Senin, 06 Mei 2013

Menghitung Hujan Part 11


Tak pernah kuduga, ternyata jalinan kisahku akan seberat itu
Ternyata sesuatu yang sempurna pada akhirnya bisa terasa melelahkan
Ternyata sesuatu yang kukira kuat, bisa menjadi rapuh dan terlalu lemah untuk bertahan
Pantaskah untuk diperjuangkan kisahku ini?
Jika ternyata kusadari, bahwa harga sebelah jiwa...

Begitu mahalnya....



Yang dilakukan Diandra pertama kali adalah mendorong Axel keras-keras, sejauh mungkin. Napasnya terengah atas ciuman yang sama sekali tidak diduganya itu, dia menatap Axel bingung berlumur kemarahan,

"Kenapa kau lakukan itu Axel?" Diandra sendiri tak habis pikir. Oh astaga. Axel menciumnya! Itu adalah hal yang sama sekali tidak disangkanya. Axel adalah sepupunya! Saudaranya! Dari kecil mereka bersama, dan Diandra selalu menganggap Axel sebagai kakaknya. Tetapi lelaki itu barusan menciumnya, dan Diandra merasa pening yang amat sangat, Axel saudaranya bukan? Dan saudara tidak mungkin berciuman!

Diandra memundurkan langkahnya, menatap waspada ke Arah Axel, tangannya mengusap bibirnya yang masih terasa panas bekas ciuman lelaki itu.

Axel sendiri menatap Diandra dengan tatapan berlumur penyesalan, matanya meredup, ragu,

"Maafkan aku Diandra." Dia sungguh-sungguh tidak merencanakan untuk mencium Diandra. Sungguh-sungguh Axel berharap mampu menahan diri tadi, tetapi Diandra telah menarik batas emosinya yang paling dalam dan memutuskannya, membuat Axel melakukan hal yang sekarang disesalinya, karena dengan itu, dia harus menjelaskan sesuatu yang mungkin akan menyakiti Diandra.

"Kau menciumku," Pipi Diandra merah padam, "Kenapa kau lakukan itu padaku? Apakah kau melecehkanku? Kita ini bersaudara. Dosa besar kalau kau melakukannya."

"Kita tidak bersaudara, bukan saudara sedarah." Axel mengucapkan kalimatnya dengan lirih dan hati-hati, menatap Diandra dalam-dalam.

Diandra tertegun. Kaget. Bukan saudara kandung? Axel jelas-jelas sepupunya, putra dari paman dan tantenya. Mereka sepupu dekat, darah mereka seperti saudara! Ataukah jangan-jangan... Axel anak angkat? memang wajah Axel yang begitu tampan seolah ada darah luar di sana membuatnya tampak sangat berbeda dengan kedua orang tuanya. Apakah benar bahwa Axel anak angkat?

"Apakah kau bukan anak kandung paman dan bibir?" Diandra menyuarakan pemikirannya. Menatap Axel dengan hati-hati. Tetapi kemudian ekspresi wajah Axel tampak kesakitan, lelaki itu seolah ingin berkata tapi menahan dirinya. Berkali-kali dia menahan napas seolah kesulitan berbicara,

"Bukan. Mereka berdua benar-benar orang tua kandungku." Mata Axel menelusuri wajah Diandra yang kebingungan.

Sementara Diandra makin tersesat dalam benang kusut itu, dia menatap Axel bingung,

"Jadi? Kenapa kita bukan saudara kandung? Apakah.... OH!" tangan Diandra menutup mulutnya ketika pemikiran itu menyeruak ke dalam benaknya, "Tidak mungkin!"

Axel tahu bahwa Diandra sudah tahu, dia meringis, berusaha mendekat dan meraih bahu Diandra, tetapi perempuan itu langsung melangkah mundur lagi, menghindari sentuhannya,

"Maafkan aku Diandra."

Mata Diandra berkaca-kaca. Axel tidak membantah. Oh Ya Tuhan? Oh Astaga? Benarkah apa yang dikemukakan oleh benaknya itu? Axel adalah anak kandung paman dan bibinya, tetapi dia dan Diandra bukan saudara sedarah..... itu berarti... Diandra bukanlah anak kandung kedua orang tuanya!

