Note penulis : karena Menghitung hujan sudah hampir tamat, maka dipostinglah cerita ini sebagai persiapan penggantinya. Cerita ini adalah cerita lama, dengan genre yang agak berbeda dari semua kisah santhy agatha. Semoga kalian semua tetap bisa menikmatinya yah ^__^
Bagaimana jika kau bisa mengaktifkan kekuatan otakmu hingga 95% ? Bagaimana jika kau mempunyai kekuatan hampir setara kekuatan Tuhan? Bagaimana jika kehancuran dunia ini ada dalam genggamanmu? dan bagaimana jika pilihannya adalah memiliki kekuatan tak terbatas, atau kehilangan kekasih yang sangat kau cintai?
PROLOG :
ANOTHER 5%
"Aku pulang dulu sayang, nanti sore aku
kembali lag.i"
Rolan memejamkan mata ketika dengan lembut Selly
mengecup dahinya, seperti biasa, ketika
mereka akan berpisah. dan seperti biasanya pula, Selly akan menyempatkan diri
membelai seluruh wajah Rolan dengan jemarinya,
"Kau akan baik-baik saja kan
kutinggalkan?"
Dengan susah payah, meskipun tersenyum adalah hal
terahkir yang diinginkannya, Rolan tersenyum, demi Selly, demi kekasihnya,
"Aku akan menunggumu datang kembali nanti sore," suaranya serak dan
lemah. Rolan benci itu.
Sekali lagi Selly mengecup dahinya, seolah enggan
beranjak menjauh,
"Aku pasti kembali," bisiknya pelan sebelum
menghilang di balik pintu ruang perawatan intensif berwarna putih itu.
Pintu yang sangat dibenci Rolan karena selalu
menelan bayangan Selly, menghilang, menjauh darinya. Pintu yang menjadi
satu-satunya pemandangan Rolan selama hampir 6 bulan terahkir ini. Enam bulan
yang menyiksa, penuh dengan obat-obatan. kemotherapy yang menyakitkan,
suntikan-suntikan tiada henti, pemeriksaan-pemeriksaan yang mengganggu, hanya
untuk menemukan bahwa dia akan mati 3 bulan lagi, hanya untuk menemukan bahwa
dia sudah tidak punya harapan hidup lagi. Hanya untuk menemukan bahwa
kesempatannya bertahan untuk melihat dunia ini hanyalah tiga persen dari 100
orang yang menderita penyakit sama dengannya, kanker otak yang sangat ganas, kanker
otak stadium ahkir.
Rolan tidak mau mati. Bukan, bukan karena dia mencintai dunia ini. Tetapi lebih karena Selly. Ya, Selly, belahan jiwanya, satu-satunya perempuan yang bisa membuat Rolan menyerahkan hatinya dengan sukarela. Rolan masih punya mimpi yang ingin diwujudkannya bersama Selly, Dia ingin mengubah dunia, dia ingin mewujudkan dunia yang indah, dunia yang penuh dengan kebaikan, dunia yang tidak hancur dan semrawut seperti sekarang. Dan itu semua demi Selly.
Rolan tidak mau mati. Bukan, bukan karena dia mencintai dunia ini. Tetapi lebih karena Selly. Ya, Selly, belahan jiwanya, satu-satunya perempuan yang bisa membuat Rolan menyerahkan hatinya dengan sukarela. Rolan masih punya mimpi yang ingin diwujudkannya bersama Selly, Dia ingin mengubah dunia, dia ingin mewujudkan dunia yang indah, dunia yang penuh dengan kebaikan, dunia yang tidak hancur dan semrawut seperti sekarang. Dan itu semua demi Selly.
