"Kelas Jason akan dimulai lusa." Calvin yang datang pagi-pagi ke rumah Rachel untuk menumpang sarapan - seperti yang biasa dilakukannya hampir setiap hari - menatap Rachel dengan pandangan penuh ingin tahu, "Jadi kau belum berubah pikiran tentang tawaran Jason?"
Rachel menelan susu cokelatnya dengan susah payah ketika topik itu diangkat. Sebenarnya, semalaman dia memikirkan keputusannya, dan kemudian bertanya-tanya dalam hati, apakah dia terlah bertindak terlalu dangkal dan bodoh? Apakah sebetulnya Calvin benar-benar tidak apa-apa kalau Rachel mengambil kesempatan yang ditawarkan Jason kepadanya itu?
Calvin sendiri tampaknya tidak memperhatikan pikiran yang berkecamuk di benak Rachel, dia sibuk mengunyah wafel enak buatan mama Rachel, dan kemudian lelaki itu seolah teringat sesuatu, dan mendongakkan kepalanya,
"Biasanya sebelum kelas Jason akan ada pesta perayaan, sejenis pesta dansa dan diadakan di akademi dengan mengundang semua murid, sekaligus sebagai pesta tutup tahun. Para guru akan datang, dan orang-orang penting di dunia musik akan datang."
"Oh ya, pesta itu." Rachel tahu tentang pesta itu, biasanya dihadiri oleh para murid senior, guru dan orang-orang penting di bidang musik. Pesta itu juga menjadi ajang pertemuan antara para siswa yang sedang menapaki karier di bidang musik dengan orang-orang penting yang telah lebih dahulu menanjak. Tetapi sampai sekarang, Rachel belum pernah sekalipun ikut ke pesta itu, selain karena dulu dia masih kelas yunior, mama Rachel melarang Rachel mengikuti pesta di malam hari ketika usianya masih tujuh belas tahun atau di bawahnya.
Tetapi sekarang Rachel sudah delapan belas tahun. Mamanya mungkin akan mengizinkannya mengikuti pesta itu.
Diam-diam Rachel melirik ke arah Calvin, lelaki itu tampak tampan sekali dengan bibir tipis dan hidung mancung yang terpadu sempurna. Mungkin... mungkin kalau Calvin menemaninya ke pesta itu, mamanya akan lebih setuju lagi untuk membiarkannya datang ke pesta itu.
Rachel langsung membayangkan, itu adalah pesta dansa. Jadi kalau dia datang berpasangan dengan Calvin, ada kemungkinan dia akan berdansa dengan Calvin, diiringi musik waltz yang romantis, dalam gaun yang seperti puteri.... ya ampun... rasanya mimpi itu indah sekali.
"Maukah kau datang ke pesta itu bersamaku? setahuku pestanya akan diadakan besok malam." tiba-tiba Calvin bergumam, membuat Rachel tertegun dengan mulut menganga, tidak percaya akan pendengarannya.
"Apa??"
Calvin meneguk susu cokelatnya dengan santai, "Sebenarnya aku ada janji dengan Anna, tetapi dia akan datang dengan ayahnya, kau tahu ayahnya sangat menjaganya jadi tidak mengizinkannya datang ke pesta dengan pria, apalagi pestanya di malam hari... Ayahku juga sama, dia terus menerus menyuruhku melakukan riset tentang permainan biola setiap malam dan pasti akan melarangku mendatangi pesta, nah kupikir-pikir aku akan mengajakmu datang ke sana saja kita berangkat dari sini berbarengan, jadi. aku bisa beralasan bahwa aku mengantarmu untuk berkompromi dengan Jason."
Perasaan Rachel yang melambung langsung merosot jatuh dengan kerasnya, benaknya terasa sakit dan beku, seperti diguyur oleh air es. Rasa sakit langsung menyeruak di dada Rachel, semua impiannya untuk berdansa bersama dengan Calvin, melewatkan malam romantis dengan hubungan lebih dari kakak adik ataupun sahabat dekat langsung musnah begitu saja.
