Marco membawanya ke sebuah lapangan yang luas dan sepi. Entah darimana lelaki tua itu bisa menemukan tempat ini. Marco tampak misterius. tetapi entah kenapa Rolan merasa bisa mempercayainya. Lelaki ini sepertinya memang sudah ditakdirkan untuk membantunya.
"Kenapa kau membawaku ke lapangan luas seperti ini?"
"Karena saya akan membantu anda membangkitkan kekuatan anda. Kekuatan otak yang saat ini ada di dalam tubuh anda, yang dilimpahkan oleh tuan Matthias kepada anda, belum terbangkitkan sepenuhnya, sifat alaminya memang akan membuat tubuh anda sembuh dan memperbaiki dirinya sendiri dengan cepat...." Dan kemudian, tanpa diduga, dengan gerakan secepat kilat, Marco menghujamkan pisau yang entah diambilnya darimana ke dada kiri Rolan.
Rolan terbelalak, pucat menatap Marco, merasakan nyeri yang menghujam ke jantungnya. Dia menunduk dan melihat ke arah pisau yang menancap di dadanya, membuat darah segar langsung merembes ke kemejanya,
"Apa yang kau...." sebelum Rolan menyelesaikan kalimatnya, dengan dingin dan tanpa ekspresi, Marco mencabut pisau itu dari dada Rolan, sebuah gerakan yang cepat dan menyakitkan.
Rolan mengerang ketika darahnya menyembur dari jantungnya, keluar dari lubang menganga yang ditinggalkan oleh bekas tusukan pisau itu.
Kenapa Marco menusuknya? dan kenapa sekarang lel;aki itu hanya berdiam diri saja dan mengamatinya? dan kenapa.........Rolan tidak merasa sakit?
Rolan menunduk, menyentuh dadanya, kemejanya basah dan lengket oleh darah yang bebau anyir, tetapi dadanya tidak sakit. Dengan penasaran Rolan membuka kemejanya, memeriksa lukanya.... dan dia terpana.
Di balik darah yang membasahi dadanya, tidak ada apa-apa di sana. tidak ada bekas luka setitikpun. Padahal jelas-jelas dia merasakan pisau itu menembus dadanya dan darahnya menyembur keluar....tetapi di balik darah itu, tidak ada apapun di kulit dadanya, tidak ada luka apapun, seakan tubuhnya menyembuhkan diri dengan begitu cepatnya.
Rolan masih ternganga sambil menatap ke arah Marco, sekarang dia mengerti kenapa Marco menusuk dadanya tiba-tiba, lelaki tua ini ingin menunjukkan secara langsung betapa kuatnya tubuh Rolan sekarang.
"Inilah kekuatan anda tuan Rolan, karena itulah anda sembuh dari penyakit anda. Tuan Matthias tidak melanggar aturan semesta dengan membuat anda sembuh, karena kesembuhan anda bukan berasal dari kekuatan tuan Matthias, kesembuhan anda dikarenakan tubuh anda memperbaiki diri sendiri setelah kemapuan otak anda diaktifkan hingga maksimal 95%. Anda tidak bisa terluka, anda tidak bisa sakit... bahkan anda tidak bisa mati, umur anda akan berhenti di usia tigapuluh tahun.."
Berhenti di usia tiga puluh tahun....? Tunggu dulu ! Jadi bagaimana dengan Selly? apakah beberapa tahun nanti, Selly akan menua, sementara dia berhenti di usia tiga puluh tahun??
Marco sepertinya tahu apa yang ada di benak Rolan, "Itu mungkin bisa disebut takdir sang pemegang kekuatan. Sebagai ganti kekuatan yang sangat besar, sang pemegang kekuatan harus rela menanggung hidup sendiri, tetap muda dan melihat orang-orang yang dikenalnya menua, lalu mati satu persatu."
Mara Rolan menajam, "Aku tidak mau mengalami itu, Marco."
Marco membalas tatapan Rolan, sama sekali tidak mundur, "Anda harus menanggungnya tuan Rolan, karena anda sudah menerima kekuatan itu dari Tuan Matthias. Apakah anda tidak pernah berpikir? Kalau saja otak anda tidak diaktifkan hingga 95% oleh Tuan Matthias, mungkin anda sudah mati duluan dan meninggalkan orang-orang yang anda cintai?"
