"Apakah kau tersesat di sini?" Keenan memasang senyumnya yang paling mempesona, dan tanpa permisi duduk di depan perempuan cantik dengan penampilan tidak cocok itu, "Butuh bantuan?"
Mata perempuan cantik itu tampak waspada, apalagi mengingat penampilan Keenan yang benar-benar seperti berandalan, ditambah lagi dengan rambutnya yang sedikit panjang menyentuh kerah dan penampilannya yang begitu santai.
"Tidak. Saya hanya ingin menghabiskan malam saya tanpa gangguan." perempuan itu mengalihkan pandangannya seolah-olah ingin berakting bahwa Keenan tidak ada.
Tetapi tentu saja Keenan tidak mudah menyerah oleh karena penolakan sederhana itu. Penolakan malahan membuatnya semakin bersemangat.
"Mungkin aku bisa membantu dan menemanimu, kau tahu tempat semacam ini berbahaya untuk seorang perempuan duduk sendirian."
"Saya bisa menjaga diri saya sendiri." Perempuan itu tetap saja tidak menatap mata Keenan, dia mengabaikannya, seolah-olah Keenan tidak ada.
Aha..... Penolakan.... luar biasa dorongan adrenalin dan semangat yang dirasakannya karena merasa tertantang oleh penolakan seorang perempuan. Sudah lama sekali tidak ada perempuan yang menolaknya, Keenan memang memiliki pesona sendiri meskipun dia tidak rapi dan berjas seperti para eksekutif muda, penampilan santainya dan sikapnya yang menggoda biasanya menjadi daya tarik sendiri bagi semua perempuan.
"Namaku Keenan." tanpa tahu malu Keenan mengulurkan tangannya, dan kemudian menariknya kembali dengan senyum nakal ketika perempuan di hadapannya hanya melirik sedikit ke arah tangannya dengan marah, "Apa yang kau lakukan sendirian di tempat seperti ini, cantik?"
Panggilan nama 'cantik' itu membuat mata perempuan itu membara, dan dia tampak luar biasa cantik. Keenan membatin. Wow, baru kali ini dia tertarik begitu dalam pada seorang perempuan hanya dengan memandanginya.
Keenan memutuskan akan mengejar perempuan ini.
"Siapa namamu? apakah aku hanya boleh memanggilmu dengan sebutan 'cantik'?"
Perempuan itu tampak luar biasa jengkel dengan sikap tak mudah menyerah Keenan, dia lalu beranjak berdiri dan melemparkan tatapan jijik, lalu berkata dengan keras,
"Bukan urusan anda, saya hanya ingin sendirian di sini tetapi anda mengganggu saya. Permisi."
Dan kemudian tanpa sempat Keenan mengear, perempuan itu dengan gesit membalikkan badan dan setengah berlari keluar dari pintu bar, menghilang entah kemana.
Semua Keenan ingin mengejar, dorongan itu begitu kuat hingga dia hampir beranjak dari kursinya. Tetapi kemarahan perempuan tadi hampir terdengar ke seluruh penjuru ruangan dan sekarang seisi bar memandanginya dengan penuh rasa ingin tahu.
Keenan menghela napas panjang, berusaha bersikap acuh. Yah mungkin dia memang tidak berjodoh dengan perempuan galak tapi cantik itu. Dengan senyum lebar, Keenan melangkah kembali ke bar untuk memesan minuman.
Si bartender tentunya melihat insiden itu sejak tadi, dan dia tak bisa menahan diri untuk menertawakan kegagalan Keenan,
"Kegagalan pertama?" si bartender mengeringai, setengah mengejek dalam canda, "Mungkin kau harus mengasah kembali kemampuanmu merayu perempuan, Keenan."
"Mungkin terlalu lama memakai jas dan dasi telah melunturkan pesonaku." Keenan tertawa, "Bagaimanapun juga selalu ada kegagalan pertama untuk setiap orang." dia melirik ke arah bartender dengan tatapan geli, "Buatkan aku minuman lagi, aku perlu melupakan patah hatiku." sambungnya yang disambung dengan gelak tawa si bartender.
***
Aurel menyandarkan tubuhnya di emperan toko tepat di trotoar yang membatasi arus pejalan kaki dengan sebuah butik yang elegan. Dia terengah-engah karena setengah berlari-lari kecil tadi, karena takut Keenan mengejarnya.
