Kiara benar benar terkejut dan tak menyangka
kalau Deliah bukanlah perempuan tulen, oh ya ampun tiba-tiba saja Kiara merasa
malu, bagaimana bisa Deliah yang bukan perempuan tulen tampak begitu cantik?
Apalagi kalau dibandingkan dengan dirinya......
Joshua sendiri mengamati reaksi Kiara dan
tersenyum geli,
"Jangan merasa rendah diri, Deliah memang
selalu berusaha lebih cantik dari perempuan manapun di dunia ini, tapi dia
sahabat yang baik dan dia akan membantumu."
"Membantuku?"
"Ya. Akan kujelaskan nanti, yang jelas,
beberapa hari ini kau akan sering bertemu dengannya."
Kiara menatap Joshua, tetapi lelaki itu tampaknya
sudah menghentikan pembahasan mereka tentang Deliah. Pada akhirnya Kiara hanya
terdiam, menyimpan pertanyaan dalam benaknya.
Nanti. Gumamnya dalam hati, nanti pasti Joshua
akan menjelaskan kepadanya. Dam sekarang seperti yang diminta Joshua. Kiara
akan menuruti rencana Joshua, dia bertekad menjadi pelayan yang baik untuk
Joshua.
***
Tanpa disadari oleh Kiara, Joshua beberapa kali
melirik penampilan perempuan itu, lalu tidak bisa menahan kepuasan dalam
hatinya atas penampilan Kiara. Perempuan itu cantik tentu saja, hanya tidak
terpoles. Kecantikannya lugu dan polos, lebih seperti anak kecil yang membuat
siapapun ingin melindunginya...
Joshua mengerutkan keningnya, Kenapa dia
berpikiran seperti itu? Ingin melindungi
Kiara? Lelaki itu langsung berusaha membuang pikirannya dan mencoba fokus. Dia
harus tetap pada rencananya semula, dia akan menggunakan Kiara sebagai tameng
sekaligus sebagai alat pembalasan dendam kepada ayah kandungnya.
Dengan tenang Joshua membelokkan mobilnya menuju
salah satu pusat perbelanjaan terbaru di pusat kota, yang katanya terbesar di
asia tenggara. Setelah membantu Kiara turun, Joshua menyerahkan mobilnya kepada
petugas valey parkir. Mereka lalu
berjalan bersisian memasuki pintu utama pusat perbelanjaan itu.
Joshua melirik Kiara dan sekali lagi tidak bisa
menahan senyumnya melihat perempuan polos itu hampir saja ternganga melihat
keindahan tempat yang mereka kunjungi. Se,uanya memang begitu besar, dari pilar
dan tembok-tembok yang sangat tinggi sampai tanaman palem raksasa di dalam pot
elegan yang ada di sudut-sudut tertentu.
"Kita ke salon yang itu dulu." dengan
lembut Joshua menghela Kiara dan membawanya ke sebuah salon terkenal. Joshua
jarang ke salon, tetapi dia tahu mana salon yang baik mana yang tidak.
Mantan-mantan kekasihnya dulu kebanyakan selalu membicarakan salon-salon
langganan mereka, ada yang bilang salon A bagus sayang finishing touchnya jelek, ada yang bilang salon B pelayanannya
tidak memuaskan dan sebagainya. Pada akhirnya, Joshua bisa menarik kesimpulan
salon mana yang bisa dipercaya untuk mengubah model rambut Kiara.
Oh sebenarnya tidak ada yang salah dengan model
rambut Kiara, perempuan itu cukup beruntung memiliki rambut yang hitam, sehat
dan halus dan panjang. Tetapi tidak ada model khusus untuk rambutnya. Hanya
panjang dan lurus, dipotong rata. Joshua yakin stylist di salon ini bisa sedikit membuat gaya rambut Kiara lebih
modern.
Ketika mereka masuk, salah satu pegawai salon
berseragam hitam langsung menyambut mereka dengan ramah, Joshua mengatakan apa
maksudnya kepada pegawai itu dan kemudian Kiara dihela masuk ke bagian dalam,
sementara Joshua sendiri duduk di ruang tunggu, menunggu hasilnya dengan
penasaran.