Dua pilihan. Rolan tertegun. Selalu ada dua pilihan ketika kita mencintai seseorang, dua pilihan yang muncul karena semua manusia pasti mati. Pilihan itu adalah meninggalkan atau ditinggalkan, Seorang kekasih yang mencinta, pasti akan lebih memilih meninggalkan lebih dulu jika menyangkut kematian, sehingga dia tidak akan menanggung kepedihan karena ditinggalkan oleh yang tercinta.
Tetapi... meskipun begitu, tidak bisakah Rolan menjalani kehidupan normal bersama Selly? Bersatu dalam pernikahan, lalu menua dan mati bersama?
"Anda bisa memikirkan tentang hal itu nanti." Sekali lagi, Marco tampaknya bisa membaca pikiran Rolan, "Mari, saya akan ajarkan anda cara membuka kekuatan ini, pertama-tama akan terasa sedikit menyakitkan, tetapi saya akan membimbing anda untuk bisa menguasainya."
***
Angin itu berhembus kencang dari arah utara, menggoyangkan pepohonan di sekitarnya...
Gabriel yang sedang berada di lantai paling atas gedung tinggi itu membuka matanya, tersenyum setelah mendapatkan pengelihatannya.
"Dia sudah membuka kekuatannya." gumam Gabriel pada Carlos yang berdiri tenang di sebelahnya. "Saatnya akan segera tiba."
"Anda belum bisa menantangnya sekarang Tuan Gabriel, apakah anda lupa, Tuan Rolan memiliki Selly sebagai cinta sejatinya, itu berarti kemungkinan dia lebih kuat daripada anda."
Gabriel tersenyum dingin, "Kita lihat saja nanti.."
***
Selly merasa badannya sedikit meriang, kepalanya pusing dan tenggorokannya sakit untuk menelan. Tetapi tadi dia sudah meminum vitamin c untuk daya tahan tubuhnya. Mungkin ini karena semalam dia terlambat tidur, dan terbangun di pagi buta. Yang diinginkan Selly adalah segera tidur, dan berharap ketika bangun nanti, kondisinya sudah lebih baik.
Sayangnya, ini masih jam kantor dan Selly harus bertahan kira-kira empat jam lagi. Gabriel saat ini sedang tidak ada di ruangannya, katanya sedang mengurus pekerjaannya di cabangnya yang lain, jadi Selly bisa sedikit bersantai dan menenangkan tubuhnya yang bergolak karena sakit.
Dia menuju ke dispenser dan menuangkan air panas ke dalam cangkir, dan menyeduh teh celup ke dalamnya. Kemudian Selly duduk dan menghela napas panjang.
Tiba-tiba ponselnya berbunyi, dari Rolan.
"Sayang?" Rolan berseru dari seberang, suaranya tampak ceria, "Maukah kau makan malam denganku nanti malam untuk menggantikan malam kemarin?"
Selly tersenyum lemah, dikondisinya yang tidak enak ini, mendengarkan suara Rolan bagaikan obat untuknya. Tentu saja dia mau.
"Kapan?"
"Nanti aku akan menjemputmu di kantor sepulangmu dari kantor, kita langsung berangkat dari sana saja, tunggu aku ya."
Tanpa sadar Selly mengangguk, meski kemudian dia sadar bahwa Rolan tidak bisa melihatnya, "Oke Rolan, aku tidak sabar menantinya. Terimakasih sayang."
Rolan terkekeh, "Aku akan menebus semuanya, kau akan sangat bahagia nanti."
Setelah itu pembicaraan terputus, dan Selly memeluk ponselnya sambil tersenyum. Semua kekecewaan, semua kesedihannya semalam seolah pupus begitu saja dengan tebusan makan malam Rolan untuknya ini.
Bahkan senyum lebarnya itu tetap ada ketika Gabriel memasuki ruangan dan mengangkat alisnya,
"Sepertinya suasana hatimu sedang baik." sapa Gabriel lembut.
Senyum Selly melebar, tetapi dia hanya menganggukkan kepalanya dengan sopan, tidak membantah perkataan Gabriel. Tentu saja Gabriel penasaran. Tetapi dia menahan diri. Diam-diam dia berusaha menggunakan kekuatannya kepada Selly, mencoba membaca pikirannya. Tetapi yang muncul dalam pengelihatannya hanya gelap dan kosong.
