PS : aku janjiin tiga part part 6, 7 dan 8... tapi part 8nya minggu agak siang2 yah dear... duh udah ngantuk banget soalnya ini ternyata mau posting lagi sudah ga kuat matanya udah buram hehehe....cuma kuat begadang sampe jam segini, tadi niatnya sampai jam enam pagi melek terus ternyata ga kuat .... huhuhu maapkan yaah, yang part 8 minggu siang yah :))
“Sudah berapa lama kau di situ?” suara Jason bahkan
sedingin tatapannya. Tiba-tiba saja Kiara merasa takut. Kenapa Jason yang
berdiri di depannya ini sangat berbeda dengan Jason yang ramah, yang tadi pagi
berbelanja kepadanya?
“Eh... saya memanggil karena makanan sudah siap.”
Kiara bergumam gugup bingung menghadapi tatapan mata Jason yang dingin dan penuh
kemarahan. Sebenarnya lelaki itu sedang marah kepada siapa? Kenapa dia
memainkan musik seperti itu? musik yang bergolak yang membuat siapapun yang
mendengarkannya pasti tahu bahwa sang pemain biola sedang marah.
Tetapi kemudian Jason tampaknya bisa menguasai
diri. Kemarahan tampak surut dari matanya, dan dalam sekejap ada senyum di
sana. Ekspresi lelaki itu kembali penuh canda dan ramah seperti yang selalu
ditampilkannya di depan Kiara sebelumnya,
“Aku perhatikan, kau tetap saja menggunakan ‘saya’
dan ‘anda’ kepadaku, ini sudah ketiga kalinya aku mengingatkanmu.” Bibir lelaki
itu menipis, “Awas kalau sampai ke empat kalinya, coba ulang kata-katamu dengan
menggunakan ‘aku dan kamu’.” Jason mengangkat alisnya dan tampak keras kepala.
Kiara menatap lelaki itu dan menyadari bahwa dia
seharusnya memberikan apa yang Jason mau karena sepertinya lelaki itu tidak
akan menyerah sebelum mendapatkan keinginannya,
“Aku kemari
hendak memberitahumu kalau makanan sudah siap.” Gumam Kiara akhirnya dengan
canggung, menggunakan ‘aku’ dan ‘kamu’ seperti yang Jason mau, dan kemudian dia
ternyata menciptakan senyum mempesona yang melebar di bibir Jason.
OH astaga, lelaki ini memang tampan, dan
ketampanannya naik berkali-kali lipat kalau dia tersenyum seperti itu. Kalau
saja Kiara tidak merasa canggung dan malu, dia pasti sudah memegang ambang
pintu dan menarik napas panjang, karena udara seakan tertarik dari
paru-parunya, terpesona oleh ketampanan Jason.
“Bagus.” Jason tersenyum, lalu melangkah ke pintu
dan melewati Kiara, “Ayo kita makan aku lapar!”
***
Ketika Kiara mengikuti Jason hendak melangkah ke
dapur, pintu kamar Joshua terbuka dan lelaki itu muncul. Acak-acakan karena
bangun tidur dan tampak cemberut, matanya menatap marah ke arah Jason.
“Kalau kau memang ingin tinggal di apartemen ini
Jason, seharusnya kau menghormati jam tidurku, aku tidak suka berisik, dan alunan
biolamu itu sampai menembus alam mimpiku, memaksaku bangun.” Gumamnya tajam.
Jason tampaknya sama sekali tidak terpengaruh
dengan kemarahan Joshua, dia malahan tertawa,
“Maafkan aku, aku lupa kalau kau sangat sensitif
terhadap bunyi-bunyian, dan kau punya mood yang sangat jelek ketika bangun
tidur. Aku janji tidak akan memainkan biola di saat kau tidur lagi.”
Joshua terdiam, menatap Jason dengan tajam, lalu
mengangkat bahunya,
“Oke aku pegang kata-katamu.” Gumamnya tak kalah
tajam, lalu mundur dan setengah membanting pintu kamarnya itu, membuat Jason
menatap dengan geli.
Sementara itu Kiara masih terdiam di sana agak
bingung. Dua lelaki ini memang bersahabat, tetapi sepertinya mereka bersikap
seperti anjing dan kucing. Kiara mengangkat bahu, lalu melangkah ke dapur,
yah...dia kan perempuan, yang pasti dia tidak akan bisa memahani bagaimana
persahabatan laki-laki.