Dari penyelidikan seadanya tentang si kembar, Aurel tahu bahwa Keenan sering sekali datang ke bar itu, dia hanya ingin melihat dari dekat dan menilai bagaimanakah calon korbannya itu.
Tidak disangkanya Keenan akan begitu agresif dan menganggapnya menarik, padahal dia sudah berdandan setidak menarik mungkin.
Aurel menghela napas panjang. Jantungnya berdegup kencang... dan ini semua bukan karena Keenan, tetapi lebih pada ketakutannya terhadap laki-laki.
Ini memang gila dan bodoh. Bagaimana mungkin dia melakukan apa yang diminta Celia, kalau dia sebenarnya menyimpan ketakutan mendalam terhadap laki-laki?
Celia tentu saja tidak tahu trauma yang dirasakannya, dia hanya tahu bahwa Aurel memiliki kenangan buruk dengan mantan kekasihnya, yang dulu pernah tinggal di kota ini ketika kuliah. Aurel hampir diperkosa, di rumah kekasihnya sendiri yang sangat dipercayainya. Waktu itu mereka berdua sedang merayakan kelulusan mereka dan Radit mengajak Aurel ke rumahnya yang kebetulan sepi, Aurel begitu percaya dan mencintai kekasihnya, tidak menyangka bahwa yang diinginkan oleh Radit waktu itu hanyalah tubuhnya. Untungnya Aurel berhasil meloloskan diri, dengan menyiramkan kopi panas yang ada di meja kepada Radit, tak dipedulikannya Radit yang mengaduh-aduh kesakitan ketika dia berlari meninggalkan rumah terkutuk itu.
Setelah peristiwa itu, Aurel langsung mengemasi barang-barangnya dan pulang ke rumahnya, mengganti nomor ponselnya dan menghilangkan jejaknya dari Radit. Untunglah dia sudah menyelesaikan masa kuliahnya dan tidak perlu kembali ke kota ini lagi dan sepertinya Radit juga memutuskan untuk tidak mengejarnya, mungkin karena dia takut Aurel akan melaporkannya ke polisi. Tidak pernah ada yang tahu tentang insiden itu, begitupun kedua orang tuanya dan bahkan Celia. Semuanya mengira Aurel membenci kota itu karena dia patah hati akibat putus dengan kekasihnya. Sejak saat itu pula, Aurel tidak pernah mendengar berita tentang Radit, dia juga tidak sudi mencari tahu tentang keberadaan lelaki brengsek itu.
Tetapi meskipun bertahun-tahun berlalu, trauma itu tidak pernah meninggalkannya. Aurel sangat ingat betapa dia menolak dan memohon, tetapi Radit seolah-olah berubah menjadi sosok yang tidak dikenalnya, kejam dan pemaksa, tidak mempedulikan ketakutan Aurel. Lelaki ternyata bisa berubah menjadi buas dan menakutkan. Audrel sudah berhasil lolos sekali dari kebuasan lelaki, dan dia tidak ingin jatuh kedua kalinya ke dalam lubang yang sama.
Itulah yang membuat Aurel takut kepada lelaki, benci dan jijik pada setiap pendekatan yang dilakukan lelaki kepadanya....
Kalau begini caranya, bagaimana mungkin dia berhasil melakukan apa yang diminta oleh Celia kepadanya? dia bahkan tidak mampu menghadapi pendekatan Keenan yang agresif
Dan sialnya, dia tahu pasti bahwa dia besok harus bertemu dengan Keenan. Rencana sudah dijalankan, dan Aurel tidak bisa mundur lagi.
***
Keenan memasang dasinya dan mengernyit memandang dirinya di depan cermin, hari ini ada pertemuan penting dengan salah satu perusahaan yang akan menjalin kerjasama dengan perusahaan perhotelan mereka, perusahaan itu bergerak di bidang kertas, dan rencananya akan memasok kertas dinding untuk renovasi total seluruh kamar hotel mereka.
Keenan mengamati dirinya, dengan jas rapi dan ram but yang disisir ke belakang, dagu yang dicukur licin dan semuanya, seluruh penampilannya sedemikian miripnya dengan Azka, seolah-olah Keenan yang asli tenggelam dan sedang menyamar sebagai Azka, saudara kembarnya.
Yah. bagaimanapun juga, bisa dibilang dia sedang memerankan Azka bukan?