*** 
Reno datang ke rumah Nana dan memarkir mobilnya di sana lalu melangkah menuju teras rumah Nana, Nirina sudah ada di sana, tampak cemas, sudah hampir jam sembilan malam dan Nana belum juga pulang ke rumah. Mama Nana sendiri menunggu di ruang tamu, tampak cemas, dia ikut menyambut kedatangan Reno di depan,

"Bagaimana nak Reno, apakah Nana mungkin sudah menghubungimu? Mama berusaha menghubungi ponselnya, tetapi tidak ada yang mengangkat."

Reno menggelengkan kepalanya lesu, dia sudah mencari kemana-mana, ke toko buku tempat Nana biasana membeli buku, ke kampusnya, dan bahkan Reno ke makam Rangga, sambil membawa harapan yang sangat besar bahwa Nana akan ada di sana. Tetapi ternyata makam itu lengang, tidak ada siapa-siapa di sana. Nana tidak ke makam Rangga.

Lalu Reno dihadapkan dengan ketakutan yang amat sangat, karena dia sama sekali tidak memiliki bayangan akan keberadaan Nana sekarang.

Nana sudah mengetahui tentang jantung Rangga di dalam tubuhnya. Dia pasti sedih... dan juga kecewa pada Reno karena merasa dibohongi...

Mereka bertiga duduk di ruang tamu rumah Nana, ketiga-tiganya cemas,

Mama Nana menatap Reno dan menghela napas panjang,

"Apakah Nak Reno tahu apa penyebab Nana menghilang tiba-tiba seperti ini?"

Reno meringis perih, "Saya ada janji bertemu dengan Nana tadi siang, tetapi Nana tidak datang. Akhirnya saya menelepon Nirina menanyakan keberadaan Nana.... ternyata Nana bertemu dengan Axel di kampus."

"Kau mengenal lelaki yang bertemu dengan Nana tadi siang di kampus?" Nirina menyela tampak kaget.

Reno menghela napas panjang, lalu menganggukkan kepalanya, dia melirik mama Nana yang tampak kebingungan lalu menatap dengan pandangan mata menyesal,

"Ceritanya panjang, tetapi saya akan menceritakan rahasia ini." Reno mendesah, "Axel adalah sepupu dari mantan tunangan saya, Diandra."

Nirina dan Mama Nana saling melempar pandang ketika Reno menyebut nama mantan tunangannya itu, tetapi mereka tidak berkata apa-apa dan menatap Reno, menunggu kalimat selanjutnya.

"Axel menemui Nana untuk mengatakan sebuah rahasia yang telah saya sembunyikan sekian lama. Bukan maksud saya merahasiakannya kepada Nana, saya hanya menunggu waktu yang tepat." tatapan Reno lurus ke arah mama Nana, penuh permohonan maaf, "Sayangnya pada akhirnya Nana mengetahuinya dari orang lain, bukan dari saya...."

"Rahasia apa?" Nirina menyela, penuh ingin tahu.

Reno meletakkan jemarinya di dada kirinya, "Saya pernah sakit jantung, begitu parahnya hingga saya hanya bisa terbaring menunggu donor jantung bagi saya, ketika tidak ada donor jantung, maka kematianlah yang akan menjemput saya...." Reno menundukkan kepalanya, "Donor jantung itu akhirnya datang untuk saya... dan pendonor saya adalah.... Rangga, tunangan Nana yang sudah meninggal."

Mama Nana terkesiap, menutup mulutnya dengan jemari untuk menutupi kekagetannya, sedangkan Nirina tampak menahan napas dengan wajah shock.

"Rangga...? Rangga mendonorkan jantungnya?"

"Mungkin Rangga merahasiakan semuanya, saya tahu bahwa Rangga sama sekali tidak punya keluarga dari Nana. Yang saya tahu, Rangga sudah melakukan kesepakatan sukarela dengan pihak rumah sakit, bahwa jika terjadi sesuatu padanya, dia ingin jantungnya didonorkan kepada siapapun yang membutuhkan...."

