Kamis, 13 Juni 2013

Embrace The Chord Part 8


Luar biasa...

Bukan hanya ketampanannya saja yang mendominasi seluruh panggung, membuat seluruh perempuan yang berdiri di depan panggung, mayoritas utama penonton berteriak-teriak histeris di tengah hingar bingarnya musik.

Rachel bahkan tidak bisa menahan dirinya untuk tidak ternganga, karena ternyata kepandaian Jason bermain gitar tidak kalah dengan kehebatannya bermain biola. Rachel memang bukan ahlinya tentang permainan gitar, dia mungkin bisa menilai dengan mudah permainan piano atau biola seseorang, tetapi alat-alat musik di genre musik pop dan band sama sekali bukan keahliannya. Meskipun begitu Rachel bisa tahu bahwa permainan gitar Jason sangat bagus, lelaki itu memainkan musiknya dengan begitu mahir.


Lama kemudian Rachel terlarut dalam hingar bingarnya suasana, band terus memainkan musik yang penuh energi, membawa penonton ke dalam suasananya dan semuanya terhipnotis dengan kemampuan bermain gitar Jason yang berpadu dengan suara vokal David yang merdu.

Luar biasa.... Rachel tidak menyadari bahwa musik dengan aliran lain bisa seindah ini, dia selalu menganggap bahwa musik klasik adalah yang terindah... ternyata musik aliran lain, kalau dimainkan dengan sepenuh hati, akan menciptakan nada yang sama indahnya.

Lamunan Rachel tersentak oleh gemuruh tepuk tangan yang membahana, semua penonton berteriak-teriak histeris di bawah panggung, dan dilihatnya Jason dan rekan band-nya membungkukkan badan kepada seluruh penonton, membuat mereka semua semakin histeris.

Jason berjalan ke arah samping panggung, tempat Rachel masih berdiri dan terpaku, senyumnya melebar, lelaki itu hendak menghampiri Rachel ketika salah seorang penonton yang histeris nekad naik ke panggung,

"Jason!" teriak perempuan itu dengan tatapan mata memuja, lalu tanpa disangka-sangka, perempuan itu merangkulkan lengannya di leher Jason dan mencium bibirnya dengan sekuat tenaga.


Para pengawal di luar panggung langsung menarik perempuan itu, berusaha memaksanya turun. Perempuan itu meronta, menatap ke arah Jason dan berkali-kali meneriakkan kata-kata cinta dan pemujaan kepada lelaki itu, membuat Jason hanya tersenyum geli dan terus melangkah ke arah Rachel.

"Bagaimana permainanku?" Jason masuk ke samping panggung, berdiri dengan begitu arogan seolah-olah Rachel wajib memujinya,  sementara itu Rachel mengamati Jason dan mengernyitkan keningnya. Ada bekas lipstick di seluruh bibir Jason, bekas lipstick dari perempuan yang tadi menciumnya..... oh ya ampun, lelaki ini memang terbiasa sembarangan berciuman dengan siapa saja!

"Menurutku menarik." jawab Rachel sekenanya.

Jason mengangkat alisnya, "Menarik? hanya itu?"

Tatapan Rachel tampak tidak bersahabat, "Memangnya kau mengharapkan pujuan seperti apa? bukankah kau sudah banyak menerima pujian dari semua orang? masih belum puaskah?"

Jason tertawa, lalu menatap Rachel penuh makna, "Kenapa kau begitu membenciku Rachel? sejak awal mula sepertinya kau selalu terdorong untuk menentangku." lelaki itu berjalan ke area belakang panggung, langsung menuju pintu belakang, membuat Rachel terpaksa mengikutinya, dan tetap diam saja, mencoba pura-pura tidak mendengar perkataan Jason.