***
Malamnya, Joshua ikut bergabung bersama mereka
untuk makan malam, lelaki itu sudah segar sehabis mandi, dan berpakaian rapi. Syukurlah.
Kiara semula ketakutan kalau Joshua akan datang ke ruang makan dengan celana
dan bertelanjang dada seperti kemarin.
“Sepertinya moodmu sudah baik.” Jason mengambil
sepiring nasi dan memakannya dengan sup daging dan wortel buatan Kiara, caranya
makan seolah begitu menikmati, tampaknya dia suka dengan apa yang dimakannya
karena tiba-tiba Jason mengangkat matanya dan menatap Kiara – yang dipaksa
untuk makan bersama – dengan tatapan puas dan menggoda,
“Enak Kiara, masakan rumahan memang paling enak,
bahkan kokiku di rumah tidak bisa membuat makanan seenak ini. Rasanya sederhana
tetapi murni, kurasa kokiku tidak bisa membuatnya karena dia terbiasa membuat
rumit segala resep demi menunjukkan tekniknya.” Sambil menyuap sendok ke
mulutnya Jason mengedipkan matanya, “Mungkin aku akan mensabotasemu dari rumah
Joshua dan menjadikanmu tukang masak pribadiku.”
Pipi Kiara memerah mendengar pujian Jason yang
dilemparkan secara langsung itu, dia menatap Jason dengan malu-malu,
“Terimakasih.” Gumamnya pelan, tiba-tiba merasa
berdebar. Mimpi apa dia sehingga bisa makan bersama dengan dua lelaki yang
sama-sama tampan ini?”
Joshua menyuap supnya, tetapi matanya menatap ke
arah Jason dan kemudian berganti ke arah pipi Kiara yang merah padam. Jason
telah menyebarkan rayuannya tentu saja, Lelaki itu memang perayu alami dan
Kiara yang polos sepertinya telah tersihir oleh rayuan Jason,
“Jangan termakan rayuan Jason, Kiara.” Joshua
bergumam lugas, memberi Jason tatapan penuh peringatan, “Aku sarankan kau
hati-hati kepadanya, Jason memang perayu ulung yang tidak pandang bulu dan kau
harus waspada.”
Pipi Kiara makin merah padam mendengarkan saran
Joshua itu. Tetapi rupanya Jason malahan tertawa mendengarkan peringatan
tentang dirinya yang diucapkan tetap di depan mukanya,
“Aku tidak akan mengganggu Kiara tentu saja.” Gumam
Jason, mengedipkan sebelah mukanya kepada Kiara, “Kiara dan aku bersahabat, iya
kan Kiara?”
“Iya.” Mau tak mau Kiara menganggukkan kepalanya,
meskipun dia tidak tahu bagaimana deskirpsi sahabat menurut Jason, mereka kan
baru bertemu tadi pagi?
Joshua mencibir, menyuapkan sup itu ke mulutnya,
dan dia kemudian menyadari kata-kata Jason. Sup buatan Kiara memang enak,
rasanya ringan tapi penuh aroma. Tidak sia-sia Joshua menjadikan Kiara
pelayannya, gumam Joshua dalam hati.
***
Ketika Kiara sedang mencuci piring di dapur dan
Jason masuk ke kamarnya untuk berlatih biola lagi – mumpung Joshua sedang
terbangun, katanya – Joshua berjalan ke arah ruang tengah dan duduk di sana,
pekerjaannya hampir beres dan sepertinya akan tiba saat-saat dimana Joshua bisa
sedikit bersantai.
Ponselnya berdering lagi, dan Joshua tidak bisa
menahankan kemarahannya ketika melihat nomor di sana. Pengacara ayah kandungnya
lagi! Kenapa mereka tidak pernah menyerah mengganggunya?
Karena tahu bahwa pengacara ayah kandungnya sangat
gigih, Joshua akhirnya memutuskan untuk mengangkat telepon itu,
“Kenapa kau tidak berhenti menggangguku?” dia
langsung menyapa dengan kasar, membuat pengacara tua di seberang itu tertegun,
“Aku tidak mengganggumu Joshua, aku hanya ingin
menginformasikan kepadamu.”