***
"Rambut anda sangat indah, halus dan hitam,
sayang potongannya rata, jadi kesannya tipis dan membosankan." seorang stylist laki-laki yang agak gemulai
menyentuh helaian rambut Kiara dari belakang, lelaki itu sekarang duduk di
kursi tinggi di belakang Kiara yang duduk di kursinya sendiri dan menghadap
kaca yang sangat besar. Dengan posisi kaca itu, Kiara bisa menatap mata sang stylist,
"Di salon mana anda dulu memotongnya?"
tampaknya karena baju Kiara yang mahal dan indah, dan karena Kiara datang
bersama seorang lelaki tampan yang sangat elegan, stylist itu mengira Kiara mungkin salah satu pelanggan salon lain
yang sekelas dengan salon ini.
Tetapi tentu saja bukan, dengan polos Kiara
menjawab,
"Saya memotongnya sendiri."
Stlylist itu benar-benar tampak terkejut dengna jawaban
Kiara, jemarinya yang sedang memegang rambut Kiara membeku di sana.
"Memotongnya sendiri?" gumamnya memekik
ngeri, menatap Kiara dengan tak percaya.
"Ya" Kiara menganggukkan kepalanya
mantap. Memangnya apa yang salah dengan memotong rambutnya sendiri? Rambut
Kiara panjang, tentu saja memudahkannya untuk memotong sendiri, dia tinggal
menarik rambutnya ke depan, lalu gunting di tangannya pun beraksi, yang penting
rambutnya tampak rata dan rapi dari belakang bukan?
"Tidak!" tiba-tiba saya sang stylist berseru membuat Kiara kaget,
"Jangan pernah memotong rambutmu sendiri, cantik. Itu mengerikan untuk
dibayangkan." Stylist lelaki itu
begidik, "Itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli,
bahkan aku sendiri masih tidak percaya diri melakukannya. Jadi kau harus
berjanji tidak akan melakukannya? Oke?
Kiara menatap mata stylist gemulai itu dari cermin, setengah mengernyit, bingung
kenapa masalah seperti itu tampaknya begitu penting bagi si stylist. Tetapi kemudian, Kiara
menganggukkan kepalanya untuk memuaskan si stylist.
"Oke" Jawabnya, dan si stylist tampak puas dengan jawabannya.
Senyumnya melebar, jemarinya bergerak lagi dengan ahli di rambut Kiara, sebelum
mengayunkan guntingnya, lelaki itu mengedipkan sebelah matanya kepada Kiara,
"Aku akan membuat rambutmu sedemikian
cantiknya, penuh tekstur dan tampak penuh. Pacar gantengmu yang di depan itu
pasti nanti akan sangat terkejut melihat penampilan barumu."
Yang dimaksud pacar gantengnya pastilah Joshua.
Tetapi Joshua bukan pacarnya. Kiara terdiam, menatap kaca, ke arah si stylist yang mulai menggarap rambutnya.
Yah sudahlah. Yang penting dia melakukan apa yang diinginkan Joshua. Matanya
terus bergerak. Mengawasi gunting itu yang memotong rambutnya helai demi helai.
***
Ketika Stylist
itu selesai, model rambutnya masih belum kelihatan, seorang petugas lain
membawanya dan mencuci rambutnya dengan shampo yang sangat harum. Setelah itu
dia dibawa kembali kepada sang stylist.
Lelaki itu sudah siap dengan hair dryer
dan sisir di tangannya. Jemarinya yang lentik dan ahli langsung memilah-milah
rambut Kiara yang basah, dan kemudian mengoleskan sesuatu yang basah dan
lengket di sana.
“Diapakan?” Kiara bergumam bingung, takut karena
tidak tahu apa yang dilakukan stylist itu ke rambutnya. Sementara lelaki
gemulai itu tersenyum dan menatap Kiara penuh arti,
“Aku akan memberikan kilau para rambutmu, jadi
ucapkan selamat tinggal pada warna hitam gelap yang membosankan.”