Dengan getir Rolan menatap langit-langit kamar di
atasnya. Impian bodoh. Dia punya mimpi seluas langit di angkasa, tetapi dia
terjebak dalam tubuh ini. Tubuh sialan yang lemah, yang sakit parah dan hampir
mati. Tubuh yang sama sekali tidak bisa digunakan dan hanya merepotkan orang
lain, bahkan merepotkan Selly, wanita yang dicintainya,wanita yang tidak
meninggalkannya bahkan setelah Rolan menjadi invalid dan hanya bisa tergolek
lemah dirumah sakit, sepenuhnya tergantung kepada perawatan medis yang
menunjangnya. Selly tidak pernah mau meninggalkan Rolan meskipun dia
memaksanya, mengancamnya, bahkan mengusirnya dengan kata-kata kasar. Sampai
kemudian Rolan luluh dan menerima semuanya, Selly mencintainya, kejam sekali
jika dia memaksa perempuan itu menjauh dari lelaki yang dicintainya, apalagi
mereka hanya punya waktu sempit. Sebelum tubuh Rolan ini menyerah dan kalah,
sebelum raga ini mati dan nyawanya terenggut, terpisahkan selamanya, tidak akan
pernah bisa bertemu lagi.
Tuhan.... tanpa sadar Rolan mendesahkan nama itu,
mengingat Selly selalu mengingatkannya akan Tuhan. Tetapi bukankah memang cinta
selalu menghubungkan jiwa dengan Tuhan? meskipun sekarang Rolan sudah muak
memohonkan kesembuhannya kepada Tuhan. Dia tahu Tuhan sudah menggariskannya,
Tuhan sudah menetapkannya untuk mati. Tidak ada lagi yang bisa dilakukannya.
"Sepertinya sore ini akan hujan," suara berat itu yang
baru pertama kali di dengarnya membuat Rolan menoleh kaget.
Teman sekamarnya, baru masuk kemarin malam dan
langsung tertidur pulas karena pengaruh obat, sepertinya sudah bangun,
menatapnya dari ranjang seberang, matanya tampak teduh, entah kenapa.
"Mungkin kita akan bersama beberapa saat," lelaki tua itu
tersenyum dan sedikit menegakkan duduknya, dia tampak susah payah, tubuhnya
tampak renta, tapi entah kenapa ada kekuatan yang terpancar dari dirinya,
'Mungkin, kalau saya bisa bertahan lebih lama," Rolan menjawab pelan,
tidak bisa menyembunyikan nada pahit dalam suaranya.
Lelaki itu mengernyit dan berdehem,
"Kenapa? apakah kau divonis akan mati?"
Kali ini Rolan yang mengernyit mendengar kata-kata
lelaki itu, Pertanyaan apa itu? Ruangan ini adalah ruangan intensiv untuk
penderita kanker stadium ahkir yang sudah tidak punya harapan hidup lagi. Tentu
saja dia akan segera mati, dan sepertinya lelaki tua itu juga, karena dia
dimasukkan ke ruangan yang sama untuknya.
"Dalam waktu tiga bulan," jawab Rolan datar.
Lelaki tua itu terkekeh,
"Itu vonis dari dokter, manusia biasa. Mungkin Tuhan bisa
berkehendak lain, siapa tahu?"
"Tuhan?" Rolan mengusap rambutnya, yang
mulai menipis dan rontok karena kemoterapi tiada henti, "Saya bahkan sudah lama tidak menyebut
namaNya."
"Apakah kau tidak lagi percaya padaNya?"
"Bukan", Rolan menggeleng, "Saya
masih percaya, hanya saja... saya merasa percuma memohonkan mukjizat kesembuhan
kepadaNya, Dia sudah pasti ingin saya segera mati."
Lelaki tua itu terkekeh lagi,
"Begitu sinis...." tiba-tiba tawanya
terhenti, "Ada kalanya kita bersyukur karena kita diberi kemudahan, mati
dengan mudah, mati tanpa pilihan..... daripada tak bisa mati, tak bisa
mengendalikan diri, dan kemudian ditinggalkan oleh orang-orang yang sangat kau
cintai," suaranya
berubah serak dan tampak sedih.
Rolan terdiam, mencoba menelaah kata-kata lelaki tua itu, tetapi tak bisa memahami maksudnya.
"Orang yang kaucintai....", lelaki tua
itu berkata serak, "Perempuan yang barusan pergi tadi, apakah dia orang
yang kau cintai?"
