Sabtu, 01 Juni 2013

Another 5% Part 6


Hari ini Rolan sudah diperbolehkan pulang ke rumah. 

Selly sangat bersemangat menunggu sore hari tiba. Selly sudah berjanji akan menjemput Rolan nanti sore sepulang kerja, mereka akan pulang ke rumah Rolan yang sudah lama sekali tidak pernah dikunjunginya sejak sakit. Rumah itu tentu saja masih terawat baik karena para pelayan yang setia selalu menjaganya, kedua orang tua Selly dulu juga tinggal di sana, tetapi mereka pada akhirnya memutuskan pindah ke rumah kecil di dekat sana dan menjalani masa pensiunnya dengan bahagia. 

Rolan sudah tidak sakit lagi, tidak akan ada lagi kecemasan dan kesedihan menggigit di hati Selly seperti di masa lalu, ketika melihat Rolan kesakitan karena penyakitnya.

Sekarang Rolan sudah sehat... ah betapa Selly masih tidak mempercayainya, meskipun hatinya tetap saja dipenuhi rasa syukur yang luar biasa.

"Selly." suara dingin Gabriel membuat Selly terlontar dari lamunannya, dia mengangkat matanya dan menatap Gabriel yang tengah duduk di meja besarnya sambil mengangkat alisnya menatap Selly,

"Ya Sir?" Tiba-tiba saja Selly merasa malu, Gabriel mungkin saja sudah mengawasinya sejak tadi, semoga saja Selly tidak membuat ekspresi bodoh ketika melamun tadi.

"Kau tersenyum sendirian, ada apa?" Suara Gabriel terdengar serius, tetapi entah kenapa Selly bisa mendengar nada geli di sana. Pipi Selly merona merah, Ya Ampun, dia benar-benar harus membiasakan diri seruangan dengan Gabriel, tidak ada pembatas di ruangan mereka yang berarti Gabriel bisa mengawasi Selly kapan saja. Lain kali Selly pasti akan berusaha lebih berhati-hati.

"Tidak... tidak ada apa-apa." Selly menjawab tergeragap, sedikit gugup menerima tatapan mata Gabriel yang tajam.

"Ada hal yang menyenangkan?" Gabriel bertanya datar, tidak mau menyerah.

Selly menghela napas panjang, akhirnya memutuskan untuk jujur, 

"Calon suami saya, yang dirawat di rumah sakit.... dia, dia akhirnya sembuh dan diperbolehkan pulang."

"Oh ya?" Gabriel mengangkat alisnya lagi, "Itu sungguh kabar yang menggembirakan. Hari ini dia boleh pulang?"

"Iya Sir. Saya akan menjemputnya sepulang kantor."

"Tidak perlu menunggu pulang kantor, pergilah sekarang." Gabriel tersenyum.

Mata Selly membelalak, seakan tidak percaya, "Apa?" Selly butuh mendengar ulang kata-kata Gabriel tadi.

"Pulanglah sekarang, aku memberimu izin. Lagipula aku masih mempelajari berkas laporan yang kau buat kemarin dan belum ada tugas baru untukmu, jemputlah calon suamimu."

Selly ternganga, lalu akhirnya sadar untuk mengatupkan kembali bibirnya.

"Ah... ya... te.. terimakasih Sir."

Gabriel menganggukkan kepala, lalu mengalihkan tatapan matanya lagi ke berkas-berkasnya, sementara itu Selly dengan tergesa-gesa mengemasi barang-barangnya. Wah, sungguh tidak disangka atasannya ini berbaik hati kepadanya. Hatinya dipenuhi rasa syukur, senang karena dia bisa berjumpa dengan Rolan lebih cepat.

Setelah barang-barangnya beres, Selly berdiri dan menatap Gabriel yang masih sibuk menekuni pekerjaannya.

"Sa... saya pergi sekarang Sir, terimakasih sekali lagi." pamitnya cepat dan mendapat anggukan datar dari Gabriel. 