***
Beberapa saat kemudian, rambutnya selesai,
setelah menunggu beberapa lama, lalu rambutnya dicuci lagi, dikeringkan lagi
dan di blow.
Kiara menatap takjub kepada rambutnya setengah
terpana. Itu dia yang sama yang didepan cermin, tetapi amat mengejutkan bahwa
perubahan potongan dan warna rambut bisa merubah penampilan seseorang.
Kiara yang ada di sana sangat cantik, rambutnya
masih tetap panjang tentu saja, tetapi potongannya bertingkat, membuat volume rambutnya tampak penuh dan segar.
Begitu juga warnanya yang sekarang tampak berkilauan sehat.
Astaga..... ternyata pekerjaan stylist itu tidak main-main. Kiara
merasa seperti artis-artis sinetron yang penampilannya seperti baru keluar dari
salon. Tiba-tiba saja dia merasa ingin terkikik sendirian ketika menyadari
bahwa dia juga baru keluar dari salon.
“Nah ayo sayang, kau begitu cantik, tunjukkan
kecantikanmu kepada pacar gantengmu di depan itu, dia pasti terpesona setengah
mati.”
Lelaki gemulai itu menghela Kiara ke depan,
tempat Joshua sedang mengerutkan keningnya sambil menatap ponsel yang
dibawanya. Lelaki itu menyadari kehadiran Kiara dari batuk sengaja sang stylist sebelum meninggalkan Kiara berdiri
sendirian di sana, dan kemudian mendongakkan kepalanya, dan terpana.
Beberapa detik Joshua memandang penampilan baru
Kiara dalam keheningan, sampai kemudian dia mengerjap dan memasang wajah datar,
“Bagus sekali.” Gumamnya tanpa ekspresi, membuat
Kiara bingung apakah lelaki itu menyukai penampilan barunya atau tidak.
Joshua lalu beranjak berdiri, dan memberi isyarat
Kiara supaya mengikutinya, mereka keluar dari salon itu dan melangkah ke arah
lain, Kiara berusaha menjajari langkah Joshua dan bertanya,
“Kita akan kemana lagi?”
“Membeli beberapa sepatu, koleksi di butik Deliah
belum cukup banyak karena memang dia tidak spesifik menjual sepatu. Ayo.”
Mereka melangkah beberapa jauh dan kemudian masuk ke sebuah toko sepatu yang
begitu elegan, penuh dengan kaca-kaca yang berkilau seakan tembus pandang,
memantulkan suasana indah ruangan yang berwarna sampanye berpadu dengan karpet
merah tebal yang indah.
“Ada yang bisa saya bantu tuan dan nona?”
Pramuniaga langsung menyambut mereka dengan sopan di depan.
Joshua mengedikkan bahunya ke arah Kiara,
“Dia butuh sepatu, yang banyak dan terbaru,
keluarkan semua koleksi terbaru kalian.”
Dan kemudian banyak sekali waktu yang dihabiskan
untuk mencoba sepatu-sepatu yang seakan tidak ada habisnya. Joshua akan duduk
di sana, meminta Kiara berjalan di depannya, dan ketika tidak merasa cocok,
lelaki itu akan berkata tidak, sedangkan ketika merasa cocok, dia akan memberi
isyarat kepada pramuniaga yang langsung membawa kotak sepatu itu ke kasir.
Pada akhirnya, Kiara kelelahan mencoba berbagai
macam sepatu itu. Oh memang benar, bisa masuk ke toko semewah ini dan memilih
sepatu mungkin tidak akan pernah terwujud dalam kehidupan Kiara yang biasa, dan
dia bersyukur bisa mengalami pengalaman ini. Tetapi kalau begitu banyak sepatu
yang harus dicobanya seperti ini, lama-lama Kiara merasa lelah dan bosan.
Ketika memasang kaitan sepatunya yang entah untuk
kekebrapa kalunya, Kiara mendesah dan mulai merasa ingin melarikan diri dari
tempat itu segera.
Joshua melihatnya, dan menemukan keengganan di
mata Kiara ketika dia meminta perempuan itu mencoba sepatu, sungguh, Kiara
benar-benar berbeda dengan perempuan lain yang pernah bersamanya.