"Anda melihatnya?"
Senyum lelaki tua itu mengembang, seolah terkenang,
"Aku melihat cinta yang begitu dalam, kau
beruntung anak muda, dicintai seperti itu."
"Ya, saya beruntung," Rolan tidak membantah, perasaan
hangat membanjiri dadanya.
"Kalau saja... kalau saja kau diberi
kesempatan untuk memilih....pilihannya kau bisa memilih kehidupan, demi
perempuan yang kau cintai itu, tetapi kau harus menanggung konsekuensi berat di
balik pilihan itu, akankah kau bersedia?"
Rolan mengernyit, makin tak mengerti akan arah
pembicaraan lelaki tua teman sekamarnya itu, tetapi tak urung dia menjawab
juga,
"Tentu saja, sekecil apapun kesempatannya,
jika saya bisa memilih kehidupan, demi kekasih saya, saya akan memilihnya, tak
peduli seberat apapun resiko yang harus saya tanggung nantinya."
"Jika pilihan pertama adalah kau mati sesuai
takdirmu, tetapi dunia akan berjalan baik pada ahkirnya tanpamu, kekasihmu itu
pada ahkirnya akan bahagia dengan manusia baru yang digariskan Tuhan dengannya,
dunia akan berjalan sebagaimana adanya dan baik-baik saja.... Pilihan kedua
adalah kau diberi kesempatan melawan takdir, kau tersembuhkan, kau bisa hidup,
bisa mencintai kekasihmu, tetapi konsekuensinya, beban akan dunia ini, apakah
dunia ini akan berahkir baik ataupun berahkir dalam kehancuran dibebankan di
pundakmu, mana yang akan kau pilih?"
"Saya akan memilih kehidupan", Rolan
menjawab mantap.
"Dengan beban akan ahkir dunia di
pundakmu?"
Rolan mengangguk, tak tergoyahkan.
"Dengan konsekuensi jika kau gagal menguasai
dirimu, kau akan kehilangan orang yang kaucintai?"
"Saya tidak mungkin gagal menguasai diri saya
sendiri," jawab Rolan
yakin.
Lelaki tua itu tersenyum. sedih.
"Muda, idealis, dan tak tergoyahkan... seperti
aku dulu, sampai kekuatan tak terbatas dan kekuasaan tanpa ahkir menghancurkan
semuanya... membuatku kehilangan orang-orang yang kucintai, membuatku sebatang
kara dan sendirian, hanya menggenggam kehancuran," suara lelaki itu tampak makin
samar, "katanya kita sebagai manusia seumur hidup hanya menggunakan 10
persen dari kekuatan otak kita."
Rolan bingung dengan perubahan topik yang tiba-tiba
itu,
"Saya dengar juga begitu.” Jawabnya pelan
"Hanya menggunakan 10 persen dari kekuatan
otak kita, dan manusia bisa menjadi parasit yang paling berkuasa di bumi ini,
menguasai semuanya, alam, mahkluk hidup lain, menciptakan kehancuran,
menciptakan senjata, merasa seperti Tuhan." Lelaki
tua itu melanjutkan.
Rolan mengangguk-angguk, dan kemudian mengemukakan pendapatnya,
"Tetapi anda hanya melihat sisi negatifnya
saja, dengan hanya menggunakan 10% dari kemampuan otaknya saja, manusia bisa
menciptakan keindahan-keindahan yang luar biasa, patung-patung berharga,
bangunan-bangunan indah, musik yang menghibur jiwa, kemajuan-kemajuan yang
memudahkan....."
Lelaki tua itu terkekeh lagi,
"Memang, selalu ada sisi positif dan negatif
dari semua segi,"
tiba-tiba tatapannya berubah tajam, "menurutmu apa yang akan terjadi kalau
manusia bisa mengaktifkan sampai maksimal kinerja otaknya? katakanlah sampai 95
persen dari fungsi otaknya."