Keenan tersenyum, dia rela melakukannya karena sekarang saudara kembarnya itu sedang menikmati masa-masa bahagia bersama isterinya. Azka berhak untuk berbahagia, setelah semua sikap tidak egoisnya, menanggung beban semua orang di pundaknya. Azka berhak untuk bertingkah egois sementara ini.
Keenan mengambil kunci mobilnya, bersiap memulai rutinitasnya di kantornya yang membosankan.
***
Aurel gugup, amat sangat gugup, tetapi dia bisa menyembunyikan kegugupannya dengan begitu baik. Sekertaris itu mengantarkannya ke ruang rapat yang sangat besar di lantai delapan gedung kantor yang sangat mewah itu.
Dia berada di sini untuk bisnis, meskipun bisnis itu kebetulan memang diambilnya untuk memuluskan rencananya. Saat ini penampilannya begitu elegan, dengan blazer warna cokelat tua dan celana senada, dipadukan dengan kemeja emas yang indah. Rambut panjangnya yang indah seperti biasa digulungnya hingga membentuk bulatan rapi di atas tengkuknya, semua rambutnya disisir ke belakang mulus dan rapi. Itulah penampilan kesukaan Aurel, sederhana, tetapi kuat.
Semoga saja dia bisa mempertahankan penampilan kuatnya setelah ini.... Aurel mengernyit sambil menatap ke arah pintu ruangan rapat besar itu.
Kepala cabang perusahaannya mengalihkan perhatiannya dengan mengajaknya membahas berkas-berkas perusahaan dan aturan kerjasama mereka sambil menunggu, membuat Aurel bersyukur karena membahas masalah pekerjaan bisa menenangkan jantungnya yang berdebar.
Tetapi rupanya itu tidak bertahan lama, karena jantungnya kembali berdebar kencang lagi ketika pintu itu terbuka.
Sosok Pemimpin perusahaan - Pemimpin sementara, sementara pemimpin yang asli sedang liburan berbulan madu - muncul dari balik pintu, diantarkan oleh asistennya.
Itu Keenan. Aurel membatin setengah ternganga akan transformasi yang hebat itu. Keenan yang ada di depannya berbeda dengan Keenan yang ditemuinya semalam di bar. Keenan yang ini berpenampilan rapi, dengan jas yang menempel erat ditubuhnya dan dasi yang terpasang sempurna, rambut setengah panjangnya yang kemarin acak-acakan sekarang disisir rapi ke belakang.
Tetapi mata itu tetap sama..
Aurel langsung merasakan tatapan setajam silet ketika pada akhirnya Keenan menyadari kehadirannya. Senyum itu... senyuman sang pemangsa yang menemukan korbannya langsung muncul di bibirnya.
"Dan siapakah ini?" suara Keenan terdengar tenang, tetapi ada ancaman tersembunyi di dana.
Asistennya langsung memperkenalkan Keenan kepada tamunya,
"Ini nona Aurel Sagara, tuan Keenan, beliau adalah CEO perusahaan kertas yang bekerjasama dengan hotel kita. Beliau khusus datang langsung dari Jakarta untuk membicarakan perihal kerjasama ini."
Keenan langsung mengulurkan tangannya penuh arti, "Nona eh?" Keenan menyeringai ketika menyadari bahwa panggilan itu menunjukkan bahwa Aurel masih sendiri, "Senang bertemu dengan anda, saya harap anda tidak keberatan menerima jabatan tangan saya, eh?" kata-katanya menyiratkan bahwa Keenan mengingat Aurel serta insiden semalam ketika Aurel tidak mau membalas uluran tangan Keenan.
Aurel menatap jemari ramping dan kuat Keenan yang terulur kepadanya, dia menelan ludah dan tidak punya pilihan lain selain membalas uluran tangan Keenan. Genggamannya kuat, dan seolah sengaja, Keenan tidak segera melepaskannya, dia menggenggam tangan Aurel lebih lama dari yang seharusnya, membuat asistennya berdehem mengingatkan,
"Dan ini Tuan Adam beliau adalah kepala cabang perusahaan tersebut di kota ini."
"Oh. Oke. Terimakasih atas kedatangannya." Akhirnya Keenan melepaskan genggaman tangannya dari jemari Aurel, membuat Aurel menghela napas lega.tetapi rupanya dia terlalu cepat menarik napas lega, karena Keenan kembali memusatkan perhatian kepadanya.
