itu yang sebenarnya tidak bisa disebut tawaran, tetapi lebih mirip sebuah perintah. Apa maksud Jason dengan menjadi kekasihnya, tetapi bukanlah kekasihnya yang sebenarnya?

"Si penyergapmu itu." Mata Jason menyipit. "Aku menduga dia adalah suruhan dari orang yang cemburu kepadamu, karena kau ada di dekatku." Jason memilih tidak menyebut nama Arlene kepada Rachel. Dia punya balas dendam sendiri yang akan dilakukannya kepada Arlene, dan Rachel tidak perlu terlibat di dalamnya, "Dan masih ada kemungkinan dia akan menyerang lagi."

Kenangan itu langsung menyerang Rachel, membuatnya pucat pasi. Dia masih ingat pisau yang terayun itu, sedetik sebelum Jason menyelamatkannya. Kalau dia harus mengalami hal yang sama sekali lagi, entah apakah dia mampu...

"Kalau memang penyerang itu disuruh oleh orang yang cemburu, bukankah lebih baik aku menjauh darimu? Kenapa kau malahan menyuruhku berpura-pura menjadi kekasihmu? bukankah itu malahan semakin menyulut si pelaku?" Rachel melemparkan pemikiran logisnya ke arah Jason.

Sementara itu Jason malahan menggelengkan kepalanya. "Tidak. Kalau kau menjauhiku, kau akan tetap diincar, lagipula kau tidak bisa menjauhiku, kau adalah murid khususku dan kau akan menjadi pengganti tangan kananku." Jason seolah senang mengingatkan akan janji Rachel untuk bersedia menjadi semacam budaknya. "Satu-satunya cara kau bisa ada di dekatku, dan aku bisa menjagamu supaya aman adalah dengan statusmu sebagai kekasihku, selain itu aku ingin memancing si pelaku ini supaya semakin marah dan meledak." Senyum Jason tampak kejam, "Lalu aku akan menghancurkannya."

Rachel menelan ludah, sisi Jason yang ini belum pernah dilihatnya sebelumnya. Dia tahu Jason yang menjengkelkan dan pemaksa, dia tahu Jason yang elegan dan dewasa ketika berada di pesta, dia tahu Jason yang misterius dan tampak susah didekati ketika bermain biola... tetapi dia belum pernah melihat sisi Jason yang penuh dendam dan kejam.... dan itu terasa menakutkan...

"Kau tidak bisa menolak." Jason mengamati Rachel yang merenung, mengira bahwa Rachel akan menolaknya, "Kau sudah berjanji akan melakukan apapun untukku. Ini termasuk di dalamnya."

Sialan Jason. Rachel mengumpati lelaki itu diam-diam, merasa jengkel karena Jason benar-benar memanfaatkan kata-kata yang diucapkan Rachel saat itu. Oke. Sekarang dia tahu bahwa lelaki ini kejam, dan tidak segan-segan memanfaatkan rasa bersalah Rachel.

"Jadi sekarang bagaimana?" Rachel melemparkan tatapan mata jengkel kepada Jason, pada akhirnya dia pasrah, karena lelaki ini pasti akan berusaha mendapatkan apapun yang dia mau.

"Mulai sekarang, kau adalah kekasihku." Senyum Jason tampak puas, "Kita harus menandai hal istimewa ini."

Pada saat bersamaan, pintu itu terbuka dari luar, dan seperti sudah direncanakan sebelumnya, detik yang sama pula tangan Jason yang tidak sakit meraih belakang kepala Rachel, memaksa Rachel menunduk ke arahnya, dan kemudian bibirnya mengecup bibir Rachel dengan sangat ahli.

*** 

Tadi Calvin meninggalkan Rachel untuk membeli kopi di bawah, dan ketika dia kembali ke kamar Rachel, ternyata ranjang Rachel kosong.

Calvin sudah tentu tahu bahwa Rachel sedang mengunjungi kamar Jason, dia merasakan dadanya berdenyut oleh perasaan asing. Perasaan asing yang tidak pernah dirasakan sebelumnya. Rasa tidak nyaman yang sama ketika di pesta itu dan dia melihat lengan Jason melingkari pinggang Rachel dengan posesif.

Apakah dia cemburu?