Perempuan-perempuan lain pasti akan merasa berada di surga, diajak berbelanja sepatu
ataupun pakaian sekian lamanya, yah bagaimanapun Kiara perempuan yang berbeda.
Dengan lembut dan penuh senyum dia lalu mendekat
berjongkok ke arah Kiara yang duduk di kursi khusus untuk mencoba sepatu,
kemudian jemarinya meraih kaitan sepatu Kiara dan memakaikannya,
“Lelah ya?” Sikap Joshua dan jemarinya yang
sedang memegang pergelangan kaki Kiara nampak begitu lembut dan penuh
perhatian, membuat pipi Kiara memerah karenanya. Kiara pada akhirnya hanya
mampu menganggukkkan kepalanya, tidak mampu berkata-kata atas sikap lembut Joshua.
Joshua tersenyum dan menghela napas panjang,
“Kalau begitu, setelah ini kita pulang saja, aku rasa masih banyak waktu untuk
berbelanja yang lain.”
***
Ketika mereka pulang, hari sudah beranjak malam.
Kiara melihat Jason sedang duduk di sofa ruang tengah dan menonton televisi
sambil menyantap sesuatu yang seperti mie instan. Tiba-tiba saja Kiara merasa
bersalah karena tadi tidak sempat memasakkan makan malam.
“Kalian sudah pulang rupanya.” Jason mengalihkan
pandangannya dari mie yang sedang dimakannya, dan menoleh. Matanya melebar
ketika melihat Kiara, lalu lelaki tampan itu tersenyum penuh arti, “Kau tampak
cantik sekali dengan potongan rambut baru dan gaun manismu itu, Kiara.” Serunya
memuji, membuat pipi Kiara merona.
Joshua menoleh, menatap pipi Kiara yang memerah,
kemudian dia melemparkan tatapan penuh peringatan kepada Jason,
“Jangan ganggu dia Jason, dia milikku.”
Mungkin maksud Joshua adalah Kiara pelayan
miliknya. Tetapi entah bagaimana kalimat yang diucapkan secara lugas itu
membuat jantung Kiara berdebar.
Sementara itu Jason mengamati reaksi Joshua
dengan geli, lalu bergumam setengah mengejek,
“Mulai posesif Joshua?”
Kata-katanya itu membuat wajah Joshua merah padam,
lelaki itu menghela Kiara lembut, berusaha tidak mempedulikan Jason,
“Ganti dengan pakaian rumahan dan kita akan
bicara.”
Joshua selalu mengucapkan perintahnya dengan
begitu tegasnya, membuat Kiara langsung terbirit-birit ke kamar untuk
menurutinya.
Sepeninggal Kiara, Jason menatap Joshua dengan
pandnagan menyelidik.
“Kau membawa Kiara ke Deliah ya?” Jason tampak
tidak suka, membuat Joshua merasa aneh. Jason selalu bersikap sebagai pembenci
perempuan, tetapi ternyata dia juga membenci mahluk yang bertingkah laku
sebagai perempuan, entah karena Jason paranoid atau memang dia berpandangan
konservatif.
“Aku tidak suka nada suaramu, Jason. Bagaimanapun
juga Deliah sahabatku.”
Jason tersenyum, “Oke.. oke. Kenapa kau ini
Joshua? dari awal kau masuk rumah ini, sikapmu seperti akan menyerangku.”
Joshua tertegun dan kemudian menghela napas panjang
ketika menyadari kebenaran kata-kata Jason. Entah kenapa dia seperti ingin
menyerang Jason, apalagi setelah Jason memuji Kiara dengan terang-terangan,
rasanya Joshua tidak rela.
Dia mengacak rambutnya dengan frustrasi, apakah
benar kata Jason tadi? Bahwa dia memendam rasa posesif dan bahkan cemburu
kepada Kiara?
“Maafkan aku.” Gumam Joshua kemudian, ‘Kurasa aku
hanya sedikit lelah.” Joshua menyusul duduk di sofa, dan kemudian menuang jus
jeruk dari teko dingin yang ada di meja, meneguknya dengan haus.