Dan Renopun bercerita, bagaimana dia selalu memimpikan Nana bahkan sebelum dia bertemu dengan Nana. Bagaimana dia memutuskan meninggalkan tunangannya untuk mengejar Nana, perempuan yang selalu didebarkan oleh jantungnya, Bagaimana kemudian dia jatuh cinta kepada Nana, sepenuh hati dan jiwanya dan bukan hanya karena jantung itu.

"Saya mencintai Nana, dan saya tahu Nana pasti sangat membenci saya sekarang karena merahasiakan semua ini darinya, sekarang dia tahu... dan dia pasti tidak ingin menemui saya." Reno meremas rambutnya frustrasi. "Saya tidak tahu lagi di mana saya bisa menemukan Nana, semua tempat yang mungkin sudah saya datangi, bahkan sampai ke makam Rangga, tetapi Nana tidak ada..."

Secercah kesadaran tiba-tiba muncul di wajah Mama Nana, dia mengerutkan keningnya

"Mungkin ada satu tempat yang belum kamu datangi untuk mencari Nana, Reno..."

*** 

Diandra merasa kakinya lemas sehingga  dia mundur dan terduduk di sofa itu, wajahnya pucat pasi membuat Axel cemas, dia langsung duduk di sebelah Diandra dan menggenggam tangannya, mencoba memberikan kehangatan kepada tangan Diandra yang tiba-tiba dingin seperti es - syukurlah Diandra tidak menolaknya.

"Maafkan aku harus menyakitimu seperti ini, Diandra..." Axel menatap Diandra dalam, hatinya terasa sakit melihat ada kepedihan di sana, di dalam mata Diandra ketika mengetahui kenyataan tentang dirinya. Oh ya Ampun, menyakiti Diandra adalah hal terakhir yang diinginkan Axel. Dia mencintai Diandra, yang diinginkannya hanyalah kebahagiaan perempuan itu. Tetapi untuk bisa mencintai Diandra tanpa dipersalahkan, Axel terpaksa membuka semuanya, meskipun itu mengoyak perasaan Diandra.

"Benarkah...?", Diandra mengernyitkan keningnya, "Aku bukan anak kandung mama dan papa?"

Jemari Diandra bergetar, membuat Axel menggenggamnya makin erat, 

"Paman mengalami kecelakaan di masa muda sehingga tidak mampu menghasilkan keturunan..." Axel berucap dengan hati-hati, jemarinya meremas jemari Diandra dengan lembut, "Tante tidak mau melakukan program bayi tabung dari sperma lelaki lain, beliau memilih mengangkat seorang bayi perempuan dari panti asuhan. Bayi itu kau, Diandra. Dan meskipun kau bukan anak kandung mereka, kau selalu menjadi kesayangan mereka, kasih sayang yang mereka limpahkan kepadamu bahkan serupa dengan kasih sayang orang tua kandung kepada anaknya, kau sendiri menyadarinya bukan?" bisik Axel lembut, berusaha membesarkan hati Diandra.

Diandra tercenung, merasa pening tiba-tiba. Kenyataan ini tidak siap dihadapinya, dia ke Bandung untuk menenangkan diri, berusaha menguatkan hati dan membulatkan tekadnya untuk memperjuangkan Reno... tetapi kenapa dia harus menghadapi kenyataan yang menyakitkan ini? Kenapa Tuhan memberikan ujian yang begitu bertubi-tubi atas kekuatan hatinya?

"Diandra." Axel berbisik cemas ketika Diandra hanya diam saja dnegan tatapan mata kosong, "Kau tidak apa-apa?"

Diandra mengangkat matanya, menatap Axel.. saudara sepupunya... bukan. Axel bukanlah saudara sepupunya, Diandra hanyalah anak yatim piatu yang tidak jelas asal usulnya yang diambil atas kebaikan hati kedua orangtua angkatnya. Tiba-tiba air mata Diandra menitik,

"Apakah kau tidak jijik berada bersamaku? Aku.... bahkan asal usulku ternyata tidak jelas, tidak tahu darimana..... pantas Reno meninggalkanku... pantas saja..." tangis Diandra pecah, tersedu-sedu.