"Nona Aurel, saya harap setelah pembicaraan kerjasama ini, anda bersedia menerima undangan makan malam dari saya sebagai penghormatan. Malam ini saya akan menjamu anda untuk makan malam berdua di restoran salah satu resor kami yang sangat terkenal akan kelezatan makanannya."
Semua mata memandang ke arah Aurel, dan tidak ada yang bisa dilakukannya selain menerimanya bukan? Sepertinya Keenan sengaja mengajukan ajakannya di depan orang banyak, membuat Aurel tidak bisa berbuat apa-apa. Pada akhirnya, dia menganggukkan kepalanya setelah melemparkan tatapan marah tersirat kepada Keenan.
"Terimakasih atas ajakannya, saya sungguh terhormat."
Senyum Keenan melebar, tampak puas. "Bagus, saya akan mengaturnya nanti. Kalau begitu, mari kita bahas kerjasama kita lebih lanjut."Keenan kembali bersikap formal, duduk di kepala meja rapat itu, diikuti yang lain yang segera duduk di kursi masing-masing, bersiap memulai pembahasan.
Aurel menganggukkan kepalanya sambil mengambil tempat duduknya, mencoba terlihat tenang meskipun sebenarnya dia mulai sesak napas. Dia terjebak rencananya sendiri dan sekarang dia harus mempersiapkan diri menghadapi makan malamnya nanti dengan Keenan.
Seharusnya dia senang karena rencananya berjalan lancar. Tetapi ini semua terlalu cepat, Keenan terlalu mendesak, dan Aurel mulai ketakutan.
Bersambung ke Part 2
"Mungkin aku bisa membantu dan menemanimu, kau tahu tempat semacam ini berbahaya untuk seorang perempuan duduk sendirian."
"Saya bisa menjaga diri saya sendiri." Perempuan itu tetap saja tidak menatap mata Keenan, dia mengabaikannya, seolah-olah Keenan tidak ada.
Aha..... Penolakan.... luar biasa dorongan adrenalin dan semangat yang dirasakannya karena merasa tertantang oleh penolakan seorang perempuan. Sudah lama sekali tidak ada perempuan yang menolaknya, Keenan memang memiliki pesona sendiri meskipun dia tidak rapi dan berjas seperti para eksekutif muda, penampilan santainya dan sikapnya yang menggoda biasanya menjadi daya tarik sendiri bagi semua perempuan.
"Namaku Keenan." tanpa tahu malu Keenan mengulurkan tangannya, dan kemudian menariknya kembali dengan senyum nakal ketika perempuan di hadapannya hanya melirik sedikit ke arah tangannya dengan marah, "Apa yang kau lakukan sendirian di tempat seperti ini, cantik?"
Panggilan nama 'cantik' itu membuat mata perempuan itu membara, dan dia tampak luar biasa cantik. Keenan membatin. Wow, baru kali ini dia tertarik begitu dalam pada seorang perempuan hanya dengan memandanginya.
Keenan memutuskan akan mengejar perempuan ini.
"Siapa namamu? apakah aku hanya boleh memanggilmu dengan sebutan 'cantik'?"
Perempuan itu tampak luar biasa jengkel dengan sikap tak mudah menyerah Keenan, dia lalu beranjak berdiri dan melemparkan tatapan jijik, lalu berkata dengan keras,
"Bukan urusan anda, saya hanya ingin sendirian di sini tetapi anda mengganggu saya. Permisi."
Dan kemudian tanpa sempat Keenan mengear, perempuan itu dengan gesit membalikkan badan dan setengah berlari keluar dari pintu bar, menghilang entah kemana.
Semua Keenan ingin mengejar, dorongan itu begitu kuat hingga dia hampir beranjak dari kursinya. Tetapi kemarahan perempuan tadi hampir terdengar ke seluruh penjuru ruangan dan sekarang seisi bar memandanginya dengan penuh rasa ingin tahu.
Keenan menghela napas panjang, berusaha bersikap acuh. Yah mungkin dia memang tidak berjodoh dengan perempuan galak tapi cantik itu. Dengan senyum lebar, Keenan melangkah kembali ke bar untuk memesan minuman.