Gabriel mengernyitkan keningnya.
Kenapa kekuatannya tidak mempan kepada Selly? Apakah benar itu disebabkan oleh karena Selly adalah cinta sejati musuhnya? Cinta sejati Rolan?
"Pasti kau punya rencana bagus malam ini, kencan dengan calon suaminu?" Gabriel menebak pada akhirnya, menyerah karena dia tidak bisa membaca pikiran Selly.
Pipi Selly yang merona sudah cukup untuk menjawab pertanyaan Gabriel, "Dia akan menjemput saya nanti sepulang kerja, kami berencana menebus malam yang gagal kemarin."
Ekspresi Gabriel tidak terbaca, "Bagus untukmu." gumamnya sambil lalu, dan kemudian melangkah meninggalkan Selly kembali ke mejanya.
***
"Kau bilang aku bisa membaca pikiran orang, bahkan jika aku melakukannya dari jarak jauh, aku tinggal membayangkan orang tersebut dan tahu." Rolan menutup ponselnya, menatap Marco sambil mengerutkan keningnya. "Tetapi kenapa aku tidak bisa melakukannya pada Selly?" Rolan tadi iseng mempraktekkan kekuatannya kepada Selly, dan ternyata dia tidak mendapatkan apa-apa, dia ternyata tidak bisa membaca pikiran Selly.
Mereka masih ada di tengah lapangan itu, dan kemeja Rolan yang penuh darah sudah disingkirkan, Marco sepertinya sudah merencanakan semuanya karena dia sudah membawakan kemeja pengganti yang masih baru, yang sekarang dikenakan oleh Rolan.
Marco telah membuka kekuatannya. Dunia sekarang tidak sama lagi bagi Rolan, dia bisa mendengar suara-suara dari jarak yang begitu jauh, bahkan bisa mengetahui suara-suara tergelap dari benak seseorang. Tangannya bisa mengeluarkan api dan es, menggerakkan benda-benda, berpindah secepat kilat, dia bisa melakukan segala yang dia mau. Luar biasa pengaktifan 95% kekuatan otak ini benar-benar membuatnya nya sangat kuat dan nyaris bisa melakukan segalanya.
Marco mengatakan bahwa ada aturan semesta yang harus disepakati, bahwa sang pemegang kekuatan harus dibatasi, karena kalau tidak mereka akan berbuat semena-mena. Kekuatan dan kekuasaan yang besar biasanya membuat manusia lupa diri. Bagi sang pemegang kekuatan, hal itu sudah diantisipasi dengan adanya buku aturan semesta, yang memuat kutukan-kutukan mengerikan bagi yang melanggar aturan, dan tugas sang pendampinglah, seperti Marco untuk menjaga tuannya agar selalu ada di jalan yang benar.
Marco hanya menganggukkan kepalanya dengan wajah datar mendengar pertanyaan Rolan,
"Memang. Saya pernah mendampingi para pemegang kekuatan yang lain selama beberapa periode yang lalu." Ya. Marco adalah manusia abadi, mungkin bisa dikatakan dia bukanlah manusia, dia hanyalah mahluk Tuhan yang ditakdirkan untuk mendampingi sang pembawa kekuatan, sama seperti saudara kembarnya. "Sayangnya, dari mereka semua, hanya sedikit yang beruntung bisa menemukan cinta sejatinya." Marco berdehem, " Setahu saya, sang pemegang kekuatan tidak akan bisa menggunakan kekuatannya kepada cinta sejatinya. Sang cinta sejati adalah satu-satunya manusia yang kebal atas kekuatan anda, di alam semesta ini."
***
Rolan berjalan mengitari lorong rumah sakit, dia hendak menengok Sabrina dan mencari cincinnya yang hilang, pelajarannya dengan Marco tadi sedikit mengubah rencananya. Untunglah setelah latihan yang melelahkan untuk mengendalikan kemampuannya mendengar dan mengatur seluruh inderanya yang menjadi amat sangat tajam, Marco mengatakan bahwa latihan mereka cukup untuk hari ini dan akan dilanjutkan besok.