"Rachel?" Calvin bertanya ketika Rachel hanya terpaku dan tidak memberikan tanggapan apa-apa, "Jadi bagaimana? Kau akan pergi denganku atau tidak? kau mau membantuku bukan Rachel?" Calvin melemparkan tatapan mata penuh permohonan, "Aku mohon, karena pertemuan dengan Anna amat sangat berarti untukku."
Rachel tergeragap, lalu dengan pedih menganggukkan kepalanya, "Tentu saja aku akan pergi denganmu, Calvin."
***
"Pergi dengan Calvin?" mamanya mengangkat alisnya, "Pesta itu berlangsung jam delapan sampai jauh larut malam, dan sebenarnya diperuntukkan bagi orang dewasa." ada ketidaksetujuan di dalam suara mama Rachel, "Lagipula mama tidak pernah bisa datang ke pesta itu karena mama tidak kuat terjaga sampai malam..."
Rachel menghela napas panjang, mamanya sama saja seperti yang lain, selalu menganggapnya seperti anak kecil.
"Mama, aku sudah delapan belas tahun.... dan pesta itu juga dihadiri oleh siswa-siswa senior seumuranku, lagipula aku pergi dengan Calvin, dia akan menjagaku."
Sang mama tampak merenung, mempertimbangkan semuanya, lalu akhirnya menghela napas panjang,
"Oke baiklah, kau boleh pergi, tapi bilang pada Calvin bahwa dia harus sudah memulangkanmu sebelum pukul sebelas malam." Mama Rachel mengangkat alisnya sambil menatap anak perempuan semata wayangnya yang cenderung berpenampilan tomboi itu, "Pestanya besok, dan itu merupakan pesta dansa resmi, apakah kau sudah mempersiapkan gaun, Rachel?"
Rachel mengernyit. Gaun? hal itu sama sekali tidak terpikirkan olehnya, dia menelaah isi lemarinya dan baru sadar bahwa dia hampir tidak punya gaun yang bagus. Semua gaunnya gaun santai, bukan dipakai untuk pesta, itupun hanya sedikit jumlahnya, selebihnya lemarinya dipenuhi oleh T-shirt dan celana jeans serta kemeja.....
Mamanya menatap ekspresi Rachel dan tersenyum geli, "Ayo kita pergi dan berbelanja gaun." gumamnya, tiba-tiba merasa bersemangat bisa mempunyai kesempatan untuk mendandani Rachel yang biasanya tidak mau berdandan itu.
***
Mereka akhirnya mendapatkan sebuah gaun setelah beberapa kali keluar masuk di kompleks perbelanjaan yang sangat ramai itu.
Gaun itu sederhana, berwarna ungu muda, nyaris putih, modelnya melekuk di tubuh sampai ke pinggang, lalu jatuh terjuntai melebar ke bawah, sampai semata kaki. Mamanya juga memilihkannya sepatu hak tinggi dengan warna senada untuk melengkapi penampilannya.
Rachel menatap gaun yang digantungkan oleh mamanya di lemarinya itu dan kemudian tersenyum miris.
Yah... secantik apapun penampilannya nanti, Calvin sepertinya tidak akan meliriknya, karena lelaki itu pasti akan memusatkan perhatiannya kepada Anna yang pasti beribu kali lebih cantik daripada Rachel.
***
Malam pesta itu tiba. Jason memasang jas-nya dan menatap cermin, lalu tersenyum muram, dia harus menjemput Arlene, kencannya malam ini.
Yah, Jason sedang berperan sebagai kekasih yang sempurna sebelum nanti menghancurkan Arlene jika waktunya tepat.
Jason memang selalu memilih pasangan yang lebih tua, dia memilihnya dengan hati dingin dan kejam, mencari yang semirip mungkin dengan ibunya, karena semakin mirip maka akan semakin puas hatinya ketika menyakiti mereka nanti....
