Jason baru bangun
tidur ketika ponselnya berbunyi. Sambil menggerutu, tangannya menggapai-gapai
ponsel yang terletak di meja di sebelah ranjangnya. Suara Arlene langsung
terdengar ketika Jason mengucapkan sapaan pertamanya di ponsel,
“Pasti gara-gara
Rachel bukan, kau meninggalkanku?”
Jason langsung
mengerutkan keningnya. Suara Arlene tampak aneh... sepertinya perempuan itu
sedang mabuk. Apakah karena dirinya?
Yah memang ada berbagai macam reaksi perempuan-perempuan yang dihancurkan
hatinya oleh Jason. Ada yang menangis terus menerus, ada yang marah dan mencaci
maki, bahkan ada yang mengancam bunuh diri – yang akhirnya hanyalah berupa
ancaman kosong. Arlene sendiri kelihatannya berbeda, perempuan itu tampaknya
depresi. Yah dari semua perempuan yang pernah dipacarinya, Arlene memang yang
paling tampak tergila-gila dan sangat posesif kepadanya.... mungkin karena dia
memang wanita culas yang tamak.
“Bukanlah sudah
kubilang tidak ada hubungannya dengan Rachel, Arlene? Dan kau mabuk di pagi
hari, sungguh memalukan, seperti tidak ada kegiatan lain saja.”
“Memalukan?” Arlene
tertawa histeris, “Kaulah yang membuatku seperti ini. Hari-hariku selalu
dipenuhi penantian untuk saat aku berjumpa denganmu, dan sekarang kau
mencampakkan aku begitu saja seperti sampah!”
“Seharusnya kau tahu
bahwa itu akan terjadi kepadamu ketika kau memutuskan mengambil resiko untuk
memacariku.” Jason bergumam dengan suara dingin, “Perbaiki dirimu dan enyahlah
dari hidupku!” Setelah dengan sengaja mengucapkan kata-kata yang cukup kasar
tersebut, Jason memutuskan pembicaraan mereka.
***
Arlene menatap ponsel
di tangannya dengan tatapan mata nanar. Ini bukan Jasonnya. Kenapa Jason
bersikap begitu kejam kepadanya? Kenapa Jason berubah begitu cepat?
Mencampakkan dan menyakitinya?
Ditenggaknya minuman
berwarna keemasan dari botol kaca di meja riasnya. Minum adalah salah satu
pelampiasannya untuk mempertahankan dirinya, kalau tidak mungkin dia sudah
gila.
Mata Arlene yang kuyu
setengah mabuk menatap dirinya sendiri di cermin. Meskipun penampilannya
berantakan, tidak mengenakan riasan dan masih mengenakan gaun tidurnya, Arlene
tahu dia tetap cantik.
Arlene memang
dilahirkan cantik jelita meskipun dia
merasa dirinya kurang beruntung karena dilahirkan di keluarga dengan ekonomi
menengah ke bawah, ibunya yang memimpikan anaknya yang cantik bisa mendapatkan
masa depan yang lebih baik, sengaja membanting tulang untuk memasukkannya ke
sekolah elite dengan harapan Arlene bisa menggaet salah satu lelaki kaya yang
bersekolah di sana dan menjadikannya suaminya. Dan memang kecantikan Arlene
membuat para lelaki tertarik kepadanya, sampai akhirnya Arlene memilih mangsa
yang paling besar, seorang lelaki yang dua puluh tahun lebih tua darinya dan
dijadikannya suaminya. Suaminya benar-benar membawa Arlene naik dalam kelas
sosialnya, karena suaminya sangat kaya dan mempunyai pengaruh yang sangat besar
di bidang musik.
Tetapi rupanya
pernikahan mereka tidak bertahan lama, kelakuan Arlene yang suka mencari
lelaki-lelaki muda untuk memuaskan sikap manjanya rupanya membuat suaminya muak
dan menceraikannya. Untungnya Arlene punya pengacara yang cukup handal sehingga
bisa menghasilkan banyak uang dari perceraiannya, toh suaminya masih saja kaya
meskipun harus membayarnya dengan begitu besar. Saat ini Arlene hidup
bermewah-mewah dengan harta bagian dari perceraiannya, bergonta-ganti pacar
sesukanya dan menikmati masa menjandanya... sampai kemudian dia bertemu dengan
Jason.
Jason... ah lelaki itu
begitu mempesona, dengan sikap sopan dan senyumnya yang menawan... dan wajahnya
itu.. kesempurnaan wajahnya mungkin bahkan telah membuat dewa dan dewi menangis
karena iri....