Ya, dia sendiri tidak tahu kenapa dia bersikap antipati kepada lelaki itu, mungkin karena kearoganan Jason, mungkin karena sikapnya yang tidak menghormati perempuan, atau mungkin juga karena aura lelaki itu terasa mengancam. Jason terlalu tampan, terlalu mempesona dan tidak segan-segan menguarkan seluruh pesonanya itu kepada perempuan manapun. Tetapi Jason berbahaya, dari seluruh reputasi yang didengar oleh Rachel dia menyadari bahwa Jason jahat kepada perempuan, dia selalu memainkan hati mereka, membuat para perempuan itu menyadari bahwa mereka sudah menaklukkan Jason, membuat para perempuan itu bermimpi sampai terbang tinggi, dan kemudian langsung menghempaskan mereka begitu saja dengan hati hancur. Dibalik sikap ramah dan pesonanya, Jason adalah seorang pembenci perempuan. Dan Rachel ketakutan akan menjadi salah seorang perempuan calon korban Jason, tergila-gila akan pesona lelaki itu hanya untuk dihancurkan begitu saja. Jadi, sikap ketus dan menjauhnya, mungkin adalah estimasi dari pertahanan dirinya terhadap lelaki itu.

Tetapi tentu saja Rachel tidak akan bisa menjelaskan hal itu kepada Jason bukan?

Jason sendiri melirik ke arah Rachel yang hanya diam sambil mengikutinya, dia lalu mengangkat bahunya dan tersenyum skepstis,

"Ah, sudahlah. Ayo kita pulang." gumamnya sambil melangkah cepat-cepat menuju parkiran, membiarkan Rachel mengikutinya.

***

"Kau tahu kenapa aku mengajakmu melihatku bermain gitar bersama band?" Jason meliirik ke arah Rachel yang duduk di sebelahnya, dia melajukan mobilnya dengan tenang, menembus kegelapan malam yang semakin kelam.

Rachel mau tak mau menatap ke arah Jason, "Supaya aku tahu bahwa seorang pemain musik harus bisa memainkan musik apa saja?"

Jason terkekeh, "Tidak tepat seperti itu, Rachel. Aku hanya ingin mengajarkan kepadamu, bahwa musik yang indah tidak hanya dihasilkan oleh penguasaan teknik dan keahlian. Asalkan kau punya hasrat untuk memainkannya, dan kau bisa menghanyutkan perasaanmu ke dalam permainanmu, kau akan bisa menghasilkan musik yang indah, entah itu dengan biola atau sebuah gitar, entah itu di musik klasik atau aliran kontemporer."

"Apakah kau selalu seperti itu? hanyut dalam perasaanmu ketika membawakan musikmu?"

"Tentu saja." mata Jason berubah dalam, "Aku adalah pemain yang emosional, ketika aku marah biasanya aliran musikku akan terdengar penuh kemarahan, ketika aku sedih aliran musikku akan terdengar penuh kesedihan. Kau tahu, sebenarnya itu salah satu kelemahanku, dulu aku sangat hebat bermain biola, tetapi aku tidak mampu menjaga emosiku dalam permainanku sehingga nada yang dihasilkan tidak pernah benar." Jason tersenyum tipis, "Lalu aku bertemu dengan salah satu mentorku di italia, dia melatihku supaya membalikkan visiku, aku tidak memasukkan emosiku ke dalam musikku, tetapi aku harus bisa memasukkan emosi yang ada di musik itu ke dalam perasaanku." Tatapan Jason berubah serius, "Permainanmu semalam begitu penuh kesedihan, penuh emosi dan sakit hati, kau memasukkan perasaanmu ke dalam permainanmu, membuatnya terasa tidak pas dengan musik yang kau mainkan... sama persis dengan diriku di waktu lampau. Aku hanya ingin memperbaikimu Rachel."

Rachel terdiam, menyadari kebenaran kata-kata Jason. Emosi dan permainan musik memang sangat berkaitan, apalagi untuk permainan biola yang membawakan pesan emosi.... Rachel memang harus banyak berlatih....

Detik itulah Rachel sadar, bahwa di balik sikap arogan dan tidak menyenangkannya, Jason benar-benar serius ingin mengajarinya bermain biola dengan serius.

Yah,... mungkin Jason tidak sejahat yang Rachel kira. Mungkin semua kesan Rachel terhadap Jason selama ini salah..

*** 

"Kata mamamu kau pulang sampai tengah malam bersama Jason." Calvin bergabung bersama Rachel di sofa rumah Rachel sementara Rachel sedang sibuk melahap mie goreng untuk makan siangnya. Hari ini mereka libur latihan karena tanggal merah, dan Rachel juga merasa amat capek semalam, pulang begitu larutnya di malam hari hingga dia baru bangun tengah hari.