Tiba-tiba saja bayangan akan Rachel melintas di benak Jason. Apakah Rachel akan datang ke pesta dansa itu? Jason tersenyum sini, seharusnya Rachel datang, dan dia pasti akan ditemani oleh Calvin, pasangan yang dibelanya mati-matian itu.
Yah... pesta itu akan sangat menarik kalau Rachel benar-benar datang, dia akan memanfaatkan kesempatan itu untuk membuat Rachel tidak berkutik lagi....
Tiba-tiba saja Jason tidak sabar untuk segera datang ke pesta itu.
***
Rachel menatap bayangannya di cermin dan mengernyit, dia tampak seperti perempuan yang berbeda malam ini, dengan gaun feminim dan riasan wajah tipis yang disapukan mamanya ke pesta.
Sang mama juga menatap cermin, tersenyum melihatnya,
"Nah, sekarang kau sudah siap untuk datang ke pesta." Mama Rachel mengedipkan sebelah matanya, "Ayo, temui Calvin yang sudah menunggu di bawah, dia pasti akan sangat terpesona kepadamu." gumam sang mama, membuat pipi Rachel memerah karena malu.
Hati-hati Rachel melangkah ke bawah, menuruni tangga, dia memang tidak terbiasa mengenakan sepatu hak tinggi, sekarang saja kakinya sudah terasa pegal. Rachel berdoa semoga kakinya bisa bertahan, dia tidak mau jatuh ataupun terkilir gara-gara sepatu ini.
Dan benar, sepertinya Calvin terpesona, karena lelaki itu membelalakkan matanya, lalu bersiul memuji ketika melihat penampilan Rachel.
"Wow..... gaun itu sangat cocok denganmu, Rachel. Kau benar-benar tampak seperti perempuan."
Pujian yang menggoda itu membuat Rachel membelalakkan matanya, "Memangnya selama ini aku tidak tampak seperti perempuan?"
Calvin tergelak, lalu mengulurkan tangan dan menggandeng Rachel menuju mobilnya,
"Aku baru sadar, selama ini aku jarang sekali memandangmu sebagai perempuan." gumamnya ringan.
Dalam perjalanan, Rachel merenungkan kata-kata Calvin... jadi begitu, Calvin jarang memikirkannya sebagai perempuan, karena itulah lelaki itu tampak amat sangat tidak peka dengan perasaan yang dipendam oleh Rachel kepadanya. Rachel menghela napas pedih, yah, mungkin selamanya dia harus bertahan, menahankan sakit hati karena selalu dipandang sebagai anak kecil, sebagai adik oleh Calvin.
Tapi... bukankah kata-kata Calvin tadi menyiratkan kalau dia mulai menyadari bahwa Rachel tampak seperti seorang perempuan? Mungkinkah gaun dan penampilan feminim ini memberikan kesempatan baginya? Mungkinkah Calvin terpesona dengannya hingga mempunyai perasaan lebih?
Yah. Rachel sungguh-sungguh berharap itu bisa terjadi.
***
Harapan Rachel langsung runtuh seketika ketika dia melihat penampilan Anna yang rupanya sudah menunggu Calvin di lobby ruang dansa. Anna luar biasa cantiknya dengan gaun warna merah gelap yang kontras dengan kulitnya yang cerah berkilau dan rambut cokelatnya yang panjang bergelombang sampai ke pinggang. Dan perempuan itu tampak seperti perempuan dewasa - Rachel melirik iri ke arah tubuh yang sintal dengan lekuk menonjol dan seksi di buah dada dan pinggulnya yang seperti gitar spanyol - Yah bagaimanapun juga, Rachel tampak seperti anak kecil jika dibandingkan dengan Anna.
Dan sepertinya Calvin juga berpikiran seperti itu, karena mata lelaki itu langsung berbinar ketika melihat Anna.