Terpana dengan pertanyaan itu, Rolan tertegun
sejenak, tapi kemudian dia tersenyum, dia suka percakapan ini, akan membunuh
kebosanannya menanti di kamar, sampai Selly datang nanti sore,
"Maka manusia itu akan bisa menyamai kekuatan
Tuhan, begitulah yang saya baca, dia akan bisa melakukan apa saja yang dia mau,
dia bisa terbang, dia bisa membaca pikiran orang lain, dia bisa memindah waktu,
menggerakkan benda-benda, bahkan mungkin dia bisa menjadi penyembuh, dengan
kata lain dia akan mempunyai kekuatan tidak terbatas, dia akan menjadi manusia
super."
Lelaki tua itu mengangguk-angguk setuju,
"Dan menurutmu, apa yang akan terjadi kalau
manusia yang terpilih untuk bisa mengaktifkan 95% kinerja otaknya itu
adalah manusia dengan sifat yang jahat
dan keji?"
"Maka dunia akan menuju kehancuran."
"Betul," lelaki tua
itu menghela nafas panjang, "Tuhan menciptakan manusia dengan
sempurna, hampir menyerupai kesempurnaannya, tetapi dia memberikan pembatas
itu, bukan karena dia tidak ingin manusia menyaingi kekuatanNya, tetapi lebih
karena dia menyayangi ciptaanNya.... seberapapun sempurnanya manusia, meskipun
kekuatannya nanti sama dengan Tuhan, tetapi dia tidak akan bisa menyerupai
Tuhan, karena manusia berbeda dengan Tuhan, manusia adalah mahluk yang tercipta
dengan kelemahannya, hati manusia mudah tergoda, mudah berubah, mudah
terpengaruh oleh sesuatu yang jahat.... dan ketika manusia yang lemah hati ini
mampu mengembangkan kekuatan yang sama dengan Tuhan, maka kehancuran adalah
jawaban yang sudah pasti."
Rolan menganggukkan kepalanya tidak membantah.
"Kalau kau tiba-tiba saja tersembuhkan dari
kanker otakmu, bukan hanya sembuh, tetapi kau juga diberkahi anugerah istimewa,
bisa mengaktifkan sampai 95% dari kekuatan otakmu, apakah kau akan membawa
dunia kepada kehancuran?"
tanya lelaki tua itu.
Pikiran Rolan melayang, terbang. itulah yang
pertama melintas di pikirannya, kalau dia bisa terbang, dia akan mengajak Selly
terbang, duduk di atas awan yang seputih kapas, dipenuhi perasaan hangat
mendengar suara tawa bahagia Selly, Tetapi yang terpenting dari semuanya adalah
dia bisa hidup, bersama Selly, mencintai Selly, dan mungkin bahkan dia
mempunyai kemampuan untuk menciptakan dunia baru bagi Selly, dunia yang indah,
dan kehancuran tidak akan pernah ada dalam masa depannya.
"Saya hanya akan menciptakan keindahan dunia
untuk kekasih saya, sekuat tenaga saya akan menghindarkan kehancuran dari dunia
ini, dengan kekuatan yang saya punya, jika memang saya bisa memilikinya."
Lelaki tua itu tersenyum, dan wajahnya tampak
begitu teduh,
"Istirahatlah nak, entah aku harus memberimu
selamat atau menangisimu, entah kau ini beruntung atau sangat sial, kau akan
terbangunkan sebagai manusia baru, dan semoga hatimu dikuatkan."
Suara lelaki tua itu semakin lama semakin sayup dan
kehilangan kesadaran tiba-tiba menyergap bagaikan kabut yang melingkupi Rolan,
menelan pertanyaan terahkir yang muncul di benak Rolan,
Bagaimana lelaki
tua itu bisa tahu bahwa dia mengidap kanker otak?
***
"Rolan,"
Usapan yang sangat lembut itu, suara yang sangat
dikenalnya itu lamat-lamat menusuk ketidaksadarannya, menggugahnya dari kegelapan
yang menyelubunginya.