Mama Rachel menunggu dengan cemas ketika mereka pulang kemarin, sudah siap mengomel ketika akhirnya Rachel mengetuk pintu pukul dua belas malam. Tetapi kemudian Jason langsung muncul di belakang Rachel, dan seperti biasa menebarkan pesonanya ketika meminta maaf kepada mama Rachel dan menjelaskan bahwa mereka mengajak Rachel untuk menonton konser yang diharapkan bisa menambah pengetahuan Rachel. Dan seperti yang sudah diduga, mama Rachel langsung luluh dengan pesona Jason, bukannya memarahi Jason karena memulangkan anak gadisnya setelah larut malam, mama Rachel malahan mengucapkan terimakasih kepada Jason.

Bibir Rachel mengerucut tidak senang membayangkan sikap mamanya kemarin, membuat Calvin mengangkat alisnya,

"Rachel, kau mendengar perkataanku tadi?"

Rachel menoleh menatap Calvin tertarik dari lamunannya dan mengangkat alisnya, "Memangnya kau tadi bertanya apa?"

Calvin terkekeh, "Dasar." jemarinya dengan lembut mengusap kepala Rachel, seperti yang selalu dia lakukan sejak Rachel kecil, membuatnya merasa damai dan nyaman, "Aku dengar dari mamamu, kau pulang sampai larut tengah malam, mamamu sempat menelepon ke rumah menanyakan apakah kau bersama aku, tentu saja aku ikut cemas. Tadi pagi aku menelepon dan mamamu yang mengangkat, beliau bilang kau masih tidur karena semalam kau pulang lewat tengah malam bersama Jason." Tatapan Calvin tampak menyelidik, "Apa yang Jason lakukan kepadamu, Rachel?"

Rachel menatap Calvin bingung, "Apa maksudmu?"

"Maksudku.." Calvin tampak salah tingkah, "Well kau kan tahu reputasi Jason sebagai penakluk perempuan, dia kan berbahaya bagi perempuan manapun, dan kau kau masih terlalu muda dan polos dibanding Jason yang sudah dewasa dan berpengalaman, aku cemas dia akan mempermainkanmu." Kali ini wajah Calvin berubah serius, "Katakan padaku, dia tidak melakukan hal yang aneh-aneh kepadamu, bukan?"

Rachel hampir saja tersedak mie yang dikunyahnya mendengar kata-kata Calvin, tetapi kemudian dia tertawa,

"Calvin... yang benar saja!" Rachel terkekeh, meletakkan piring mie-nya yang tiba-tiba saja terasa tidak menarik lagi, "Mana mungkin Jason mengincarku sebagai korbannya, kau tahu sendiri seleranya adalah perempuan-perempuan lebih tua, dari kelas atas dan kaya raya....mana mungkin dia melirikku anak ingusan yang baru berusia delapan belas tahun?"

"Tetapi semalam kalian pulang larut, bukankah idealnya latihan itu selesai jam sepuluh malam?" Calvin mengerutkan dahinya.

Rachel menatap Calvin dan tiba-tiba saja dadanya terasa hangat, Calvin begitu tampan, dan lelaki itu mencemaskannya. Yah, setidaknya dengan kehadiran Anna di antara mereka, lelaki itu tidak benar-benar melupakannya.

"Kami melihat konser Jason yang lain...." gumamnya tenang.

"Konser? maksudmu Jason mengadakan konser? Yang mana? kalau dia ada konser resmi pasti aku tahu?"

"Bukan konser biola." Rachel tersenyum, "Dia bermain gitar bersama band."

Calvin langsung terperangah, "Gitar? dia bermain gitar?" informasi itu pasti terasa mengejutkan buat Calvin. Lelaki itu bahkan sampai menggelengkan kepalanya, "Astaga itu sesuatu yang sama sekali tidak pernah kuduga, Jason pasti berhasil merahasiakan kegiatan sampingannya selama ini.... bermain gitar di sebuah band... astaga..."

"Dan permainan gitarnya sangat bagus." Rachel tersenyum simpul, tetapi kemudian mendapati Calvin menatapnya dengan sangat serius,

"Rachel, dia memberitahumu rahasia ini, entah kau ini murid istimewanya atau dia punya maksud lain... aku mau kau berhati-hati Rachel, jangan sampai jatuh ke dalam pesonanya..." dengan lembut, sekali lagi Calvin mengusap rambut Rachel, "Kau tahu aku sangat menyayangimu seperti adik kandungku sendiri, aku tidak mau terjadi sesuatu kepadamu, atau sampai ada yang mematahkan hatimu."