"Anna, kau cantik sekali." Calvin mengulurkan tangannya dan Anna langsung menyambutnya sambil tersenyum lebar.
"Kau terlalu memuji, Calvin."
"Aku tidak hanya memuji tapi sungguh-sungguh, bagiku kau adalah perempuan tercantik di pesta ini."
Kata-kata Calvin langsung membuat hati Rachel mencelos, untung saja dia berhasil menyembunyikannya dalam ekspresi datarnya ketika Anna akhirnya melihatnya dan menyapanya,
"Hai Rachel, apa kabar?"
Rachel mencoba tersenyum manis, "Kabarku baik." dia lalu melongok ke dalam ruang dansa, "Permisi sebentar, ada yang harus kulakukan."
Calvin tersenyum lebar, "Jam setengah sebelas kita bertemu di sini lagi ya Rachel, aku sudah berjanji kepada mamamu, dan dia akan membunuhku kalau aku tidak membawamu pulang tepat waktu."
Rachel hanya menganggukkan kepalanya, melirik sekilas kepada Calvin sebelum dia pergi, dan merasakan hatinya seperti tertusuk ketika menyadari bahwa perhatian Calvin sekarang sudah sepenuhnya tertuju kepada Anna.
***
Pesta itu ramai, dan semua orang tampak bercampur baur. Rachel memilih posisi di paling sudut, mencoba tidak mencolok dan kemudian menatap ke lantai dansa. Pesta ini meriah tentu saja, dengan jamuan makan malam yang melimpah ruah, tertata elegan di sudut-sudut ruangan, banyak orang yang makan sambil mengobrol dan tertawa bersama. Dan ketika musik dimainkan, beberapa pasangan langsung turun ke lantai dansa untuk berdansa.
Rachel menatap senyum-senyum di bibir para psangan itu. Dia pernah memimpikan berada di posisi yang sama, dengan Calvin tentunya. Sayangnya mimpi itu tidak terwujud....
Matanya tiba-tiba menangkap Calvin yang tengah menggandeng Anna sambil tertawa, mengajaknya ke lantai dansa. Dia tidak bisa mengalihkan pandangan matanya dari dua manusia yang tampak sangat serasi ketika berdansa itu... dan tiba-tiba saja, Rachel merasa seperti manusia paling merasan sedunia.
"Apakah kekasihmu sedang berselingkuh?"
Suara itu terdengar di sampingnya begitu saja, membuat Rachel terkejut, dia menoleh dan melihat Jason sudah berdiri di sampingnya, lelaki itu berpakaian formal dan tampak amat sangat tampan dan elegan. Dan sepertinya lelaki itu terbiasa muncul tiba-tiba tanpa suara.
"Calvin bukan kekasihku, dia menganggapku sebagai adiknya."
Jason memiringkan kepalanya, ada senyum di sana, "Oh ya, dan kau menganggapnya seperti apa?"
Pipi Rachel memerah, menyadari bahwa Jason mungkin sedang menghinanya.
"Terserah aku menganggapnya seperti apa, itu bukan urusanmu." gumamnya dingin, lalu hendal melangkah pergi, tetapi langkahnya tertahan ketika Jason menahan dengan menggenggam pergelangan tangannya yang mungil.
"Hei, aku tidak bermaksud membuatmu tersinggung, Rachel." suaranya lembut, seperti ajakan perdamaian, "Ayo kita berdansa."
Dan kemudian tanpa Rachel bisa menolaknya, Jason setengah menyeretnya ke lantai dansa.
Rachel berdiri dengan kaku, kebingungan. Dia sebenarnya sama sekali belum pernah turun ke lantai dansa sebelumnya, apalagi bersama seorang lelaki. Tetapi rupanya Jason adalah pasangan dansa yang sangat sabar, dengan lembut lelaki itu mengatur posisi tangan Rachel, dan kemudian membimbingnya bergerak mengikuti musik waltz yang lembut.