Reputasi Jason sudah
terkenal, Arlene bahkan mengenal salah satu dari perempuan yang dicampakkan
Jason. Tetapi sikap Jason kepadanya sangat baik dan penuh kelembutan, membuat
Arlene percaya bahwa Jason telah berubah, bahwa Jason telah membuka hati
untuknya dan bahwa Jason benar-benar mencintainya, dan kemudian setelah sekian
lama bersama Jason, Arlene terperosok semakin dalam mencintai lelaki itu,
menyerahkan seluruh hatinya tanpa perlindungan sama sekali.
Matanya masih nanar
menatap bayangannya di cermin.... disentuhnya pipinya, dirasakannya kelembutan
di sana. Pipinya masih halus bukan? Biasanya Arlene selalu memeriksa setiap
inci kulit wajahnya dengan teliti... di usianya yang sudah berkepala tiga, dia
sadar bahwa dia harus benar-benar menjaga kecantikannya.... makanya setiap dia
menemukan sedikit saja keriput, Arlene langsung panik dan menghubungi dokter
ahli kecantikan langganannya untuk menyuntikkan botox ataupun melakukan apapun
untuk menghilangkan keriput itu.
Dia ingin tampak muda,
cantik dan menarik, apalagi ketika berjalan berdampingan dengan Jason yang luar
biasa tampan. Dia ingin mereka tampak sebagai pasangan yang serasi.
Dan sebenarnya dia
sudah berhasil selama ini.... sampai kemudian anak perempuan ingusan itu
muncul.
Anak itu tidak cantik
menurut Arlene, masih lebih cantik dirinya. Tetapi kemudaan dan kesegaran
Rachel terasa mengancamnya, membuatnya merasa seperti perempuan tua yang sudah
layu... apalagi kulit Rachel begitu mulus dan halus, memancarkan keranuman masa
mudanya, membuat Arlene memendam rasa iri luar biasa.
Jason pasti berpaling
kepada Rachel karena kemudaan dan keranuman Rachel. Perempuan ingusan itu
mungkin membuat Jason tertarik karena berbeda dengan perempuan-perempuan yang
pernah dipacari Jason sebelumnya, dan Arlene yakin kalau Jason meninggalkan
dirinya karena Rachel.
Dia tidak boleh
membiarkan Rachel memiliki Jason. Dia akan menghancurkan Rachel sebelum itu
terjadi.
***
Jadi apa yang akan
dilakukannya hari ini?
Hari ini masih libur
panjang dan dengan menyedihkan dia hampir menggunakan seluruh waktunya untuk
merenung sendirian di kamar, mempelajari literatur musik klasik yang sebenarnya
sudah sangat dikuasainya.
Jason menatap dirinya
di cermin dan menggerutu dalam hati. Baru kali ini dia sadar bahwa dirinya
hampir tidak punya teman untuk sekedar menghabiskan hari libur bersama.
Teman-temannya sudah berlabuh dan menemukan belahan jiwanya masing-masing
sehingga memutuskan menghabiskan hari liburnya bersama pasangannya.
Tinggal Jason
sendirian tanpa pasangan dan tanpa cinta dalam hidupnya. Bagaimanapun juga ini
adalah jalan yang dipilihnya, jalan yang penuh dengan dendam dan kebencian masa
lalu, melampiaskannya kepada semua perempuan yang dirasa pantas.
Tetapi entah kenapa
hatinya tidak pernah bisa puas? Semakin dia menyakiti perempuan, semakin
hatinya haus untuk menyakiti lagi dan lagi. Ternyata pembalasan dendam itu
tidak selalu berujung memuaskan, yang ada, jiwanya malahan terasa semakin hampa
dan kosong.
Tiba-tiba saja Jason merasa amat sangat kesepian... amat
sangat kesepian.
Lelaki itu menghela
napas panjang dan kemudian duduk di sofa sambil memilah-milah surat-surat yang
masuk untuknya, beberapa hanyalah ucapan selamat atas kesuksesan konsernya di
Austria, beberapa surat-surat penting dan kemudian dia menemukan sebuah undangan
pesta perjamuan makan malam untuk nanti malam,
yang akan dilaksanakan di rumah salah seorang komposer terkenal yang
merupakan sahabatnya.
Jason
langsung mendapatkan ide.