Kata-kata Calvin selanjutnya sudah tidak terdengar lagi di telinga Rachel. Hanya satu kata yang ditangkap oleh Rachel,

Adik..?

Bahkan hanya dengan kata-kata itu, tanpa disadari, Calvinlah yang telah mematahkan hati Rachel.

***

Jason meletakkan biolanya dan mengerutkan kening ketika mendengar ponselnya yang diletakkan dimeja berdering, dia mengerutkan bibirnya kesal melihat siapa yang menelepon, dan setelah menghela napas panjang, dia mengangkatnya,

"Ada apa Arlene?"

"Kudengar kau bersama perempuan ingusan itu sampai malam."

Ledakan kecemburuan lagi. Jason tersenyum sinis, sepertinya memang sudah waktunya dia menghancurkan Arlene. Perempuan itu mulai terlalu percaya diri, bukan hanya merasa bahwa Jason adalah miliknya, tetapi juga bersikap posesif yang keterlaluan. Jason pernah memergoki Arlene sedang memeriksa seluruh isi ponselnya.

Rasanya akan sangat nikmat ketika menghancurkan hati Arlene yang sudah begitu mencintainya sepenuh hati. Jason tersenyum jahat, membayangkan bahwa Arlene mungkin akan setengah gila kalau Jason memutuskannya begitu saja.

"Darimana kau tahu kabar itu Arlene? apakah kau menguntitku kemarin?"

"Tidak." Arlene tampak malu mendengar kata-kata Jason, "Bukan menguntitmu, aku semalam mencoba menghubungi ponselmu, tetapi kau tidak mengangkatnya, jadi aku berinisiatif menelepon kampus tempat kau mengajar kelas khusus. Penjaga kampus bilang kelasmu sudah selesai, dan dia melihat kau pergi bersama perempuan ingusan itu."

"Rachel. Dia punya nama Arlene, jangan menyebutnya dengan 'perempuan ingusan'." Jason menyela tajam, tetapi Arlene tidak mau menyerah,


"Yah siapapun namanya, aku tidak peduli." suaranya merendah, "Yang pasti dia masih ingusan, masih kecil Jason, akan sangat memalukan kalau kau memberikan perhatian lebih kepadanya dan dia nanti jadi tergila-gila kepadamu, kau tahu bukan perasaan remaja masih sangat labil?"

Tanpa sadar Jason tersenyum tipis, tidakkah Arlene menyadari bahwa dia sendirilah yang tampak seperti remaja dengan emosi yang labil?

"Sudahlah." Tiba-tiba Jason sampai di keputusan bahwa waktunya untuk Arlene sudah berakhir, "Kau ada waktu untuk makan malam bersama nanti?"

"Tentu saja." Arlene setengah menjerit, tidak bisa menyembunyikan kegirangan dalam suaranya, "Jemput aku jam tujuh ya, aku akan berdandan secantik mungkin, dan setelah makan malam kau bisa tinggal di rumahku, aku akan memberikan hadiah spesial untukmu." suaranya menjadi seksi, rendah merayu dan penuh arti.

***

Mereka makan malam bersama di sebuah restoran romantis yang elegan. Jason tidak akan tanggung-tanggung memilih tempat untuk mematahkan hati perempuan, dia akan melambungkan perasaan Arlene dulu sebelum menghancurkannya.

Arlene berdandan secantik mungkin tentu saja, dengan gaun ungu gelapnya yang tampak kontras dengan kulitnya yang putih dan berkilauan, rambutnya ditata kebelakang dan kalung permata di lehernya membuat penampilannya seperti puteri raja.

"Kau sangat cantik malam ini Arlene." Jason menyesap anggurnya, mereka sudah selesai makan malam dan memutuskan untuk duduk sebentar dan bersantai menikmati anggur.

Arlene tersenyum merayu kepada Jason, "Aku berdandan hanya untukmu Jason... dan seperti janjiku di telepon tadi, kau bisa menginap di rumahku kalau kau mau malam ini, aku akan memberikan malam yang luar biasa untukmu." suaranya rendah, merayu, penuh godaan.