Rolan berusaha bangun, berusaha menyingkap selubung
itu, merobeknya, mengembalikan kesadarannya, dan matanya terbuka.
Selly duduk di sebelah ranjangnya, dengan tatapan
penuh cintanya yang biasa, tetapi entah kenapa Rolan merasa berbeda, dia merasa
luar biasa, sudah lama dia tidak merasa seperti ini....
Ingatannya melayang kepada lelaki tua yang
bercakap-cakap dengannya tadi, dengan segera dia menoleh ke ranjang seberang,
dan terperangah ketika melihat ranjang itu kosong, rapi, seolah tidak
berpenghuni sebelumnya.
"Kenapa sayang?" Selly tampak bingung melihat
perubahan ekspresi Rolan,
"Lelaki tua yang disebelah.... dia pindah kemana...?"
tanya Rolan gamang,
"Lelaki tua? tidak ada orang lain di kamar
ini, sama seperti 6 bulan lalu, kau ditempatkan sendirian di kamar ini, sayang."
Tetapi ingatannya tentang lelaki tua itu bukan
mimpi, bukan main-main, dia masih ingat setiap patah katanya. dan Rolan yakin
dia dalam kondisi sadar ketika bercakap-cakap tadi, tetapi Selly juga tampak
serius dengan kata-katanya...
Rolan memegang tengkuknya, mencoba mengusir
pikiran-pikiran yang mengganggunya,
"Apakah aku sudah lama tertidur?"
"Dari satu jam sejak aku datang tadi, tidur
pulas, seperti bayi." ada senyum dalam suara Selly.
"Kenapa kau tidak membangunkanku?"
"Karena kau tampak sangat damai dan lelap
sayang, sudah lama kau tidak tidur seperti itu, biasanya kau begitu gelisah...
dan kesakitan."
suara Selly bergetar, membayangkan kesakitan yang ditanggung Rolan dan
ketidakmampuannya untuk membantu lelaki yang dicintainya, "Aku tidak mau
mengganggumu."
"Aku merasa sangat sehat." Dan Rolan tidak berbohong, dia
merasa seolah-olah semua kesakitannya hilang, rasa nyeri di kepalanya tidak ada
lagi, tubuhnya yang lemas, kakinya yang lunglai seakan-akan begitu kokoh,
kuat...
Selly tersenyum, tampak bahagia,
"Aku bisa melihatnya, dari pancaran wajahmu,
dari matamu, kau memang tampak sehat."
Tetapi bukan hanya sehat. Rolan merasa sembuh.
sembuh sepenuhnya. Dan bahkan terasa lebih sehat daripada yang pernah
dirasakannya seumur hidupnya. Ada yang aneh dalam dirinya, ada yang berubah
tetapi Rolan masih belum tahu kenapa... apakah ini berhubungan dengan
percakapan tadi siang yang entah khayalan atau kenyataan itu?
Bahwa seandainya dia disembuhkan.... bahwa
seandainya dia bisa mengaktifkan kekuatan otaknya hingga 95%.....
Rolan tidak berani membayangkannya. Tetapi dia
memutuskan untuk menguji dirinya sendiri.... nanti kalau dia sudah sendirian
***
Sementara
itu di luar kamar Rolan, seorang lelaki tampan berpakaian hitam-hitam bersandar
di tembok, mendengarkan percakapan Rolan dan Selly sambil tersenyum. Dia
setengah mencibir, membayangkan lelaki tua itu akhirnya menemukan penerusnya
dan menyelamatkan kekuatannya.
Rolan....
lelaki itu sekarang tampak lemah dan bodoh, tetapi beberapa saat lagi dia akan
menjadi lawan yang tangguh, dan dia tidak sabar menunggu saatnya tiba. Dia sama
sekali tidak merasa takut, karena dengan kekuatannya, dia akan bisa mengalahkan
Rolan sama seperti dia bisa mengalahkan lelaki tua yang tidak berguna itu.
“Tuan
Gabriel.” Seorang lelaki tua berpakaian hitam-hitam menyadarkannya dari
lamunannya. Gabriel mengangkat alisnya, menatap pelayannya itu dengan galak.