Hari itu Rolan mencoba kemampuannya berpindah tempat secepat kilat, dia memejamkan mata, memusatkan pikirannya pada tempat yang ingin ditujunya. Dan.... hanya dalam beberapa detik, dia muncul kembali, seperti sihir, di bekas kamarnya di rumah sakit yang masih kosong.
Setelah melihat sekeliling, Rolan menyadari bahwa tidak bijaksana dia memilih tempat ini sebagai tujuannya, untung saja kamar ini masih kosong, bayangkan kalau sudah ada pasien di sini, dia pasti akan terkejut setengah mati melihat Rolan yang muncul secara tiba-tiba. Besok-besok dia harus muncul di tempat yang benar-benar sepi untuk menghindari adanya saksi mata.
Rolan menghela napas panjang, berusaha bersikap biasa, lalu dengan hat-hati melangkah keluar dari bekas kamarnya itu, untunglah suasana sepi sehingga dia tidak perlu memberi penjelasan kepada orang lain kenapa dia bisa tiba-tiba saja keluar dari kamar itu.
Ya. Rolan hendak menengok Sabrina dulu, memastikan kondisi perempuan itu baik-baik saja. Tadi pagi, dia meninggalkan Sabrina tanpa pamit karena tidak tahan memikirkan Selly, dan sekarang dia merasa tidak enak. Rolan sudah berjanji kepada Sabrina, dan dia mengingkarinya.
Selain itu ada cincin yang perlu dia tanyakan kepada Sabrina, karena dia yakin cincin itu jatuh di kamar Sabrina. Setelah semua urusan beres, Rolan akan menjemput Selly, mengajaknya makan malam mewah untuk meneebus kesalahannya kemarin, dan kemudian menutup malam mereka dengan lamaran romantis.
Bibir Rolan masih tersenyum ketika memasuki kamar Sabrina, tetapi dahinya langsung berkerut melihat Sabrina sedang duduk dengan wajah muram, dengan tatapan mata menerawang dan wajah pucat pasi,
"Sabrina?"
Sabrina menoleh pelan, tetapi ekspresinya sedikit sedih ketika melihat Rolan. perempuan itu hanya menganggukkan kepalanya, tampak lesu.
Rolan duduk di sebelah ranjang, menatap Sabrina dengan menyesal. "Maafkan aku meninggalkanmu tadi pagi tanpa pamit, tidurmu pulas sekali, jadi aku memutuskan pergi."
Mata Sabrina tampak berkaca-kaca, "Kenapa kau pergi Rolan? Kau bilang kau tak akan pergi? aku terbangun sendirian dan mencarimu." air mata bergulir dari pipi Sabrina, membuat Rolan sangat menyesal, disentuhnya jemari Sabrina dan digenggamnya lembut.
"Maafkan aku.... tetapi aku harus menemui Selly tadi pagi..."
"Selly?" Sabrina mengerutkan keningnya.
"Ya." Rolan tersenyum menyesal, "Kemarin itu sebenarnya adalah hari ulang tahun Selly, dan aku membatalkannya karena menungguimu di rumah sakit. Jadi tadi pagi aku ke sana untuk meminta maaf kepadanya."
"Oh...Astaga...." jemari kurus Sabrina menutup mulutnya dengan kaget, wajahnya tampak sangat terkejut, tatapannya benar-benar menyesal, "Ya Ampun, Rolan... maafkan aku.. aku benar-benar tidak tahu... astaga.. astaga.. maafkan aku, aku telah merusak ulang tahun Selly." air mata mulai menetes di pipinya.
Rolan tersenyum, "Selly tidak apa-apa kok, dia mengerti, dia wanita yang baik dan dia berharap kondisimu semakin baik... lagipula aku akan menebusnya malam ini."
"Malam ini?" mata Sabrina melebar.
"Ya... aku akan melamar Selly sebagai kejutan." Senyum Rolan tampak bercahaya, "Dan ngomong-ngomong tentang melamar, aku sepertinya kehilangan cincinku di sini, apakah kau tahu?"
"Cincin?" Sabrina mengerutkan keningnya.
"Ya. Cincin, dalam kotak kecil berwarna hitam sepertinya aku menjatuhkannya di sini."