Tentu saja Jason tidak tergoda. Dia hanya meletakkan anggurnya dan menatap Arlene dengan datar,

"Maafkan aku tidak bisa." Matanya menatap tajam, membuat Arlene tiba-tiba merasa cemas, Jason tidak pernah tampak seserius ini sebelumnya, "Mungkin ini akan menjadi pertemuan terakhir kita Arlene."

Arlene ternganga mendengar kata-kata Jason, mulutnya membuka tetapi tidak ada suara yang keluar, wajahnya memucat.

"Apa maksudmu Jason?"

"Kau tahu jelas apa maksudku." Ada kilatan kejam di mata Jason. Kilatan yang selama ini berhasil disembunyikannya, meskipun sekarang tak perlu lagi. Jason sudah tidak bisa menyembunyikan perasaan muaknya ketika menatap Arlene.

Arlene tentu saja mengerti arti tatapan itu, dia shock, bingung dan semua perasaan sesak langsung memenuhi dadanya. Tatapan Jason kepadanya bukan tatapan lembut dan penuh cinta seperti sebelumnya. Itu tatapan kejam, penuh rasa muak dan kebencian?

Astaga... selama ini dia berpikir bahwa dirinya sudah berhasil menaklukkan Jason, membuat lelaki itu pada akhirnya berlabuh. Reputasi Jason sebagai penghancur perempuan memang menakutkan, tetapi bukankah selama ini Jason seolah sudah takluk kepadanya?

Atau jangan-jangan Jason sudah merencanakannya? Menjadikannya korban... sama seperti perempuan-perempuan lainnya?

"Kau mencampakkanku, Jason?" akhirnya Arlene berkata-kata, bibirnya bergetar hampir menahankan air mata.

Jason tersenyum, "Tepat sekali Arlene, waktuku untukmu sudah berakhir. Perlu kau tahu aku tidak pernah tertarik kepadamu, kau sama seperti perempuan lainnya, hanya menimbulkan rasa muak di hatiku."

"Tidak mungkin!" Arlene mencoba membantah, setengah menjerit, tidak mempedulikan beberapa orang di restoran itu yang menoleh kepada mereka, "Kau mencintaiku Jason, aku yakin itu, sikapmu kepadaku, pelukanmu, kelembutanmu ketika menciumku, itu semua penuh cinta!"

"Jangan mencoba menipu dirimu sendiri Arlene, kau tahu aku sangat pandai bersandiwara." Jason beranjak berdiri dan menatap Arlene dengan dingin, "Aku rasa kau bisa pulang naik taxi, dan karena hubungan kita sudah berakhir, jangan harap aku mau menjadi pendampingmu lagi." Dengan senyumannya yang terakhir Jason membalikkan badan meninggalkan Arlene.

"Ini semua karena perempuan ingusan itu bukan?" Suara teriakan Arlene itu menahankan langkah Jason, Jason membalikkan badan dan menatap Arlene gusar.

"Tidak ada hubungannya dengan Rachel. Namanya Rachel, Arlene." Bibir Jason menipis, "Aku tertarik kepadanya hanya karena dia sama sepertiku, jenius dalam bermain biola. Dia istimewa." Setelah mengucapkan kata-kata itu, Jason membalikkan badan dan berlalu, meninggalkan Arlene duduk di sana, penuh rasa malu dan berurai air mata.

***

Arlene duduk di sana dengan mata membara. Dia masih tidak percaya Jason meninggalkannya begitu saja. Begitu kejamnya!!

Dan ini semua pasti karena perempuan itu. Jason memang membantah, tetapi Arlene yakin, sikap Jason kepadanya berubah setelah perempuan ingusan itu muncul.

Rachel istimewa karena dia pandai bermain biola, sama seperti Jason.

Tiba-tiba mata Arlene menyala jahat.

Baiklah. Dia akan menghancurkan keistimewaan Rachel itu, agar Rachel tidak menarik lagi di mata Jason!