"Sayang... sayangku." Axel meraih Diandra ke dalam pelukannya, menenggelamkan kepala perempuan mungil itu ke dadanya yang bidang, "Jangan berpikir seperti itu. Setiap orang picik akan selalu memandang dari mana sesorang berasa, padahal kebijaksanaan hanya akan perlu melihat ke mana seseorang melangkah, apakah ke jalan yang baik atau ke jalan yang buruk. Bagiku, darimanapun asal usulmu, kau adalah Diandraku, perempuan berjiwa kuat, perempuan dengan tawanya yang indah, perempuan baik hati yang selalu berusaha membahagiakan orang-orang yang dicintainya...." Axel mengangkat dagu Diandra, membuat wajah mereka berhadapan, "Dan juga perempuan yang kucintai." Dia lalu menunduk dan mengecup dahi Diandra dengan lembut.

*** 

Nana berdiri dengan ragu, menatap pintu yang sudah terkunci lama itu. Jemarinya menggenggam erat kunci pintu itu, sampai menimbulkan bekas di telapak tangannya, rasanya sakit dan menyengat tetapi bahkan Nana sudah tidak mampu merasakannya, hatinya terlalu sakit.

Dengan ragu dan perasaan perih luar biasa, Nana memasang kunci itu, dan membuka pintu ruangan itu. Aroma pengap karena ruangan yang tidak pernah dibuka lama menyemburnya, tetapi Nana tetap melangkah masuk, kemudian mengunci pintu di belakangnya.

Matanya berkelana, menatap sekeliling ruangan, seolah-olah sang waktu membawa tubuhnya ke masa-masa itu, masa-masa indahnya bersama Rangga.....

Meja dan kursi itu tetap di sana, dalam kondisinya semula menghadap ke jendela kaca yang besar, tempat Nana dan Rangga sering duduk bersama, menyesap secangkir minuman hangat dan menghitung hujan bersama.... Aromanya masih sama meskipun bercampur aroma pengap, harum kayu-kayuan dan musk yang berasal dari sisa-sisa pengharum ruangan yang masih terpasang di salah satu dinding.

Ini adalah apartemen Rangga. Tempat seluruh kebahagiaan Nana yang tertumpah bersama Rangga. Nana belum pernah kesini sekalipun setelah kematian Rangga, meskipun tempat ini diwariskan kepadanya. Dan tempat ini ditinggalkan sama seperti semula. Sama seperti ketika terakhir kalinya Rangga berangkat pergi dari sini, dan kemudian meninggal tak kembali lagi....

Air mata Nana membanjir oleh perasaan pilu yang meremas hatinya. Dia masih teringat janji Rangga di waktu itu, janji yang diucapkannya dengan sendu dan kelabu. Janji yang ternyata terus melingkupinya sampai saat ini.

"Aku mencintaimu Nana. Aku berjanji akan membahagiakanmu, sekarang, ataupun nanti setelah kita menikah. Apapun yang terjadi, kau harus tahu. Jantungku ini akan selalu berdetak, hanya untukmu."

Tubuh Nana rubuh, ambruk ke lantai, dia jatuh berlutut dan membungkukkan tubuhnya, berguncang-guncang karena tangisan yang keras dan tak tertahankan. Sedu sedan Nana begitu keras sampai suaranya serak, menangisi janji yang ternyata selalu tertepati itu.

Jantung Rangga ternyata masih ada, masih selalu berdetak, hanya untuk Nana......


