Minggu, 09 Juni 2013

Another 5% Part 8

Untuk Maggie yang sedang berulang tahun, hari ulang tahunmu sama dengan ibuku ^__^ selamat ulang tahun ya semoga kebahagiaan dan keindahan selalu menyertai kehidupanmu :)



Sebuah buku....

Rolan menatap dengan tertarik sekaligus ingin tahu. Dia melirik lagi ke arah kotak paketnya dan membaca ulang nama pengirimnya. Ditatapnya nomor ponsel yang tertera di sana dengan penuh ingin tahu. Kemudian setelah berpikir sejenak, Rolan mengambil ponselnya dan menelepon. Ada nada sambungnya...... Deringan ke satu, deringan kedua, dan pada deringan ketiga. Sebuah suara yang berat menyahut di sana.

"Akhirnya anda menelepon." Suara itu tenang, seakan sudah menunggu lama Rolan meneleponnya.

"Siapa kau?" Rolan bertanya, mengerutkan keningnya.

"Saya adalah pelayan setia Tuan Matthias. Kalau anda benar-benar ingin tahu. Temui saya." Orang itu menyebut alamat sebuah cafe di pinggiran kota, "Dan jangan lupa, bawa buku yang sekarang ada di tangan anda."


***


Mereka berdiri berhadapan, Selly dan bu Sandra. Yang ada di benak Selly adalah kata-kata teman-temannya kemarin yang tidak sengaja didengarnya, bahwa bu Sandra adalah orang yang menyebarkan rumor jelek tentang dia dan Gabriel.... Memang bu Sandra sangat ketus ketika Selly berpamitan untuk pindah ruangan kemarin, tetapi Selly sungguh tidak menyangka bahwa bu Sandra akan menuduhnya seperti itu.

"Pagi bu." Selly menganggukkan kepalanya mencoba bersikap sopan dan ingin segera pergi dari situ.

"Pagi Selly, apakah ada waktu? Saya ingin bicara sebentar..."

Bicara? Tiba-tiba Selly merasa enggan dan menahankan dorongan untuk segera melarikan diri dari situ. Tetapi pada akhirnya dia terpaksa menganggukkan kepalanya,

"Baik bu."

"Ayo masuk dulu ke dalam." Bu Sandra membuka pintu ruangan accointing dan mengisyaratkan Selly untuk mengikutinya ke dalam.

Selly masuk ke sana dan langsung berhadapan dengan teman-temannya. Seperti biasa di pagi hari, sebelum jam kerja, suasana kantor adalah suasana santai, beberapa sibuk sarapan dan membuat kopi sambil mengobrol di meja khusus dekat dispenser di ruangan itu, beberapa berkumpul di meja yang lain sedang mengomentari artikel yang terpampang di komputer.

Semua yang ada di sana langsung mendongakkan kepala dan terpaku ketika melihat Selly muncul di belakang bu Sandra.

Selly sendiri berdiri salah tingkah ketika menerima tatapan-tatapan penuh spekulasi dari seluruh mantan rekan kerjanya di sana, beberapa bahkan memberikan tatapan mencemooh terang-terangan kepadanya.

Tiba-tiba Selly berdebar, pikiran buruk terlintas di benaknya, apakah Bu Sandra memintanya kemari untuk mempermalukannya di depan semua orang?

"Saya mengajak Selly kemari untuk meminta maaf." Kalimat bu Sandra yang pertama itu membuat Selly terkejut. Begitupun wajah-wajah rekannya di sana.

Tetapi bu Sandra tampaknya tak peduli, dia terus melanjutkan.

"Saya tahu Selly menjadi asisten Mr.Gabriel karena kemampuannya, bahkan saya sendiri yang merekomendasikannya." Bu Sandra tersenyum lebar dan kata-katanya makin membuat Selly terkejut, jadi bu Sandralah yang merekomendasikannya menjadi asisten Gabriel?

Bu Sandra lalu berbalik menghadap Selly menatap penuh permintaan maaf,

"Tetapi kemudian saya iri kepadamu Selly jadi saya menyebarkan rumor tak sedap antara kau dan Mr.Gabriel dan itu hal yang sangat salah,lama-lama saya menyadarinya..... Saya sungguh yakin bahwa hubunganmu dengan Mr.Gabriel adalah hubungan yang profesional, semua gosip dan rumor yang beredar itu adalah kesalahan saya, jadi sekarang, di hadapan semua orang, saya ingin meminta maaf kepadamu, Selly." Bu Sandra mengulurkan tangannya, tampak sungguh-sungguh serius.

Sementara itu Selly masih ternganga bingung. Wajah-wajah di ruangan itu juga sama terkejutnya...