“Menginformasikan apa?” rasa ingin tahu yang aneh
menggelitik benak Joshua,
“Tentang ayahmu.” Pengacara ayah kandungnya
berdehem, “Sebelumnya aku meminta maaf, selama ini aku berbohong kepadamu....”
suara si pengacara tampak tersendat, “Aku selalu bilang bahwa ayahmu sakit dan
sekarat serta menginginkanmu datang, sebenarnya itu hanya taktikku supaya aku
bisa membujukmu datang kemari menengok ayahmu. Tetapi ternyata alasan itu tidak
bisa meluluhkan hatimu, kau tetap keras dalam pendirianmu.” Suara si pengacara
tampak menuduh, “Kenyataannya ayahmu sebenarnya sehat, meskipun jantungnya
lemah karena usia, dia tidak dalam keadaan sekarat. Dan karena seluruh usahanya
untuk membuatmu datang ke London tidak berhasil, beliau memutuskan untuk
mengunjungimu ke Indonesia.”
Dasar tua bangka sialan. Joshua mengutuk, langsung
mengeluarkan kata-kata kasar dalam benaknya, mengutuk ayah kandungnya dan
pengacara liciknya yang sama-sama pembohong besar. Untung Joshua sama sekali
tidak termakan oleh kebohongan itu dulu.
“Jadi si tua itu datang ke Indonesia?” Joshua
bergumam sinis, “Apakah dia pikir aku mau menemuinya?”
“Ayah kandungmu sangat keras kepala, dia memutuskan
akan datang mengunjungimu dan akan berangkat lusa segera setelah semua
surat-suratnya beres, aku sudah mencegahnya mengingat penyakit jantungnya dan
usianya, tetapi dia tidak mendengarkan aku.” Pengacara ayahnya menghela napas
panjang, “Aku harap kau mau memberikan kesempatan untuk ayahmu, Joshua. Beliau
sudah tua dan meskipun tidak sekarat, tetap saja penyakit jantungnya
mengkhawatirkan.”
“Aku tidak peduli.” Joshua meradang lalu menutup
ponselnya, memutus pembicaraan dengan kasar. Punya hak apa pengacara tua itu
menyuruhnya mempedulikan kesehatan ayah kandungnya? Kenapa pula dia harus peduli kepada seorang
lelaki yang membuangnya begitu saja?
Sudah terlambat untuk menginginkannya sekarang.
Joshua tidak akan membiarkan ayah kandungnya yang arogan itu mendapatkan apa
yang dimauinya dengan mudah!
***
“Aku ingin kau besok siang ikut denganku.” Joshua
muncul di ambang pintu dapur, menatap tajam ke arah Kiara yang sedang mengelap
meja dapur sampai licin. Dia ingin semuanya bersih sebelum dia tidur nanti.
“Ikut kemana?” tatapan Kiara tampak bingung,
bukankah Joshua biasanya tidur kalau siang?
Joshua tampaknya menyadari pertanyaan di benak
Kiara,
“Aku tidak bekerja malam ini, jadi besok siang aku
akan bangun. Kau ikut denganku aku akan membawamu.” Lelaki itu setengah
membalikkan tubuhnya tak peduli.
“Ikut kemana?” Kiara mengulang pertanyaannya,
buru-buru sebelum Joshua meninggalkan ruangan itu, kalau sampai tidak
mendapatkan jawaban, mungkin Kiara akan tertidur malam ini dengan mata nyalang
penasaran.
“Ke butik dan mall.” Joshua yang sudah membalikkan
tubuhnya menatap Kiara setengah menoleh, “Kita akan berbelanja pakaian untukmu.”
Dan kemudian Joshua pergi meninggalkan Kiara yang kebingungan.
Berbelanja pakaian? Apakah maksud Joshua seragam
pelayan seperti yang dia lihat di buku-buku komik? Tapi apakah perlu memakai
seragam?
Kiara tak henti-hentinya bertanya-tanya, bahkan
sampai dia berbaring tidur di malam harinya
***
Rupanya Joshua serius dengan maksudnya, jam satu
siang lelaki itu keluar dari kamarnya dan sudah berpakaian rapi, dia menatap
tajam ke arah Kiara yang sedang membersihkan karpet dengan penyedot debu.
Sementara itu Jason sedang menonton TV di ruang tengah, lelaki itu menoleh dan
mengangkat alisnya melihat penampilan Joshua yang rapi.
