Kau adalah segalanya.
Pelukan untukku dihari dingin hujan dan petir yang menyambar
Pagi yang cerah tempatku membuka mata dalam pelukan dan malam
yang indah tempatku menutup mata dalam buaian.
Belahan jiwaku yang selalu menemaniku melangkah di setiap
goncangan kehidupan.
Satu-satunya manusia yang bisa mengucap dengan sempurna
kalimat “Aku cinta padamu.”
Bukan dengan kata-kata, namun dengan tatapan memuja
dan pelukan yang tak pernah lelah.
Kau adalah segalaku. Dan aku adalah segalamu
EPILOG
Malam yang tenang dan
syahdu, Diandra keluar dari ruang keluarga dan menatap Axel yang menunggunya di
ruang tamu. Kedua orang tua Diandra, dan seluruh keluarga berkumpul di rumah
sang nenek di bandung untuk acara temu keluarga yang diadakan rutin setahun
sekali.
Dan Diandra memilih waktu
yang tepat untuk membuka semuanya kepada orang tua dan seluruh keluarganya,
bahwa dia sudah tahu kenyataan dirinya sebagai anak angkat.
Ibunya menangis dan ayahnya
cemas, takut Diandra akan berubah sikap kepada mereka, tetapi Diandra berhasil
meyakinkan semuanya, bahwa dia tetaplah Diandra yang sama, entah dia anak
kandung atau bukan. Bahwa dia tetaplah puteri mereka yang mencintai dan
dicintai oleh mereka.
Acara keluarga itupun
berlangsung dengan haru, dengan tangis dan peluk-pelukan yang memenuhi
akhirnya.
Diandra menghela napas
panjang, merasakan kelegaan memenuhi dadanya, bersyukur sepenuh hati bahwa dia
memiliki keluarga yang selalu siap sedia mendukungnya... dan juga memiliki
Axel.
Sudah beberapa bulan
berlalu, dan Axel selalu setia menemaninya, seperti yang dijanjikannya. Lelaki
itu dengan semangat mengunjungi Diandra kalau Diandra sedang di Jakarta, pun
dia selalu menyambut dengan gembira kalau Diandra lebih banyak menghabiskan
waktunya di Bandung, di tempat neneknya.
Hati Diandra sudah hampir
sembuh, dia bahkan sudah tidak pernah memikirkan Reno lagi, bahkan ketika
menerima kabar pernikahan Reno dengan Nana, Diandra sama sekali tidak merasa
sakit hati, mereka semua diundang tentu saja, tetapi Diandra memutuskan tidak
akan datang, karena dia tahu kehadirannya akan menimbulkan kecanggungan
tersendiri.
Tetapi bukan itu yang penting,
yang penting baginya adalah ketika dia benar-benar menyembuhkan luka hatinya,
ketika kemudian dia bisa menelepon Reno dan Nana, mengucapkan selamat dengan
tulus tanpa rasa pedih sedikitpun.
Ya, Diandra sekarang sudah
sembuh, dulu dia pernah mencintai dengan sangat dalam. Tetapi kemudian cintanya
tak tepat hati. Dan dengan tegar, Diandra berhasil menyembuhkan diri dengan
sempurna. Dia telah benar-benar bisa berbahagia dan tak mengharapkan Reno lagi.
Baginya, Reno hanyalah sebuah sejarah masa lalu yang bisa dijadikan
pembelajaran.
Ada sebuah tawaran kerja di
Bandung yang sesuai dengan bidang pendidikan Diandra, dan Diandra berpikiran
untuk menerimanya. Bandung, kota ini memang membawa kesakitan untuk dirinya,
kesakitan ketika kehilangan kekasihnya. Tetapi Diandra sudah jatuh cinta kepada
kota ini, kota yang diselimuti mendung dan kesejukan, hujan alami yang kadang
turun tanpa permisi, dan udara basah yang menyenangkan.
Dan juga... ada Axel di kota
ini. Axel pasti akan senang kalau mengetahui rencana Diandra, tetapi Diandra
bertekad akan menyimpannya dulu sebagai kejutan untuk lelaki itu.