"Kau tidak pernah berdansa sebelumnya ya?" tebak Jason dengan cepat, membuat pipi Rachel memerah.
"Tidak." jawabnya singkat.
Jason terkekeh, "Sudah kuduga." celanya, "Jangan sampai kau menginjak kakiku." godanya.
Rachel membelalakkan matanya menatap Jason tersinggung, "Jangan kuatir, aku tidak akan menginjak kakimu yang berharga itu."
Kata-kata Rachel yang ketus itu entah kenapa membuat Jason malahan merasa geli, senyumnya makin melebar,
"Bagaimana dengan tawaranku? apakah kau berubah pikiran?"
Rachel tergeragap ketika langsung ditanya seperti itu, sebenarnya tadi dia sedang mencuri-curi pandang ke arah Calvin yang sedang berdansa dengan tubuh merapat ke Anna. Mereka tampak seperti pasangan kekasih... apakah itu benar? mungkinkah Calvin dan Anna sudah menjadi pasangan kekasih?
"Rachel." Jason tampak jengkel, "Aku bertanya kepadamu."
Rachel berdehem, mencoba mengingat pertanyaan Jason tadi. Apa kata Jason tadi?
Dan sebelum sempat Rachel menemukan jawabannya, seseorang menyela mereka, Rachel menoleh dan mendapati perempuan dewasa yang sangat cantik dan terlihat matang,
"Jason, panitia memintaku untuk memanggilmu, kau diminta memberikan sambutan." Arlene yang menyela tersenyum manis kepada Jason, dia bahkan tidak memandang ke arah Rachel, seolah-olah Rachel bukanlah perempuan yang berarti untuknya.
Jason mengerutkan keningnya, "Aku sedang berdansa, Arlene."
"Oke." kali ini Arlene mulai memperhatikan Rachel dan sedikit terkejut ketika melihat betapa mudanya Rachel. Tadi dia ke kamar mandi untuk memperbaiki riasannya, dan ketika kembali, dia mendapati bahwa Jason sudah berdansa dengan seorang perempuan. Dia memang menginterupsi dansa ini dengan tujuan memisahkan Jason dan perempuan itu... tetapi kalau perempuannya masih ingusan seperti ini, sepertinya Arlene tidak perlu cemas - perempuan ini jelas bukan selera Jason, dan bukan saingannya.
"Tapi panitia mengatakan bahwa kau harus memberi sambutan, Jason." Arlene tetap keras kepala, "Aku cuma menyampaikan pesan, dan kalau kau keberatan, kau bisa menyampaikan sendiri kepada mereka."
Rachel bisa melihat ada kilatan di mata Jason, hanya sekejap, tetapi kemudian kilatan itu menghilang dan berubah menjadi tatapan lembut, tatapan lembut yang ditujukan kepada Rachel,
"Oke. Maafkan aku Rachel. Aku harus memberikan sambutan sialan itu." dan kemudian dengan sopan, Jason melepaskan pelukan dansanya, lalu meraih jemari Rachel, dan mengecup punggung tangannya dengan lembut.
Ketika Jason berlalu, Rachel masih tertegun di sana, menatap punggung tangannya yang terasa panas. Kecupan di tangannya ini membawa kembali memori yang sudah berusaha dihapusnya, memori tentang ciuman Jason waktu itu kepadanya....dan tiba-tiba saja pipinya memerah seperti kepiting rebus.
***
Ketika Jason menaiki panggung, semua orang langsung memusatkan perhatian mereka kepada si tampan jenius biola yang sangat terkenal itu. Semua orang tentu saja mengagumi penampilan Jason, dan juga keahlian bermainnya yang luar biasa.
Jason tersenyum kepada semuanya, meski senyum itu tidak sampai ke matanya,
"Terimakasih atas semua yang hadir di pesta ini, dan terimakasih kepada semua yang menganggap saya pantas berdiri di sini untuk memberi sambutan. Selamat datang juga kepada para siswa senior yang duapuluh di antaranya akan menjalani kelas khusus bersama saya mulai besok. Saya harap kalian semua menyiapkan diri, dan bagi yang belum lolos, saya yakin masih ada kesempayan di tahun depan."