Sepeninggal Selly, Gabriel meninggalkan berkas-berkas pekerjaannya dan merenung. Dia masih memikirkan arti puisi kuno kemarin..... apakah benar yang diduganya? Bahwa 'pengorbanan cinta sejati' itu menyangkut pengorbanan nyawa?

Kalau memang benar begitu, berarti Gabriel tidak perlu mencemaskan Rolan...karena lelaki itu pasti tidak akan mau mengorbankan Selly hanya untuk kemenangan.

Itu berarti Gabriel bisa menantang Rolan kapanpun dia mau dan tak perlu mencemaskan 'cinta sejati' Rolan.

*** 
Ketika keluar dari ruangan Gabriel, Selly berpapasan dengan rekan-rekan seruangannya dulu di bagian akunting, ada sekitar tujuh orang rombongan yang sepertinya hendak keluar makan siang,

Selly langsung menganggukkan kepalanya dan menyapa ramah,

"Hai, mau kemana?"

Rita yang dulunya duduk di seberang Selly yang menyahut, "Kami mau makan siang, kau sendiri mau kemana?"

"Aku... eh aku mau izin pulang, ada keperluan."

Kali ini Sinta yang mengangkat alisnya, "Pulang, sesiang ini? apakah bos mengizinkannya?" Bos yang dimaksud itu tentunya Gabriel.

Selly menganggukkan kepalanya, "Iya sudah diizinkan." Selly tersenyum lebar, "Kalau begitu aku pamit duluan ya." Tiba-tiba saja dia merasa tidak enak, pandangan teman-temannya kepadanya terasa berbeda. Pandangan mereka semua tampak aneh, seperti jijik dan mencemooh....tidak ada lagi tatapan bersahabat seperti dulu.

Selly lalu menganggukkan kepalanya dan dengan langkah lebar mendahului semuanya yang masih bergerombol dan mengobrol di koridor, lalu masuk ke lift, ketika sampai di lobby bawah, Selly memutuskan untuk ke kemar mandi dulu.

Ketika dia selesai, Selly hendak keluar dari bilik kamar mandi kantor, ketika langkah-langkah kaki beberapa orang masuk.

"Kau lihat Selly tadi? sombong sekali mentang-mentang dia sudah menjadi asisten pribadi owner yang baru."

Suara Sinta yang terdengar begitu saja dari luar membuat tangan Selly yang sudah memegang handel pintu kamar mandi tertegun. Itu teman-temannya yang tadi... mereka semua sepertinya masuk ke kamar mandi di lobby ini... Mereka semua membicarakannya... astaga akan tampak sangat canggung kalau Selly keluar dari bilik kamar mandi sekarang. Selly lalu menghela napas panjang dan memutuskan untuk tidak keluar dulu.

Suara keran pancuran berbunyi, sepertinya ada yang mencuci tangan dan beberapa pasti sedang memperbaiki riasannya di kaca.

'Kau tahu, semua orang curiga kenapa Selly dipilih, padahal dia hanya staff biasa tanpa kemampuan apa-apa. Bahkan kemarin bu Sandra juga mengungkapkan hal yang sama kepadaku, dia mencurigai sesuatu." Itu suara Rita.

"Mencurigai apa?" Teman-temannya yang lain saling berbisik penuh ingin tahu, bagaikan semut yang mengerubuti gosip yang manis.

"Bahwa Selly punya hubungan dengan Owner baru kita Gabriel de Miguel." jawab Rita bersemangat.

Beberapa teman Selly yang lain tampak saling bergumam dan berbisik, lalu Dona, yang ada di rombongan teman-teman Selly menyahut,

"Kau sudah lihat wajah Gabriel, dia luar biasa tampannya, bagaimana mungkin dia bisa punya hubungan dengan Selly? pacar-pacarnya pasti dari kalangan atas dan luar biasa cantik."


"Yah, kalau pacar yang di depan umum sih mungkin saja dari kalangan atas, kan mereka buat dipamerkan... kalau simpanan kan berbeda." sela Rita mencemooh,

"Maksudmu?" suara yang lain kembali bertanya.