"Tidak ada cincin." Sekelebat ingatan muncul di benak Sabrina, tentang Gabriel yang menunduk mengambil sesuatu yang misterius di kamarnya. Apakah cincin itu yang diambil oleh Gabriel, "Maafkan aku Rolan, tetapi aku seharian di sini dan tidak turun dari ranjang, tetapi setahuku kalaupun ada cincin jatuh di sini, pasti perawat menemukannya."
"Ah. Ya, benar juga ya." Rolan menggosok rambutnya dengan kecewa. Jadi besar kemungkinan cincin itu hilang, atau mungkin ditemukan orang, dan tidak dikembalikan... kalau begitu Rolan harus ke toko perhiasan dulu untuk mencari cincin pengganti sebelum melamar Selly nanti malam. "Kalau begitu aku harus mencari cincin untuk melamar Selly nanti malam, tidak apa-apa kan aku meninggalkanmu dulu Sabrina? Aku janji aku akan menengokmu lagi bersama Selly besok."
Sabrina tersenyum meskipun senyumnya tampak lemah, "Tidak apa-apa... pergilah Rolan,semangat ya, semoga sukses... cepat sana pergi." Dengan lembut Sabrina melambaikan tangannya tanda pengusiran karena Rolan masih tampak ragu meninggalkan Sabrina.
Rolan tersenyum lebar, membayangkan betapa indahnya malamnya nanti bersama Selly. Dengan impulsif, didorong oleh rasa bahagianya, dia membungkuk dan mengecup dahi Sabrina dengan lembut.
Seketika itu juga, Sabrina terbatuk-batuk parah.
Rolan menundukkan kepalanya dan terkejut, ketika Sabrina terbatuk makin parah, dan memuntahkan darah segar yang begitu banyak dari mulutnya, membasahi kemeja Rolan.
***
Selly melirik jam tangannya, hujan turun dengan derasnya di luar, dan kondisi badannya makin menurun, dia memegang dahinya sendiri dan terasa panas, tenggorokannya juga terasa semakin sakit.
Saat ini dia sedang duduk di tempat duduk bagian depan di lobby kantor. Ketika jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, karyawan terakhir tampak meninggalkan kantor, membuat suasana cukup sunyi, hanya ditemani oleh seorang satpam yang duduk di dekat pintu masuk.
"Menunggu seseorang?" Satpam itu menyapa, mungkin karena melihat bahwa Selly sudah duduk menunggu sejak jam lima sore tadi dan tidak beranjak dari sana meski semua karyawan sudah pulang.
Selly menganggukkan kepalanya, tersenyum malu, "Ya... saya menunggu jemputan."
"Hujan di luar sangat deras, mungkin yang menjemput terjebak macet." gumam si satpam sambil menatap keluar.
Selly menganggukkan kepalanya, dan menatap cemas ke arah hujan yang cukup deras, satpam itupun kembali lagi ke mejanya di dekat pintu, meninggalkan Selly termenung sendirian.
Dengan bingung Selly memencet kembali nomor Rolan, hal yang sudah dilakukannya berkali-kali selama dua jam terakhir ini.... tetapi tetap sama, nomor itu tidak aktif....
Kemanakah Rolan? Kenapa dia tak muncul juga? Tiba-tiba Selly merasa pusingnya semakin menyakitkan.
Hujan makin turun deras di luar, begitupun dengan hujan di hati Selly.
***
"Anda tidak bisa ke rumah sakit sekarang." Carlos bergumam ketika Gabriel keluar dari kamar mandi, rambutnya basah dan masih memakai jubah mandinya.
Gabriel mengerutkan keningnya, "Ada apa? bukankah aku harus memberikan darahku untuk Sabrina? aku sengaja menghukumnya tadi dengan memberikan setengah dari yang seharusnya, malam ini dia pasti sudah cukup merasakan kesakitan dan kemudian sadar untuk tidak ikut campur lagi dengan urusanku."
"Sabrina mengalami serangan, dan si pemegang kekuatanterang ada bersamanya." Jawab Carlos datar.
Ekspresi Gabriel mengeras seketika, dia memejamkan matanya sejenak, memastikan kata-kata Carlos. Dan setelah dia melihat visualisasi di rumah sakit, Gabriel langsung memberikan isntruksi kepada Carlos,
"Siapkan pakaianku, aku akan kembali ke kantor."