Rachel menatap ke arah Jason, dan mau tak mau mengagumi ketampanan lelaki itu, bahkan dari jauhpun Jason tampak amat sangat tampan - sayangnya ketampanan itu tidak dibarengi dengan kelakuan yang baik - Rachel langsung teringat akan deretan pacar-pacar Jason yang berjajar dan berganti seakan tiada habisnya, ya.. reputasi Jason sebagai pematah hati perempuan memang sudah melegenda, herannya banyak perempuan yang tetap saja mencoba menaklukkan hati Jason meskipun mereka tahu bahwa Jason berbahaya.... mungkin para perempuan itu ingin saling berlomba menjadi perempuan yang berhasil menaklukkan hati sang penghancur perempuan...
Lamunan Rachel terputus ketika dia merasakan Jason menatapnya dalam-dalam, dan sebelum Rachel sempat berpikir, tiba-tiba Jason sudah bergumam di atas panggung.
"Dalam kesempatan ini saya ingin memperkenalkan murid khusus saya, hanya ada satu orang murid yang saya pilih untuk menjadi anak bimbingan saya secara intensif, mungkin dalam beberapa waktu ke depan." Jason mengedikkan dagunya ke arah Rachel, membuat semua mata langsung terpusat kepada Rachel.
Jason tampak tersenyum puas melihat ekspresi Rachel yang kebingungan dan tak bisa berkata-kata, lalu melanjutkan, "Malam ini saya akan mempertunjukkan duet biola saya bersama Rachel sebagai persembahan kepada semua orang." lelaki itu lalu mengulurkan jemarinya ke arah Rachel yang terpaku seperti orang bodoh di tengah ruangan, sementara semua mata memandang kepadanya, "Mari Rachel, naiklah ke panggung." sambung Jason kemudian, ada senyum puas di sana ketika melihat bahwa Rachel sudah mati kutu dan tidak bisa membantah.
Rasakan kau perempuan keras kepala. Gumam Jason dalam hati. Sekarang tidak ada alasan bagi Rachel untuk menolaknya.
Bersambung ke part 6
Kyaaaa.... jasonnya ganteng... >.< *langsung klepek-klepek* rambutnya klimis gimana gitu. suka bangeeettt
BalasHapusAkhirnyaaaaaaaa, ga sia2 begadang menanti Jason muncul. Kak san, makasihhhhhh #peyuk2 muachhhhh.
BalasHapusJasonnya cakeppppppp,dan Rachel jd salah tingkah gitu ama Jason, ga sabar menanti duet maut Jason-Rachel dan semoga Calvin menyadari betapa istimewanya seorang Rachel.
Jasonnnn, ayooo kejar terus Rachel nya.
Kak San, cek email ku yach, thanx. Tengkyuuuuuu
rencana untuk ketemu ama kasur dan bantal langsung dibatalkan begitu liat ada postingan lagi..
BalasHapushuaaa.... Jason akalnya bagus juga buat ngejebak Rachel supaya mau jadi murid khusus dia.. 4 jempol deh..
btw, aku kok gregetan ya tiap adegan Rachel ama Calvin.. si Calvin kerjanya php-in Rachel terus.. eh, si Rachelnya kerjanya ngayal yang "indah-indah tapi gak akan pernah terwujud" terus.. itu si Rachel kae nusuk diri sendiri.. tiap apa yang dilakuin dan diomongin ama Calvin bisa jadi khayalan indah diri dia ama Calvin.. haduh.. *tepok jidat*
ya, tapi, namanya juga orang lagi jatuh cinta ya si Rachel..
gak sabar buat nunggu kelas khususnya Jason..