“Aku sangat bangga padamu
Diandra.” Axel menatap Diandra dengan tatapan mata berbinar, memuji ketegaran
perempuan itu ketika mengungkapkan semuanya di hadapan keluarga mereka. “Kau
sangat kuat, tegar dan mengagumkan.”
Pujian Axel itu membuat pipi
Diandra memerah karena malu,
“Kau berlebihan.” Gumamnya
lembut, “Tetapi setidaknya hal ini membuatku lega.” Gumamnya pelan. “Ketika
kita tidak menyimpan rahasia lagi, ternyata menyenangkan. Aku pikir hal ini
juga membuat orang tuaku lega, bertahun-tahun mereka menyimpan rahasia ini
dariku, demi menjaga perasaanku, sekarang mereka bisa bersikap bebas dan apa
adanya.”
“Ya. Dan mereka tetap
mencintaimu dengan tulus, tidak berubah setitikpun.” Axel mendekat, berdiri di
sebelah Diandra yang merenung menatap ke luar ke arah jendela kaca yang
memantulkan pepohonan besar di halaman rumah nenek mereka, “Dan akupun juga
merasa sedikit lega.”
“Lega?” Diandra mengalihkan
perhatiannya ke wajah Axel, menemukan kegugupan misterius di sana. Lelaki ini
sungguh tampan. Sekali lagi Diandra menggumamkan kenyataan itu kepada dirinya
sendiri.
“Ya, aku merasa lega.” Axel
tersenyum, “Karena setelah seluruh keluarga tahu bahwa kita tidak sedarah, aku
bisa mendekatimu dengan terbuka.”
Pipi Diandra memerah, “Kau
juga harus menjelaskannya kepada masyarakat karena mereka semua berpikiran
kalau kita sedarah.”
“Tidak masalah, aku sudah
memikirkan semuanya, bahkan aku sudah berpikir untuk mengurus surat-suratnya kalau
memang diperlukan supaya bisa mensahkan secara hukum.”
“Surat-surat?” Diandra
mengerutkan alisnya dengan bingung, “Apa maksudmu, Axel?”
“Surat-surat. Kalau kita
akan menikah nanti, ada surat-surat yang harus diurus. Kau tahu, mungkin akan
sedikit repot karena kau diadopsi secara resmi dan dinyatakan sebagai anak yang
sah secara hukum, itu berarti secara hukum pula aku adalah saudara sepupumu
yang sah, yang membuat pernikahan kita akan dipertanyakan. Tetapi aku sudah
berkonsultasi dengan ahli hukum dan dia mengatakan bahwa pernikahan ini masih
bisa dilakukan, mungkin urusannya memang jadi lebih rumit dari pernikahan
normal biasa, tetapi tetap bisa dilakukan.” Axel terus berbicara, tidak
mempedulikan wajah terkejut Diandra.
“Pernikahan? Apa maksudmu, Axel....apa....”
kata-kata Diandra terhenti ketika melihat Axel mengeluarkan sesuatu dari
kantong bajunya, sebuah kotak. Dan ketika Axel membuka kotak itu, lalu
menunjukkannya di depan Diandra, Diandra ternganga, luar biasa kagetnya.
“Diandra. Aku mencintaimu
sudah sejak lama, bahkan mungkin sejak aku melihatmu dalam gendongan mamamu,
bayi yang montok dan lucu, sejak itu aku bertekad menjagamu, ingin menjadi
pangeranmu yang selalu siap untukmu.” Axel mendesah, “Meskipun ketika dewasa
aku menyadari bahwa aku tidak boleh mencintaimu, karena kita bersaudara, aku
tetap menyimpan cinta itu dan mengubahnya menjadi cinta saudara.”