Rita terkekeh, "Kau kan tahu orang bule biasanya tertarik dengan kecantikan eksotis orang lokal, bisa saja Selly itu sebenarnya pelacur yang menjual diri dan menjadi simpanan Gabriel."

"Tapi bukankah Selly punya pacar? yang selalu dikunjunginya di rumah sakit itu?" kali ini Sinta yang bertanya.

"Ah, dengar-dengar pacarnya itu kan sekarat karena kanker, mungkin saja Selly mencari kesenangan lain di luar, lagipula pacarnya juga tak berdaya." Suara Rita merendah, "Hanya itu satu-satunya kesimpulan kenapa Gabriel memilih Selly sebagai asisten pribadinya, kalau memang Gabriel mencari yang kompeten, kenapa dia tidak memilih bu Sandra saja misalnya... pasti ada apa-apa... apa kalian tidak curiga akan apa yang mereka lakukan di ruangan tertutup itu seharian?"

Sampai di situ, Selly sudah tidah tahan lagi mendengarkan tuduhan kejam dan tidak berdasar itu. Oh astaga... sekejam itukah prasangka teman-temannya kepada dirinya? pantas saja tadi tatapan mata mereka tampak berbeda. Mata Selly berkaca-kaca.... dia sama sekali tidak menyangka, sama sekali tidak menyangka...

Setelah berbisik-bisik ramai, rombongan teman-teman Selly itupun keluar dari kamar mandi. Selly menunggu lama masih tetap di dalam bilik kamar mandi, menunggu dalam keheningan.  Setelah yakin semua temannya sudah jauh, Selly menghela napas panjang dan keluar. Dia kemudian berdiri di depan kaca yang berjajar, menatap wajahnya sendiri yang sembab. Air mata mengalir deras di pipinya tanpa bisa ditahankan.

Sekali lagi Selly menghela napas panjang, lalu mencuci mukanya, mencoba menghentikan tangis dan menyamarkan bekas air matanya. Setelah melap wakahnya dengan tissue, Selly melangkah keluar dari kamar mandi. Hatinya terasa sakit. Setiap patah kata yang diucapkan oleh teman-temannya tadi terngiang di benaknya... terasa semakin perih ketika dia mengulangnya kembali.

Pelacur.... bahkan teman-temannya tega menyebutnya dengan kata-kata kasar seperti itu..

Selly berjalan sambil merenung, dan kemudian tanpa sadar tubuhnya menabrak tubuh kokoh yang kuat itu, dengan aroma parfum cendana yang khas,

"Wah, sepertinya kau punya kecenderungan untuk menabrakku." Itu suara Gabriel, yang dingin dan tenang, lelaki itu berdiri di dekat Selly tampak menahan senyumnya.

Selly langsung gugup dan setengah meloncat menjauh satu langkah dari Gabriel, wajahnya merah padam karena malu.

"Oh ya ampun.." Kenapa Gabriel ada di lobby? "Maafkan saya Sir... saya sungguh tidak sengaja."

"Tidak apa-apa." Gabriel berdiri di sana, mengangkat keningnya, "Kenapa kau masih di sini? bukankah kau seharusnya pergi beberapa waktu yang lalu?"

"Iya... saya eh... tadi ke kamar mandi dulu." jawab Selly gugup, "Kalau begitu saya permisi dulu Sir." Selly merasa tidak nyaman, karena beberapa orang di lobby  mulai menatap mereka berdua dengan tatapan penuh spekulasi. Segera setelah membungkukkan badannya sopan, Selly membalikkan tubuh dan menjauh, tetapi seketika itu juga jemari ramping Gabriel mencengkeram lengannya, membuat gerakannya terhenti.

Selly menoleh kembali, dan kali ini bertatapan dengan mata cokelat Gabriel yang sangat dingin.

"Kau menangis." Itu pernyataan, bukan pertanyaan.

Selly membelalakkan matanya bingung, beberapa orang di lobby sudah memandangi mereka, tetapi Gabriel tampaknya tidak peduli.