Dan Selly menatap ke arah tangan bu Sandra yang terulur, lalu ke wajah bu Sandra yang tampak menyesal.

Tak ada yang bisa dilakukan Selly selain membalas uluran tangan perempuan itu

***

Pagi yang sangat mengejutkan. 

Selly keluar dari ruangan accounting itu dengan langkah ringan, setidaknya hatinya tenang. Setelah menerima permintaan maaf dari bu Sandra tadi, teman-temannya ikut menyalaminya dan meminta maaf, lalu suasana menjadi cair, beberapa bersikap baik penuh canda seperti biasa. Beberapa masih sedikit kaku, mungkin karena masih merasa menyesal telah menuduh Selly yang tidak-tidak.

Dengan hati-hati Selly masuk ke ruang besar, diliriknya jam tangannya, masih jam delapan pagi. Kemarin-kemarin jam sepuluh siang Gabriel baru datang.

Tetapi rupanya hari ini Gabriel datang di pagi hari, lelaki itu sudah duduk dikursi besar di belakang mejanya, sedang mempelajari berkas-berkas. Dengan gerakan tak kentara, Gabriel mengangkat kepalanya dan menatap Selly yang masih berdiri canggung di pintu,

"Selamat pagi, masuklah Selly kalau kau sudah siap ada beberapa hal tentang berkas ini yang perlu kudiskusikan." Gabriel menyapa santai lalu sibuk menekuri berkas-berkas di tangannya.

Selly membalas ucapan selamat pagi Gabriel dengan canggung, lalu berjalan menuju mejanya, meletakkan tas dan jaketnya. Tiba-tiba dia teringat betapa tidak sopannya dirinya kemarin, melepaskan cekalan Gabriel dari tangannya, tidak menjawab pertanyaan Gabriel  dan meninggalkan bosnya begitu saja. Apakah Gabriel mengingat itu dan akan memarahinya?

"Kau tampak senang pagi ini, ada yang menyenangkan?" Tentu saja Gabriel tahu akan kejadian tadi, dimana bu Sandra dan seluruh mantan rekan sekerja Selly meminta maaf, dia sendiri tersenyum puas di dalam hatinya.

Selly tergeragap dari lamunannya dan langsung menjawab gugup,

"Ah iya... Tadi saya berkunjung ke bekas ruangan saya di bagian accounting."

"Reuni eh? Sepertinya berjalan bagus karena kau tidak bisa menahan senyummu." Gabriel tersenyum tipis, "Bagaimana calon suamimu? Sudah di rumah dengan sehat?"

"Ya, dia sudah sehat.Dan kondisinya baik. " Selly tersenyum membayangkan Rolan.

Gabriel menatap ekspresi Selly dan matanya berubah serius,

"Hati-hati Selly, lelaki yang sehat biasanya mempunyai banyak penggemar." Gumamnya penuh arti, membuat Selly mengangkat alisnya bingung

Apa maksud Gabriel dengan kata-katanya?

***

Rolan memarkir mobilnya dan berjalan di sepanjang trotoar yang ramai dan melirik ke arah papan nama cafe itu. Cafe yang dibangun dengan gaya kolonial belanda, dengan dinding putih yang tebal dan khas, Rolan memasuki cafe itu dan terpaku di depan pintu, matanya mencari ditengah keramaian pengunjung cafe yang sedang menikmati makan siangnya. Lalu dia melihatnya, seorang lelaki yang duduk sendirian di sudut terlindung dan sedikit gelap, dan entah kenapa Rolan langsung tahu.

"Kau yang mengirimkan paket ini?" Rolan berdiri di dekat lelaki itu, meletakkan buku kuno itu di meja.

Lelaki tua itu mendongakkan kepalanya dan tersenyum,

"Anda datang." Gumamnya puas.

"Tentu saja." Tanpa permisi Rolan duduk di depan lelaki itu, "Sekarang jelaskan karena aku bingung. Siapa Matthias itu? Kenapa mengirimkan aku buku ini? Untuk apa?"

Lelaki tua itu menatap Rolan penuh arti, dan tersenyum.

"Sabar, ceritanya sangat panjang dan membutuhkan waktu cukup lama, anda harus menahan kesabaran anda supaya anda mengerti."

***

Gabriel menatap Selly yang serius mengerjakan tugasnya di meja, dia lalu melirik jam tangannya,

"Kau tidak istirahat makan, Selly?"

Selly mendongak dan tampak terkejut,

"Ah ya, sudah jam duabelas." Selly tersenyum, "Hampir saja saya lupa waktu."

Gabriel menganggukkan kepalanya, "Istirahatlah."

"Baik Sir." Selly menganggukkan kepalanya, merapikan kertas-kertas di mejanya dan berdiri sambil membawa kotak bekalnya.