“Mau pergi kencan?” godanya cepat.
Joshua menggelengkan kepalanya, “Bukan.” Matanya mengarah
kepada Kiara, “Kenapa kau belum berganti pakaian?”
Karena Kiara mengira Joshua sudah lupa dengan
ajakannya kemarin, atau lelaki itu sedang bercanda... tetapi ternyata lelaki
itu serius.
“Sa... saya sedang membersihkan karpet...” jawab
Kiara akhirnya.
“Tinggalkan itu, ganti bajumu, kita berangkat
sekarang dan cepatlah!.” Gumamnya tegas tak terbantahkan, hingga Kiara
terbirit-birit meletakkan pembersih debu di tangannya dan melangkah setengah
berlari ke kamarnya untuk berganti pakaian.
Sementara itu, Jason yang masih duduk di sofa
mengamati seluruh penampilan Joshua yang memilih berdiri, suaranya terdengar
serius ketika berbicara, tidak penuh canda seperti yang ditampilkannya di depan
Kiara,
“Apa yang sedang kau rencanakan, Joshua?” tanyanya
datar dan menyelidik.
Joshua menatap ke arah kamar Kiara yang tertutup
rapat dan kemudian menatap Jason tajam,
“Itu bukan urusanmu.”
Jason mengangkat bahunya, “Memang.” Gumamnya, “Apakah
ini berhubungan dengan ayah kandungmu?”
Jason tentu saja tahu kisah tentang ayah kandung
Joshua. Mereka memang bersahabat dekat karena memiliki kisah yang sama. Kiasah
yang sama-sama tragis, mereka sama-sama dibuang oleh salah satu orang tua
kandung mereka. Bedanya sekarang ibu kandung Jason yang jahat dan mata duitan
telah mendekam di penjara, menerima ganjaran atas perbuatannya. Sedangkan ayah
Joshua masih hidup dan seperti kata pengacara ayahnya tadi, masih lumayan sehat
dan gigih mengejar apa yang dia mau, menjadi batu sandungan dan ganjalan bagi
langkah Joshua.
“Ya.” Joshua mengangguk, percuma membohongi Jason,
sahabatnya ini punya insting yang kuat, “Lelaki tua itu mau datang kemari.”
“Kemari?” Jason mengangkat alisnya, “Dia tidak
mudah menyerah ya.”
“Dia tidak akan mendapatkan apa yang dia mau, aku
tidak akan pernah mengakuinya sebagai ayah di depannya dan membuatnya puas.
Bagiku ayahku bukan dia.”
“Hati-hati Joshua.” Jason bergumam, “Sepertinya
ayah kandungmu itu sama keras kepalanya denganmu, kalian sepertinya sama-sama
berpegang kuat kepada pendirian kalian masing-masing.” Jason lalu melemparkan
pandangannya ke arah kamar Kiara, “Dan akan kau gunakan sebagai apa Kiara
nanti?”
Joshua tersenyum, senyum yang dalam dan penuh
rencana,
“Kiara adalah tamengku. Tameng terbaik yang pernah
ada. Alat pembalasan dendam yang paling hebat.”
Suara Joshua terdengar mantap, bergaung di ruang tengah apartemen itu.
Bersambung ke Part 8
keliatan banget kokmbak kalo ngantuk, itu paragraf 1, kiara jadi keyna, hebe
BalasHapuswaaaa jadi maluuuu ----> langsung kabur dikoreksi
Hapusheeee makasih yah dear ini mata udah mulai burem kayaknya, besok coba aku periksa lagi, kebiasaan sering ketuker nama Jason sama Joshua heee :D
persahabatan jason & joshua unik walau tidak manis dlam kata" tapi...mreka dekat dan slang cerita maslah pribadi masing" ,ada rencana apa joshua sma kiara?? jadi calon istri? yahhhh di tinggal bobo sma ka santhy :( aku masih melek nehh nunggu part 8nya ^_^
BalasHapuswah... Ada bab 7 trus ntar bab 8 kyeen deh hr mingguq.thanx mb cantik
BalasHapusahh bikin penasaran mba,,,,gak sabar tunggu smp nanti siang
BalasHapusPagi mba San. Aku yakin, mba masih ada di alam mimpi sekarang #miripsamaJoshua.