"Saya tidak menangis." gumam Selly cepat. Dia sudah mencuci mukanya bukan? Seharusnya Gabriel atau siapapun tidak menyadarinya.

"Ada apa Selly?" suara Gabriel dingin dan mengintimidasi.

Wajah Selly langsung pucat pasi, "Tidak ada apa-apa Sir. Saya bersungguh-sungguh. Maafkan saya saya harus segera pergi." dengan nekad Selly menghentakkan pegangan Gabriel di lengannya, dan tanpa di duga, Gabriel melepaskannya begitu saja dengan mudah.

Selly langsung mengangguk tidak nyaman, berusaha untuk sopan, lalu berbalik dan melangkah terburu-buru meninggalkan lobby itu, dan meninggalkan Gabriel yang masih berdiri di sana, menatap tajam.

*** 

Selly harus menelepon Rolan. Dia menghela napas panjang, berdiri di ujung jalan sambil menunggu angkutan umum. Dia harus melupakan dulu insiden di kamar mandi tadi, hari ini seharusnya menjadi hari bahagia, Selly akan menjemput Rolan dan mereka akan merayakan kesembuhan Rolan bersama-sama. Dengan tegas Selly menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha menyingkirkan kesedihan yang menggayuti benaknya. Dia harus ceria dan bahagia. Hari ini hari yang sangat penting untuk Rolan.

Ditekannya nomor telepon Rolan,

"Halo?" suara Rolan terdengar di seberang sana, terdengar ceria, membuat hati Selly yang sedih seakan diguyur dengan obat yang menyembuhkan. Bibir Selly mau tak mau tersenyum,

"Rolan. Aku akan datang lebih cepat, aku dapat izin dari bosku." gumam Selly ceria, "Tunggu aku ya, aku sedang dalam perjalanan ke sana."

"Oke sayang." Rolan menyahut tenang, "Aku sedang membesuk Sabrina di kamarnya, kalau aku tidak ada di kamarku, kau langsung ke kamar Sabrina saja ya, dan jangan buru-buru sayang, santai saja." gumam Rolan ceria, lalu meniupkan cium jauh kepada Selly sebelum mengakhiri percakapan telepon mereka.

Selly berdiri di sana dan termenung menatap ponselnya. Tiba-tiba perasaan aneh merayapi hatinya. 

Rolan menengok Sabrina lagi?

Tiba-tiba terbayang di benaknya kecantikan Sabrina yang luar biasa, dengan wajah rapuhnya dan kulit yang seputih kapas tampak kontras dengan mata hijaunya yang lebar dan bening.

Ya ampun.. apakah Selly cemburu? Tiba-tiba Selly merasa malu kepada dirinya sendiri, seharusnya dia tidak boleh merasa cemburu kepada Sabrina. Sabrina sakit dan lemah, dia sendirian dan kesepian, Rolan pasti juga yang paling mengetahui perasaan Sabrina karena dia dulu pernah ada di posisi itu. Yang dilakukan Rolan pasti hanyalah bentuk empati terhadap penderitaan Sabrina.

Dan Selly tidak boleh berpikiran yang aneh-aneh tentang Sabrina dan Rolan...

Angkutan umum yang ditunggunya sudah datang, Selly menghentikannya dan bergegas masuk ke dalamnya. Hari ini adalah hari bahagia. Selly bergumam dalam hati. Dia dan Rolan pada akhirnya akan bersama-sama lagi.

*** 

Gabriel berdiri di sana, merasa frustrasi luar biasa. Ya, dia tidak terbiasa dengan orang-orang yang tidak mempan terhadap kekuatannya. Semua orang tunduk kepadanya, semua orang lemah di hadapannya.

Tetapi Selly satu-satunya - karena dia adalah cinta sejati Rolan - Selly menjadi satu-satunya manusia di dunia ini yang kebal terhadap semua kekuatan Gabriel. Tadi Gabriel berusaha membaca pikiran Selly, tetapi tidak berhasil, sama seperti kekuatan lainnya yang pernah Gabriel coba terhadap Selly dan kesemuanya gagal.