***
“Kenapa kau tidak
pergi bersama Anna?” Meskipun sakit, Rachel tetap bertanya kepada Calvin.
Lelaki itu pagi-pagi sudah datang ke rumahnya dan sarapan bersama, ini sudah
hampir jam sepuluh siang dan tidak ada tanda-tanda lelaki itu akan pergi.Saat
ini mereka sedang duduk bersama di bagian belakang rumah Rachel, duduk di sofa
nyaman dengan bantal-bantal empuk dan membaca buku. Mama Rachel menyiapkan
berbagai makanan kecil di piring dan sepoci limun dingin untuk mereka. Rasanya
sudah lama sekali Rachel tidak menghabiskan hari dengan bersantai seperti ini
bersama Calvin.
Oh, tentu saja Rachel
berharap Calvin akan tinggal sampai penghujung hari, seperti yang selalu mereka
lakukan bersama ketika libur panjang seperti ini. Tetapi hati kecilnya
menyuruhnya bertanya. Rachel sudah terlalu sering terbanting harapannya atas
Calvin, dan dia tidak mau mengalaminya lagi. Anna sepertinya semakin sering
menyita waktu Calvin akhir-akhir ini hingga Calvin jarang punya waktu untuk
Rachel. Yah, tetapi Rachel tidak bisa menyalahkan Calvin, Anna sangat cantik,
feminim dan merupakan impian setiap lelaki akan perempuan idamannya, jauh
bertolak belakang dengan Rachel yang tomboy dan seperti anak lelaki.
Calvin mencomot
biskuit keju hangat buatan mama Rachel dan tersenyum,
“Aku akan berada di
sini sampai sore.” Gumamnya, lalu mengangkat bahunya, “Anna harus mengantarkan
ayahnya ke acara resmi sampai sore, rencananya kami baru akan bertemu malam
ini.”
Jantung Rachel serasa
diremas, jadi Calvin menghabiskan waktu bersamanya hanya karena dia tidak bisa
menghabiskan waktu bersama Anna?
Calvin sendiri
tampaknya melihat ekspresi Rachel yang murung, lelaki itu tertawa, kemudian
merangkul Rachel ke dalam pelukannya,
“Hei maafkan aku ya,
akhir-akhir ini aku tidak bisa menghabiskan banyak waktu bersamamu, tapi
kuharap kau mau mengerti ya Rachel, Anna tidak lama berada di indonesia, dia
akan kembali ke sekolahnya akhir bulan nanti, dan kami terpaksa menjalin
hubungan percintaan jarak jauh.”
“Percintaan?” satu
kata itu langsung menempel di telinga Rachel, bagaikan belati yang ditusukkan
di sana.
Calvin menganggukkan
kepalanya, matanya tampak berbinar. “Sebenarnya aku mau menceritakan kepadamu
nanti, tapi aku sudah tidak sabar membagi kebahagiaanku bersamamu.” Lelaki itu
menggosok-gosokkan kedua jemarinya dengan penuh semangat, “Kemarin aku
menyatakan perasaanku kepada Anna, dan dia menerimanya.”
Kalau saat itu ada
petir menyambar di depan mereka, mungkin Rachel tidak akan seterkejut sekarang,
mulutnya menganga dan wajahnya pucat pasi.
“Jadi kalian sekarang....?”
“Yap.” Calvin tertawa,
“Akhirnya setelah penantian panjangku sejak dulu, perasaanku berbalas juga.
Anna bilang sebenarnya sejak dulu dia sudah tertarik kepadaku, tetapi dia
berpikir ulang karena dia akan segera bersekolah di luar negeri. Kemarin ketika
pulang ke Indonesia, dia bertekad akan menemuiku dan menelaah perasaannya
sendiri dan ternyata perasaan itu masih sama kuatnya. Kami akhirnya bertekad
mencoba menjalani hubungan ini meskipun harus hubungan jarak jauh nantinya... “
“Bukankah Anna dan
papanya sudah menetap di luar negeri? Mereka kan hanya pulang kemari jika ada
liburan panjang dan acara penting menyangkut pekerjaan papanya? Akana seperti
apa hubungan kalian nanti? Kalian hanya bisa bertemu minimal enam bulan
sekali.” Setelah menelan ludah dan menguatkan diri, Rachel mencoba memberikan
pendapat layaknya seorang sahabat.
“Kan sekarang
teknologi informasi sudah semakin maju, hubungan jarak jauh semakin dimudahkan,
mungkin nkami akan chatting setiap malam, mengobrol lewat web camera, itu sama
saja kami bertemu setiap hari bukan? Lagipula kami bertahan seperti ini tidak
akan lama..”