“Ada
apa? Kenapa kau menggangguku?” gumamnya tajam.
Sang
pelayan tua menatap tuannya dengan gugup, “Mobil anda sudah siap, tuan.”
Gabriel
mendengus lalu menegakkan tubuhnya, tanpa berkata-kata berjalan melewati lorong
rumah sakit itu.
Biarkan
kali ini Rolan menikmati kebersamaannya dengan Selly, sebelum Gabriel akan
datang lagi dan menghancurkan Rolan, lalu merenggut Selly, dan menjadikan
perempuan itu “lima persen”nya....
Bersambung ke part 1
mbak san, menghitung hujan sama 2 lagi kan ud buka
BalasHapusPO, nah itu kira2 kpn slesenya yaa? ehehehe. penasaran sama crita2mu. BAGUSS!!!
makasih mbak san
hehehee sampai tanggal 10 mei sayaang
Hapuswaaa makasih deaar aku jadi makin semangatt hehehehe
cerita baru, nuansax kuning hehehe... Keren bngt mbak santhy, genre cerita yg berbeda dri biasanya sukses membuatku penasaran dgn bab selanjutnya. Thank u mbak santhy yg cantik *lope*
BalasHapushihihi iyaaa nuansa kuning, td sibuk cari2 warna apa yang belum yah keluar deh ide warna kuning hehehehe
Hapuskeren penasaran bnget mkasih ya mba san :D semangat ya mba, pendapat so tau aku, genrenya rada berfantasi gimana gitu ahahha, ngebayangin gabriel orang jahat yang ganteng hhe :D
BalasHapushehehehe ituu kenapa lebih tertarik sama Gabrielnya yah
Hapuskan tokoh utamanya rolan hihihihi
agak mirip ama film Bruce Almighty. saat seorg manusia diberikan kekuatan spt Tuhan..
BalasHapusnunggu kejutan dr mba Santhy ;)
hehehe iyaa tapi di sini lebih ke science fiction yah karena di sini rolan diberikan kemampuan otak sampai 95%
Hapuspadahal secara penelitian, manusia itu sampai akhir hayatnya hnaya menggunakan kemampuan otaknya sampain 10% saja
bayangkan kekuatannya hueeee *berkhayal*
Ah sumpah mba keren.. Imajinasinya tinggi banget sih mba san TOP BGT deh :) penasaran bamget mba kelanjutannya jangan lamalama ya tunggu menghitung hujannya juga thx somuch mba :* *bigkiss
BalasHapusitu idenya dari si om dear hihihihi dia kan penggemar kisah fantasy akhirnya dari pembicaraan kesana kemari sebelum bobo, munculah ide kisah ini hehehehe
Hapussiaap deaar semoga sabar menunggu yaah :D
Menghitung hujan donk mbak, penasaran nih...
BalasHapuskemarin udah bab 11 yah rencananya mau gantian sama crush in rush dear hehee :))
Hapusmb Santhy kangennnn ...
BalasHapusawal yang misterius ...
hehehehe semoga makin penasaraaan *sambil komat-kamit*
Hapuskeren ....suka dng imajinasi mb santhy
BalasHapusditunggu part selanjutnya...& menghitung hujan di post dong mba'...
hehehe yang ini agak science fiction yah tapi yang pasti diusahakan tetep romantis yah sayang :))
HapusGenre baru ya mbak san, seru ini patut di tunggu.seperti film bruch yg di berikan kekuatan tuhan
BalasHapushehehe iya sayang, tp kalau tokoh di sini, dia kemampuan otaknya ditingkatkan jadi 95%
Hapus( padahal kalau manusia rata2 hanya menggunakan 10% dari kemampuan otaknya)
waaaa aku mauuu *berkhayal* hehehe
kereeeeen mba, ada kekuatan supranaturalnya, pasti agak serem nih, bikin dag dig dug
BalasHapushihihihi iyaaa kok makin lama tulisanku makin serem2 yah hihihihihi
HapusWah, cerita baru lagi dari mbak santhy. Seru nih, genrenya berbeda dari yang sebelumnya.