Kenapa perempuan itu menangis ketika keluar dari kamar mandi?

Gabriel melangkah ke dekat kamar mandi. Lalu menyentuhkan tangan di temboknya, memerintahkan semua benda di sana untuk menyalurkan kembali memori mereka atas kejadian sebelumnya.

Dan pemandangan itu muncul di pikiran Gabriel, Selly yang berada di kamar mandi, dan teman-temannya yang membicarakannya dengan kata-kata kasar dan penuh tiduhan.

Gabriel melepaskan jemarinya dari tembok, matanya membara.

Oke. Jadi itu alasannya...

*** 

"Selly yang menelepon?" Sabrina tersenyum lembut ketika Rolan menutup teleponnya.

Rolan menganggukkan kepalanya, "Ya. Selly dapat izin dari bos-nya dia bisa datang lebih cepat untuk menjemputku."

Ekspresi Sabrina tampak sedih, hingga Rolan mengerutkan keningnya,

"Ada apa Sabrina?"

Tiba-tiba saja Sabrina menangis, air matanya mengalir bening di pipinya yang pucat, "Tidak apa-apa... maafkan aku.. aku hanya merasa baru saja mendapatkan teman, dan tiba-tiba saja kau sudah harus pergi..."

'Hei... jangan berpikiran seperti itu." Rolan tersenyum, menundukkan kepalanya dan menatap Sabrina, "Aku pulang bukan berarti aku tidak akan mengengokmu lagi, aku masih akan sering ke rumah sakit ini untuk berkonsultasi dengan dokter Beni, dan juga aku pasti akan selalu mampir untuk menengokmu dan menemanimu mengobrol."

"Benarkah?" Sabrina mengusap air matanya, matanya tampak bercahaya, "Apakah kau berjanji bahwa kau tidak akan melupakanku, meski kau sudah pulang dan sembuh?"

"Aku berjanji Sabrina." Rolan bertekad akan memenuhi janjinya, Dirinya sudah diberikan anugerah oleh Tuhan, disembuhkan karena suatu mukjizat, dan sekarang gilirannya untuk membantu orang-orang yang menderita sama seperti dirinya yang dulu.

Mata Sabrina meredup, menatap Rolan penuh terimakasih, "Terimakasih, Rolan."

*** 

Pintu ruangan Gabriel diketuk, lelaki itu menyilangkan kakinya dengan tenang dan bergumam,

"Masuk."

Pintupun terbuka dan bu Sandra melangkah masuk ke ruangan itu dengan gugup.

"Anda memanggil saya?" Gabriel berada di tengah ruangan, di tempat yang luas itu, tetapi entah kenapa auranya begitu mengintimidasi, membuat bu Sandra merasa sangat gelisah sekaligus gugup... perasaan ini, sama seperti perasaan tikus yang dimasukkan hidup-hidup ke dalam kandang ular buas yang siap memangsanya.

"Ya, Ms. Sandra." Gabriel tersenyum, senyum yang kejam dan menakutkan, "Saya sudah menunggu anda, silahkan masuk."


Bersambung ke part 7

37 komentar:

  1. wah... dah posting lagi.
    hmmm.. kayaknya si gabriel dah mulai peduli nih ama selly, hati2 gabriel nanti kau jatuh cinta ama selly.

    Thanks mbak san

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah..wah.. ternyata PERTAMAX he...he...

      Hapus
    2. Stuju!!! Udh psti si Gabriel ska sma Selly..

      Hapus
  2. WOW Ms. Sandra berada dikandang macan!!!!auuummmm!!!!Mampus!!!!
    Kasian Selly......huhuhu
    Crush In Rush mana??ETC mana MBAAAAAKKKK??

    BalasHapus
  3. "Kau menangis." Itu pernyataan, bukan pertanyaan. <=== kata2 khasnya mb Santhy hihi ..