“Maksudmu?” jantung
Rachel berdesir, selalu begitu ketika dia merasa akan menerima sebuah kabar
buruk.
Calvin tidak
memperhatikan ekspresi Rachel yang semakin pucat, matanya bersinar penuh tekad,
memandang ke kejauhan,
“Aku sudah bilang pada
papa, aku akan menyusul Anna melanjutkan pendidikanku di luar negeri.”
Seketika itu juga,
seluruh harapan sesedikit apapun yang masih tersisa di benak Rachel, tercabut
paksa seluruhnya hingga bersih, sampai ke akar-akarnya.
***
Lelaki itu tertidur.
Rachel mengamati
dengan sayang Calvin yang tengah tertidur pulas di sofa. Dia sendiri duduk
condong di depan Calvin, memuaskan diri untuk memandangi lelaki yang
dicintainya itu selagi ada kesempatan.
Calvin begitu pulasnya
sehingga tatatapan memuja Rachel ke arahnya tidak akan mengganggu tidurnya.
Rachel mengamati wajah Calvin yang tampan, alis matanya yang tebal, bibirnya
yang indah yang selalu digunakannya untuk tersenyum, menceriakan hari-hari
Rachel....
Sejak dia pindah ke
indonesia, Calvin selalu ada untuknya, menjaganya sejak kecil sampai sekarang.
Calvin adalah pusat dunia Rachel. Dan sekarang, Calvin bilang dia akan pergi ke
belahan dunia lain untuk mengejar wanita yang dipujanya, mengejar wanita
beruntung itu.
Ah, betapa inginnya
Rachel mengungkapkan perasaannya kepada Calvin, mengungkapkan kepada lelaki itu
bahwa dia ada di sini, menunggu untuk dilihat, menunggu Calvin untuk menyadari
cintanya. Tetapi di sisi lain Rachel merasa takut, Calvin begitu dekat
dengannya dan sikapnya seperti menganggap Rachel sebagai adiknya sendiri,
Rachel takut kalau dia mengungkapkan perasaannya, Calvin akan berubah sikap dan
menjauhinya, apalagi jika Calvin memang tidak bisa membalas perasaannya,
hubungan mereka pasti akan berubah menjadi kaku dan canggung...
Akan sanggupkah Rachel
tanpa kehadiran Calvin di dekatnya?
Tiba-tiba saja dada
Rachel terasa sesak. Matanya terasa panas..... dan kemudian, dengan nekad dan
putus asa, Rachel menundukkan kepalanya, lalu mengecup dahi Calvin dengan
lembut.
Detik yang sama
sekilas sinar blitz menerpanya, membuatnya mengernyitkan kening, menolehkan
kepalanya ke arah sinar itu, lalu membelalakkan matanya kaget.
Jason tengah berdiri
di pintu penghubung ruang belakang dengan ruang tengah, lelaki itu bersandar
santai di ambang pintu, tersenyum mengejek kepada Rachel dan dijemarinya tengah
memegang ponsel, ponsel yang tadi dipakainya memotret Rachel yang diam-diam
sedang mencuri mencium dahi Calvin yang
tengah tertidur pulas!
Rachel langsung
berdiri dengan defensif, sebelumnya dia sempat melirik cemas ke arah Calvin,
dan bersyukur dalam hati karena lelaki itu masih tertidur pulas. Kemudian
dengan langkah lebar, Rachel mendatangi Jason dengan marah,
“Apa yang kau lakukan
di sini dan kenapa kau mengambil fotoku?”
Senyum miring muncul
di bibir Jason, “Mamamu menyuruhku masuk ke belakang dan mencarimu.” Matanya
sengaja melirik ke arah ponselnya, “Wah sungguh foto yang menyedihkan, kau
dengan penuh cinta mencium diam-diam sahabatmu... cinta bertepuk sebelah
tangan, eh?”
Kata-kata Jason
langsung menyulut amarah Rachel, dia langsung menyerang Jason, mencoba
mengambil ponsel itu dari tangan Jason,
“Kemarikan ponsel
itu!” Rachel mendesis, setengah terangah berusaha menggapai Jason yang dengan
sengaja mengangkat tangannya tinggi-tinggi dengan ekspresi menahan tawa. Rachel
melihat ekspresi Jason dan merasa jengkel luar biasa, lelaki itu pasti
menertawakannya karena tubuhnya pendek seperti anak kecil, dan Jason bertubuh tinggi,
merebut ponsel itu akan percuma bagi Rachel, apalagi kalau Jason mengangkat
tangannya tinggi-tinggi seperti itu,
“Kau jahat! Kemarikan
ponsel itu!”