Karena musibah ini, Calvin tidak sempat menelaah perasaannya kepada Rachel. Tetapi dia tahu rasa itu ada.... dia tertarik kepada Rachel, lebih daripada sahabat, lebih daripada saudara.... apakah Rachel akan membalas perasaannya? ataukah perempuan itu tertarik kepada Jason...? dan kenapa pula Calvin memikirkan kemungkinan itu? Bukankah dia sendiri sudah terikat hubungan asmara dengan Anna? Annanya yang cantik, yang dicintainya bertahun-tahun yang lalu dan pada akhirnya bisa menjadi miliknya?

Tidak. Calvin tidak boleh mengembangkan perasaan ini..... kecuali kalau Rachel ternyata menyimpan perasaan yang sama kepadanya. Kalau Rachel ternyata juga mencintainya, Calvin mungkin akan sangat tergoda meninggalkan Anna demi Rachel. Perasaannya kepada Rachel terasa lebih kuat daripada perasaannya kepada Anna....

Yah. Dia tidak perlu memikirkan itu dulu. Calvin lalu berjalan keluar dari kamar Rachel dan melangkah keluar dari kamar Rachel dan menuju kamar Jason.

Dia langsung membuka pintunya, lupa untuk mengetuk terlebih dulu. Ketika Calvin masuk, pemandangan di depannya membuatnya ternganga....

Jason dan Rachel sedang berciuman!

Seketika itu juga hatinya terasa sakit, seakan diremukkan menjadi serpihan.

*** 

Rachel benar-benar terkejut karena Jason menciumnya tiba-tiba, dia bahkan masih membelalak dan berusaha meronta ketika merasakan bibir Jason yang panas melumat bibirnya dengan begitu ahli. Tetapi tangan Jason yang kuat menahan belakang kepalanya dan malahan menekan kepalanya semakin rapat ke arah kepala Jason, membuat bibir mereka berpadu semakin rapat.

Ciuman seorang Jason sangat luar biasa, seolah-olah lelaki itu diciptakan dengan keahlian mencium alami. Jason bersikap lembut, bukannya memaksa seperti yang dilakukannya sebelumnya kepada Rachel. Bibirnya menyesap bibir Rachel hati-hati, mencicipi setiap jengkal rasanya, dan memujanya....

Suara di pintu membuat Rachel terkesiap, dan dia memiringkan kepalanya, berusaha melepaskan diri dari bibir Jason. Dan rupanya kali ini Jason memutuskan untuk melepaskan bibirnya, membiarkan Rachel terengah di sana, dengan bibir panas membara,

Rachel menoleh ke arah suara di pintu itu, dan dia ternganga ketika melihat Calvin yang berdiri di sana.

"Calvin?" Rachel merasakan dorongan yang kuat untuk menjelaskan semuanya kepada Calvin, supaya lelaki itu tidak salah paham dan berpikir yang tidak-tidak antara dia dengan Jason. Tetapi jemari Jason menyentuh tangannya tegas, seolah mengingatkan Rachel akan perjanjian mereka sebelumnya, bahwa Rachel sudah bersedia untuk berpura-pura menjadi kekasih Jason.

"Maafkan aku mengganggu, aku tadi tidak mengetuk pintu dan masuk begitu saja.. aku eh..." Suara Calvin terbata-bata, ekspresinya tampak begitu shock, "Aku akan keluar dulu, maafkan aku.."

Calvin membalikkan tubuhnya dan dengan tergesa keluar dari kamar itu, membanting pintu di belakangnya.

"Calvin!" Rahcel beranjak berdiri, bertumpu pada kruk di bawah lengannya dan hendak mengejar lelaki pujaan hatinya itu. Tetapi lengannya dicekal dan ditahan oleh Jason.

"Biarkan dia pergi."

Rachel menoleh ke arah Jason dengan panik, 'Tetapi dia akan salah paham! Dia akan mengira aku dan kau serius... aku harus menjelaskan semuanya kepadanya!"

"Tidak boleh."

"Tidak boleh?" Rachel tertegun, menatap Jason dengan marah, berusaha melepaskan diri, tetapi pegangan Jason ke lengannya makin kencang, "Tidak apa-apa bukan kalau aku menjelaskan bahwa kita sedang berpura-pura pacaran karena ingin menjebak si penyerang kepada Calvin?"

'Tidak boleh." Mata Jason menyipit serius, "Sandiwara ini hanya kita berdua yang boleh tahu, tidak ada orang lain yang boleh..."

Rachel menatap Jason dengan tatapan mata frustrasi, "Tetapi dia Calvin! Kau tahu aku padanya..."