    Nahlohhh Ms. Sandra dipecatttttt hahaha *sotoy*

    Selly cemburu sama Sabrina berarti mank bener suatu saat Rolan munkin berpaling, mungkin loch ya hihi

    BalasHapus
  4. Mba mau dong di post embrace the chord nyaaa penasaran bgt hiks, makasih seblumnya, love all ur story

    BalasHapus
  5. Wohooo.... You already care Gabe....

    BalasHapus
  6. ishh rolan nya cute kaliiiiiiXD pokoknya gak rela gabriel sama selly mbk san :/
    rolan jgn trlalu dekat dgan sabrina deh..*jewer c rolan* haha..

    BalasHapus
  7. berharap malam ini jadi semakin indah dengan munculnya postingan terbaru CIR dan ETC :' semangat ya mbakkk... #baru pertama kali coment udah banyak maunya

    BalasHapus
  8. Mba rolan bakal jatuh cinta gak sama sabrina??

    Trus mba kalau sbrina umurnya brapa kan kalau gabriel awet muda gara2 kekuatannya,,
    hehe maaf mba banyak nanya:)

    BalasHapus
  9. Mba rolan bakal jatuh cinta gak sama sabrina??

    Trus mba kalau sbrina umurnya brapa kan kalau gabriel awet muda gara2 kekuatannya,,
    hehe maaf mba banyak nanya:)

    BalasHapus
  10. Mba rolan bakal jatuh cinta gak sama sabrina??

    Trus mba kalau sbrina umurnya brapa kan kalau gabriel awet muda gara2 kekuatannya,,
    hehe maaf mba banyak nanya:)

    BalasHapus
  11. mbak santhyy.... joshua apa kabar mbak? kangen banget nget nget mbak..... huaaaa... #nangis cakar cakar tembok... #digaplok mbak santhy... udah 4 hari mbak..... udah akutttt kangennya.... hiks hiks... get well soon ya mbak cantik.... peluk mbak santhy... muach :*

    BalasHapus
  12. "Kau menangis." Itu pernyataan, bukan pertanyaan. Andalannya mbak santhy nich.. ^_^

    Kok.. picturenya pas semua ya??
    Emang ya klu manusia pd syirik..ada aja..
    episode kali ini.. ada yg frustasi , galau, cemburu..

    "Mbak san2 dah sehat?? ini pertanyaan bukan pernyataan.. ^_^
    Mbak san2 mesti istirahat yg banyak.

    Tp makasih ya mbak dah postingin.
    Selalu setia nungguin karyax mbak san2..

    SEMANGATTT..
    peluk erat mbak san2 ^_^

    BalasHapus
  13. Baru pertama kali ini komen mbak
    Kok aq ngerasa sally lebih cocok ke gabriel ya kykx klo sama rolan ada yg kurang gitu...heheheh

    BalasHapus
  14. Gabriel care ama selly.. ternyata dia kaget juga liat selly menangis.. jd penasaran gimane dgn nasib ms sandra... hehhe... thanks mba san.. ^,^

    BalasHapus
  15. Gibrel ini emang tampan nya luar biasanya, jangan" pada akhirnya Emang Gibrel yg dpat 5% itu karna dia akan jatuh cinta ke selly menemukan cinta sejatinya yg telah lama tenggelam, kira" mau di apain toh bu sandra & CS yg suka menggosib ^^~ ka aku kangen Joshua & kiara

    BalasHapus
  16. setuju bgt lo gabriel ma selly
    masih nunggu joshua & kiara kpn muncul lg?

    BalasHapus
  17. skrng ada visualisasinya, ih...jd mupeng deh :v
    mksh mba santhy :*

    BalasHapus
  18. cihuuuyyyy....gabriel mulai ada rasa nih sama selly, ehem2...uhuk2....