“Percuma Rachel, kau
tidak akan bisa mengambil ponsel itu dariku.” Lelaki itu mengedipkan sebelah matanya
menggoda, “Mungkin aku akan menghapusnya kalau kau mau melakukan sesuatu
untukku.”
Rachel membelalakkan
matanya, terkejut akan sikap tidak terpuji Jason, “Kau memerasku?”
“Bisa dibilang
begitu.” Jason sama sekali tidak tampak malu, matanya sengaja melirik ke arah
sofa tempat Calvin masih tertidur pulas, “Dan aku rasa kau tidak ingin Calvin
melihat foto ini bukan? Disini wajahmu benar-benar penuh cinta, sungguh
menyedihkan, mungkin Calvin akan kaget karena kau menyimpan perasaan lebih
kepadanya, dan mungkin dia akan menjauhimu...”
“Oke.” Rachel tidak
tahan lagi mendengarnya, dia tahu apa yang dikatakan Jason benar, dan dia takut
itu akan terjadi, dijauhi Calvin karena perasaan canggung adalah hal terakhir
yang diinginkannya, dia butuh bisa dekat dengan Calvin, dan kalau satu-satunya
jalan adalah dalam posisi seperti saudara atau sahabatnya, maka Rachel tidak
akan merusaknya. “Kau ingin aku melakukan apa?” Rachel menggertakkan giginya
menahan marah, tetapi dia mencoba bersabar. Dia tidak bisa melawan Jason
sekarang, lelaki itu memegang kartu AS untuk mengancam Rachel dan sekarang
sedang berada di atas angin.
“Aku ingin kau
menemaniku datang ke jamuan makan malam yang akan diadakan nanti malam, sebagai
pasanganku. Aku akan memperkenalkanmu sebagai murid khususku dan mungkin kita
akan berduet sedikit di sana.” Jason tersenyum, “Sebenarnya aku sudah
mendapatkan izin ibumu, tetapi aku tahu kau akan menggunakan segala cara untuk
menolak ajakanku, jadi menyenangkan sekali aku bisa memaksamu melakukan apa yang
kumau mulai sekarang.” Tatapannya berubah sedikit menakutkan, “Lakukan apa yang
aku mau, Rachel, dan mungkin aku akan berbaik hati menghapus foto ini dari
ponselku.”
Bersambung ke Part 10
akhirnnya . . . dipost juga makasih mbak :)
BalasHapusyuhuuu makasi ya mbaaak
BalasHapusbtw besok kan pengumuman nama buat "romeo's lover"nya? ga sabar nih hehhehehe
wahhh...maasih ya mbak udah dipisting, Joshua nya mna nih mbak??
BalasHapusKyaaaaaaa....akhiry..nuhun teteh...
BalasHapusMakasih mbaa sannttthh......:-):-):-):-)
BalasHapusakhirnya di post juga xD ka di wattpad belum dipost lanjutan ETC ya? salnya baru part8 hehe iseng iseng buka blog kaka eh ternyata udah dilanjut disini ,makasih ka :D lanjut lagi,penasaran aku xD
BalasHapusgood trik jasooonnnn
BalasHapusjadi gemezzz sma jason kak...
hehehehhehehehe
makasih kak shan dah diposting :)
KYAAAAAA SAYA KURANG PUAS MBAKK!!!INI JASON BIKIN MELELEH!!!ASTAGA!!KENAPA RACHEL NGGAK MAU SIH???KYAAAAAA
BalasHapusRomeo's Lover kapan ya mbaaaaakkkk????
post satu part lagi dong kak shanshaann.. U,uu :(
BalasHapusakhirnya
BalasHapuspeluk peluk jason ah
astagaaa.. Jason menghalalkan segala cara wkwkwkss,menghalalkan segala cara dan bermodus(?) ria.. =))
BalasHapusastaga jason bikin gemesss :D
BalasHapusmakasii mbak san :*
ahahaha....jasonnn gw suka gaya lo, Lanjutkan !!!!! ヽ(*^ー^)人(^ー^*)ノ
BalasHapus"̮ Ï„.н.α.Ï€.к. γ.ö.Ï…. "̮ mbak postingannya :)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmba san satu part lagi dong hihi *digetok :))
BalasHapusmood lg jelek pas baca jasonnya kyk gitu..pgen cakar2 muka jason deh mbak...grrr
BalasHapusishh rachellll kok diem aja gtu?! aku yg bca aja emosi. hkhkhk
mood lg jelek pas baca jasonnya kyk gitu..pgen cakar2 muka jason deh mbak...grrr
BalasHapusishh rachellll kok diem aja gtu?! aku yg bca aja emosi. hkhkhk
jason nyebelin seperti biasa.. good Mba san!