Senyum Axel
terkembang, penuh cinta, “Lalu Tuhan memberikan kesempatan kepadaku, dengan
mengetahui bahwa kita tidak sedarah, dengan mengetahui bahwa aku masih punya
kesempatan memperjuangkan cintaku. Dan aku akan memperjuangkannya Diandra, tak
mungkin ada lelaki yang bisa mencintaimu sebesar aku, kau sempurna, kau yang
paling indah, kau adalah segalanya bagiku. Dan seandainya kau mau menjadi
isteriku, aku bersumpah akan membahagiakanmu dengan sepenuh hatiku.” Suara Axel
tertelan di tenggorokkannya dan dia tampak gugup, “Diandra... aku membelikanmu
cincin ini dengan harapan, untuk mengikatmu menjadi milikku dan memberikan
diriku untuk menjadi milikmu, maukah kau mengabulkan harapanku ini dengan
menerima lamaranku?”
Axel tampak begitu
sungguh-sungguh dengan perkataannya, membuat mata Diandra berkaca-kaca, membuat
bibirnya gemetar menjalar ke seluruh tubuhnya.
Tidak pernah dia menyangka
akan dicintai sedalam itu, semurni itu dan dengan sepenuh hati. Diandra pernah
disakiti, pernah dilukai sampai akhirnya berusaha menyembuhkan dirinya sendiri,
mengembalikan rasa percaya dirinya yang telah mati, dan sekarang Axel berdiri
di depannya, mengatakan bahwa dia adalah wanita segalanya, bahwa dia adalah
segalanya bagi Axel.
Dan tidak akan ada, tidak
akan pernah ada lamaran seindah ini, selain dari Axel.
Jantung Diandra berdebar
ketika dia menjawab dengan gemetar,
“Ya Axel... aku mau. Aku mau
menjadi isterimu.” Jawabnya pelan, air mata bergulir dari sana, air mata haru
dan bahagia.
Axel memejamkan matanya,
mendesah penuh kelegaan,
“Terimakasih Tuhan.” Dan
kemudian dia meraih jemari Diandra, memasangkan cincin itu di sana lalu
mengecup jari Diandra dengan lembut dan penuh cinta,
“Aku mencintaimu sayang.”
Lelaki itu menghela Diandra ke dalam pelukannya dan memeluknya erat-erat, “Aku
akan menjagamu.”
Diandra membalas pelukan
Axel dan memejamkan matanya yang penuh air mata di pundak lelaki itu,
“Terimakasih Axel, aku juga
mencintaimu.”
Kedua sejoli itu berpelukan
dengan begitu bahagia, tidak menyadari ketika orang tua mereka menengok dari
ruang tengah dan melihat anak-anak mereka sedang berpelukan.
Papa Axel mengedipkan
matanya kepada papa Diandra, lalu merangkul adiknya itu masuk kembali ke dalam
supaya tidak mengganggu kedua sejoli yang sedang menumpahkan rasa itu.
“Kurasa, selain menjadi
kakak adik, kita akan menjadi besan sebentar lagi.” Papa Axel terkekeh, yang
disambut dengan gelak papa Diandra,
“Dan kita akan sibuk
menjelaskan kepada semua orang karena mereka akan menganggap semua ini aneh.”
Tawanya, “Tetapi tidak apa-apa, yang penting anak-anak kita bahagia.”
“Tentu saja.” Sahut papa
Axel, “Tak ada yang paling diinginkan orang tua, selain kebahagiaan anak-anaknya.”
Dan kemudian mereka semua
tersenyum dalam hati, mengucap syukur bahwa anak-anak mereka telah menemukan
jodoh yang dicintai sepenuh hati.
End Of Epilog
uhh,, so sweet.. T.T
BalasHapuscoba ada yg beneran kayak gitu,,
cinta panda pandangan pertama dalam bentuk: masih bayi,, wowo,,, :)
hehehehehe ternyata cinta Axel dalam juga ya ke diandra syukurlah akhirnya mereka bisa bersama hehe :D
Hapuswah epilognya bikin terharu :) axel romantis bgt, ya meskipun ngk ad reno am nana tapi tetep keren
BalasHapusmakasi kak santhy
hehehe iya sayaang epilognya khusus buat diandra :)) karena diandra berhak dapat bahagia juga yah hehehe *peluk*
HapusNana nya ma renno bneran abis? Hiks thx mba san :*
BalasHapushehehehe iyaaa udah tamaaat hiks hiksss :D
Hapussama2 sayaaaang :D
Akhirnya Diandra dibuat bahagia oleh penulis yang baik hati ini xixi ...