Bersambung ke part 9


53 komentar:

  1. Aaaa akhir nya setelah 3hr bolak balik..tq mbak santhy

    BalasHapus
  2. yeyeyeye.. lalalalala..
    akhirny.. walaupun lg UAS tetep bolak balik ke blog mbk san..
    makasih mbak.. :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. eeeeeh hayooo belajaar ga boleh baca ceritaa hehehe
      semangat sayang UASnya semoga sukses yaa amiinn
      *peluk2*

      Hapus
  3. Wohoooo Jason beraksi kembali sebagai penghancur hati wanita
    Hihihihi
    Makasih mb san ;D

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama2 sayaaang hehehehe iyaaa harus hati2 sama Jason nih kayaknya :D

      Hapus
  4. makasih teh santhy,, akhirnya yg d tunggu...
    tetep semangat yaaaa....

    BalasHapus
  5. kyaaaaa... Makasi mb..

    Joshua'nya jg dong,,hehe

    BalasHapus
  6. Detik itulah Rachel sadar, bahwa di balik sikap arogan dan tidak menyenangkkannya, Jason benar-benar serius ingin mengajarinya bermain biola den

    mb kehapus ya ???
    tadi uda diposting ya trus ilang ...

    Nahh lohhh Rachel mo diapain tuh ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa untung baca komennya dear kalo ga aku ga nyadar kalo semua ga ke save
      td uda keupload dear kok tiba2 ilang T__T trus semua settingan yg ke save ilang juga plus textnya huhuhu
      tp ini udah aku benerin dear semoga udah ga ada yg ilang yaa

      Hapus
    2. Error kali mb *puk puk mb nya*
      Uda ndak ada yang ilang kok ...

      Mba aq jadi berapa ?? T__T email q ndak dibalas

      Hapus
  7. selesai baca pas komen tiba" halamannya hilang kehapus ya ka? makash buat uodatenya, sepertinya Arlena ini korban Jason yg berbahaya yg G mau tinggal diam aja setelah di putuskan, mau ngapain arlena ke Rachel??

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya dear ga tau ini eror T___T tadi juga semua yang udah ke save ilang semua huhuhuhu ini mau aku koreksi dear tunggu yaaaa

      Hapus
  8. Hwaaa makasih mba san..
    Nah loh mau diapain tuh rachelnya??

    BalasHapus
  9. Mbak shanty crush in rush nya dong mbak :)

    BalasHapus
  10. Makasih mbak udah di post.
    Crush In Rush and menghitung hari nya di Post hari ini dong mbak.

    BalasHapus
  11. setelah bbrp hr bolak balik, akhirnya ada postingan, makasiii :)
    d tunggu postingan lainnya mbak san :D

    BalasHapus
  12. Akhirxxx setelah sekian lama.... cuman atu kahh???

    BalasHapus
  13. Makasih udh di posting ...............
    Ditunggu ya kisah joshua dn kiara ....

    BalasHapus
  14. thx mba san ,wah si arlene mau jahatin rachel?gawat

    BalasHapus
  15. mksh bnyk mb santhy.,
    tetep setia nunggu CIR

    BalasHapus
  16. OMG, jangan tangan Rachel... itu kan hidup pemain biola... T^T

    BalasHapus
  17. hiaaaa...mbaknya yg naik kepanggung situ ngapain dah *gak nyante*

    tanks mbak uda diposting :*

    BalasHapus
  18. apa yg mau dilakuin arlene? matahin tangan rachel mbak? *kepo* haha..
    ahh smga part selanjutnya cepat-____-"

    BalasHapus
  19. Jasonnnnnn, akhirnya ngedepak Arlene juga, ga penting banget ini perempuaaannnnnn, rrrrrr

    rachel mau diapain sama Arlene? dicelakain ya? T_T

    rachel sepertinya sudah mulai terpesona sama jason hanya masih berusaha bersikap acuh, hmmmmm can't wait for next part.

    kak San, email aq kok belom di bales2, hikshikshikss...

    tengkyu udah di update y kak ^^

    BalasHapus
  20. Huwaaaa!!! Jason jaat bgt..>.<
    Tpi ttep cakep..<3<3

    Duh! Gawat! Rachel bsa d celakain tnganny! Spy ga bsa main biola lgi!!! Oh no! Lindungi Rachel Jason!!!