"Kau tidak beli makan di luar?" Gabriel mengerutkan kening. Matanya melirik ke arah kotak bekal yang dibawa Selly.

Pipi Selly memerah, "Eh tidak, saya memasak bekal sendiri Sir. Selain bisa menghemat, kesehataannya juga lebih menjamin." Tiba-tiba Selly merasa malu, Gabriel pasti tidak butuh penjelasan sepanjang itu.

Ekspresi Gabriel tidak terbaca, "Boleh aku melihatnya?"

"Apa?" Selly masih tidak yakin akan apa yang didengarnya.

"Aku ingin melihat bekalmu, bolehkah?" Gabriel membeli isyarat Selly untuk mendekat.

Sementara itu Selly masih berdiri bingung, terpaku di tempatnya. Untuk apa Gabriel melihat bekalnya?

"Selly." Gabriel mengangkat alisnya, "Kau dengar aku?"

"Oh Iya Sir." Selly melangkah mendekat ke meja Gabriel,  meletakkan kotak bekalnya di meja, "Anda ingin melihat ini?"

"Ya bukalah kalau kau tidak keberatan."

Selly menatap wajah Gabriel dan sadar kalau lelaki ini serius dengan perkataannya. Dengan gugup, Selly membuka kotak makanan itu, dan tiba-tiba merasa malu karena menu makanannya yang sederhana.

Di dalamnya ada nasi, dengan ayam goreng yang dibuatnya tadi pagi, dan wortel serta buncis yang ditumis dengan bawang. Hanya itu.

Selly mengamati Gabriel yang terpaku menatap makanannya, dan menunggu ekspresi jijik ataupun mencemooh dari lelaki itu. Tetapi Gabriel malah mendongakkan kepalanya dan menatap Selly dengan serius,

"Maukah kau memberikan makanan ini untukku? Aku tidak pernah melihat yang seperti ini sebelumnya."

Kali ini Selly benar-benar shock. Apakah dia sedang berhalusinasi? Benarkah bosnya yang sangat kaya dan elegan ini baru saja meminta bekal makanannya yang sederhana itu?

"Kau bisa membeli sendiri makan siangmu. Aku akan memberimu uang untuk menggantikan makan siangmu." Gabriel bergumam ketika Selly tidak menjawab, dan kemudian mengeluarkan dompetnya hendak mengeluarkan uang.

Seketika itu juga Selly tersadar dan melangkah mundur dengan gugup,

"Tidak...tidak perlu diganti, makanan itu untuk anda saja. Saya akan membeli makanan sendiri untuk saya." Selly menganggukkan kepalanya sopan, lalu tergesa dia melangkah keluar dari ruangan besar itu sebelum Gabriel sempat memanggilnya.

Ketika menutup pintu di belakangnya, Selly tertegun di sana, benaknya dipenuhi pertanyaan dan kebingungan. Kenapa Gabriel meminta makanannya? Apakah lelaki itu kebetulan hanya iseng. Atau memang benar-benar ingin tahu tentang masakan negara ini?

*** 

"Pemegang kekuatan?" Rolan menatap tidak percaya seolah lelaki yang memperkenalkan namanya sebagai Marco ini gila.

Marco sendiri sudah menduga akan ditatap seperti itu, dia membalas tatapan Rolan dengan pandangan tajam dan menantang,

"Anda seharusnya sudah merasakannya, kekuatan yang sangat besar tersimpan di tubuh anda, kekuatan dari Matthias, tuan saya yang sebelumnya."

Rolan tahu dia tidak bisa membantahnya. Lelaki tua itu. Lelaki tua misterius yang mengajaknya berbicara di rumah sakit, di saat-saat sekaratnya.... Ternyata bernama Matthias, dan menurut keterangan Marco, dia adalah pemegang kekuatan kebaikan yang berkuasa, kekuatan yang tersimpan di dalam tubuh Rolan, menunggu untuk digunakan.

"Kenapa Matthias memberikan kekuatan itu padaku? Untuk apa?" Rolan tetap bertanya biarpun sebenarnya Rolan masih belum bisa percaya seratus persen dengan apa yang dikatakan oleh Marco.

Marco sendiri menghela napas panjang, matanya tampak sedih.

"Tuan Matthias punya alasan sendiri memberikan kekuatan ini kepada anda, dia tentu saja menganggap anda yang terbaik..... Sayangnya tuan Matthias sekarang sudah tiada..."

"Sudah tiada?" Apakah maksud Marco, lelaki tua itu sudah meninggal?