Bersambung ke Part 12

50 komentar:

  1. Makasih.. mba.. san.. gakk. Sabar nungu lanjutannya.. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama2 sayaaang makasih udah bacaa huaaa maapkan aku selalu telat balas komen akhir2 ini T__T

      Hapus
  2. *baca sambil tahan napas karena tegang*

    mb Santhy selalu berhasil membuat penasaran pembacanya ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaa jangan keterusan nahan napasnya sayang hihihihi bisa gawaatt hehehehe

      semoga tetep mau baca terus sampai ending yaah heee *sengaja bikin penasaran ternyata hihihihi*

      Hapus
    2. waaa *copas*

      aku kan setia menunggumu mb Santhy *ehhhh, karyanya maksudnya*

      Mb San, email q balas donk mo tanya nih..

      Hapus
    3. deaaar emailnya udah kubalas belum yaah huhuhuhu semoga udah kubalas yaah T__T

      Hapus
    4. Uda mb, pi yang q tanya kapan novel sampai itu blom hihi *ndak sabar*

      Hapus
  3. mammmmmmm

    lagiiii dunkz..... :'(

    ini brp part mam?

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaaa tunggu lagi nyiapin naskah crush in rush buat diposting yaah. InsyaAllah nanti agak maleman yah deaar hehehe

      kalau menghitung hujan sampai 14 part dear :D

      Hapus
  4. makaaih ka santhy ,apa jangan" diandra & nana saudara kandung ??? hehe....sok tahu aku...!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe sama2 sayaang
      waah kasihan kalau saudara kandung nanti nyesek di Diandranya hee
      ini tokoh2 perempuanya lagi pada sedih semua T__T efek dari hujan tiada henti kemarin nih dear :D

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. kayaknya rangga dan Diandra ternyata sodara kandung ya mbak...kan Diandra ternyata anak angkat dari panti asuhan, sedagkan rangga gak punya punya siapa2 lagi. hehehe...

      Hapus
  5. sedihhh pengen nangiss, ya ampun... rangga,,,, jantung mu ituloh... nana yang sabar yaa,,,,

    Mba shanty ayo donk lanjutannya.,,,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. heeeeeee iya deaar ini tokoh2nya lagi pada nyesek semua perasaannya
      yuup semua kisah ini berpusat pada jantung Rangga heeee

      malam ini dilanjut Crush in rush yaah, tapi agak maleman di atas jam 10an gpp yah deaar :D

      Hapus
  6. eh kirain axel yg bkn saudaranya diandra ternyata sebaliknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe iyaaa kasihan diandra, kena kenyataan yg bertubi2 semoga dia kuat yaah ;))

      Hapus
  7. " jantung rangga ternyata masih ada, dan hanya berdetak untuk nana "


    makasih mbak santhy, di tunggu part selanjutnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama2 sayaaaang heee semoga mau menunggu part selanjutnya yaaaah *peluk2*

      Hapus
  8. thank u mbak santhy, sebenarx nunggu crush in rush sih soalnya klu menghitung hujan kayakx bawaanya galau xixixi
    *peluk cium mbak santhy lope*

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe semoga sekarang udah seneng yah crush in rush akan di marathon InsyaAllah setiap hari ;D

      Hapus
  9. Sedihhh....kasian diandra...knp kejam bgd c mba santhy.... :'(
    *peluk diandra...

    Nana...huffhh ƍäª ada rasa apa2 liat dia sedih....hehee


    ({})Ʈƕǎƞƙƴǒǘ({}) mba santhy...

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaa kenapa aku yg kejaam huhuhhu *nangis di pojokan* hehehe
      sama2 sayaaaang semoga makin nambah bab-nya makin suka yah hihihi

      Hapus
  10. Aaah mba san sore yang galau x_x nana diandra keep strong yah :')
    dtunggu mba crush in rush ya walau ampe tengah malem juga haha *lebay
    maaaciw ya mbaa :* #kecup

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi menghitung hujan memang bawaannya bikin galau yah
      hehehe semoga kmrin seneng yah deaar crush in rushnya bener2 kalau diupdate malam2 hehehe

      Hapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  12. aarkh mba san,
    bacanya degdegan, ya ampun..
    Itu janjinya si rangga adalah hal termanis dalam suatu hubungan
    *ada gag ya cwo kya gtu d dunia nyatanya hehe

    makasi mba san, d nanti lanjutan yg lain nya
    *kecup :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe iyaaa tapi janjinya sediih kalo tiba2 kayak yang dialami Nana, rangganya begitu huhuhuhu T__T

      siaaap sayaang semoga mau menunggu yaah

      Hapus
  13. Paling bikin nyesek tuh kisahnya diandra. Ya, ampun dia ksian banget. Niat pengen jauh dan melupakan masalahnya dengan reno, eh malah dapat kenyataan yang lebih menyakitkan.