“Tapi kuarasa itu sepadan.” Gumam Jason dalam
senyuman, “Dia berubah cantik sekali, seperti puteri dalam kisah dongeng
cinderella.”
Lagi. Joshua merasakan sengatan rasa itu lagi,
perasaan tidak suka ketika Jason memuji Kiara dengan terang-terangan.
Ada apa dengannya ini?
Joshua tidak sempat menelaah perasaannya karena
Kiara sudah keluar dari kamar, berjalan canggung setengah takut ke arah mereka,
itu menjadi catatan bagi Joshua karena nanti, kalau mereka harus berhadapan
dengan ayah kandungnya yang licik itu, Kiara harus bersikap percaya diri dan
pemberani di depannya.
“Duduklah.” Joshua menggeser duduknya, lalu
menatap Jason dengan galak, “Aku ingin bicara empat mata dengan Kiara, akankah
kau tetap di sini?”
Pengusiran terang-terangan Joshua itu ternyata sama
sekali tidak menyinggung Jason, lelaki itu malah tertawa, membawa mangkok
mienya tanpa kata dan melangkah pergi dari ruang tengah itu.
Lalu hening. Joshua tampak sedang berusaha
menyusun kata-kata sementara Kiara menunggu.
Lalu Joshua berdehem, “Aku punya ayah kandung di
London. Ayah kandung yang jahat. Dulu dia mengusir ibuku dalam kondisi hamil
dan tak bertanggung jawab, ibuku pulang ke Indonesia, menanggung malu dan
cemoohan karena mengandung anak haram, mengandung aku.” Joshua langsung membuka
penjelasannya dengan kalimat pahit itu, membuat Kiara terkesiap dan merasa iba.
Rasa ibanya itu mungkin terpancar jelas di
matanya karena Joshua menatapnya garang, “Jangan mengasihani aku, sedikitpun
aku tidak pernah menyesal karena ayah kandungku membuangku jauh-jauh.” Lelaki
itu menghela napas marah, “Dan itulah yang kuinginkan sampai saat ini,
jauh-jauh dari lelaki munafik dan jahat itu, sayangnya dia tak tahu malu dan
punya pemikiran lain, ayah kandungku mulai datang dan merecokiku, menggunakan
kebohongan bahwa dia sekarat dan sakit keras dan mengira dengan begitu bisa
meluluhkan hatiku dan membuatku mau menemuinya. Tentu saja cara itu tidak
berhasil kepadaku. Dia tidak pernah ada dalam kehidupanku, lalu kenapa aku
harus mencemaskan kesehatannya?”
Kiara menghela napas mendengar perkataan retoris
itu, dia bingung harus berkata apa. “Mungkin... mungkin ayahmu menyesal dan
ingin berbaikan denganmu? Bagaimanapun juga kau adalah anaknya.”
“Lelaki jahat itu tidak akan pernah menyesal.”
Joshua membantah dengan sinis, “Dia hanya menginginkan pewaris seluruh
kekayaannya, baginya kekayaannya hanya boleh diwariskan kepada orang yang
mempunyai darah ningrat yang dimilikinya.” Joshua tersenyum sinis, “Aku sudah
menolaknya, bagiku harta darinya adalah sampah, tetapi ayah kandungku tidak
tahu malu, dia bahkan merencanakan pernikahan untukku dengan gadis berdarah
bangsawan, demi menjaga kemurnian darah keturunannya. Tentu saja aku menolaknya
mentah-mentah.” Joshua tampak semakin marah, “Dan kemudian dia mengatakan akan
datang ke Indonesia, untuk membujuk dan memaksa aku melakukan apa yang dia
mau.”
“Beliau akan datang ke Indonesia?” Kiara
terkejut, tak menyangka ayah kandung Joshua ini akan bertindak sejauh itu.
“Ya. Karena dia lelaki arogan pemaksa yang tidak
akan menyerah sebelum mendapatkan kemauannya.” Mata Joshua menatap Kiara
dalam-dalam, “Dan karena itulah aku membutuhkanmu, Kiara.”