BalasHapusHmmm, selly adalah sang 5%.
Makasih mbak cantik
hehehehe iyaa sayaang mencoba genre baru semoga sukses yah hihihi *senyum malu2*
Hapussama2 sayaang *peluk2*
@icha lim : proses pembuatan selama 10 hari kerja, tanggal merah dan hari libur tidak dihitung. Habis itu siap didistribusikan. Maaf ya jadi saya yang jawab...
BalasHapusMba santhy º°˚˚°º♏:)ª:)K:)ª:)§:)Ǐ:)♓º°˚˚°º a new story'a Ɣª... Miss all your story
Wah mb @fathy jadi asst. nya mb Santhy ya xixi
Hapusoo gt toh mba. tak apaa. makasih ya mbak fathy. hehe
Hapushehehehe makasih fathyyyy *peluk2 dan cium2 fathy dengan histeris sampai dilempar sendal* hehehehe
HapusKeereen,,, ditunggu kelanjutannya,,, menghitung hujan cepet" diupload dong,,,hehe
BalasHapushehehe siaap sayaang semoga sabar menunggu yaah :))
HapusKangen dengan Mba Santhy *peluk*.....
BalasHapusKemana ja Mba San?.....
Apakah yg 1 ini dijadiin novel jg? Mau dunk klo di jadiin novel ;) *ngarep.com
Baru baca ja dah bikin penasaran dgn kelanjutannya..........^_^
Makasih Mba San, atas suguhan cerita ini....
hehehee iyaa kalau yang ini belum selesai draftnya sayaang
Hapusmungkin masih nanti barengan sama Romeo's Lover yah :))
semoga sabar yah sayang menunggu kelanjutan cerita ini aku akan berusaha supaya tiap bab makin menarik ^__^
Mbak san2 syg..:*
BalasHapusCpet smbuh n bsa braktivitas lgi yah..:D
Ak sms ga d bls..
Ak suka bgt sma critany nih.. Seru bgt nih kliatanny..<3<3
-Mendy-
hehehehee iyaa sayaaang huhuhu maapkan hpku yang rusak kemarin yaaah
Hapusassyiiik mendy sukaaa *kesenengan* hehehehe
wah genre yg beda dari biasanya ya kak pasti bakalan seru.
BalasHapusHmm gabriel juga punya kekuatan kayak roland? Tapi versi jahatnya?
hehehehe aduh deg2an nih baca tebakannya *kaburrr takut ketahuan* hehehe
HapusWuaaaaaahhh ceritanya beda bgt,
BalasHapusRolan vs Gabriel?siapa yang menang iyaa?
makin penasaran ma new story dari Mba Santhy,
thankz bgt ya mba...
"Ayu"
hehehehe hayooo pilih yang mana hehehehe
Hapussama2 sayaang semoga tiap nambah bab makin suka yaah :))
Penasaran.... Genre nya bener-bener beda ...
BalasHapusheee semoga sabar menunggu bab-bab berikutnya yah sayaang :))
HapusMirip paranormal Romance ya mbak genrenya? Wah kalo itu aku suka banget!!!
BalasHapusSaya senang genre seperti ini,
BalasHapuslike Angel and Demon
kerenn, bakal memiliki cerita rumit yang akan menuntun pembaca semakin tertarik dengan novel ini, menurut saya.
BalasHapusSanthy Agatha emang top banget sih !! suka banget ma semua karangannya.. dan ini novel Santhy yg k-9 yg udah ak baca.. dan kagetnya lagi kok mba Santhy bisa buat novel nya mirip dengan film LUCY (2014) padahal novel mba duluan yg keluar (2013) emang keren, jangan2 producernya film itu minta ide mba Santhy lagii.. hahaa.. love you Santhy Agatha :*
BalasHapusseneng banget bisa ketemu blognya mbak santhy :). semangat terus ya mbak utk nulis crta2 selanjutnya :)). FIGHTING!!
BalasHapus