Rahang Gabriel mengeras.
Sekali lagi, dengan bodohnya, Rolan membiarkan Selly menunggunya sampai lama.
Bersambung Ke part 14
Makasih uda diposting mba Santhy... *bighug*
BalasHapusAduch dech y...Rolan..
BalasHapuswes beneran si Roland itu...tak pecel nanti kamu ya. Tega-teganya membatalkan janji dengan Selly tanpa ngasih kabar lagi. AKHHH ( Teriak karena marah )
BalasHapusMakasih mbaa sannthh....:-)
BalasHapusksian jg rolan,hrus mmlih mnggalkan atau dtnggalkan.
BalasHapusEmg bner mbak san,hdup itu adlh plihan.
Ttp brhrap ksah ini hepi ending,baik disisi rolan maupun gabriel.
Btw mksh postingannya mbak san,
Mb Santhy tanya donk,
BalasHapus"Kenapa kekuatannya tidak mempan kepada Selly? Apakah benar itu disebabkan oleh karena Selly adalah cinta sejati musuhnya? Cinta sejati Rolan?"
nah dulu waktu Selly digosipin dengan Gabriel sama teman kantornya kok Gabriel bisa membaca pikirannya y waktu itu ?? apa karena kekuatan Rolan waktu itu belum diasah gitu atau gimana *penasarannn*
Oh astaga Sabrina kenapa kau selalu menggagalkan rencana Rolan_Selly ckck
Thanks mb Santhy :)
eeeh sayaang yang waktu Selly digosipin sama temen2nya itu kan Gabriel berusaha baca pikiran Selly tapi nggak bisa :D
Hapusakhirnya dia nempelin tangannya di tembok kamar mandi perempuan tempat Selly keluar, kan Gabriel bisa membaca memori dari benda-benda, dari baca memori dari tembok kamar mandi itulah Gabriel dapat visualisasi kejadian yang menimpa Selly ( digosipin temennya) jadi bukan dari membaca pikiran Selly, waktu itu dijelaskan kekuatan Gabriel ga mempan ke Selly xixixixi :D
bener bener benerr .. (y)
Hapusyg dibaca itu tembok.nyaa hehe :D
hihi hiya mb semalem baca2 lagi dan ada di part 6 ya wkwk *jadi malu say* #kaburrrr
HapusAduh Rolan, jangan salahkan Selly klo ntar sama Gabe...
BalasHapusBatalin janji sekali lagi tanpa kasih kabar.
Dikatakan klo pemegang kekuatan tdk bisa menggunakan kekuatannya utk
membaca pikiran cinta sejatinya. Rolan tdk bisa baca pikirannya Selly, Gabe juga ngg bisa. Apakah itu berarti Selly adalah cinta sejati Rolan dan juga Gabe?
Ayo Gabe, jemput Selly yg ditelantarkan Rolan. Kasian Selly, dia kan lagi sakit...
"Kenapa kekuatannya tidak mempan kepada Selly? Apakah benar itu disebabkan oleh karena Selly adalah cinta sejati musuhnya? Cinta sejati Rolan?"
Hapusmb @Felice baca deh "itu karena Selly adalah cinta sejati musuhnya" hihi hayooo berarti cinta sejati Selly adalah Rolan wkwk
ehh tapi Rolan kayak gitu *jadi bingung*
naah itu juga yang bikin Gabriel bingung hehehehe :D
Hapussoalnya peraturannya pemegang kekuatan ga bisa baca pikiran/ menggunakan kekuatan ke cinta sejatinya :D
masalahnya Selly kan cinta sejati Rolan, bukan Gabriel... kalo gitu kenapa kekuatan Gabriel ga mempan ke Selly?
hmmmmm :D
Kekuatan Gabe gk mempan krn Sellylah yg merupakan takdirnya, pasangannya... ♡♡♡♡♡♡
HapusSetuju, Selly cinta sejatinya Gabe....