"Ya." Kepedihan yang pekat tampak di mata Marco, "Saya sudah begitu lama mengabdi untuk Tuan Matthias, anda tahu kami yang ditakdirkan menjadi pelayan sang pemegang kekuatan akan berumur panjang, tetapi sebagai gantinya kami tidak bisa melepaskan diri dari tuan kami, harus tetap setia..... Tuan Matthias adalah tuan saya yang terbaik, sayangnya, pada akhirnya beliau dibunuh oleh Gabriel, lelaki jahat yang sama sekali tidak menghormati aturan semesta...."

"Gabriel?" Rolan menyela, nama itu membuat wajah Marco memucat, ada ketakutan di sana meskipun hanya dengan menyebut nama 'Gabriel'

"Ya. Gabriel adalah pemegang kekuatan kegelapan. Berseberangan dengan kekuatan kebaikan, dia adalah penyeimbang semesta."

Rolan tampak mulai bisa memahami, "Baik dan buruk, terang dan gelap, hitam dan putih....?" Gumamnya sinis.

Marco mengangguk, "Betul Tuan Rolan, di dunia ini, dalam ajaran apapun, anda pasti akan mendengar tentang keseimbangan. Ada Yin dan Yang dalam budha, dilambangkan dengan lingkaran yang terbelah hitam dan putih dengan seimbang. Ada dewa wisnu sang pencipta, dan dewa siwa sang perusak dalam hindu.... Dan banyak lainnya yang menunjukkan hal yang sama, Tuhan menciptakan terang untuk keseimbangan berpadu dengan gelap, Tuhan menciptakan siang dan malam." Matthias menatap serius, "Dan pemegang kekuatan gelap dan terang ini, diciptakan untuk keseimbangan."

Rolan mundur dari duduknya, menatap Marco dengan serius,

"Kalau memang beban ini begitu besar, kenapa Matthias melimpahkannya ke pundakku? Dan kalau memang dunia ini harus seimbang, kenapa kita mengkhawatirkan pemegang kekuatan gelap bernama Gabriel ini?"

"Karena Gabriel berbahaya. Amat sangat berbahaya." Mata Marco tampak serius, ada ketakutan di sana. "Lelaki itu tidak seperti ibunya, pemegang kekuatan terdahulu yang dengan  teguh berusaha mematuhi keseimbangan semesta, Gabriel ingin menguasai dunia dan menghancurkannya. Dan dia sangat mampu melakukannya." Marco menunjuk buku kuno yang terletak di meja di antara mereka itu. "Buku ini berisi peraturan semesta. Diwariskan turun temurun kepada pemegang kekuatan. Saya akan menuntun anda untuk mendalami dan memahami setiap kata yang ada di sini, sesuai tugas saya." Marco menatap Rolan tajam, "Karena sekarang tuan Matthias sudah tiada, saya akan mengabdi kepada anda. Saya akan menjelaskan kepada anda nanti, betapa berbahayanya Gabriel.... dan anda harus benar-benar bersiap ketika dia memutuskan untuk menyerang anda."


Bersambung ke part 9


11 komentar:

  1. kya..post jg, mksh mba san #peluk2 ^_^

    BalasHapus
  2. hemmmmm.... kokaku suka gabriel ea...hheehhehe makasih kaka

    BalasHapus
  3. mbk san dh sehatan lum mbk??

    lnjutan'y bikin ak nyessss.. Muacih mbk san,
    Mga sehat trs y mbk

    BalasHapus
  4. Koq Mathias menganguk Mba San, harusnakan Marco
    Makasih Mba san *peluk*

    BalasHapus
  5. gabrieellll...sweeeettt banget!!! tuh kan tambah lama gabriel tambah sweeettttt....Love you mbak shanty...^0^

    BalasHapus
  6. Huaaa Gabriel ndak pernah ya makan makanan seprti itu sisni2 aku masakin hihi ..

    Kenapa Gabriel tidak baik saja sih mb San ?? hehe

    BalasHapus
  7. maaciw loh mba :* muah
    visualisasi rolan nya WOW banget, suka bingitttttt mba sumpah !!!!!!! :D LOVE ROLAN ! HAHA

    BalasHapus
  8. Serruu bgttt!!!
    Mkasih mbak santhy syg yg cantik..:*

    BalasHapus
  9. Hadirrr juga.... selajutxx ditungg

    BalasHapus
  10. .... Dan banyak lainnya yang menunjukkan hal yang sama, Tuhan menciptakan terang untuk keseimbangan berpadu dengan gelap, Tuhan menciptakan siang dan malam." Matthias menatap serius, "Dan pemegang kekuatan gelap dan terang ini, diciptakan untuk keseimbangan."
    Bukannya Rolan menatap serius ya mbk Sant?
    Smoga mbk Sant tmbh sehat & tmbh cepet posting lg... :D

    BalasHapus