berharap Keyna-Davin or Joshua-Kiara bakal muncul suatu saat nanti..
ditunggu next partnya, Mbak San.. ^^
jason emang G gampang nyerah ya !!! segala cara di coba biar Rachel jadi murid specialnya, hanya Rachel yg bisa membuat seorang jason berlaku seperti bukan dirinya ^^~
BalasHapuseyyyy Jason udah mulai beraksi..bakal seru pasti klanjutannya ni..^^
BalasHapuspagi ini full bgt d senengnyaa CIR, ETC ma another 5% dposting..huhuhu
makasii mba san^^
hari ini bakal posting lg ga mba??*ngarep*
#nari hula-hula
BalasHapusayo jason!!! buat rachel berada di pelukanmu. jangan biarkan dia terluka gara-gara calvin... :*
Kyaaaaaaaa Jasooooonnnn!!!!Hwahahahaha kurang ajar!!!!pemaksaan kehendak!!!!ciaaaattt!!!!!aaaaaaaa ngepens sama Jason!!!!astagah!!!!
BalasHapushoi hoi...wah...dasar Jason!!! Menghalalkan segala cara dia,ckckck...
BalasHapusmatur nuwun mbak shanty...ga nyangka nemu ETC...makasih makasih..
Yeahhhhhhhh....,!Makasih Mbaa Sanntthhh .:-D
BalasHapuslanjuutt dong kak..
BalasHapushuuaaa...
..(-̩̩̩-͡ ̗̊--̩̩̩͡ ) Ɨƚι̇ƙƨ̃.. Ɨƚι̇ƙƨ̃.. :'(, kasihan Rachael dicuekin ma Calvin :(.
BalasHapusWaduh... Jason melaksanakan aksina.....
Please 1 bab lagi dunk Mba San
Makasih Mba San... *peluk*
MBAK. Jasonnya aduh. Ini keliatanny dia udah beneran jatuh cinta tapi gak sadar dan Rachel kamu aduh kamu kasian di phpin gitu sama si Calvin.
BalasHapusIni anne atau anna-nya itu nanti sama Calvinkah? atau jangan jangan nanti dia suka sama Jason x_x Ini Jason aduh mas kamu cakep abis haha. . .
Dan mbak ditunggu lanjutanny ya~~ kapan si Jason mutusin Arlenne? Ga sabar XD
Mnclin Keyna lg dong, Mba. Biar nmpk sisi sweet Jason. Biar Rachel merasakan benih2 cemburu swkt blm tau Keyna adik Jason. Malah menarik kl Rachel mengira Keyna berdelingkuh dgn Jason...
BalasHapusEmaaakkkk.... maubdong dkawinin ma Jasoonnnn...
BalasHapusLol
Gw nahan gantengnyaaaa ♥o♥
Kasian juga si Rachel dgituin sm Calvin hikzzz...
Makasie mbak San, udah rela posting CIR n ETC tgah malem.. :D
jahat nih calvin nyaa gak peka x sma rachel..ishh tp biar ajlah kan ada jason haha..tp gk brsa jd lolita c rachel ya mbk san? lol *peace*^^v
BalasHapushuaaahh jason aq emg cakep yaaa..ngidam apalh emaknya kmrn..wkwk
gk sbar nunggu duet Jaschel :D req lgunya Takumi Haketa donk jason..hihihiii~
jiahhh..:) jason curang memanfaatkan kesempatan dlm kesempitan.. hajarr truxzk..
BalasHapusthx mb san..gomawo.^^
Wowowowowwww....... Jason kereeeennnnn,,,,,, :*
BalasHapusThanks mbak shanty :*
Ckckck kasihan kali si Rachel patah hati ...
BalasHapusUdahlah terima aja tawaran Jason hihi ..