Si bartender tentunya melihat insiden itu sejak tadi, dan dia tak bisa menahan diri untuk menertawakan kegagalan Keenan,
"Kegagalan pertama?" si bartender mengeringai, setengah mengejek dalam canda, "Mungkin kau harus mengasah kembali kemampuanmu merayu perempuan, Keenan."
"Mungkin terlalu lama memakai jas dan dasi telah melunturkan pesonaku." Keenan tertawa, "Bagaimanapun juga selalu ada kegagalan pertama untuk setiap orang." dia melirik ke arah bartender dengan tatapan geli, "Buatkan aku minuman lagi, aku perlu melupakan patah hatiku." sambungnya yang disambung dengan gelak tawa si bartender.
***
Aurel menyandarkan tubuhnya di emperan toko tepat di trotoar yang membatasi arus pejalan kaki dengan sebuah butik yang elegan. Dia terengah-engah karena setengah berlari-lari kecil tadi, karena takut Keenan mengejarnya.
Dari penyelidikan seadanya tentang si kembar, Aurel tahu bahwa Keenan sering sekali datang ke bar itu, dia hanya ingin melihat dari dekat dan menilai bagaimanakah calon korbannya itu.
Tidak disangkanya Keenan akan begitu agresif dan menganggapnya menarik, padahal dia sudah berdandan setidak menarik mungkin.
Aurel menghela napas panjang. Jantungnya berdegup kencang... dan ini semua bukan karena Keenan, tetapi lebih pada ketakutannya terhadap laki-laki.
Ini memang gila dan bodoh. Bagaimana mungkin dia melakukan apa yang diminta Celia, kalau dia sebenarnya menyimpan ketakutan mendalam terhadap laki-laki?
Celia tentu saja tidak tahu trauma yang dirasakannya, dia hanya tahu bahwa Aurel memiliki kenangan buruk dengan mantan kekasihnya, yang dulu pernah tinggal di kota ini ketika kuliah. Aurel hampir diperkosa, di rumah kekasihnya sendiri yang sangat dipercayainya. Waktu itu mereka berdua sedang merayakan kelulusan mereka dan Radit mengajak Aurel ke rumahnya yang kebetulan sepi, Aurel begitu percaya dan mencintai kekasihnya, tidak menyangka bahwa yang diinginkan oleh Radit waktu itu hanyalah tubuhnya. Untungnya Aurel berhasil meloloskan diri, dengan menyiramkan kopi panas yang ada di meja kepada Radit, tak dipedulikannya Radit yang mengaduh-aduh kesakitan ketika dia berlari meninggalkan rumah terkutuk itu.
Setelah peristiwa itu, Aurel langsung mengemasi barang-barangnya dan pulang ke rumahnya, mengganti nomor ponselnya dan menghilangkan jejaknya dari Radit. Untunglah dia sudah menyelesaikan masa kuliahnya dan tidak perlu kembali ke kota ini lagi dan sepertinya Radit juga memutuskan untuk tidak mengejarnya, mungkin karena dia takut Aurel akan melaporkannya ke polisi. Tidak pernah ada yang tahu tentang insiden itu, begitupun kedua orang tuanya dan bahkan Celia. Semuanya mengira Aurel membenci kota itu karena dia patah hati akibat putus dengan kekasihnya. Sejak saat itu pula, Aurel tidak pernah mendengar berita tentang Radit, dia juga tidak sudi mencari tahu tentang keberadaan lelaki brengsek itu.
Tetapi meskipun bertahun-tahun berlalu, trauma itu tidak pernah meninggalkannya. Aurel sangat ingat betapa dia menolak dan memohon, tetapi Radit seolah-olah berubah menjadi sosok yang tidak dikenalnya, kejam dan pemaksa, tidak mempedulikan ketakutan Aurel. Lelaki ternyata bisa berubah menjadi buas dan menakutkan. Audrel sudah berhasil lolos sekali dari kebuasan lelaki, dan dia tidak ingin jatuh kedua kalinya ke dalam lubang yang sama.
Itulah yang membuat Aurel takut kepada lelaki, benci dan jijik pada setiap pendekatan yang dilakukan lelaki kepadanya....
Kalau begini caranya, bagaimana mungkin dia berhasil melakukan apa yang diminta oleh Celia kepadanya? dia bahkan tidak mampu menghadapi pendekatan Keenan yang agresif
Dan sialnya, dia tahu pasti bahwa dia besok harus bertemu dengan Keenan. Rencana sudah dijalankan, dan Aurel tidak bisa mundur lagi.