"Kau tegila-gila kepadanya, aku tahu." Ekspresi Jason tampak keras, "Tidakkah kau sadar kalau sandiwara kita ini juga bisa membantumu?"

"Apa maksudmu?" Jason begitu penuh teka-teki hingga Rachel sering merasa bingung ketika mencoba memahami maksudnya.

"Apakah kau tak tahu bahwa dorongan alami lelaki adalah untuk bersaing dan mengejar pasangannya? Semakin sulit didapatkan, semakin besar seorang lelaki tertarik." Senyum Jason tampak tipis, "Aku tahu bahwa Calvinmu itu selama ini begitu bodoh, tidak pernah melihatmu sebagai perempuan. Kau ingin dia menyadari dirimu sebagai perempuan yang pantas dipertimbangkan, Rachel? Maka berpura-puralah menjadi kekasihku, aku akan membantumu memancing rasa cemburu Calvin, dan setelah kita selesai, dia akan menyadari perasaannya kepadamu."

Rachel tertegun. Benarkah apa yang dikatakan Jason itu? bahwa dengan berpura-pura menjadi kekasih Jason, dia bisa membuat Calvin cemburu dan memancing perasaan Calvin kepada Rachel? Rachel bukan ahli tentang strategi percintaan, tetapi dia percaya Jason sangat ahlli dalam hal ini.

Dan ya ampun.... tawaran Jason itu terasa begitu menggodanya, membayangkan Calvin tertarik kepadanya...

Pintu kamar Jason terbuka lagi, tetapi kali ini dokter yang masuk, dia tersenyum kepada Jason  dan mengangguk ramah kepada Rachel,

"Siap untuk operasi keduamu?"

Jason tersenyum lebar, "Aku tak sabar menantikannya, dokter."


Bersambung ke Part 14


50 komentar:

  1. Makasih mbak postinganx...
    Ahhhh...jason cakep banget....

    BalasHapus
  2. Mbak shaan. Kebiasaan Jason kumat lagi deh. Dia bukannya sedih apa gimana malah manfaatin si Rachel. Itu lagi, pake cium segala dan Rachel itu juga kok rada oon banget ya haha. Mau dikibulin sama Jason. Aku yakin nanti waktu Calvin sadar eh si Rachelnya udah klepek klepek sama si Jason. :-33

    Aku suka kalo begitu haha. Dan tante plastik (?) Aduh kamu kok pede abis ya -___- oke mbak ditunggu lanjutannya yaaa ^^

    BalasHapus
  3. Waaaawww,,, amaziiiing,, plang dr Makassar lngsung bka Blog tersayang,, ehgg,, ada postingan baru,,, waaawaaw,,
    Puasss

    BalasHapus
  4. Taktik Jason pinter bgt! Wkwk
    Udh psti Rachel jdiny sma Jason, bkan sma Calvin yg plinplan! Ckck

    BalasHapus
  5. huwaaaa tuh kan bener jason mau si rachel jd yayangnya oooh makin penasaran.thx mba san :)

    BalasHapus
  6. huahaha Jason licik banget, itu sih nanti sebelum sandiwaranya selesai Rachel-nya udah jatuh cinta duluan ama Jason hihi

    BalasHapus
  7. Iiyyy mls bget ma si calvin... jdi cowo g ngerti dgn hati sendiri

    BalasHapus
  8. Baru pulang kerja langsung update ke blog nya kak santhy ;)
    Wah...jadi gak sabar nih pengen tau gimana keseharian rachel setelah jadi kekasihnya jason
    Kkkkk~ pasti seru fufufufufu~~~
    Next chapt di tunggu ya kakak cantiiiik :D

    BalasHapus
  9. Jasonku akhirnya di post hehee..
    Seperti tebakanku akan jadi begini, perfecto mbak!
    Ada yg typo mbak tp tetap keren kok, ditunggu lanjutannya segera ya mbak :)

    BalasHapus
  10. Lucu & unik, khas Jason (^_^)
    Lanjut lagi Mba Santhy...
    penasaran sama taktik selanjutnya Jason.

    Bye2 Calvin (^_^)//

    BalasHapus
  11. ahahaha...jasonku!!! idemu boleh jg buat naklukin cewek macem rachel ini.
    jadilah tangan kananku, aku akan menjadi pengganti kakimu *asik2*...udah deh klop kalian bedua x))

    BalasHapus
  12. Ini nich baru menggemaskan.... Cucok.._Asyiek ..
    Ada yg sandiwara, ada yg kepedean, ada yg cemburu.. Gado2..