Thanks mb San :)
Ini si Jason jadi lucu deh ngelakuin hal2 yang di luar kebiasaan & watak nya gara2 Rachel mhihi :3 ayoo jangan mau terpuruk gara2 patah hati sama Calvin :9
BalasHapusDuuuetttt mauuuttt!!!<3<3<3<3
BalasHapusVisualisasi Jason keyen bgttt :9
Rachel n Jason ccok bgttt..
Smngat Rachel! Tnjukkin klo kmu itu brharga.. Ga sperti Calvin yg menganggapmu bkan ap2..
Bhkan seorang Jason, si jenius biola aj mau denganmuuuu
Lnjut mbak Santhy!!!:D
Ku tunggu part brikutny dgn pnasaran..
Smoga cpet smbuh ya mbak syg..:*:*:*
aaaaa. . . . lanjut lagi dong, mbak shanty. . . .
BalasHapusya ampun... abang jason... kirain s rachel mau d permaluin ternyata d bkn mati kutu.... wkwkwkwk.....
BalasHapussemangat bang.....
rachel... lupakanlah s calvin dong dong... dong dong itu... tunjukan aksimu... biar si calvin nyesel....
Yach ... Akal Jason, jdi Πγª Rachel ga bsa berkutik lgi utk mnolak jdi murid Πγª . Heheh. ✽̶┉♏∂ƙ∂șîħ┈⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴.. Mba ShaNty.
BalasHapusmamang jason...mau dong jd murid khususnya jg #pose menggoda hahahahaha :v
BalasHapusjasonnnnn jgn tatap aku sprti itu...hehehe
BalasHapussudahlah rachel...enyahkan mas calvin dr hatimu...masih ada akang jason yg pesonanya lebih menjanjikan(?) x))
mbak cantik tetap smngat b'karya yaa...okey dtunggu part slanjutnya *peluk2*
semangat ya mbak shanty!! :)
BalasHapusMbak santhy, jd gak konsen bacanya.. gambarx itu loch.. Meleleh..
BalasHapusDasarrr jason..
Mbak santhy.. lanjuttttt
Semangat...
Makasih mbak san2.
^_^ peluk erat ^_^
huwaaa.... Jason..mngeluarkan serangan tiba2.. Kasian rachel.
BalasHapusMga2 z rachel bisa nyaman sma jason..
Berfikir,,ap mrka bsa jd spasng kekasih-kah nnti'''y..
G sabar kelanjutan'y noe mbk santy..
Thankz mbk san..love u
huwaaa.... Jason..mngeluarkan serangan tiba2.. Kasian rachel.
BalasHapusMga2 z rachel bisa nyaman sma jason..
Berfikir,,ap mrka bsa jd spasng kekasih-kah nnti'''y..
G sabar kelanjutan'y noe mbk santy..
Thankz mbk san..love u
huwaaa.... Jason..mngeluarkan serangan tiba2.. Kasian rachel.
BalasHapusMga2 z rachel bisa nyaman sma jason..
Berfikir,,ap mrka bsa jd spasng kekasih-kah nnti'''y..
G sabar kelanjutan'y noe mbk santy..
Thankz mbk san..love u
part 6nya belom selesai ya mbaa? hwaaa bacanya jd ngambaaang... sama kayak dating with the dark huhuhuuuu.... semangat yaaa mbaa nulisnya....
BalasHapuswahahaha.. Kocak bgt dah tu c jason. Haizz tp maen nyosor2 bibirnya c rachel aja tuh.. Ga kbyg klo mrk bradegan ehm-ehm...... Hihihi..
BalasHapuskapan nih kelanjutannya,gk sabar >.<
BalasHapushuwaaaaa...jason licik banget, tapi keren #eh
BalasHapuscara jason memang cerdas... Oh rachel kau sudah tak bisa lepas lagi...
BalasHapusSang pangeran penguasa sudah melebarkan kuasanya... Calvin biar ah sama anna...
Arlen nyepelekan rachel.. Hm disangkanya buka selera jason..
langsung suka sama setiap tulisan kak Santhi
BalasHapusGod bless you kak