***
Keenan memasang dasinya dan mengernyit memandang dirinya di depan cermin, hari ini ada pertemuan penting dengan salah satu perusahaan yang akan menjalin kerjasama dengan perusahaan perhotelan mereka, perusahaan itu bergerak di bidang kertas, dan rencananya akan memasok kertas dinding untuk renovasi total seluruh kamar hotel mereka.
Keenan mengamati dirinya, dengan jas rapi dan ram but yang disisir ke belakang, dagu yang dicukur licin dan semuanya, seluruh penampilannya sedemikian miripnya dengan Azka, seolah-olah Keenan yang asli tenggelam dan sedang menyamar sebagai Azka, saudara kembarnya.
Yah. bagaimanapun juga, bisa dibilang dia sedang memerankan Azka bukan?
Keenan tersenyum, dia rela melakukannya karena sekarang saudara kembarnya itu sedang menikmati masa-masa bahagia bersama isterinya. Azka berhak untuk berbahagia, setelah semua sikap tidak egoisnya, menanggung beban semua orang di pundaknya. Azka berhak untuk bertingkah egois sementara ini.
Keenan mengambil kunci mobilnya, bersiap memulai rutinitasnya di kantornya yang membosankan.
***
Aurel gugup, amat sangat gugup, tetapi dia bisa menyembunyikan kegugupannya dengan begitu baik. Sekertaris itu mengantarkannya ke ruang rapat yang sangat besar di lantai delapan gedung kantor yang sangat mewah itu.
Dia berada di sini untuk bisnis, meskipun bisnis itu kebetulan memang diambilnya untuk memuluskan rencananya. Saat ini penampilannya begitu elegan, dengan blazer warna cokelat tua dan celana senada, dipadukan dengan kemeja emas yang indah. Rambut panjangnya yang indah seperti biasa digulungnya hingga membentuk bulatan rapi di atas tengkuknya, semua rambutnya disisir ke belakang mulus dan rapi. Itulah penampilan kesukaan Aurel, sederhana, tetapi kuat.
Semoga saja dia bisa mempertahankan penampilan kuatnya setelah ini.... Aurel mengernyit sambil menatap ke arah pintu ruangan rapat besar itu.
Kepala cabang perusahaannya mengalihkan perhatiannya dengan mengajaknya membahas berkas-berkas perusahaan dan aturan kerjasama mereka sambil menunggu, membuat Aurel bersyukur karena membahas masalah pekerjaan bisa menenangkan jantungnya yang berdebar.
Tetapi rupanya itu tidak bertahan lama, karena jantungnya kembali berdebar kencang lagi ketika pintu itu terbuka.
Sosok Pemimpin perusahaan - Pemimpin sementara, sementara pemimpin yang asli sedang liburan berbulan madu - muncul dari balik pintu, diantarkan oleh asistennya.
Itu Keenan. Aurel membatin setengah ternganga akan transformasi yang hebat itu. Keenan yang ada di depannya berbeda dengan Keenan yang ditemuinya semalam di bar. Keenan yang ini berpenampilan rapi, dengan jas yang menempel erat ditubuhnya dan dasi yang terpasang sempurna, rambut setengah panjangnya yang kemarin acak-acakan sekarang disisir rapi ke belakang.
Tetapi mata itu tetap sama..
Aurel langsung merasakan tatapan setajam silet ketika pada akhirnya Keenan menyadari kehadirannya. Senyum itu... senyuman sang pemangsa yang menemukan korbannya langsung muncul di bibirnya.
"Dan siapakah ini?" suara Keenan terdengar tenang, tetapi ada ancaman tersembunyi di dana.
Asistennya langsung memperkenalkan Keenan kepada tamunya,
"Ini nona Aurel Sagara, tuan Keenan, beliau adalah CEO perusahaan kertas yang bekerjasama dengan hotel kita. Beliau khusus datang langsung dari Jakarta untuk membicarakan perihal kerjasama ini."
Keenan langsung mengulurkan tangannya penuh arti, "Nona eh?" Keenan menyeringai ketika menyadari bahwa panggilan itu menunjukkan bahwa Aurel masih sendiri, "Senang bertemu dengan anda, saya harap anda tidak keberatan menerima jabatan tangan saya, eh?" kata-katanya menyiratkan bahwa Keenan mengingat Aurel serta insiden semalam ketika Aurel tidak mau membalas uluran tangan Keenan.