    Mkasih mbak Santhyku syg..:*

    BalasHapus
  21. Kyaaa!! Berhari2 aku longak-longok mulu tapi blm posting giliran aku sibuk hari ini *ceileh* tau2 pas nglongok lagi udah banyak aja postingannya ;3 Langsung bacaaaa hehehe makasih Mbak Shan :)

    BalasHapus
  22. Astaga.... gimana nasib Rachael selanjutna.....
    Dasar Arlene si nenek sihir (>~<)....... cubit sampe merah....... huuh (>0<).....
    Makasih Mba Santhy (^_^) *hug*

    BalasHapus
  23. pengen lagi hehe.. tambah seru banget..
    udah sehat mbak :)

    BalasHapus
  24. Kyaaaaaa... Hari ini dimanjain banget. Postingannya buanyaaaakkk. Thanks kak :))

    BalasHapus
  25. aaaa mba san aku akan mnjadi readers stiamu ... smangatttt bwat mngluarkan ide" yg luar biasa ..

    BalasHapus
  26. Makasih mbaa sannttthh ....:-)

    BalasHapus
  27. dasar! arlene emang tua tapi gak sadar diri. -_- dia nenek yang tertunda

    BalasHapus
  28. makasih mba sann :D

    wuahh apa yang akan dilakukan c arlene ckckc. semoga rachel ga diapa-apain yaa, calvin kasian itu rachelnya . . kamu yang buat dia patah hatii :(

    BalasHapus
  29. Awwwww Jason sudah mematahkan hati perempuan lg dan nenek sihir mulai beraksi. Hiiiihhh takuutttt...
    Makasih mba Sant udah d post #pelukcium Kangen slalu sama Jason meskipun jahat sama permpuan xixixixi ;)

    BalasHapus
  30. akhirnya diposting juga sm mba san,,,,
    sempet bolak-balik,,
    seperti biasa,,, endnya bikin penasaran bab selanjutnya,,,

    BalasHapus
  31. Arlene mau berbuat jahat!! Apa ngerusak tangan rachel?? Cerita ini bener bener ga bisa diprediksi,, akan gimana nanti saat jason suka sama rachel?

    BalasHapus
  32. Huaaa akhirnyaa muncul jg stelah bolak balik ke blog ini. Heheee
    Makasii ya mbak saan :D

    Ini pasti arlene mw nyelakain rachel deh biar ga bsa main biola lagi. Jd gak sbar baca lnjutanx.

    CIR.x dtnggu ya mbak san :)

    BalasHapus
  33. Mbak. Aduh si Jason. Aduh. Itu kok tamvan banget sih T^T Hah, aku gabisa bayangin kalo aku jadi Rachel. Aku bisa klepek-klepek dan mimisan liat Jason setiap hari -,-

    Mbaak~~ itu si janda pacarnya Jason mau ngapain? Kok nyebelin banget sih. Makanya jangan kepedean ya tante. ㄱㄱ

    Apalagi ya? Mbak. . . Itu si Kelvin kaya cemburu ya? Tapi rada samar-samar abu-abu kkkk. .

    Oke ditunggu lanjutannya ya mbak :^

    BalasHapus
  34. Akhirnya dipost juga......
    Ntar cinta segitiga berlaku nggak mbak antara Jason Rachel Calvin???

    Arlene kayaknya bakalan bunuh Rachel ini.......

    BalasHapus
  35. mbak san....yg crush in rush kapaaaannnn?????aq sk bgt ma joshua.suka ma tipe cwo kyk gt.

    BalasHapus
  36. waduhhh mau diapakan itu Rachel
    jangan sampai si Rachel di culik sama si nenek lampir trus itu tanganya di lukain

    makasih mbak shan... lama posting ehhh tau-tau sekali posting banyak banget yg di sharing

    BalasHapus
  37. rachel kudu hati2 ni sm arlen kyaknya dia punya niat jahat deh buat nyelakain rachel....
    mbg santhy makasih....*kecup basah

    BalasHapus
  38. Adeeuuhh.. Rachel mw diapain tu..

    Mba shan..kiara kpn kluary...

    Kangeeennnnnn

    BalasHapus
  39. Rachel hati-hati yah...!!!
    Aduh kog Arlene jahat bgt sih..!!

    BalasHapus
  40. aku penasaran ama rencananya arlene... Rachel ati ati...jasonnnn bantuin rachel ya hihihihi thanks mba san *hug

    BalasHapus
  41. astaga niatan apa yg akan dilakukan arlen pada rachel? Moga tidak berkaitan dg mencelakakan... Aduh arlen sadar apa klo jason tidak suka kau...!
    Rachel patah hati,,, yukkk liat jason aja...

    BalasHapus