BalasHapusakhirnyaaaa MyJason bangun dari tidurnya(?) *eh.... -___-
BalasHapuslopelope sama Jason xixixiii :*
Aku tunggu lanjutan ini kak :)..
Akhirnyaa ketemu(?)Jason lagi..hihi kangen :3 Jason makin nyebelin-nyebelin unyu deh haha
BalasHapusditunggu lanjutannya Mbak San :)
jason nyebelin seperti biasa.. good Mba san!
BalasHapusKasihan rachel patah hati ........
BalasHapusMoga aja jason bs buath rachel bahagia......
hahaha... kartu mati Rachel ada di jason mau G mau dia pasti nurut toh kemauan jason ^^~
BalasHapuskasian rachel.. untung ada jason bisa mengalihkannya dr perasaan sedih..
BalasHapushihi.. mudah2an mereka cepet bersama..
Hahahaha
BalasHapusAstaga jasooon, ngeselin bangeeeet
Tapi sukaaaa
Visualisasinya astaga mb saaan
Bikin mimisan
Hihihihi
Makasih mb santhy :D
Mbak mau nanya, yg jdi Jasonnya itu siapa ? Apa dia Model, soalnya cool abis.
BalasHapusskrg komennya pake email yg ini mbak :D
BalasHapusastaga, JASSSSSSOOOOOOOOOOON -__-
setelah kenal Rachel, Jason jadi sedikit kekanakan
aku suka aku suka ^^
Aaaa~ miris banget rachel, calvin cepet pergi biar rachel sama Jason wkwkwk. Jason licik banget diakhir tapi bikin meleleh hhee. Publish lagiiii >.< Makasih mbak :)
BalasHapuscalvin kelaut aja deh.. -,-
BalasHapusAyo Jason, rebut hati Rachel
BalasHapushehe makasih mba Santhy, baru kemaren kangen jason skrng udah hadir didepan mata... :D
penasaran apa yang akan dilakukan c arlenen iihh, haha jason jason cara mu itu lho ckckc, rachel yang sabar yaaa . maksih ya mba san :D
BalasHapusAku penasaran dgn apa yg akan dilkukn janda patah hati.... mungkin bkl nyulik... kn smw cwe yg dkt ma jason pd dculik... biar lengkap... 3kli
BalasHapusRachel kasian bgt..
BalasHapusTenang dong kan ada Jason..
Hehehe
My jason ♥(>̯┌┐<)•
BalasHapuskak shaaanshaan,post 1 part lagi dong.. Hahahaah,penasaran sama Jasonnya(?).-.
BalasHapusJiahh jason nakal..cck.:D
BalasHapusAkhirnya d post juga.. Makasih mba san..
BalasHapusRachel bukalah matamu, Calvin itu uda milik orang lain ...
BalasHapusEhhh Jason pakai cara licik wkwk ...
Thanks mb Santhy, semangatttt buat Romeo's Lover_nya :)
hiyaaa . jason licik -_-
BalasHapusAkhirnyyyya.............. Satuuuuuuu lg dongggggg mba san.... T.T hiks hiks
BalasHapusNyebelin bgt ish jason... png bgt aq cium.. eeehh
BalasHapussuka banget sama karya mbak yang satu ini..
BalasHapusselalu ga sabar nunggu lanjutannya :D
BalasHapuswaiting for next update...
BalasHapusjason kasus, huwahaha.....tambah seru aja nih. makasih mbak shanty...^0^
BalasHapusIiihhhh dasar Arlene si nenek sihir.....
BalasHapusAwas klo berani celakain Rachael... tak pites leherna yoo... ggrrrr...... :D
Sdlah Rachael, lupakan Calvin, buka hatimu tuk pria lain (*sambil lirik Jason)
Makasih Mba San *kecup n peluk*
huwaaaaa....suka banget...
BalasHapussemangat mbak :)
udahlah rachel... sama jason aja :*
BalasHapus