Aurel menatap jemari ramping dan kuat Keenan yang terulur kepadanya, dia menelan ludah dan tidak punya pilihan lain selain membalas uluran tangan Keenan. Genggamannya kuat, dan seolah sengaja, Keenan tidak segera melepaskannya, dia menggenggam tangan Aurel lebih lama dari yang seharusnya, membuat asistennya berdehem mengingatkan,
"Dan ini Tuan Adam beliau adalah kepala cabang perusahaan tersebut di kota ini."
"Oh. Oke. Terimakasih atas kedatangannya." Akhirnya Keenan melepaskan genggaman tangannya dari jemari Aurel, membuat Aurel menghela napas lega.tetapi rupanya dia terlalu cepat menarik napas lega, karena Keenan kembali memusatkan perhatian kepadanya.
"Nona Aurel, saya harap setelah pembicaraan kerjasama ini, anda bersedia menerima undangan makan malam dari saya sebagai penghormatan. Malam ini saya akan menjamu anda untuk makan malam berdua di restoran salah satu resor kami yang sangat terkenal akan kelezatan makanannya."
Semua mata memandang ke arah Aurel, dan tidak ada yang bisa dilakukannya selain menerimanya bukan? Sepertinya Keenan sengaja mengajukan ajakannya di depan orang banyak, membuat Aurel tidak bisa berbuat apa-apa. Pada akhirnya, dia menganggukkan kepalanya setelah melemparkan tatapan marah tersirat kepada Keenan.
"Terimakasih atas ajakannya, saya sungguh terhormat."
Senyum Keenan melebar, tampak puas. "Bagus, saya akan mengaturnya nanti. Kalau begitu, mari kita bahas kerjasama kita lebih lanjut."Keenan kembali bersikap formal, duduk di kepala meja rapat itu, diikuti yang lain yang segera duduk di kursi masing-masing, bersiap memulai pembahasan.
Aurel menganggukkan kepalanya sambil mengambil tempat duduknya, mencoba terlihat tenang meskipun sebenarnya dia mulai sesak napas. Dia terjebak rencananya sendiri dan sekarang dia harus mempersiapkan diri menghadapi makan malamnya nanti dengan Keenan.
Seharusnya dia senang karena rencananya berjalan lancar. Tetapi ini semua terlalu cepat, Keenan terlalu mendesak, dan Aurel mulai ketakutan.
Bersambung ke Part 2
wawww Keenan... agresif..hihihi
BalasHapusmakasii mbaa ♥~
Kenapa ndak diajak ke Garden Cafe aja mb biar Keenan dan Aurel kena kutukan hihi ..
BalasHapusKenangan masa lalu emang menyisakan luka hiks hiks ..
Hwaaaaa keenan.. Azka tidak seagresif adiknya.. Kalau tingkah keenan kyk gitu, siapa yg gk bakal kabur coba..?? Makasih mba san..
BalasHapusstu sma lain sling mnjebak,
BalasHapusstu sma lain sling trprangkap.
Nice story mbak san,lnjutkan.
Ktnggu bab 2nya,
ganbatte,ganbatte,ganbatte.
#ala titi rajo bntang,
hihi aurel lucu!! Di suru merayu keenan, eh malah ketakutan. Ayo Keenan keluarkan semua pesonmu!!!
BalasHapusmksh mbk shanty...^0^
Asekkk.. Agresif uuiii si Keenan.. Wkwkwkw
BalasHapusMkasih mbak..:*({})
Keenannnnn.... He is a real Badboy.. :D xx
BalasHapusHuaaa... ru episot satu dah bikin deg degan....
BalasHapusHuaaa... ru episot satu dah bikin deg degan....
BalasHapusaurel #tersenyum jahat. kau akan takluk dengan pesona keenan hahahahaha #ketawa jahat :v
BalasHapusmksh mba san, cium peluk erat ;)
Psti nanti urel jantuh cinta beneran sama Keenan..waah ngga sabar nungguin lanjutannya, lanjut ya Kak..hehehehe
BalasHapus.
Terima kasih.