HapusMb San, Selly ma Gabe aja, biar Gabe kembali ke jalan yang benar..
mba untuk another 5%
BalasHapussmpe berapa bab?
info dong mba
Mksih mbak santhy
BalasHapusAhhh kecewa asli sekarang mah!! Rolan what are you doing? Think again, dude!!! Kalo sekarang Selly masih gak marah atau kesel juga, berarti hati dia bener-bener baik banget. plisss ambil sikap kali ya Selly! Tapi Rolan tuh bener-bener gak ada niat buat Harkosin dua jam,tiap kali mau benci Rolan selalu gak bisa karena dia cinta banget sama Selly. Tapi kali ini Gabriel bener-bener harus menang hahhaa.
BalasHapusPenasaran gimana ntar kalo Gabriel sama Rolan ketemu, dunia gonjang-ganjing. Berharap 1 jam lagi besok biar bisa baca lanjutannya! Makasih mbak Santhy :)
aku benci sabrena , klau seperti ini terus pasti pertahanan sally runtuh jg selalu menuggu tanpa ada kepastian ^^ kasian sally :(
BalasHapusEntah kenapa q berpikir... kalau sally bakal sm si kegelapan.... huff... semangan mba santhy... lanjutannya di tunggu...
BalasHapusEntah kenapa q berpikir... kalau sally bakal sm si kegelapan.... huff... semangan mba santhy... lanjutannya di tunggu...
BalasHapusaku benci sabrena , klau seperti ini terus pasti pertahanan sally runtuh jg selalu menuggu tanpa ada kepastian ^^ kasian sally :(
BalasHapustau nih tau nih #tersenyum senyum misterius
BalasHapuspasti gabriel udah jatuh hati sm sally hahahaha bravo2 gabriel, orng jahat itu cool hahahahah #sesat :v
Ah reseh ah rolan
BalasHapusGitu lagi
Ck
Sekali2 maraah donk selly :(
Kesian bgt
Ayo gabriel,rebut cinta selly
Ihihihi
Makasih mb san :D
makasih teh...
BalasHapusentah knpa te2p g pgn gabriel ma selly.. Mgkn krna sbnrnya intrik sabrina y tp te2p pgn rolan ma selly?
BalasHapusRolan bego! Tolol! Bodoh!
BalasHapusLw ga mkirin prasaan pcar lw! Mlah mkirin org yg ga hub-ny sma lw! Bego!!!
Sukurin lw ntar klo Selly beralih ke Gabriel!!!-"-
Setuju banget dgn Mendy ^_^
HapusBrengs*k si Sabrina!!!!!Roland not nice banget kamu membiarkan Selly sakau nungguin kamu!!!!aissshhh!!!!!btw mbak Shanty mempermainkan emosi saya di cerita ini!!!Sumpah geregetan bangettttt!!!!huh!!
BalasHapusduuuh jd pingin nendang sabrina.,pingin nyeret rolan biar cepet2 jemput selly,gemes baca part ini :)),thx mba san
BalasHapusbenci sama rolan, huh
BalasHapusthankies mba snan :D
Rolan, hyah ampun rolaaannnnn!!!
BalasHapusRolan baca pikiran sabrina dong Rolan sayang, pikiran Sabrina itu penuh dg tipu muslihat...
eh iya, makasih mba san atas postingan nya mlm ini *peluk* :)
Rolan, hyah ampun rolaaannnnn!!!
BalasHapusRolan baca pikiran sabrina dong Rolan sayang, pikiran Sabrina itu penuh dg tipu muslihat...
eh iya, makasih mba san atas postingan nya mlm ini *peluk* :)
Ahhhh...gabriel cepetan datang jemput selly....semakin benci deh sama rolan...
BalasHapusArgh.......sebel...sebel...sebel banggeeettt ma Rolan :(
BalasHapusPengen rasana jitak pala Rolan, biar sadar siapa yg harus
Lebih didahulukan... hu uh *sambil monyongin bibir :D
Pentingkan Selly dulu dunk baru Sabrina....
Makasih Mba Santhy *peluk*
Rolan makin nyebelin deh, gara2 Sabrina juga sih..
BalasHapusEh itu iya, Gabriel gk bisa baca pikiran Selly, padahal Selly kan pasangannya Rolan. Atau jangan2 sebenernya Selly itu cinta sejatinya Gabriel? waahhhhhh >< *pendukung Gabriel* hihi
Makasih mba Santhy :)
aduh mbak, Rolannya kok gitu sih? u,u
BalasHapusAku makin penasaran tingkat dewa nih mbak hehee._.