    BalasHapus
  19. kok kayaknya lebih ngerasa cocokan shelly sm gabe ya,
    mungkinkah nanti shelly jatuh cinta sm gabe ?
    Hahaha *ngawur

    BalasHapus
  20. Hihi senengnya anther 5% posting, bakal lebih senang lg kalo CIR n ETC posting. Hiks, mbak san, aku kangen loh sama Joshua :D

    btw, kok visualisasinya cuman antara Gabriel sama Rollan'y aja mbak? Selly'y gak pernah dikasih visualisasi :( Sabrina juga, pengen tau cantikan mana sama Selly ;) dikasih visulisasinya ya ya ya, mbak san cantik? *ngerayu*

    makasih mbak san :D

    BalasHapus
  21. Merana Ngguin crush in rush....:'(
    Untunglah......
    Dihibur sm another 5 %........
    Hehe

    BalasHapus
  22. hug Mbak san,

    aku pembaca lama yang tersembunyi,
    kali ini aku harus muncul untuk menyampaikan sesuatu :)

    Selly sama Gabriel aja ya mbak. Pleaseee..... *berlutut memohon*

    BalasHapus
  23. Please 1bab lagi dunk Mba San *_*
    Gak sabar nunggu kelanjutanna ^_^

    BalasHapus
  24. aku suka cerita-cerita mu Mbak San.. ^^

    entah kenapa aku lebih suka si Selly ama Gabriel, mbak.. mereka feelnya lebih dapet..
    walaupun Rolan ama Selly disini keliatan saling mencintai, tapi entah kenapa kae ada yang kurang gitu..
    tapi kan kalau Selly ama Gabriel, siapa tau si Selly bisa ngebuat Gabriel tobat.. #ngarep

    ditunggu next partnya mbak.. ^^

    BalasHapus
  25. aku suka cerita-cerita mu Mbak San.. ^^

    entah kenapa aku lebih suka si Selly ama Gabriel, mbak.. mereka feelnya lebih dapet..
    walaupun Rolan ama Selly disini keliatan saling mencintai, tapi entah kenapa kae ada yang kurang gitu..
    tapi kan kalau Selly ama Gabriel, siapa tau si Selly bisa ngebuat Gabriel tobat.. #ngarep

    ditunggu next partnya mbak.. ^^

    BalasHapus
  26. Interaksi Gabriel-Selly lebih banyak dibanding Rolan-Selly, tp aq masih tetep dukung Rolan-Selly...
    Mbak santhy... Menghitung hujan donk, udah kangen nih sama mbak Diandra, aq fansnya lho
    XD

    BalasHapus
  27. Aduhduh mba rolan gabriel bakal perang kekuatan dan hati nih kayanya jadi makin ga sabar nunggu next part :-) thx somuch mba san :*

    BalasHapus
  28. Aku tau nih yang jadi Rolan siapa pasti francisco lachowski yah hihihi

    BalasHapus
  29. Cerita ini jdi favorit q mba Shanty... Mudh2n Gabriel bsa jatuh cinta sma Selly.. Ngarep bgt.

    BalasHapus
  30. o-ow.... jgn2 mas gebgeb ada hati nich ma neng selly....
    asyik..... ky'y bakal ada cinta segitiga nich... #ngarep...

    emang y... org syirik bin dengki selalu ada d mn2... apa lg tukang kompor... paling nyebelin...

    BalasHapus
  31. mba santhy keren deh =]
    aku gak papa deh selly sama rolan atau sama gabriel yang penting happy ending =]

    eh mba san model visualisasi rolan itu kan 'Fransisco Lachowski', kemarin2 googling ternyata udah punya baby boy loh.. namanya milo lachowski..lucu banget...

    BalasHapus
  32. Waaah, jgn2 nt c rolan tega ngorbanin selly demi kemenangan deh, trus gabriel yg nyelamatin selly dan rolan brubah jd jahat. Hohoho... Imajinasi bebass ya mba shanty :D

    BalasHapus
  33. wow hebat... Dindingpun bisa menjadi saksi buat ngelacak apa yg terjadi di kamar mandi... Oh poor selly dituduh yg tidak2, dasar teman macam apa itu... Oh jadi sabrina adik tiri gabriel..

    BalasHapus