    Lagi..lagi.. lagi... (teriak2 sambil bawa spanduk)

    Makasih pake banget mbak san2..

    SEMANGATTTTTTTT...
    Luv U ful... Peluk erat mbak santhy,,^_^

    BalasHapus
  13. Jasonnnnn udah dua kali ya cium paksa rachel.. Jasonnya nakal hahaha #plakk

    BalasHapus
  14. Hhahah invalid tangannya, Jason tuh licik, tampan, dan berbahaya!! Aduhh selamat ya Rachel masuk ke dalam jebakan pria tampan abad ini! Calvin, mampus lo! Baru nyadar kan? Hhahha ketawa seneng...

    BalasHapus
  15. Hhahah invalid tangannya, Jason tuh licik, tampan, dan berbahaya!! Aduhh selamat ya Rachel masuk ke dalam jebakan pria tampan abad ini! Calvin, mampus lo! Baru nyadar kan? Hhahha ketawa seneng...

    BalasHapus
  16. ikhhh Jason pinter kali ya hihi ..
    Ekhhh itu ngapain si Calvin ganggu aja *buru2 seret Calvin* wkwk
    thanks mb postingannya :)

    BalasHapus
  17. aissh jason cri ksmpatan dlam ksmpitan,
    nkal bnget ia,pke cium2 rachel sgala.

    #oia,mga operasinya lncar ia.
    Para reader slalu mndoakamu,

    BalasHapus
  18. oh my... Asyikkk jason nyosor lagi.. Hiaaaaaa... Calvin sih telat nyadarin perasaannya jd begini kan? Yasudahlah... Temani anna-mu aja calvin...

    BalasHapus
  19. Hal yang paling aku suka banget dari mba san adalah ceritanya ga bisa di tebak,,akan gimana ini??jason belum suka sama rachel ya?

    BalasHapus
  20. Ralat mba
    "...dan ketika Andrew hanya mengangguk-anggukan kepalanya, Rachel mengedus lalu membalikan..."
    bukannya Arlene ya mba..? .__. kok Rachel?

    BalasHapus
  21. huuffff ,,,panasss
    tanks mba san

    oh ya mba nompang promo blog ya,,,
    teman para reader tersayang kujnujgi blog aku yah, cerita bersambung juga.berharap suatu saat bisa sebesar mba santy.

    klik link di bawah ini aj:

    http://siecezyerna.blogspot.com/2013/07/hold-me-tight-prolog.html

    Tanks All :)

    BalasHapus
  22. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  23. aihh Jason oh Jason..
    Kebiasaannya kambuh deh, nyosor lgi. Udh kyk angsa aja, suka nyosor :D

    penasaran pake bgt mbak sm lanjutannya. Ditnggu ya Mbak Santhy. Mksh utk postingan mlm ini :)

    BalasHapus
  24. aihh Jason oh Jason..
    Kebiasaannya kambuh deh, nyosor lgi. Udh kyk angsa aja, suka nyosor :D

    penasaran pake bgt mbak sm lanjutannya. Ditnggu ya Mbak Santhy. Mksh utk postingan mlm ini :)

    BalasHapus
  25. "Kau harus menebus kesalahanmu ini dengan berhasil di tugas berikutnya Andrew! Kali ini jangan sampai gagal, kau harus bisa melukai Rachel!" suaranya masih tinggi karena emosi, dan ketika Andrew hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, Rachel mendengus lalu membalikkan badan dan meninggalkan Andrew,

    Ada yang typo tuh mba Arlena jadi Rachel^^

    BalasHapus
  26. Wah ini sih yang nyomblangin alamat kemakan omongan nanti :p

    BalasHapus
  27. Teteh knp fotonya hars kaya gtuuuu...#ganyante...
    Ehem...jason...alesan.blng aj suka susah bnr

    BalasHapus
  28. "Kau harus menebus kesalahanmu ini dengan berhasil di tugas berikutnya Andrew! Kali ini jangan sampai gagal,kau harus bisa melukai Rachel!"Suaranya masih tinggi karena emosi,dan ketika Andrew hanya mengangguk-anggukkan kepalanya "Rachel" mendengus lalu membalikkan badan dan meninggalkan Andrew.