Sabrina juga nih, main belakang(?) -.-
Ntah kenapa aku mikir, ntar rolan sama sabrina. Gabriel sama Selly. Gabriel bakal hidup normal karena ngasih kekuatan ke Sabrina. Nah, sama2 dpt cinta sejati kan. Kalo rolan sama sabrina abadi. Gabriel sama Selly sampe mati. *justmyopini. :D
BalasHapusRolan mlkukn kslahan utk ke dua kalinya... Hedeeeeh..
BalasHapusmakash, Mbak Santhy .. ∞big hug biar Tmbah smangat.. (^○^)∞
banya yg marah n kcewa... ^^
BalasHapuslucu ngbacanya komennya... :P
tapi q pendukung sang kegelapan jadinya ma sely... hehe
posting trus ya mb shan.. :D
wah aq jd gak respek ma rolan.kasian selly.......mbk saaaaannnn......aq kgn joshua.tipe aq bgt gt. heheheheeeee
BalasHapusaku lebih suka selly jadi cinta sejatinya Gabriel.... rolan tuch nyebelin...... masa selly ditinggal hanya untuk sabrina terus,..... kasihan selly
BalasHapusrolan, selly menunggu terus tuh, jahat bgt c.. Knpa hanya janji2 z.. Tar kasian selly tersakiti.
BalasHapusMuacih mbk shanty *ak g smngt, kasian selly, jd ikutan sedih hiks..hiks..
Ya ampun kasian Rolan-ku di caci maki di part ini haha..
BalasHapustp emang nyebelin sih doski :D
makasih mba san *kecup*
mudah2 an hari ini di post lg, smuanya bilang..Amiiiin..
Tunggu nyeselnya rolan z kalo selly diambil gabriel (︶︿︶)
BalasHapusmba santhy,tebakan aku ni,ntar gabriel bakalan suka sama selly,trus karena rolan udah sering ngecewain selly, hati selly berpaling ke gabriel *tebakaaannn
BalasHapuseh rolan..jangan kecewain selly terus dong, sabrina sengaja tuh!!!tinggalin aja sabrina bentar demi calon istrimuuu . i hate sabrina -_-
Tuhh kan.. gabriel sayang bgt ama selly. Dia marah bgt krn rolan membiarkan selly menunggu lg.. gimane lanjutannya.. mba san.. lg donnkk.. =D
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMbak... Rolan nyebelin bangeeet, Sabrina jg...
BalasHapusBaca Another 5% sama kayak baca menghitung hujan.. Sama2 kesel ama cast utama cowoknya. Tp aq tetep dukung Rolan ama Selly
Rolan semangat!
Selly semangat!
Mbak Santhy semangat ngepost aja ya hehehehehei
entah kenapa pemegang kekuatan jahat seakan2 selalu beruntung, dan dari sekian banyaknya cerita yang q baca pada akhirnya si cewek malah jatuh cinta pada pemegang kegelapan. semoga saja akhir novel ini ndak seperti bayanganku.
BalasHapusRolan ngga bisa baca pikiran Selly, Gabriel juga...o'ow, ada apakah ini?? Jangan-jangan Selly itu cinta sejati mereka berdua #ah,ngaco!! >_<.
BalasHapus.
Rolaaan, Rolan, Rolan, apa yang kau lakukan sebenarnya?? Ayolaaaah, kau sudah mengecewakan Selly untuk yang ke-2 kalinya. Apa yang kau pikirkan sebenarnya??
Kalau begini Gabriel jadi punya kesempatan lebih buat ambil Selly dari kamu kan?!
Tapi Emang sih, kayaknya lebih bagus kalau Gabriel sama Selly, hehehehe, lebih gimannaaa gituuu... -_-''
Ayooo, semangat Gabriel!! Rebut Selly dari Rolan..hohohoho
.
lanjuut Kak Santhy!! Di tunggu, ceritanya makin seru aja nih..hehehehe
Terima kasih kak,
Semangat menulisnya ^_^)9
Benci sama rolan kok tega banget buat selly nunggu smp 2 kali n gag dateng2..
BalasHapusNanti klo Uϑªh diambil gabriel baru tau rasa Dia..
Makasih mba san postingannya Ъќ>:/ sabar tunggu lanjutannya