BalasHapusEhhh aq suka kata2 ini "cintanya tak tepat hati" hihi
Axel romantis bgt...
BalasHapusHhhuuueee....
Mbak San... Kereennn bgt..
Sweet epilog,
BalasHapusitulah yg pling aku suka dri teh santhy,
sbgian bsar akhr crtanya heppi ending.
Mkn syang ajj aku ma teh santhy,
smangat trus,ganbatte.
bahagia akhirnya menemukan cintanya lagi ^_^
BalasHapustes komen
BalasHapusakhirnyaaaaa bisa komen jugaa..hoho
BalasHapusdari cerita mba san yg bersambung ini yg paling nyeseksekksekkk menurutku huhuhu walopun diandra hepi ending tp perjalanannyaaaa bikin nangis darah garuk" tembok n ngesot kolong kasur *lebayyy*
mau dong kaya diandra hihihi *ngarep hahhah yey happy ending lagiiii makasih mba postingannya.... *hugs
BalasHapustes tes,,,komen masuk gak ya? aku udaa sring coba tapi kok gak masuk masuk ya mba san.
BalasHapusWaaaa yaampun keren bgt epilognya mb saaan
BalasHapusHappy endiiing
Diandra bahagiaa
Hihihihi
Makasih mb santhy
As always, novelnya keren sangat :))
duuuuh akhirnya so sweeeeet, makasiiiih mba shanty..
BalasHapusih..happy sweet end ^_^
BalasHapustak
BalasHapusmungkin ada lelaki yang bisa
mencintaimu sebesar aku, kau
sempurna, kau yang paling indah,
kau adalah segalanya bagiku. Dan
seandainya kau mau menjadi
isteriku, aku bersumpah akan
membahagiakanmu dengan
sepenuh hatiku.”<<< kapankah ada laki2 yg berkata seperti itu untuk ku ,oooh so sweet.thx mba.san
epilognya bikin terharu deh trnyata cintanya axel sedalam itu ya ke diandra dan trnyata dr kecil dia emg udah sayang bgt sama diandra
BalasHapustp masih kurang sreg juga sih mba karna reno bukan buat diandra tp gpp deh yg penting diandra akhirnya bisa bahagia juga
Diandra beruntung banget ya, mencintai setulus hati walaupun dikhianati tapi akhirnya dicintai sepenuh hati.
BalasHapusDiandra beruntung banget ya, mencintai setulus hati walaupun dikhianati tapi akhirnya dicintai sepenuh hati.
BalasHapusmakasiiih, ya mbak.. ∞peluk peluk peluk smpai mbak santhy megap2∞
BalasHapusaku lbh suka ceritanya diandra axel drpd nana reno..
lbh gereget gimana gitu.. (^○^)
Ah so sweet bangettttt!!!!sudah aku duga kalo Axel cinta sejati Diandra.....oh ini so sweet bangettttt!!
BalasHapuskurang panjang mbak... T.T #pllaakkk... suka diandra-axel nih...
BalasHapusKu harap cinta diandra ke axel bukan karena terpaksa, mengingat membuang hati tak segampang membuang sampah *Lol*
BalasHapusMbaaaaak Saaaannn aku seneng bangeeettt,
akhirnya menghitung hujan udah selesai *pasti aku akan kangen diandra :P
cuma 1 yg disayangkan,, krn Diandra belum kasih tau klo jantung Rangga ada di raga mantannya *ogah sebutin nama* haha :P
Semua manusia di takdirkan bahagia :) aaaaa makasih mba san axel diandra reno nana<3
BalasHapusakhirnya mereka semua bahagia.
BalasHapushappy ending :)
Kak Santhy kapan apdet cerita lagi? kangen :(
BalasHapusKenapa diandra tidak menceritakan kepada orang tuanya tentang rangga?
BalasHapusJuga jantung rangga sekarang ada di reno?