Jadi dia
akan berperan sebagai apa? Kiara
jadi teringat akan betapa banyaknya pakaian, sepatu dan berbagai macam hal
lainnya yang diberikan Joshua kepadanya, dari kata-kata laki-laki itu di salon,
semua untuk memberikan Kiara peran sebagai perempuan jahat. Apakah semua ini
untuk ayah kandungnya?
“Aku ingin kau berperan sebagai kekasihku,
terang-terangan di hadapan ayahku. Tetapi kau harus bersikap bukan sebagai
kekasih yang baik-baik. Aku sudah menyelidiki ayah kandungku, aku tahu seperti
apa wataknya, dia sangat menjunjung darah ningratnya. Mengetahui aku
tergila-gila kepada perempuan yang tidak jelas asal-usulnya, yang baginya tidak
sederajat dan jelas-jelas perempuan yang hanya mengincar hartaku akan
membuatnya gila.” Joshua terkekeh, “Pada akhirnya dia akan pulang dengan
kekalahan yang menyakitkan.”
Kiara menatap Joshua dan tiba-tiba merasa sedih.
Dia tidak punya ayah, Dan dulu ketika di panti asuhan, betapa dulu dia sangat
menginginkan memiliki keluarga, memiliki ayah yang menyayanginya. Dan sekarang
di depannya, ada seorang lelaki yang masih memiliki ayah kandung, tetapi
memikirkannya dengan penuh dendam. Tetapi Kiara tidak bisa menyalahkan Joshua,
lelaki itu mengetahui masa lalunya dengan pedih dan menumbuhkan kebencian di
dadanya sejak lama, lagi pula sepertinya ayah kandung Joshua memang kejam
karena membuang ibu Joshua yang sedang mengandung darah dagingnya sendiri, dan
kemudian tiba-tiba ketika dia membutuhkan Joshua, dengan arogannya lelaki itu
ingin mendekati Joshua kembali. Setelah memikirkan segalanya, Kiara bisa
memaklumi apa yang ada di benak Joshua.
Lelaki itu mengamati ekspresi Kiara dan kemudian
tersenyum, “Aku ingin kau berlatih dengan Deliah, selama beberapa hari ini, dia
akan mengajarimu bagaimana menjadi perempuan penggoda. Meskipun bukan perempuan
tulen, Deliah punya banyak pengalaman dengan perempuan-perempuan semacam itu,
jadi dia bisa mengajarimu.” Joshua terkekeh, kemudian menatap Kiara dengan
tatapan serius, “Aku akan memberikan gaji tambahan untuk tugasmu ini Kiara,
jadi kau tidak perlu cemas, yang aku minta adalah kau melakukan pekerjaanmu ini
dengan sebaik-baiknya.”
Kiara terpekur kebingungan. Sebenarnya dia tidak
membutuhkan gaji tambahan lagi. Apa yang diberikan Joshua kepadanya saat ini
sudah lebih dari cukup. Makanan setiap hari, tempat bernaung yang luar biasa
indahnya. Kiara tidak ingin meminta apa-apa lagi, yang dia inginkan adalah
membantu Joshua sekuatnya. Lelaki itu adalah penolongnya dan Kiara akan
melakukan apa saja untuk membalas budi.
makasih mb santhy.,
BalasHapustetep setia nunggu lanjutany.,
Jiahhh Joshua kenapa ndak mengakui ya kalo jatuh cintrong ma Kiara hhihi ..
BalasHapusMb San akan ada cerita buat Jasonkah ??? *ngareppp*
Nah, kalau jason jahil terus gangguin joshua, bisa jadi ntar joshua menyadaro perasaannya.
BalasHapusMbak, jason bakal punya cerita sendiri kan? Masa dia cuma jadi pemeran pendukung terus??
Makasih ya, mbak santhy.. #kecuuup
joshua blm benar2 mengerti am perasaannya sendiri
BalasHapuskiara mbantuin joshua dgn tulus tapi untuk kedepannya siapa yg tau? *minta jawaban ke kak santhy
maksih udah diposting lanjutannya..