BalasHapusMakasih buat updetan C.I.R. nyaaa...aku lupa nungguin sampai jam berapa semalam, yang pasti semalam aku udah menyerah juga dengan ngantuk, dan berpikir mungkin mba Santhy juga mengalami hal yang sama. Ternyata, si mba cantik masih rela update 2 part terlebih dahulu, makasih ya mbaaa. Pagi ku indah, setelah menemukan dua part, pagi ini^^
hihi spt apa ya serunya joshua ktm ayahnya.....gak sabar menunggu waktu siang, tks mba santhy yg cantiq n baik hati...
BalasHapusHoreee~ mbak Santhy mank de best!!
BalasHapus#hug
Minggu pagi yg indah gara2 ini hehehhe
Thanks mbak cantik :DD
asekkkkkk .. ntar part delapan nya siang ini kan mba....
BalasHapusthanks mba sannn
lanjutannya dong mbak...he..he...
BalasHapusAaaakkkkkkkk,,,,Kiaraaaa mw djdiin tameeengggg??? Vie ajja deh yg djdiin Tameng,,ikhlas koq,,ikhlas bneran deh.. Xixixixi
BalasHapusMksh Mba Santhyyyyy dksh 3part skligus...
:D
Nah TAMENG apaan mb San,,
BalasHapusmakasih mb San uda nyenengin readers nya :)
huaaaa ga sabar pgn lnjut ke next part ..hehehe
BalasHapusada yg tau ga crush in rush ini brp part yah?!udah pgn tamat ja ni bacanya.. :*:*
makasii mba san^^
waduh makin ngk sabar nunggu part 8 :)aish jangan2 josuha mau bohong kalau dia dah married am kiara
BalasHapusJoshua make Kiara buat jadi tameng. Pasti Josh bilang ma papanya kalai Kiara itu pacarnya n mau nikah. Papanya ga percaya n nyuruh mereka beneran menikah, bener ga mbak?
BalasHapuspart 8 nya bikin penasaran. Cepetan update dong mbak.
woww...critanya makin seru ne...hehhee
BalasHapusmet istrahat mbak...diriku slalu sabar menunggu next chapnya.
(っ ̄³ ̄)っ ~♡
ah.....kiara d jadikan tameng ;o
BalasHapusbuat bales dendam ya,,,ih kasihan bgt kan kiara :(
Æsyiiikkkkkk, sekali baca 2 bab wow...
BalasHapusMakasih Mba Santhy *peluk n kecup*
Mbak san, ini udah siang belummmm???? Kok bab 8 blm posting. Udah buka tutup website mbak puluhan kali dari pagi sampe soreeee.
BalasHapusmbak........... buruan di update ceritanya. ini udah sore loh
BalasHapuswahhh Kira2 bakal dijadiin Pacar/Tunanggan/Istri palsu yahhhh si kiara???? Bapa nya Joshua nyebelinnnnn udah buang kok maksain kehendak banget tohh yahhh dideketin dulu itu anaknya.. ditunggu mba san update part 8 nya :)
BalasHapusmbak san udah dri jam, 11 td nimbrungin laptop nungguin kelajutannya tp belum di sahre nggak sabatr
BalasHapusmsh penasaran mbak san..yg bkl jadian sama kiara joshua apa jason...kasian kiara dijadiin tameng buat bls dendam...
BalasHapusthx mbak san,ditunggu part selanjutnya...
mbak :)
BalasHapustest test
#test mw ngoment
mklum ya mbak saia agk katrok dlm hal bginian
ntar klo ini sukses
bkalan rajin ngerusuh :)
salam knal ya mbak
#peluk bentar :p
uhh yeahh, berhasil berhasil
BalasHapus#loncat2 ala dora
●๋•нι..нι..нι..●๋•
trnyata gk serumit yg ku kira :p
yyeeeaaa...Q paling suka kalo Crush in Rush muncul!! Thanks ya mbak uda up load
BalasHapusAhhhhhhhhhhhh joshuanya kok jahat banget sihhhhhhhhh, tapi ntar joshua jadi suka sam kiara nggak mbak santhy, ehhh mbak cerita nya ntar dibuat hot gimana gitu mbak ya kayak di ARSAS, yayayyayayay
BalasHapussemoga niat nya si Joshua ga jahat ke si Kiara..
BalasHapusShow time
BalasHapus