Semangat Kak ^_^)9
Wahhhh si keenan bikin anak orang takut tuhhhhhh wkwkwk
BalasHapusisshhh... Dikit yahh?? *ngelunjak*
BalasHapusmakasiii mb sann... :):)
waaaahhh Keenan lebih berani dari Azka! Greget deh hahahah
BalasHapusmakasih mba San :D
Wahahahaah
BalasHapusKeren keenan
Go keenan go keenan go
Hihihhi
Makasih mb saan :))
makasih mba san :D
BalasHapusoohh akhirnya aku tau knp aurel ga suka di kota ini, ya ampun *peluk aurel* parah banget radit
keenan hmm cowo ini kerennnn haha,
wow.jd berasa kayak aurel deg2an sama cowo agresif :)) , thx mba santhy
BalasHapusAsiiiiikkkk.....udah diposting lagi...
BalasHapusLagi donks Mba Shan....
Penasaran Aurel nya.mau dikeejain Keenan kaya gimana ehehhehehe...
Usul nih mba....
BalasHapusPikirin juga nasib si Celia.... jangan sampai berlarut-larut patah hati dan dendamnya
Carikan pasangannya mba.. biar semuanya happy
kepribadian azka am keenan beda bgt, tapi cuma 1 sifat mereka yg sama ngelakuin apa aj buat sesuatu yg mereka inginkan
BalasHapusWOW KENAAN AGRESIF SEKALI!!!AUREL BERSIAP-SIAP MASUK DIPERANGKAP SINGA JANTAN YANG SATU INI!!SENJATA MAKAN TUAN NANTINYA!!!!Thanks mbak Shanty*ciumpipi
BalasHapusWow crta yg Berbeda dari yg sebelumnya.....:-)
BalasHapusYang satu agresif yang satu penakut,, bagus mba ceritanya, terima kasih mba san
BalasHapushahaha... keenan agresif.. mau donkz..
BalasHapusterus maju keenan.. aku padamuuuuu
wah bisa2 senjata mkan tuan nihh aurel
BalasHapuskeenan playboy senjati makin ditolak makin dikjar...hehhehehehehehehehe
Nah, Keenan, semangat!
BalasHapustaklukan Aurel! \:D/
pasti mau di ajak ke garden cafe.... biar kena kutukan gitu.... go keenan makin ditolak makin maju aja....
BalasHapusmakasih mbak san... peluk n cium slalu... aja" fighting
wuaaaah, keenan mngerikan..
BalasHapusjgn smpai aurel jd berlari ktkutan gra2 keenan trlalu agresif..
mksh bnyk buat mbak Santhy..
aja aja fighting..\(^o^)/
asal jangan senjata makan tuan aja nehh, Aurel berniat membuat keena jatuh cinta tapi...nantinya malah dia yg duluan jatuh cinta ^_^
BalasHapusAurel siap siap y.... luka hatimu akan di sembuhkan oleh kenan.... xixixixi.....
BalasHapusmbk saaaaannnn.. nice bgt crtanya. suka suka suka
BalasHapusMnak san keren ceritanya selau baru ^^ Tokoh2 dicerita lama juga dibangkitin lagi... Aurel siap2 terpesona sama Keenan ^^ Celia bener2 dehhh dirimu nyebelin... Mbak bikin kisah Celia donk jarang2 tuhh cewe culas jadi tokoh utama biar dy tobat ;)
BalasHapusNama Aurel ngingetin jawaban q dipasangan Romeo di novel Romeo's Loves.. Pantes gak kepilih ternayata cocokan buat Keenan >_<
Hapusaw . keenan agresif
BalasHapusKeenan...ga disangka he he he he..agresif n posesif pastinyaaa
BalasHapushadeuuuhh jgn dilanjut deh rencana ngancurin keenan ma azka nya,, mending langsung urusin hati bwt keenan,, hehehehe thx mba santhy :*
BalasHapusdtunggu lanjutannya mbak :D
BalasHapuswooww keenaannnn mba shanty emang hebat abis!! watak2 tokohnya selalu cocok jiika bersatu:D aku suka watak aurel dan keenan :D cocok jadi pasangan hahaha
BalasHapusKeenan jg pemaksa...
BalasHapusSosok Aurel cocok dg Keenan nya..
Cerita ini belum di post di wattpad ya mbak?
Memang apa yang sedang direncanakan Aurel yah yang berkaitan dengan keenan?????
BalasHapusKK q mau dong pesan yaa
BalasHapus