BalasHapusaku tunggu postingan berikutnya..
tuh kan mbak san, banyak yang minta cerita Jason.
buatin cerita buat Jason... *maksa hehe*
Go Jason Go Jason go..
mba ada bonus satu part lagi ga mba malem ini?? kurang mbaa..terlalu sedikit *ngeyel* hehehe
BalasHapusmakasi mba san ^^ loph you full mba ;))
mbaaaaaaaaaaaaak tambah lagi dong ..kurang nih :(
BalasHapuslagi donk mbakkk
BalasHapuslanjut kakkk
BalasHapuspada akhirnya kiara jadi cinderela ya mba, seru nih gak sabar lihat kiara di latih deliah....
BalasHapusmenjadi perempuan penggoda?!! Kiara apabisa? nggak bisa bayangin kiaranya jadi genit hehehhe
BalasHapusmbak.................. lanjutannya jangan lama-lama yaaaaaaaaa?? hehe
BalasHapuspenasaran akan seperti apa Kiara setelah dididik Deliah
membayangkan dia menjadi wanita penggoda, wuuiihh bisa-bisa Joshua makin posesif aja nie hihi *ngelantur*
Uhuk uhuk Joshua mulai ada rasa tuh sama Kiara haha, lagi mbak saaaan aku penasaran akut >,<
BalasHapusUntung hri ini krjaan sya cpt klar..jdi bs bca klnjutn kisah Josh ♥ Kiara..ocwwh sya sk sft posesifx Josh ♥♥♥
BalasHapusTp kykx rncna Josh kurg brhsil deh nntix #SOTOY wkwkwk
suka banget dengan alur ceriya yg kaya gini.... trims mba santhy ....
BalasHapusJoshua atau Jason, jagain Klara ya :)
BalasHapusmakasih ka santhy kali ini cuma satu bab ya?? apa jadinya nanti kiara di buat jadi gadis liar yg bertolak belakang sama keadaannya yg memang seorng gadis polos tidak tahu apa " dengan dunia orang kaya, aku suka dehh momen jason memuji kiara ^^
BalasHapusHahay deh mbak san. Makin bagus aja ceritanya. Makin bikin penasaraaan., err..
BalasHapusGak sabar pingin tau Kiara jadi cewek yang diinginkan Joshua. Jason, terus bikin joshua tersipu dong, jadi suka. Hahah
makasih mbak santhy. Another 5% gimana? Kok gak ada lanjutan2nya.. :D
Please nambah 1 bab lg dunk Mba San... ^_^
BalasHapusAku jg menanti another 5% ^♡^
Makasih Mba San, sdh diposting crush in rush na (bikin tambah penasaran) -_-'"
Kira2 gmna ya akting Kiara .. Cocok ga jdi wanita penggoda lha dia Πγª lugu bgt.. Hehee
BalasHapusKira2 gmna ya akting Kiara .. Cocok ga jdi wanita penggoda lha dia Πγª lugu bgt.. Hehee
BalasHapuswuidih,,
BalasHapusnanti pas kiara jadi wanita penggoda yg ad s joshua deg2 seeeeeerr mulu deh,,
senam jantung pastinya s joshua,,
penasaraaaaaaaaan......jgn lama2 ya mbk shanty.....luoh you pull.
BalasHapuspenasaraaaaaaaaan......jgn lama2 ya mbk shanty.....
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuspenasaraaaaaaaaan......jgn lama2 ya mbk shanty.....
BalasHapuswah seru.... jadi g sabar ke part 10 nih.... ^_^
BalasHapusOooh... Joshua sudah mengutarakan maksudnya. Kiara mau ga mau pasti melakukan itu. Aku bisa bayangin gimana susahnya Deliah mengajarkan gadis polos itu jd gadis ga bener.
BalasHapusMmm... Joshua mulai cemburu nih ma Jason. Tanda2 cinta udah ada nih. Tinggal gimana Joshua mengatakannya, secara Kiara polos banget.
Thanks mbak. Ditumggu lanjutannya n jangan lama2 ya.