    Mbak itu typo lagi,itu bukannya tante Arlene ya mbakkk....
    Jason kurang ajar memanfaatkan Rachel.....aaaaaaaaaaaaaa dia mengambil kesempatan dalam kesempitan malah Rachelnya polos banget lagi!!! -,-

    BalasHapus
  29. mb shan mksh.. Oya tu td ada slh ketik "rachel mendengus lalu membalikkan bdannya dan meninggalkan andrew" harusnya arlene...

    BalasHapus
  30. Kyaaaaa... Jason topless *lap iler hahaaa. Thanks kak.buat postingannya. Ohya epilog CIR kapan yaa? Ampe hamper lupa :)))

    BalasHapus
  31. Harusnya arlene mba ehhehe, oh iya lanjut dundd;;) penasaran bangettt:D

    BalasHapus
  32. mba san kalo boleh usul visualisasi rachel jg di pasang dong fotonya :D

    BalasHapus
  33. "aku tidak sabar menunggu kelanjutan cerita ini, mbak"
    hehe *peluk cium*

    BalasHapus
  34. aiihh,, aiihh,,,, Jasooonnnn......
    mksh Mba Santhy,, makiinn pnsrn...

    BalasHapus
  35. Hwaaaa jason nakal mba.. Tp pelajaran bagus untuk calvin tuh.. Makasih mba san..

    BalasHapus
  36. Wwooowwwwwww jasonnnn wkwk ahhhh calvin udah terlambat tuh, gak usah ganggu jason-rachel deh ¬_¬

    BalasHapus
  37. calvin kamu terlamabat menyadari perasaanmu: (

    BalasHapus
  38. makasih mba san , woww ternyata jason mempunyai ide yang cemerlang haha . makin penasaran selnjutnya gmna :

    BalasHapus
  39. Calvin, auw kasian, knp gk dri dulu sadar kl suka ke rachel??
    Jsoon... jdi pacar2an ama rachel...

    BalasHapus
  40. Yaampun mb saaaan
    Visualisasi jason nya bikin mimisan iniiih *pingsan*
    >.< Ganteeeng
    Woooah, jason licik yaaah, tapi aku sukaaa aaaak
    Makasih mb saaan :))

    BalasHapus
  41. aduuuh itu jason nakal banget mencari kesenpatan dlm kesempitan grrrr itu rachel bisa bisanya kok ya percaya? polos bener km mbak hehehe
    aduh itu tante plastik mau apa sih? sebel!! mbak shan mau tanya ni.. crush in rush epilognya ada ga ya?

    BalasHapus
  42. jempol buat jason deh..pinter banget kibulin org.andaikan aku yg dikibulin githu, aku mau2 aja.hahaaa

    buat tante gila, please deh jgn keGRan..ckckc

    smangat mbak..^_^

    BalasHapus
  43. calvin.....ma aq aja dah klo kmu gak dpt rachel......heheheeeee

    BalasHapus
  44. Huh si tukang nyosor itu emang bikin gregetan deh :*

    tengkyu mba sant *kecup*

    BalasHapus
  45. aaaaaa . go rachel . buat calvin menyesal . thanks ya mbaa

    BalasHapus
  46. halo mbak, aq reader baru nih.
    suka bgt deh sm cerita ini. aq suka bgt sm jason! hrusnya rachel gk kepikiran calvin yg jelas2 sm cwe lain! uuuhhhh~ bkn gemes deh rachel!
    penasaran sm rencananya jason deh
    ayo mbak, semangat nulis lanjutannya! ^3^

    BalasHapus
  47. gak pernah bosan buat baca karya mbak shanty :D
    kalo mbak shanty gak posting aku jadi sakau #alay
    habis kecanduan banget sama bacaannya mbak shanty
    hehehehe :D

    BalasHapus
  48. Mbak ada typo
    "Kau harus menebus kesalahanmu ini dengan berhasil di tugas berikutnya Andrew! Kali ini jangan sampai gagal, kau harus bisa melukai Rachel!" suaranya masih tinggi karena emosi, dan ketika Andrew hanya mengangguk-
    anggukkan kepalanya, RACHEL mendengus lalu membalikkan badan dan meninggalkan Andrew...

    Jason oh Jason...
    Calvin buang kelaut! hehe

    BalasHapus
  49. Gak sabar nunggu next partnyaaa....
    Cepetan yah mbaakk
    Penasaraann akkuutt
    :*

    BalasHapus
  50. jason kumat liciknya -_-
    tapi aku suka hehehe :D
    penasaran banget mau diapain tuh si arlene, sebel banget aku sama dia, pengen jitak tak tak...

    BalasHapus