    Ga tahu, tapi kisah nana-reno sama sekali ga menyentuh, mbak. Lebih sreg ke diandra dan axel..

    Ntar malam ditunggu crush in you-nya, mbak. Makasih dah mau berbagi ya, mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe iyaa diandra bertubi2 banget yah T__T
      iya menghitung hujan ini memang kisah 2 pasangan dear, semoga dear suka yah

      crush in rush udah diupdate marathon deaar hehehe selamat menikmati, makasih yah sayang mau membaca dan apresiasi tulisan2ku *peluk2*

      Hapus
  14. Mbak, bisa ajarin aku nulis cerita?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hayuk sayaang mau nulis cerita yang bagaimana? heee
      email aja ke demondevile@gmail.com :)

      Hapus
  15. makin seru ni mb...jd twambah penasaran ni...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe siaaap semoga sabar menunggu bab2 berikutnya yaah :))

      Hapus
  16. trims trims mb san...:)^.^

    BalasHapus
  17. Makasih mbak shann ..
    Diriku ikutan bernyesek ria .. Uhuhu ;(

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe sore2 ditemani menghitung hujan jadi nyesek plus galau yah xixixixi

      Hapus
  18. waahhh kasian diandra....kasian nana juga....
    dah biar diandra ma axel aj...kayanya lbh cool...

    mksh y mbak san dah d posting *pelukcium*

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe Axel itu ganteng lho hihihihihi *senyum2*

      sama2 sayaaaang :))

      Hapus
  19. mkasih mbak..*pluk2*
    tpi ksian bgt Diandra-ny.. ckckck

    mbak.. kok ak ndak bsa hubungin mbak sih? ap krn signal d tmptku yg error ya mbak?:(
    kangen nih:(
    ak nunggu draftny..:(

    BalasHapus
    Balasan
    1. sayaaang kmrin emailnya sudah kubalas yah sama aku udah sms huhuhu kmrin hp mati dear dari sabtu baru nyala senin batere ngedrop charger ga bisa ngisi hhuhuhu maapkan akuuu

      Hapus
  20. huh kasian diandra masalah 1 blom selesai uda ada masalah laen
    kasian juga nana

    tapi salut buat rangga yng menepati janjinya,mskipun bukan dari raganya

    makasih mbak san,

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe iyaa semoga Diandra pada akhirnya menemukan kebahagiaan yaaah hehehe
      siaap sayaaang sama2 yaaa makasih juga udah mau baca tulisan2 disini yah sayaang *peluk2*

      Hapus
  21. hiks hiks hiks....nangis :((((((((
    Thanks Mba Santhy..another great jobs...cannot wait for next chapter :))))

    BalasHapus
    Balasan
    1. *usep2 thika yang lagi nangis*
      hehehehe sama2 sayaaang aku akan semangattt
      semoga sabar nunggu bab berikutnya yaah :))

      Hapus
  22. Baruu baca novel mb san yg ini.. mpe nangis haru q.. T,T
    Posting bab selanjutnya mb san..
    *( づ ̄³ ̄)づ .. °•♡[τ̲̅н̲̅a̲̅и̲̅κ̲̅ ч̲̅o̲̅u̲̅]♡•°

    BalasHapus
  23. aku juga baru baca dan cukup membuat aku nangis sedihhh#ambiltissu#

    BalasHapus
  24. Sukaaaa bgt sm tokoh diandra dan axel..smoga jadian...heheee

    Mbk jdi penulis idolaku.
    :) slm kenall..

    BalasHapus
  25. yang ini koq belum di selesain mbg....kentang nih...hehehe

    BalasHapus